Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 20 Januari 2016
Narasumber : Ustadz
Syahrowi
Rekapan Grup Bunda M6 (Rini)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
MA’RIFATULLAH
Saudaraku Fillah...
Mungkin ada diantara
kita yang bertanya kenapa kita masih perlu berbicara tentang Allah padahal kita
sudah sering mendengar dan menyebut namaNya dan kita tahu bahwa Allah itu Tuhan
kita. Tidakkah itu sudah cukup untuk kita ?
Saudaraku, jangan
merasa sudah cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah, karena
semakin kita memahami dan mengenaliNya kita merasa semakin dekat denganNya.
Kita juga terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap Allah dan
terhindar juga dari sikap-sikap yang salah terhadap Allah.
Ketika kita berbicara
tentang ma'rifatullah, berarti kita berbicara tentang Rabb, Malik dan Ilah
kita. Rabb menurut Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara
dan Penguasa. Sedangkan Ilah pula mengandung arti yang dicintai, yang ditakuti
dan juga sebagai sumber pengharapan.
Dengan demikian, maka
jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih memahami dan mengenal Allah adalah
merupakan bagian penting di dalam hidup ini. Bagaimanakah jalan atau
metode yang harus kita lalui untuk mengenal Allah SWT dan apakah
halangan-halangan yang senantiasa menghantui manusia dari mengenal dan
berdampingan denganNya ?
Simaklah hadits
berikut :
"Kenalilah dirimu
niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu”. Dari pengenalan terhadap diri
sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan (ma'rifah) yang menciptakan
diri yaitu Allah.
Hal pertama yang harus
dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah Swt (awwaluddin
ma'rifatullah). Berawal dari mengenal Allah, maka kita akan mengenali
diri kita sendiri. Siapakah kita?, dimanakah kedudukan kita dibanding
mahluk-mahluk yang lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang-binatang
yang ada di bumi in? Apakah tanggung jawab kita dan kemanakah akhir kehidupan
kita?
Semua persoalan itu
akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul-betul Allah sebagai
Rabb dan Ilah. Yang Mencipta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan dan
seterusnya.
Allah berfirman dalam
Q.47:19,
”Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.
”Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.
Ayat ini menerangkan
kepada kita dengan bahasa (ketahuilah olehmu) bahwasanya tidak ada Ilah selain
Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mu'minin dan mu'minat.
Apabila Al-Qur’an menggunakan sibghah amar (perintah), maka ia menjadi wajib
menerima perintah tersebut. Dalam konteks ini mengetahui atau mengenali
Allah (ma'rifatullah) adalah wajib.
Allah berfirman dalam
Q.S 3:18,
”Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu) tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Dalam Q.S 22: 72-73
”Dan apabila dibacakan
di hadapan mereka ayat-ayat kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda
keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. hampir-hampir mereka menyerang
orang-orang yang membacakan ayat-ayat kami di hadapan mereka. Katakanlah:
"Apakah akan Aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu
neraka?" Allah Telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. dan
neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali"
”Hai manusia, Telah
dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”(22:73)
Allah telah
menjanjikan kepada mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah samada ayat qauliyah
atau kauniyah dengan api neraka. Janji ini Allah turunkan di dalam surat
Al-Hajj ayat 72-73 dan Q.S 39:67.
Setiap ayat Allah SWt,
baik ayat qauliyah maupun kauniyah jika direnungi akan menambah keimanan kita
kepada Allah Swt. Dari sini akan menghasilkan pribadi muslim yang penuh rahmat,
tenang, penuh keberkahan dan memperoleh kehidupan yang baik. Tentunya tempat
abadi baginya adalah Surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba
yang telah diridhaiNya.
Mari kita lihat
penjelasan janji Allah bagi siapa saja yang berusaha dekat dan mengenalNya :
1. Memperoleh Rahmat
Allah swt
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keimanan, rahmat dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”( Q.S 6:82)
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keimanan, rahmat dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”( Q.S 6:82)
2. Memperoleh
ketenangan.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram”( Q.S 13:28, )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram”( Q.S 13:28, )
3. Memperoleh
kehidupan yang berkah.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (Q.S 7:96)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (Q.S 7:96)
4. Memperoleh
Kehidupan Yang Baik.
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.”
(Q.S 16:97)
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.”
(Q.S 16:97)
5. Beroleh Surga
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam)”
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam)”
“Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya dan muka mereka
tidak ditutupi debu hitam, mereka Itulah penghuni Surga, mereka kekal di
dalamnya.” (Q.S 20:25-26)
6. Memperoleh
Keridhoan Allah Swt
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S 98:8)
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S 98:8)
Ada beberapa cara dalam mengenal Allah Swt
dengan metode Islam melalui :
1. Ayat Qauliyah
Ayat-ayat qauliyah merupakan ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini mencakup seluruh aspek termasuk tahapan-tahapan menuju ma'rifatullah.
Ayat-ayat qauliyah merupakan ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini mencakup seluruh aspek termasuk tahapan-tahapan menuju ma'rifatullah.
Hal ini dielaskan
dalam Q.S At tiin yang artinya:
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
2. Dan demi bukit Sinai
3. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman,
4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
2. Dan demi bukit Sinai
3. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman,
4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
2. Ayat Kauniyah
Ayat Kauniah adalah
ayat atau tanda yang terlihat di sekeliling kita , yang diciptakan oleh
Allah. Ayat-ayat ini berupa benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya
yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan
oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi
tanda kehebatan dan keagungan Penciptaannya.
Dijelaskan dalam Q.S
41:53,
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
3. Dengan Naqli dan
Akal
Islam menghargai nilai
akal yang dimiliki manusia karena dengan sarana akal ini manusia mampu berfikir
dan memilih antara yang benar dan salah. Walau bagaimanapun, dengan akal
semata-mata tanpa panduan dari Pencipta akan tencapai pemikiran cukup terbatas.
Apa lagi jika dicampurkan dengan unsur hawa nafsu. Gabungan antara kemampuan
dan panduan dari Penciptanya akan menghasilkan pengenalan yang tepat dan mantap
terhadap Allah SWT menjadi satu kesalahan apabila manusia tidak menggunakan
akalnya untuk berfikir.
Di jelaskan dalam Q.S
10:100-101,
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya".
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya".
“Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman".
4. Tasdiq
(Membenarkan)
Hasil dari berfikir
dan meneliti secara terus menerus akan membuahkan keyakinan akan kehebatan dan
keagungan Allah.
Dijelaskan dalam Q.S
3:191,
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Dan dalam Q.S 50:37
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya".
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya".
Wallahu'alam
bishshowab
TANYA JAWAB
Q : Tanya
ust.syahrawi, bila kita sedang dalam keadaan futur, apakah itu tandanya ma'rifatullah
kita tidak baik?? Apa hubungannya QS At Tiin dengan ma'rifatullah..Syukron ust.
A : Iya bisa jadi demikian. Kedekatan kita dengan Allah adalah seberapa besar kita mengenalNya. Orang yang ma'rifatnya sangat baik kepada Allah maka hatinya akan tetap terjaga, dan ibadahnya tetap istiqomah. Futur itu terjadi saat sudahh mulai malas ibadah, malas baca qur'an, malas sholat malam, dst.
Hubungan surah at tin dengan ma'rifatullah adalah kerena dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa manusia adalah sebaik-baik ciptaanNya, yang paling lengkap dan sempurna tubuhnya. Dengan kondisi ini, seharusnya manusia sadar bahwa kesempurnaan dirinya adalah semata-mata ciptaan Allah, untuk mendorong dirinya mengenal siapa penciptaNya. Rasullah bersabda, barang siapa yang menngenal dirinya, maka ia akan mengenal Robbnya. Semakin ia mengenal dan mentadabburi betapa maha dahsyatnya ciptaan Allah atas dirinya, maka semakin ia mengenal Robbnya.
Wallahu'alam
A : Iya bisa jadi demikian. Kedekatan kita dengan Allah adalah seberapa besar kita mengenalNya. Orang yang ma'rifatnya sangat baik kepada Allah maka hatinya akan tetap terjaga, dan ibadahnya tetap istiqomah. Futur itu terjadi saat sudahh mulai malas ibadah, malas baca qur'an, malas sholat malam, dst.
Hubungan surah at tin dengan ma'rifatullah adalah kerena dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa manusia adalah sebaik-baik ciptaanNya, yang paling lengkap dan sempurna tubuhnya. Dengan kondisi ini, seharusnya manusia sadar bahwa kesempurnaan dirinya adalah semata-mata ciptaan Allah, untuk mendorong dirinya mengenal siapa penciptaNya. Rasullah bersabda, barang siapa yang menngenal dirinya, maka ia akan mengenal Robbnya. Semakin ia mengenal dan mentadabburi betapa maha dahsyatnya ciptaan Allah atas dirinya, maka semakin ia mengenal Robbnya.
Wallahu'alam
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat.
Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment