Kajian Online WA Hamba الله SWT
Selasa, 12 April 2016
Narasumber : Ustadz
Abu Hasyif
Rekapan Grup Bunda M1 (Iis)
Tema : Kajian Islam
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
TINGGALKAN SEGALA TRADISI YANG
SYIRIK
بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ ِ
Sudah
bukan hal yang baru di masyarakat seantero jagat Nusantara ini, adat dan
tradisi yang membudaya melekat pada setiap diri invidu diaplikasikan dalam
bentuk kesehariannya, tidak saja dalam acara seremonial tetapi juga dalam sikap
hidup mereka. Dimana kebanyakan semua itu dilakukan baik secara sadar atau
tanpa sadar sebagai perwujudan pemberian penghormatan terhadap adat istiadat,
tradisi dan budaya yang diwarisi secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Bahkan dewasa ini semakin digalakkan dengan dukungan dan peran akitaif
Pemerintah dengan dalih melestarikan budaya bangsa serta motif ekonomi sebagai
obyek wisata.
Adat
istiadat dan budaya yang dianggap sebagai tradisi yang telah mendarah daging di
dalam kehidupan sebagian masyarakat negeri ini menurut sejarah sebagai warisan
baik dari kultur nenek moyang manusia primitif dengan kepercayaannya pada
animisme dan dinamisme, kemudian dari agama para leluhur sebelum datangnya
Islam yang membawa agama tauhid.
Berbagai
tradisi yang berasal dari masyarakat jahiliyah dari generasi kegenerasi terus
dipertahankan malah ditumbuhkembangkan dengan dalih melestarikan adat budaya bangsa,
dan agar nampak seperti tradisi islam, maka diberi hiasan dan label islam
seperti dimasukkannya do'a-do'a bercirikan islam. Sehingga tanpa disadari oleh
masyarakat awam bahwa tradisi dari adat istiadat dan budaya yang selama ini
dilakoni mereka merupakan sesuatu yang tidak sesuai dan bertentangan dengan
syari’at islam. Karena didalamnya kalau tidak mengandung kesyirikan, pasti ia
mengandung kebid’ahan.
Tradisi
adat istiadat dan budaya yang mengandung kesyirikan dan bid’ah yang dilakukan
kebanyakan masyarakat sampai saat sekarang ini tidak saja dilakukan secara
tertutup dan tersembunyi oleh orang perorang, tetapi malah dilakukan secara
demonstratif dan terbuka dengan cara berjama’ah serta dijadikan agenda khusus
oleh pemerindah daerah dengan dalih untuk menarik kunjungan wisata, namun
ternyata apa yang diharapkan sama sekali tidak sebagaimana mestinya.
Berbagai Ragam Tradisi Warisan
Budaya Yang Tidak Sesuai Syari’at Islam Yang Berkembang di Masyarakat.
Tidak
hanya seperti yang sering kita lihat tayangan di layar kaca yang menampilkan
berbagai akitaivitas tradisi adat istiadat dan budaya yang berkembang di
seluruh pelosok tanah air, malah secara langsung kadang-kadang kita ikut
didalam melakukan tradisi adat istiadat dan budaya dengan mencontoh sebagaimana
yang dilakukan oleh para orang tua pendahulu kita.
Sekiranya
tradisi adat istiadat dan budaya tersebut tidak ada kaitannya dengan keyakinan
kaum muslimin yang notabene sebagai umat terbesar di negeri ini, maka tidaklah
menjadi persoalan .Namun karena tradisi adat istiadat dan budaya yang mewarnai
kehidupan banyak orang tersebut lebih menonjolkan segi-segi ritual dan
perwujudan dari pengakuan adanya suatu kekuatan yang diakui keberadaannya
selain Allah, maka masalahnya menjadi lain dan serius untuk diperhatikan. Sebab
didalam tradisi adat istiadat dan budaya tersebut menyentuh hal-hal yang
bersifat sangat sensitif yaitu adanya kandungan syirik dan bid’ah di dalamnya
yang sangat terlarang dalam islam.
Banyak
contoh tradisi di masyarakat islam di negeri ini di semua tempat sebagai adat
istiadat dan budaya warisan yang terus dilestarikan keberadaannya meskipun di
dalamnya penuh diliputi ritual-ritual syirik berupa penyembahan kepada sesuatu
selain Allah Yang Maha Pencipta. Tradisi budaya syirik tersebut antara lain :
1. Tradisi Pesta Sedekah laut
Pesta
laut banyak diselenggarakan oleh kalangan masyarakat nelayan yang berdomisili
di daerah pesisir/pantai dan biasanya dilakukan setiap setahun sekali dengan
ritual melarungkan atau menghanyuntukan sesajen (sesajian) yang terdiri dari
berbagai makanan dan hewan yang telah disembelih (kerbau, kambing atau ayam).
Sesajen yang disiapkan dalam sebuah perahu kecil yang sengaja disiapkan untuk
itu diarak beramai-ramai oleh penduduk ketengah laut dengan menggunakan perahu/kapal
layaknya karnaval perahu /kapal hias, sesampai ditengah laut sesajen
dilarung/dihanyuntukan. Namun sebelumnya seorang tokoh kampung terlebih dahulu
membacakan doa-doa secara islami yang bercampur dengan mantera-mantera.
Pesta/sedekah
laut tersebut dimaksudkan untuk memberikan sesembahan kepada makhluk halus/jin
yang mereka sebut sebagai dewa penguasa laut sebagai ucapan rasa syukur dan
terimakasih atas rezeki yang diberikan kepada para nelayan berupa hasil
tangkapan. Selain itu juga dimaksudkan untuk meredam kemarahan penguasa laut
yang dapat membahayakan keselamatan para nelayan selama melaut menangkap ikan.
Memberikan sesajen juga sebagai persembahan kepada penguasa laut agar hasil
tangkapan para nelayan selama setahun kedepan akan meningkat.
Pesta
atau sedekah laut berasal dari kepercayaan pemujaan dewi laut serta dewi
perikanan, dimana pemujaan tersebut agar nelayan mendapatkan hasil tangkapan
yang banyak, oleh penduduk pesisir yang terus dilestarikan dari generasi ke
generasi berikutnya meskipun mereka menganut Islam.
2. Tradisi Pesta Sedekah Bumi
Masyarakat
yang hidup dengan mata pencaharian sebagai petani selepas dari panen dan
menjelang musim tanam yang baru, menyelenggarakan pesta sedekah bumi dengan
menyelenggarakan keramaian berupa pertunjukan wayang semalam suntuk.
Didalam
pesta sedekah bumi tersebut penduduk menyiapkan berbagai rupa sesajen.Sesajen
tersebut dipersembahkan oleh penduduk kepada yang mereka sebut sebagai roh
halus atau jin penguasa bumi sebagai bentuk rasa terimakasih karena telah
memberikan hasil bumi kepada mereka serta berharap hasil bumi yang mereka
usahakan akan berlipat ganda, selain itu juga agar penduduk terhindar dari
berbagai bentuk bencana.
Selain
sesajen tidak ketinggalan disiapkan pula nasi tumpeng. Dalam pemberian sesajen
tersebut acara juga dilakukan ritual berupa pembacaan do'a yang bercampur
dengan mantera-mantera. Pesta sedekah bumi ini juga dimaksudkan untuk meredam
kemarahan para roh halus dan jin penguasa bumi dengan memberikan.
Dalam
puncaknya acara ritual sedekah bumi diakhiri dengan melantunkan do'a
bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat. Do'a
dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh kampung yang sudah
sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut. Didalam lantunan
do'a berkolaborasi antara lantunan
kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan do'a yang bernuansa Islami.
(katanya..??)
Ritual
sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa ini merupakan
salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang
menjadi sumber kehidupan.
Upacara
ritual sedekah bumi bersumber dari kepercayaan nenek moyang pada masa hindu dan
budha yang mempercayai akan dewi padi yang dipuja pada musim-musim menanam
padi, panen dan menyimpan padi dalam lumbung.
3. Tradisi Tumbal (Mengorbankan
ternak hewan sembelihan)
Ritual
mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus atau jin yang dianggap
sebagai penunggu atau penguasa tempat tertentu . Mereka meyakini makhluk halus
tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan
malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau
sesajen mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar
segala permohonan mereka dipenuhinya. Tumbal yang diberikan biasanya dalam
bentuk hewan ternak yang sengaja dikorbankan/disembelih dengan maksud sebagai
persembahan kepada makhluk halus atau jin yang diyakini sebagai penunggu atau
penguasa sesuatu tempat.
Pemberian
tumbal yang dilakukan antara lain :
Tumbal
hewan ternak untuk keperluan pembangunan proyek-proyek besar, seperti jembatan,
pelabuhan laut, pelabuhan udara, gedung-gedung, stadion, menara-menara . Hewan
ternak yang dikorbankan sebagai tumbal dapat berupa kerbau, sapi atau kambing
yang disembelih yang kepalanya ditanamkan dalam lubang pada saat pemancangan
tiang utama yang tentunya dilakukan dengan upacara adat/ritual tertentu.
Selanjutnya diadakan selamatan dengan membacakan do'a secara islami dengan
suguhan berupa makanan dengan lauk pauk utamanya dari daging hewan tumbal.
Tumbal
untuk kawah gunung berapi. Dimana hewan yang dijadikan tumbal secara
hidup-hidup dilemparkan kedalam kawah bersama-sama dengan sesajen lainnya
berupa makanan dan buah-buahan serta hasil bumi lainnya, yang tentunya tidak
ketinggalan pula nasi tumpeng.
4. Tradisi Pesta Adat Tahunan
Pada
setiap masyarakat suku dan daerah memiliki pesta adat tahunan yang rutin oleh
masyarakatnya. Belakangan tradisi pesta adat tahunan tersebut dikaitkan
penyelenggaraannya dengan peringatan dengan hari ulang tahun Kabupaten atau
kota.
Sebagai
contoh di beberapa kabupaten di Kalimantan Timur seperti di Kabupaten Kutai
Kertanegara, Kutai Timur, Kabupaten Berau dan di tempat lain, setiap
penyelenggaraan peringatan hari jadi kabupaten diisi dengan kegiatan utamanya
pesta adat, dimana dalam pesta adat tersebut pasti diselenggarakan upacara yang
bersifat magis dan sakral serta sangat kental dengan aroma peninggalan zaman
nenek moyang yang mempunyai kepercayaan animisme dan dinamisme serta tidak
ketinggalan pula pengaruh agama hindu dan budha.
Dalam
ritualnya tidak pernah ketinggalan yang namanya memberikan sesajen dan bepalas
benua, juga tarian-tarian belian memanggil roh-roh penguasa bumi. Seluruh
tokoh-tokoh atau para pemuka adat dari suku-suku di pedalaman akitaif terlibat
dalam prosesi dan ritual penyembahan kepada yang mereka namakan roh-roh
ghaib/halus penguasa alam semesta agar para penduduk negeri dapat diberikan
perlindungan dari segala bentuk bencana sebagai akibat kemarahan yang
ditimbulkan oleh roh-roh jahat.
5. Tradisi Tepung Tawar
Di
banyak tempat masyarakat mengenal pula yang namanya tradisi budaya tepung
tawar, dan konon tepung tawar ini berasal dari kebudayaan nenek moyang di
zamannya animisme dan dinamisme. Tepung tawar ada yang dalam bentuk menaburkan
beras kuning dan ada pula dengan cara memercikkan air yang diberi wewangian.
Dengan tepung tawar tersebut dimaksudkan agar diberikan keselamatan dan
kesehatan serta juga dimaksudkan mengembalikan semangat kepada seseorang.
Upacara
ritual pemberian tepung tawar ini dilakukan hampir pada setiap kesempatan
adanya acara-acara seperti menyambut kedatangan tamu yang dihormati, menyambut
orang-orang yang baru pulang haji, menyambut pengantin pria. Tepung tawar juga
tidak ketinggalan dilakukan pada saat memberikan nama kepada bayi. Tepung tawar
ini disertai dengan pembacaan shalawat oleh orang bertugas menaburkan bunga
atau memercikan air yang diberi wewangian.
Tradisi
tepung tawar ini asal muasalnya bersumber dari kepercayaan pada dewi padi.
6. Tradisi Menyediakan Sesajen Untuk
Persembahan Kepada makhluk halus yang ditakuti.
Di
banyak tempat di negeri ini masih banyak dari penduduknya yang masih terikat
dengan tradisi memberikan sesajian (sesajen) kepada roh atau makhluk halus yang
diyakini sering menimbulkan bermacam gangguan antara lain timbulnya penyakit
pada seseorang yang tidak sembuh . Untuk keperluan penyembuhan tersebut maka
perlu diberikan sesajen. Para makhluk halus tersebut diyakini bertempat tinggal
dipohon-pohon besar dan tempat-tempat angker. Sesajen biasanya disediakan dalam
suatu keranjang yang disebut ancak dan ditempatkan/digantungkan di pohon atau
tempat-tempat dimana makhluk halus tersebut tinggal sebagai penunggunya.
Di
beberapa tempat di Kalimantan Timur penduduknya mempercayai adanya
makhluk-makhluk halus yang dianggap dapat menimbulkan gangguan, sehingga untuk
menghindarkan gangguan makhluk halus tersebut diberikanlah sesajen yang disebut
piduduk. Setiap menyelenggarakan hajatan apa saja tidak pernah tertinggal yang
namanya menyediakan piduduk, lagi-lagi dalam acara perkawinan. Kebanyakan
mereka menganggap bahwa tanpa disediakan piduduk dikhawatirkan makhluk halus
akan mengganggu acara yang sedang berlangsung, sehingga akan timbul sesuatu
yang tidak diharapkan.
Selain
dari itu di kalangan masyarakat asli yang berdiam di Pulau Kalimantan terdapat
tradisi untuk memberi makan peliharaan leluhurnya yang diyakini sebagai seekor
buaya siluman. Pemberian makan peliharaan tersebut berupa nasi ketan yang
disajikan diatas piring, diatasnya diberi sebutir telur dan juga sesisir
pisang. Sajian tersebut dibuang di air yang mengalir. Ritual memberi makan
peliharaan tersebut lazimnya dilakukan setiap akan diadakannya hajatan seperti
acara perkawinan, kalau peliharaan tersebut tidak diberi makan, maka ia akan
mengganggu dan menimbulkan musibah.
7. Mendatangai Tempat-Tempat/Kuburan
Yang Dikeramatkan Untuk Meminta Pertolongan
Mendatangi
tempat-tempat atau kuburan yang dikeramatkan yang banyak dilakukan oleh
sebagian orang sekarang ini termasuk tradisi yang diwarisi dari leluhur. Dimana
sebelum Islam masuk di Nusantara , masyarakatnya sangat menghormati dan
mengagung-agungkan tempat-tempat yang dianggap keramat, termasuk kuburan
orang-orang yang dianggap sakitai pada zamannya. Ditempat-tempat keramat atau
dikubur-kubur yang dikramatkan tersebut banyak orang datang membawa berbagai
sesajen seperti bunga-bungaan kemudian mereka meminta pertolongan/menyampaikan
hajatnya .
Banyak
orang beranggapan bahwa tempat-tempat keramat yang ditunggui oleh jin setan,
lelembut dan roh-roh halus atau kuburan orang sakitai dapat memberikan pertolongan
dan memberikan perlindungan dari berbagai keburukan.
Tradisi
syirik seperti ini terus berlanjut sampai dewasa ini namun yang didatangi
adalah kuburan orang-orang shaleh atau para wali yang dikramatkan orang.
8. Tradisi Penghormatan Atas
Bunga-bungaan.
Status
bunga-bungaan ditengah-tengah sebagian besar masyarakat mendapatkan tempat
secara khusus, sehingga dalam hal-hal yang bersifat sakral dan ritual
bunga-bungaan tidak pernah dilupakan. Setiap upacara hajatan seperti siraman
atau mandi-mandi bagi calon pengantin dan upacara tingkepan atau mandi-mandi
bagi wanita yang hamil, memandikan jenazah, hiasan usungan/tandu jenazah,
menaburkan bunga pada saat ziarah di kubur. Bunga juga dijadikan untuk sesajen
seperti meletakkannya di persimpangan-persimpangan jalan yang dianggap sering
terjadinya kecelakaan. Bunga juga dianggap dapat memberikan perlindungan dari
kecelakaan sebagaimana yang diyakini oleh para banyak kalangan sopir dan
pemilik mobil. Bunga juga dijadikan sarana nazar dengan menempatkan/menggantungkannya
di mimbar-mimbar masjid tempat khatib berkhotbah.
Bunga-bungaan
dijadikan pula sebagai sarana untuk mengobati orang-orang yang sakit yang
datang ke dukun, bunga-bungaan juga dijadikan sebagai sarana untuk keperluan
mantera-mantera mencari jodoh sampai menjadi alat untuk menyantet. Jenis- jenis
bunga-bungaan yang berbau harum dianggap mempunyai nilai magis antara lain
bunga kantil (cempaka ), kenanga, melati, mawar juga yang lainnya, sehingga
bunga-bungaan tersebut bernilai tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Bunga-bungaan memang memiliki nilai estitika/keindahan di mata manusia dan
dijadikan sebagai pengharum sehingga dijadikan sebagai hiasan untuk memperindah
suasana dan ruangan, tetapi oleh sebagian kalangan kedudukan bunga mempunyai
nilai magis dan sakral, sehingga dijadikan perantara dan persembahan kepada
makhluk halus berupa jin yang ditakuti.
9. Tradisi Penghormatan atas
Benda-benda Pusaka dan Batu Cincin
Banyak
diantara masyarakat yang mengaku sebagai seorang yang muslim, sangat memberikan
penghormatan yang tinggi dan malah memuja-muja benda-benda pusaka peninggalan
para leluhurnya maupun peninggalan raja-raja zaman dahulu baik berupa senjata
seperti keris dan tombak, maupun benda-benda lainnya seperti gamelan, gong,
kereta dan bahkan kerbau yang dianggap turunan dari kerbau dari zaman kerajaan
dianggap kramat dan bertuah.
Pada
waktu-waktu tertentu tidak saja orang-orang dari keraton yang mengadakan
upacara membersihkan dan memandikan benda-benda pusaka kraton, namun perorangan
yang memiliki dan menyimpan benda-benda pusaka seperti keris dan tombak juga
mengadakan ritual memandikan dan membersihkan sebagai bentuk wujud perhatian
dan pemeliharaan atas benda pusaka tersebut.
Masyarakat
berkeyakinan apabila benda-benda pusaka tersebut tidak dimandikan dan
dibersihkan rohnya akan menimbulkan gangguan kepada pemilik dan keluarganya.
Selain keyakinan akan benda-benda pusaka, kebanyakan masyarakat juga memiliki
keyakinan bahwa cincin yang bermatakan batu-batu khusus mempunyai khasiat dan
juga memilki ruh yang dapat mendatangkan kebaikan dan manfaat serta juga dapat
mendatangkan kemudharatan, cincin dengan batu permata tertentu diyakini dapat
dijadikan penyembuh berbagai macam penyakit. Karenanya tidaklah mengherankan
mereka mereka yang mempunyai kepercayaan terhadap cincin yang bermatakan batu
tidak sungkan mengeluarkan uang yang besar untuk membelinya. Tetapi tentunya
berbeda dengan batu permata sebagai hiasan yang memang memiliki nilai harga
yang tinggi seperti intan, jamrud, rubby dan yang lain-lainnya yang dijual di
toko-toko permata.
10. Tradisi Memperingati Hari
Kematian.
Animisme
dan dinamisme kepercayaan jahiliyah yang dianut nenek moyang masyarakat di
negeri ini sebelum datangnya Islam, meyakini bahwa bahwa arwah yang telah
dicabut dari jasadnya akan gentayangan disekitar rumah selama tujuh hari (7),
kemudian setelahnya akan meninggalkan tempat tersebut akan kembali pada hari ke
empat puluh hari, hari keseratus setelah kematian dan pada hari keseribunya
setelah kematian. Atau mereka meyakini bahwa arwah akan datang setiap tanggal
dan bulan dimana dia meninggal ia akan kembali ketempat tersebut, sehingga
masyarakat pada saat itu ketakutan akan gangguan arwah tersebut dan membacakan
mantra mantra sesuai keyakinan mereka.
Setelah
Islam mulai masuk dibawa oleh para Ulama yang berdagang ketanah air ini, mereka
memandang bahwa ini adalah suatu kebiasaan yang MENYELISIHI SYARI'AT ISLAM,
lalu mereka berusaha menghapusnya dengan PERLAHAN, dengan cara memasukan BACAAN
BACAAN berupa kalimat kalimat THAYYIBAH sebagai pengganti mantra mantra yang
tidak dibenarkan menurut ajaran Islam dengan harapan supaya mereka bisa berubah
sedikit demi sedikit dan meninggalkan acara tersebut menuju ajaran Islam yang
murni. AKAN TETAPI SEBELUM TUJUAN AKHIR INI TERWUJUD, dan acara pembacaan
kalimat kalimat thayyibah ini sudah menggantikan bacaan mantra mantra yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam, PARA ULAMA YANG BERTUJUAN BAIK INI MENINGGAL
DUNIA, sehingga datanglah generasi selanjutnya yang mereka ini tidak mengetahui
tujuan generasi AWAL yang telah mengadakan acara tersebut dengan maksud untuk
meninggalkan secara perlahan. Jadilah peringatan kematian itu menjadi tahlilan.
11. Tradisi Nasi Tumpeng
Masyarakat
di pulau Jawa, Bali dan Madura memiliki kebiasaan membuat tumpeng untuk kenduri
atau merayakan suatu peristiwa penting. Meskipun demikian kini hampir seluruh
rakyat Indonesia mengenal tumpeng. Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi
geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi.
Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung
sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang).
Setelah
masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, nasi yang
dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru,
tempat bersemayam dewa-dewi.
Meskipun
tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi
tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa,
dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa.
Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah
memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh
kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang
memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha
dengan sungguh-sungguh
Tumpeng
merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau
kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas
melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya. Karena memiliki nilai rasa syukur
dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun
dalam perayaan pesta ulang tahun.
Dalam
kenduri, syukuran, atau slametan, setelah pembacaan do'a, tradisi tak tertulis
menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling
penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan
diantara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat
kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk
bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng masyarakat menunjukkan
rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan
kerukunan.
12. Tradisi Siraman/mandi Untuk
Calon Pengantin/Wanita Hamil
Siraman
menurut sebutan dalam bahasa jawanya dan mandi-mandi sebutan dalam bahasa
banjar, merupakan upacara mandi bagi calon mempelai wanita dan pria sebelum
dilakukannya hari pernikahan, dimana masing-masing calon pengantin dimandikan
dengan air bunga-bungaan oleh para keluarga yang telah berumur dan menguasai
tata cara ritualnya. Upacara ritual siraman atau mandi-mandi bagi calon
pengantin ini dimaksudkan untuk membersihkan jiwa dan raga dari segala bentuk
kekotoran, agar begitu memasuki perkawinan dalam keadaan suci dan bersih.
Di
dalam tradisi suku Banjar upacara ritual mandi-mandi juga dilakukan terhadap
wanita yang tengah hamil dengan usia kandungan 6 -7 bln. Di kalangan masyarakat
Jawa ritual seperti ini disebut dengan tingkepan. Ritual ini dimaksudkan agar
janin yang dikandung mendapatkan perlindungan dan dapat lahir dengan selamat.
Dalam ritual siraman atau mandi-mandi ini tentunya tidak pernah dilupakan
menyiapkan sesajen bagi para makhluk halus agar si pengantin atau perempuan
yang hamil yang menjalani prosesi mandi-mandi tidak mendapatkan gangguan
sehingga selamat sampai melahirkan.
13. Tradisi mendatangi dukun
Tradisi
mendatangi dukun
Sebenarnya
dukun dan perdukunan bukanlah sesuatu yang baru atau asing dalam sejarah
kehidupan manusia. Keberadaannya sudah sangat lama dikenal bahkan sebelum
datangnya Islam dan diutusnya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kala itu, perdukunan benar-benar mendapat tempat di hati banyak orang. Karena
mereka meyakini, para dukun mempunyai pengetahuan tentang ilmu ghaib.
Orang-orang pun berduyun-duyun mendatanginya, mengadukan segala permasalahan
yang dihadapinya untuk kemudian menjalankan petuah-petuahnya. Yang diistilahkan
dukun itu sendiri adalah orang-orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi
di kemudian hari, melalui bantuan setan yang mencuri-curi dengan berita dari
langit.
Maka,
dukun adalah orang-orang yang mengaku dirinya mengetahui ilmu ghaib, sesuatu
yang tidak tersingkap dalam pengetahuan banyak manusia. Di Indonesia, prakitaik
perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah bangsa, bahkan dukun dan politik
merupakan gejala sosial yang lazim. Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan
pada zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis.
Semuanya ini memberikan gambaran yang nyata, bahwa perdukunan memang sudah
dikenal lama oleh masyarakat kita. Dan ilmu ini pun turun-menurun saling
diwarisi oleh anak-anak bangsa, hingga saat ini para dukun masih mendapatkan
tempat bukan saja di sisi masyarakat tradisional, tetapi juga di tengah
lingkungan modern.
14. Tradisi Penggunaan Jimat
Penangkal.
Banyak
diantara masyarakat baik yang hidup di perkotaan maupun di pedesaan yang
mempunyai keyakinan bahwa sesuatu benda yang dijadikan jimat mengandung khasiat
dapat memberikan manfaat kepada penggunanya sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Ada jimat yang diyakini dapat melindungi seseorang dari gangguan makhluk halus,
ada jimat yang dapat memberikan kekuatan dan daya tahan pada tubuh sehingga
mempan terhadap berbagai senjata, ada jimat sebagai penglaris usaha, ada jimat
sebagai guna-guna.
Jimat
merupakan tradisi yang diwarisi dari zaman jahiliyah yang di Indonesia populer
dengan sebutan animisme dan dinamisme. Benda apapun yang digunakan dan diyakini
mempunyai kemampuan untuk memberikan kemaslahatan dan melindungi dari
kemudharatan sekalipun itu ayat-ayat al-Qur’an namanya tetap jimat. Keyakinan
para nenek moyang dan para leluhur terdahulu bahwa sesuatu benda yang dijadikan
jimat mengandung kekuatan magis sehingga mereka menggantungkan kemampuan benda
yang dijadikan jimat tersebut untuk memberikan kemanfaatan pada dirinya sesuai
dengan kebutuhannya.
Di
zaman modern ini penggunaan gelang dan kalung sebagai jimat telah dimodifikasi
menjadi gelang dan kalung kesehatan yang dijual di toko-toko dan mall dengan
harga yang tingi. Gelang dan kalung tersebut dikampanyekan mengandung bahan
yang memiliki kekuatan/energi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun
sangat disayangkan gelang dan kalung kesehatan tersebut bukan bersumber dari hasil
penelitian dari ahli kedokitaeran.
15. Tradisi Meyakini Hari-Hari dan
Bulan-Bulan Tertentu Sebagai Hari/Bulan Yang Tidak Baik Untuk Melangsungkan
Pernikahan Dan Hajat-hajat Lainnya
Pada
sebagian kalangan masyarakat meyakini bahwa ada hari dan bulan tertentu yang
sial dan nahas, sehingga hari dan bulan tersebut harus dihindari untuk
melangsungkan berbagai kegiatan terutama untuk keperluan melangsungkan hajat
pernikahan. Mereka pantang untuk memilih hari dan bulan yang diyakini sebagai
hari dan bulan yang sial, karena apabila pernikahan dilakukan pada hari dan
bulan sial tersebut kelak akan berakibat fatal terhadap rumah tangga tersebut,
kemungkinan terhadinya perceraian sangat besar. Begitu juga apabila memulai
suatu pekerjaan seperti membangun rumah, perniagan dan lain-lainnya akan tidak
mendapatkan keberuntungan.
Melakukan
perjalanan jauh pada hari-hari yang dianggap sial dan nahas juga dihindari.
Hari-hari yang dianggap sial dan nahas antara lain hari kelahiran, hari selasa
dan hari rabu. Sedangkan bulan yang dianggap bulan yang tidak baik untuk
pernikahan antara lain bulan Syawal, Muharram dan Safar menurut penanggalan
tahun Hijriyah.
Hari-hari
dan bulan-bulan yang sial dan nahas itu yang diyakini oleh kebanyakan
orang-orang dari masyarakat suku jawa didasarkan kepada ramalan buku primbon
peninggalan nenek moyang yang terus dilestarikan.
16. Tradisi Percaya Kepada Ramalan
Primbon, Zodiak, Feng-Shui dan Shio
Tidak
sedikit orang-orang dari kalangan Muslim mempercayai akan ramalan-ramalan dari
kitab primbon peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa dari zaman dahulu,
ramalan bintang (zodiak) yang bersumber dari ajaran Yunani kuno dan ramalan
feng-shui serta ramalan shio yang bersumber dari kepercayaan cina.
Ramalan-ramalan
tersebut diatas pada umumnya membicarakan sesuatu hal yang ghaib tentang apa
yang akan terjadi di masa depan. Padahal tidak seorangpun yang mengetahui
tentang hal yang ghaib kecuali Allah Yang Maha Mengetahui.
Percaya
kepada ramalan-ramalan berarti mengakui bahwa ada sesuatu selain Allah yang
mengetahui hal-hal yang ghaib, hal ini sama artinya mengakui bahwa Allah itu
mempunyai sekutu-sekutu. Perbuatan ini merupakan perbuatan syirik.
17. Percaya Kepada Sesuatu Yang
Dapat Mendatangkan Kesialan (Tatthayyur)
Sebagian
masyarakat banyak yang mempercayai hal-hal yang seperti ini, misalnya pada saat
berjalan di tengah jalan menemui ular yang melintas di jalan dari sebelah kiri
sebagai tanda akan adanya kesialan atau datangnya nahas, menabaruak kucing
hingga mati pada saat berkendaraan sebagai tanda akan terjadinya kecelakaan
bagi si pengendara, kejatuhan cicak didalam rumah sebagai bentuk kesialan .
Mempercayai
adanya kesialan atau akan datangnya nahas dari tanda-tanda yang ditemui adalah
bentuk dari perbuatan syirik. Karena kemaslahatan dan kemudharatan yang menimpa
seseorang itu datangnya dari Allah Yang Maha Pencipta , bukan datang dari
makhluk.
Syirik Perbuatan Yang Tidak Diampuni
Syirik
bukanlah hanya sekedar diartikan dengan seseorang menyembah berhala atau
mengakui ada pencipta selain Allah. Meskipun menyembah berhala memang termasuk
syirik. Namun kesyirikan sebenarnya lebih luas daripada itu. Yaitu yang
berkaitan dengan masalah ibadah, jika ada satu ibadah dipalingkan kepada selain
Allah, itu pun sudah termasuk syirik.
Syirik
merupakan bahaya yang terbesar dan penyakit yang paling berbahaya. Syirik
sebagai penyakit hati, karena sumber kesyirikan bermula dari keyakinan
(i’tiqad) yang ada didalam hati
Berbagai
tradisi warisan budaya yang selama ini masih banyak dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari oleh masyarakat yang mengaku dirinya sebagai muslim, ternyata
mengandung kesyirikan yang nyata. Karena dalam tradisi tersebut mengandung
banyak sekali perilaku keyakinan bahwa ada kekuatan atau kekuasaan lain selain
Allah yang dapat memberikan kemaslahatan dan kemudharatan bagi manusia.
Dilihat
dari segi syari’at agama perbuatan yang mempercayai adanya kekuatan lain yang
dapat menimbulkan kemudharatan dan dapat memberian perlindungan kepada manusia
sebagai makhluk adalah suatu perbuatan yang sama dengan mengadakan tandingan
atas Allah Yang Maha Esa. Kepercayaan ini dinamakan syirik. Karena syirik itu
tidak hanya sebatas menyembah atau sujud kepada selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala, tetapi segala macam perbuatan yang mengarah kepada pengakuan adanya
kekuatan dan kekuasaan lain yang menyamai kekuasaan dan kekuatan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dikatagorikan dengan syirik.
Islam
telah mensyari’atkan sebagai kewajiban yang mutlak tanpa bisa ditawar-tawar
bagi setiap pemeluknya untuk mentauhidkan Allah Yang Maha Esa, baik tauhid
Uluhiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala bentuk ibadah
yang lahir maupun bathin, dalam wujud ucapan maupun perbuatan, lalu menolak
segala bentuk ibadah terhadap selain Allah Ta’ala bagaimanapun bentuk dan
perwujudannya.
Islam
juga mensyari’atkan kewajiban mutlak bagi pemeluknya untuk mentauhidkan Allah
dalam tauhid Rububiyah, yaitu pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari
segala sesuatu dan raja dari segala sesuatu, pencipta dan pemelihara segala sesuatu,
yang berhak mengatur segala sesuatu. Allah tidak memilki sekutu dalam
kekuasaannya, tidak ada yang menolong-Nya, karena Dia Lemah (tapi justeru Dia
Maha Mampu), Tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa
melawan-Nya, tidak ada yang bbisa menandingi-Nya. Tidak ada yang bisa
nenentang-Nya
Syaikh
Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami dalam buku Pintar Aqidah Ahlussunnah,
menyebuntukan bahwa kebalikan/lawan dari tauhid Uluhiyah adalah syirik. Syirik
sendiri ada dua macam, pertama adalah syirik besar yang berlawanan secara
totalitas dengan tauhid uluhiyah. Yang kedua adalah syirik kecil yang bisa
merusak kesempurnaan tauhid. Selanjutnya dijelaskan dalam buku tersebut bahwa
syirik besar terjadi apabila seorang hamba menjadikan selain Allah sebagai
sekutu-Nya yang ia menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti
mencintai Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah, minta
perlindungan dan berdo'a kepadanya. Takut dan berharap kepadanya, mencinta dan
bertawakkal kepadanya, menaatinya dalam bermaksiat kepada Allah, atau
mengikutinya meski berlawanan dengan keridhaan Allah.
Atas
dasar itu maka bandingkanlah apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang-orang
yang mempunyai tradisi menyediakan sesajen bagi roh-roh halus, ghaib, jin dan
syetan atau sesuatu yang dianggap dapat mendatangkan marabahaya/kemudharatan
kalau tidak diberikan sesajen, dan akan terlindungi oleh mereka apabila
disediakan piduduk. Sangatlah jelas dan nampak terang benderang tidak
terselubung bahwa apa yang diperbuat itu suatu kesyirikan besar.
Sungguh
manusia sudah berbuat keterlaluan dan melakukan sesuatu yang tidak ada
tuntunannya kecuali hanya sekedar mengikuti hawa nafsu yang didalamnya ada
bisikan dan godaan syetan yang dilaknat, dan itu mereka lakukan berdasarkan
tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang yang masih jahiliyah, tidak kenal
akan tauhid, atau mereka ikuti dari meniru perbuatan orang-orang non muslim.
Mengingat
bahwa perbuatan tradisi kebanyakan orang banjar dengan menyediakan piduduk sebagai
bentuk persembahan kepada makhluk selain Allah, maka ini merupakan syirik yang
digolongkan dalam syirik besar (akbar). Karena dalam syirik akbar ini seseorang
hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menyamakannya dengan
Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti
takutnya kepada Allah, minta perlindungan dan berdo'a kepadanya.
Mereka-mereka
yang terbiasa dengan pekerjaan berbuat syirik kepada Allah dengan menyediakan
piduduk, diancam oleh Allah berupa ancaman tidak akan diberikan ampunan,
sebagaimana dengan melakukan perbuatan dosa lainnya selain syirik. Ini
ditegaskan dalam al-Qur’an surah An- Nisaa ayat 48,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An
Nisaa' : 48 )
Terhadap
orang-orang yang berbuat syirik disebut Allah sebagai orang yang tersesat
sejauh-jauhnya sebagaimana bunyi Al-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 116,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia
mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa' : 116)
Orang-orang
yang melakukan kesyirikan seperti mereka-mereka yang mempertahankan budaya
tradisi syirik dalam kehidupannya sehari-hari diancam oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan hukuman api neraka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an
surah Al-Maa-idah ayat 72,
-
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
(QS.
Al Maa’idah : 72)
Hadits
Rasullullah Shallallahu ’Alaihi wa Salam juga menyinggung hal yang sama
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah radhyallahu ’anhu,
صحيح مسلم ١٢٤: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَقَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قَالَ قُلْتُ لَهُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ
Shahih
Muslim 124 : Dari Abdullah dia berkata,
Aku
bertanya pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Dosa apakah yang
paling besar disisi Allah..?"
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Kamu membuat tandingan bagi Allah
(syirik), sedangkan Dialah yang menciptakanmu."
Aku
berkata, "Sesungguhnya dosa demikian memang besar. Kemudian apa
lagi..?"
Beliau
bersabda, "Kemudian kamu membunuh anakmu karena khawatir dia makan
bersamamu."
Aku
bertanya lagi, "Kemudian apa lagi..?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam. bersabda, "Kamu berzina dengan isteri tetanggamu."
Kepada
mereka-mereka ahlus syirik yang meskipun tanpa sadar telah melakukan kesyirikan
karena kejahilannya terhadap ilmu agama, maka tidak ada cara lain yang harus
dipilih dan ditempuh kecuali melakukan taubat meminta ampun atas perilaku sesat
yang telah dilakukan, karena taubat dapat menghapus segala dosa, karena Allah
telah menjanjikannya dalam Al-Qur’an sesuai dengan yang tercantum dalam surah
Az-Zumar ayat 53,
-قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah,
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
(QS.
Az-Zumar : 53 )
Menurut
Allah Ta’ala setiap orang bertaubat niscaya mendapatkan ampunan termasuk mereka
yang melakukan kesyirikan, asalkan mereka bertaubat sebelum nafasnya tinggal di
tenggorokan (sebelum ajal/kematian) dan matahari terbit dari sebelah barat
(kiamat). Apabila mati dalam keadaan syirik dan tidak bertaubat sebelumnya maka
Allah tidak akan mengampuninya lagi.
P
e n u t u p
Sebagian
besar masyarakat Muslim beranggapan bahwa🍓 yang
namanya menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu selain-Nya yang
lazim dinamakan syirik itu hanya terbatas pada penyembahan kepada
berhala-berhala atau patung-patung sebagaimana yang dilakukan oleh kaum
musyrikin Arab pada zaman Rasullullah Shallallahu ’Alahi wa Sallam. Pengertian
syirik itu sesungguhnya sangatlah luas mencakup segala hal yang berkaitan
dengan keyakinan mendudukkan sesuatu selain Allah sejajar dengan kedudukan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perbuatan
syirik yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Muslim di negeri ini
adalah warisan peninggalan nenek moyang yang hidup di zaman kepercayaan
animisme, dinamisme dan hindu serta budha. Peninggalan dari nenek moyang
tersebut hingga sekarang terus dilestarikan sebagai tradisi budaya meskipun
budaya dan tradisi tersebut sangat bertentangan dengan aqidah Islam yang
mentauhidkan Allah.
Masyarakat
Muslim yang masih kental mempertahankan budaya tradisi warisan nenek moyang
mereka menganggap bahwa melestarikan tradisi budaya bangsa perlu dilakukan
karena dianggap mempunyai kearifan lokal, mereka samasekali tidak mau
mengindahkan larangan agama.
Masyarakat
Muslim yang masih memegang teguh warisan budaya syirik tersebut seyogyanya
segera bertaubat dan menuntut ilmu agama khususnya ilmu tauhid, ilmu tentang
mengesakan Allah. Insya Allah akan selamatlah kelak dari siksa api neraka .
Bersegeralah meninggalkan segala bentuk tradisi syirik yang samasekali tidak
memberikan manfaat
Sumber
:
1.Al-Qur’an
dan Terjemahan, www.Salafi-Db
2.Ensiklopedi
Hadits Kitab 9 Imam, www.Lidwa-Pusaka.com
3.Parasit
Akidah,A.D.El.Marzdedeq, Syaamil
4.Kitab
Tauhid ( Terjemahan) , Syaikh Muhammad bin Abdul Wahb ab at Tamimi, Darul Ilmi
5.
Artikel www.yufidia.com
Demikian
dan semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman.
Wallaahu
A'lam
Wallaahu
Waliyyut Taufiq
TANYA
JAWAB
Q
: Assalamualaikum ustadz to the point aja yaah apakah ziyarah kubur para wali
dll seperti yang banyak dilakukan muslimin saat ini itu termasuk syirik ustadz?
A
: Iya. Itu masuk perkara musyrik karena harom hukumnya berwashilah atau berdoa dengan
perantara kubiran para wali. Jangankan para wali, berdoa kepada Nabi saja harom
dan musyrik. Dan Allah memerintahkan kepada kita untuk berdoa langsung
kepada-NYA Dan akan langsung dikabulkan.
Q
: Apakah klu mengadakan doa jika ada yang meninggal sampai 7 hari termasuk
syirik karena sudah tradisi dari ortu...? Kedua maaf diluar tema klu buka puasa
itu kita ucap Bismillah terus minum air putih baru doa buka puasa atau
sebaliknya mksh pa Ustad sebelumnya..
A : Acara 7 hari kematian, 44, 100, 1000
hari ini adalah perkara mungkar dan ini merupaka perkara agama hindu yang di
poles dalam islam karena islam di indonesia dulu hadir dalam kehinduan. Dan
perkara tsb masuk pada Niyahah yaitu meratap. Hal tsb termuat dalam kitab al
bidayah wan nihayah
Q
:Assalamualaikum Ustadz, apakah termasuk syirik kita minta tolong pada pak
kyai? Misalnya kita mau masuk sekolah truz no ujian kita atau mungkin alat
tulis kita suruh doain dulu..
A : Meminta tolong orang sholih untuk
mendoakan anak dan keluarga kita maka hukumnya boleh.
Q
: Ustadz..wasilah yang syari dan tidak syirik , contohnya sperti apa dalam
kehidupan sehari-hari?
A : Washilah yang di anjurkan adalah
washilah dengan amal sholih yang pernah apalagi rutin kita amalkan. Atau
washilah dengan nama-nama Allah yang Mulia.
Q
: Pa Ustad, klu kita merangkai bunga untuk orang yang meninggal itu juga syirik
yaa...gimana ya kadang tetangga yang mengerjakan gak mungkin kita menolaknya gimana
ya
A : Tidak termasuk syirik tapi budaya
merangkai bunga atau tabur bunga ke kuburan itu budaya orang kafir
Q
: Kalau tiga hari berturut-turut, kita baca yasinan buat alm. yang baru
meninggal,selain anak-anaknya,kami undang tetangga pas hari ketiga,kita kasih
bingkisan,dengan niat shodaqoh buat alm.....boleh ya ust??, klo boleh saya mau
nanya rujukan dalil....jazakalloh
A : Ibu Afifah.... membaca yasinan untuk
orang mati itu tidak ada kaitannya. Orang mati sudah tidak mendengar apapun dan
dia sudah terputus dengan dunia kecuali : Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan doa anak yang sholeh. Dalilnya pun ada pd surat yasin sendiri ayat 70. Bahwa
itu peringatan buat orang hidup bukan untuk orang mati.
Q
: Assalamualaikum ustadz, saya mo nanya: ustadz saya kalau habis pulang kerja
masih cape untuk melakukan kegiatan yang lainnya jadi saya suka nonton TV
serial uttaran film india dimana banyak disebut tentang dewa dewa apakah
merusak akidah dan menjadi sirik ustadz, mohon pencerahan,syukron sebelumnya
A : Pertanyaan yang sangat bagus. Betul
menonton tv itu banyak melalaikan waktu. Apalagi menonton film india yang
agamanya hindu dan memang akan mempengaruhi aqidah. Ghazwul fikri yaitu inilah
namanya perang pemikiran juga aqidah. Sebaiknya tinggalin total.
Q
: Assalamu alaikum wr wb..Ustad boleh tidak lebih diperjelas tentang washilah yang
rutin/yang pernah kita amalkan/washilah dengan nama-nama Allah.. Itu yang
seperti apa ya Ustad? Karena kadang suka ada orang yang ke Makam waliyullah
untuk mendapatkan syafaat jadi mereka biasanya beristighosah. Mohon pencerahan
ya Ustad. Syukron
A : Ibu Lilik... ibu berdoa kepada Allah
dengan perantara amalan sholihnya agar dimudahkan segala urusannya atau
dilapangkan rejekinya dll. Bisa disebutkan nama-nama Allah seperti yaa
Rohman... ya rohiim. Yaa ghofuur... pernah dengar 3 orang pemuda yang terkurung
dalam gua sehingga gak bisa keluar. Sehingga mereka berdoa kepada Allah dengan
perantara amal shoihnya sehingga gua tsb terbuka.
Kalo
ke makam waliyullaah apalagi duduk di atas kuburan dan meminta kepadanya maka
dihukumi syirik dan musyrik dan pelakunya terancam kafir dan keluar dari islam.
Maka wajib bertaubat dengan taubat nashuhah. Jangankan ke makam wali, berdoa
meminta ke makam nabi itu diharomkan oleh Allah dan Rosul-NYA. Kalo ibu-ibu mau
coba berdoa di makam Rasulullah seperti berdoa ke makam waliyullah di indonesia
maka ibu akan di usir dan di cambuk oleh askar yang berjaga disana. Bahkan ibu
akan dibilang musyrik bahkan kafir. Kalo masih ngeyel maka kepala kita yang
akan di penggal. Itulah syariat.
Q : Jadi tidak boleh ya Ustad?pdahal beberapa
waktu lalu ortu saya itu Tour Ziarah kubur waliyullah dan syeikh ke daerah jawa.
Suami pun kadang pernah beristighosah dimakam salah 1 syeikh di daerah rumah,dengan
harapan yang pernah suami sampaikan agar ketika nanti kita wafat/dihisab sang
syeikh/waliyullah akan ingat kita karena pernah mendoakannya.
Ini
seperti istilahnya klo kita ber sholawat kepada Nabi Rasullah SAW.
A : Astaghfirullaah.... ibu.. itu
bener-bener diluar ajaran islam. Ini bener-bener akan mengeluarkan keluarga ibu
dari islam. Syafaat itu hanya berlaku untuk nabi. Hisab itu hak Allah bukan hak
syekh atau wali.
Q
: Amal jariyah alm. bisakah kita teruskan,misalnya : saya umroh tapi atas nama
alm....itu gimana ust??, trus klo yang tadi berkaitan ama kami bershodaqoh
ngasih bingkisan atas nama alm....karena uang dari takjiyah para pelayat
Alhamdulillah banyak ust....nah ibu ga mau make,tapi mo buat dishodaqohkan ke
beberapa orang maupun masjid,atas nama alm.....
A
: Memberikan sedekah, menyumbangkan hewan kurban atas nama orang tua yang
meninggal maka hukumnya boleh. Amalan baik si anak akan didapati oleh orang
tuanya yang meninggal akan pahalanya.
Q
: Kalau mengunjungi makam sebaiknya apa bacaan kita untuk alm. Karena selama
ini kami kalau ke makam bersama-sama sampai seperti tahlilan bacaannya, saya
mau bilangin jangan, tapi kan ga tau yang sebaiknya apa yang dibaca jadi urung
A : Kalo mendoakannya maka boleh tapi tidak
duduk diarea kuburan apalagi membaca quran. Tapi berdiri diluar garis nisan
kaki.
Q
: Di kampung saya tepatnya di bandung ada kebiasaan untuk mengaqiqah kerabat
atau ortu yang sudah meninggal, mohon penjelasan ust ? Apakah merupakan kewajiban
yang hidup untuk aqiqah tsb?
A
: Iya. Di pesantren anak yatim yang ana bina sering mendapatkan bantuan aqiqoh,
sedekah atas nama yang sudah meninggal maka hukumnya boleh
Q
: Kalau ada seseorang dulunya suka ke orang
'pintar', namun seiring sejalan ke sininya sering mendapat ilmu tauhid,
sekarang sudah ga pernah lagi, apakah bisa diampuni dosa-dosanya itu
A : Perlu diketahui bahwa mendatangi
orang pintar atau dukun atau paranormal maka sholatnya selama 40 hari tidak
diterima oleh Allah. Tapi kalo meyakini ucapan mereka maka sesungguhnya telah
kafir bersama dukun atau orang pintar tsb. Maka wajib bertaubat dengan taubat
nashihah. Kalo sekarang sudah mempelajari tauhid dan faham hukum mendatangi
mereka dan tidak lagi mendatangi maka dosanya terampuni. Akan tetapi kalo dia sudah
tau ilmunya, faham hukumnya tapi masih tetap mendatanginya maka gugurlah semua
amalnya yang telah lalu dan yang akan datang. Serta pelakunya telah kafir ayau
dikeluarkan dari islam. Kecuali bertaubat kepada Allah.
Q
: Ustadz...kalau mendatangi orang sholeh yang masih hidup dan minta di doain
boleh atau tidak ?
A
: Iya boleh. Tidak didatangin pun tidak mengapa. Tinggal diminta dari jauh.
Q
: Syukron ustadz atas jawabannya,,, tp bagaimana yaa ustadz jika kita terangkan
sprti itu mereka langsung mengeluarkan dalil bahkan ada yang sinis menanggapi
penjabaran kita, kalo kita jelaskan bahwa ziarah kubur itu termasuk syirik,
lalu bagaimana ustadz hukumnya seorang wanita yang berziarah ke makam orang tua
bolehkan ustadz tapi kebanyakan keluarga jika berziarah bacaannya yasin dan
panjang sebenarnya seperti apakah doa yang dianjurkan ketika kita berziarah
ustadz? Satu lagi ustadz jika kita beda faham dan berfaham seperti yang ustadz jelaskan
mereka langsung menjudge kita muhamadiyah atau wahabi bagaimanakah seharusnya
kita menyikapi ustadz? cukupkah dengan diam dan sabar?
A : Iya. Memang masyarakat sudah
dibodohi apalagi tidak mau belajar dan bertanya tentang hukumnya malah hanya
ikut-ikutan. Yang sampaikan nasehat. Terima dan tidaknya yang penting
disampaikan dan sabar dalam menerima hinaan dan caciannya dll. Yang penting
kewajiban disampaikan
Yang
kita lihat adalah ajaran yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah serta
pemahaman ulama salaf. Bukan mengikuti kelompok.
Q
: Ustad bagaimana kalau kita diundang ntuk tahlil 7 hari karena ada keluarganya
yang meninggal ?
A
: Menghadiri undangan acara tahlilan itu tidak boleh karena hukumnya dilarang.
Perlu difahami dan jangan salah faham bahwa bukan lafadz Tahlil yang salah tapi
acara dan kekhususannya itulah yang salah. Bukan pahala yang diterima tp dosa yang
di dapat
Q
: Jadi bilang kita gak hadir gitu yaa padahal di acara itu membaca yasin dan
doa-doa
A : Tadi barusan ana bilang bahwa bukan
Lafadz tahlil yang salah, atau bukan doa yang salah atau bukan baca yasin yang
salah akan tetapi pengkhususan acara, waktu dan tempat inilah yang salah. Sehingga
dihukumi sebagai perkara baru dalam syariat islam dan barangsiapa yang
mengadakan perkara baru adalah sesat dan setiap kesesatang tempatnya di neraka.
Q
: Lalu pertanyaan yang satu ustadz blm kejawab soal ziash kubur yang sebenarnya
seperti apa yang diperbolehkan dan bolehkah wanita berziarah kubur ke makam
orang tua?
A : Sebelumnya sudah ana sampaikan pada
pertanyaan yang lain bahwa ziarah kubur hanya berdiri di luar nisan kaki dan
berdoa disitu. Tidak boleh duduk karena nabi bersabda : barangsiapa yang duduk
diatas kuburan maka silahkan pilih tempat duduknya di neraka.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment