REKAP KAJIAN ONLINE HAMBA ALLAH G4
Waktu: Kamis 23 Maret 2017
Narasumber: Ustadzah Pipit
Materi: Memaknai Rizky dalam perspektif Alqur'an
Admin. : Euis, Rahmi, Sugi, Aini
Notulen: Laela
Editor : Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TAUJIH ::: QUR'ANI
0017/TQ-UA/MQM
==============
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Memaknai Rizki dalam Perspektif AL QUR'AN
---------------------
Rizki di dalam Al Qur'an dibagi menjadi dua, yakni Rizki dunia dan Rizki akhirat.
Rizki dunia dibagi menjadi 3 :
- Rizki yang sudah dijamin oleh Allah ﷻ . Sebagaimana disebut dalam firman-Nya:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS. Hud : 6)
Kemudian juga dalam ayat berikut:
(وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Ankabut : 60).
Pada kedua ayat tersebut di atas tergambar penjelasan Allah ﷻ bahwa Dia pemberi rizki semua makhluk hingga binatangpun, dan bahkan Allah ﷻ menyatakan Dia pula yang telah menjamin rizki seluruh makhluk-Nya, baik binatang maupun manusia.
- Rizki Muktasab. Yaitu rizki yang diberikan oleh Allah ﷻ karena manusia telah berusaha untuk mendapatkannya.
(هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ)
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al Mulk : 15 )
Ayat di atas perintah dari Allah ﷻ agar manusia berikhtiar mengais rizki dalam kehidupannya.
Dan Allah ﷻ pula yang akan mencairkan rizki tersebut kepada siapa yang dikehendaki-Nya, yang besaran jumlahnya sesuai dengan penilaian-Nya atas ikhtiar (usaha) yang dilakukan oleh masing-masing manusia.
- Rizki yang diberikan oleh Allah ﷻ tanpa diduga-duga.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At Talaq : 3).
Hal ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ sungguh sangat memperhatikan keadaan hamba-hambaNya.
Adapun yang menjadi salah satu sebab diturunkannya rizki yang tiba-tiba itu, selain karena kehendak-Nya yang mutlak (tanpa sebab selain dari kehendak-Nya) juga karena Ketaqwaan manusia kepada-Nya. Inilah yang harus menjadi motivasi seorang Mukmin jika ingin terjamin rizkinya baik saat ia mengharap ataupun yang Allah ﷻ turunkan secara tiba-tiba.
Sungguh Taqwa adalah sebagai jalan penyebab turunnya cinta Allah kepada seseorang, hingga Dia akan selalu memperhatikan kapan si hamba membutuhkan rizki yang terbaik dari-Nya.
Demikianlah terkait gambaran rizki yang sebaiknya kita fahami agar tidak terjebak pada persepsi yang salah.
Dan perhatikanlah karakteristik rizki dunia, sesungguhnya ia sangat mudah didapat, karena sudah Allah ﷻ sudah menyatakan berbagai ungkapan jaminan-Nya, baik kepada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya maupun yang tidak.
Adapun yang akan membedakan dari rizki yang diterima oleh orang yang beriman dan yang tidak adalah terletak pada nilai keberkahannya. Sehingga perlu difahami bahwa rizki juga memiliki 2 dimensi, yakni :
- Rizki Dunia yang hanya akan bisa dinikmati sebatas untuk memenuhi kebutuhan duniawi saja.
- Rizki Ukhrowi (akhirat). Rizki akhirat adalah rizki yang hanya didapat manusia dari sejak mereka di dunia, seperti keimanannya kepada Allah ﷻ, ringannya ia melakukan berbagai amal sholih, dan lain sebagainya, rizki ini akan dinikmati baik di dunia (berupa kepuasan hati dan sakinah) sedangkan bisa dinikmati pula hingga kelak di akhirat yakni berupa balasan dari Allah ﷻ, yakni berbagai kenikmatan surgawi yang telah disediakan Allah ﷻ sebagai karunia rizki terbaik bagi hamba-Nya yang telah benar keimanannya serta yang tidak enggan melakukan amal-amal sholih sebagai ubudiyahnya kepada Allah ﷻ .
Oleh karena itu betapa ruginya manusia jika habis-habisan mengejar rizki dunianya yang hanya terbatas sekali nilai kenikmatannya, sedangkan mereka mengorbankan rizki akhiratnya yang kenikmatannya sangat sempurna dan abadi sifatnya.
Mari kita jadikan pelajaran agar diri kita tidak sampai karena mengejar rizki dunia, kita lupakan bahkan kita remehkan rizki akhirat sehingga kelak kita menjadi manusia yang sangat miskin rizki akhirat yang sangat tinggi harganya.
Dan yang perlu menjadi catatan penting adalah:
- Bahwa setiap rizki dunia hanya akan memiliki nilai kemuliaan JIKA diniatkan sebagai sarana atau alat untuk meraih rizki akhirat.
- Isu rizki sangat luas dibahas oleh Al Qur'an. Intinya adalah :
- Jangan sampai karena rizki melupakan Allah ﷻ yang Maha Pemberi rizki, sehingga menjadi syirik kepada-Nya karena rizki.
- Jangan sampai karena asyik mencari rizki lupa akhirat. Akhirnya menjadi karenakan rizki tersebut menyebabkan kita menjadi penghuni neraka.
(إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ)
"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan."(QS. Al Ankabut : 17 )
(وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ * أَفَمَنْ وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَنْ مَتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ)
"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.
Maka apakah kamu tidak memahaminya? Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?." (QS. Al Qasas : 60-61)
وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
Ustadz Abdul Aziz Abdur Ro'uf, Lc
حفظه الله تعالى
Published by :
MQM Membangun
Pribadi Q U R 'A N I
================
Jakarta, 25 Nov 2016
***************************
TANYA JAWAB
T : Ustadzah tanya tentang rezeki muktasab. Semisal saya sudah berusaha dan berdoa semaksimal mungkin namun hasilnya belum seperti yang diharapkan atau istilahnya tidak sesuai dengan usaha dan ikhtiarnya itu bagaimana ustadazah? Apakah memang sudah ketentuannya dapat segitu?
J : masalah hasil akhir itu adalah hak mutlaq Allah. Tidak semua apa yang kita minta Allah akan berikan sempurna seperti harapan kita. Karena Allah Maha Tahu apa lebih kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Untuk saat ini perbanyak syukur jangan menuntut Allah seperti mau kita. Coba kita evaluasi diri apa yang Allah tuntut dari kita semua sudah kita penuhi dengan sempurna? Sadari bahwa apa yang sekarang terjadi itu ibrahnya adalah Allah minta kita terus berharap kepada-Nya sepanjang waktu.
T : Tanya ustadzah, bagaimanakah ciri seorang hamba layak disebut sudah bertakwa?
J : disebut bertaqwa jika ssorang itu menterjemahkn apa yang ada dalam Al qur'an dam sirah tercermin dalam dirinya. Lisannya terjaga dari kata-kata kotor, tidak menyakiti digunakan untuk amar ma'ruf nahi mungkar. Hatinya jauh dari sifat-sifat tercela. Pemikirannya selaras dengan apa yang diwahyukan. Tindakannya mensupport dakwah. Dan ia berkorban untuk terus membersamai dakwah ini meski banyak hal yang ia korbankan.
T : ustadzah bagaimana cara mensyukuri nikmat? Apakah cukup dengan alhamdulillah saja?
J : syukur nikmat awalnya dengan ucapan hamdalah. Dan tindakan selanjutnya adalah menggunakan nikmat yang dia terima itu tidak berada diluar ketentuan Allah. Contohnya, punya rizki berupa uang banyak, digunakan justru untuk pesta yang terjadi khalwat laki-laki perempuan, makanannya subhat tidak jelas halal haramnya. Musiknya tak mendekatkan pada tafakkur hanya hura-hura semata. Dan lain-lain. Intinya seseorang disebut sudah syukur nikmat itu, jika ia mendapatkan nikmat itu dengan caranyg haq dan dimanfaatkan di jalan yang haq untuk syiar islam.
T : Ustadzah, kalau laki-laki menikah apakah keluarga perempuan juga menjadi tanggungan laki-laki tersebut?
J : Yang menjadi tanggungjawab utamanya adalah wanita yang dinikahinya. Akan tetapi kalau ayah ibu istrinya alias mertuanya minus/minim maka sebagai menantu yang sudah menjadi bagian dari keluarga istri maka adalah hal terpuji jika ikut meringankan beban keluarga istri. Dan ini sebagai bentuk pengabdian dan perhatian
T : Apakah rizki itu? Apakah uang dan harta benda saja?
J : rizki itu segala sesuatu yang bisa membuat kita berdaya guna. Tangan bisa memegang. Kaki bisa berjalan. Otak bisa berfikir dan lain-lain. Diberi karunia sehat itu rizki luar biasa, coba kalau kita pake infus oksigen icu dan lain-lain berapa harus dibayar?
T : Misalnya uang kita yang dipinjam teman, dan akhirnya lama tidak dikembalikan. Padahal itu hasil usaha yang dikumpulkan dengan susah payah. Apakah uang tersebut termasuk rizki kita atau bagaimana ustadzah? Syukron sebelumnya.
J : itu juga rizki, rizkinya adalah bisa meringankn beban orang yang membutuhkn meski akhirnya kita tidak sempat memakai cobalah berfikir positif, anggap itu sedekah kita kelak tercatat sebagai amalan kita. Allah tidak pernah abai dengan semua yang kita keluarkan di jalan-Nya. Bisa jadi uang itu jika ada ditangan kita malah kita lalai mempergunakan di jalan yang kurang baik. So always positif thinking.
T : bagaimana kita mendapatkan RISQI yg BAROKAH, terkadang menurut saya misalnya, saya sudah bekerja dengan baik dan benar, tapi rasanya rizqi kita habis tak berbekas.
J : barokah artinya apa yang kita miliki itu justru makin mendekatkan kita pada Allah. Syukuri meski kesannya uang mengalir seperti air dan tidak berbekas, tapi apabila mengalirnya dijalan yang benar akan tercatat pahala. Contoh gaji kita untuk anak istri, ibu, ayah mertua, bantu adik kuliah, spp anak tetangga yang dhuafa, apakah semua itu sia-sia belaka? Bandingkan habisnya uang yang sama untuk judi, mabok, togel, rokok dan lain-lain apa Allah ridho?
T : Apakah suami wajib memberikan bantuan dana kepada ipar-ipar hidupnya masih kekurangan? Bagaimana kalau istri tidak menyetujuinya dan tanpa sepengetahuan istri di belakang mensuport dana yang besar yang tidak proposional?
J : dalam RT seharusnya harus saling terbuka. Jika memang ingin bantu yang memang bisa dibantu dan tidak mengabaikan kewajiban terhadap anak istri. Membantu harusnya sebuah kebaikan, bukan malah menimbulkan curiga dan permusuhan. Ini masalah komunikasi yang perlu terus diupayakan agar ke 2 belah pihak nyaman.
T : Ustadzah, ada yang bertanya: Jika seorang suami berpoligami tanpa sepengetahuan istri pertama dan anak-anak istri pertama. Baru memberitahu setelah istri kedua hamil. Dan ternyata lebih condong ke Istri muda. Istri tua tidak pernah lagi dkasih nafkah bathin dan lahir. Datang nya tidak sering dan tidak tentu ke rumah isteri pertama itupun kadang minta uang ke istri pertamanya yang hanya ibu rumah tangga. Sehari-hari anak-anak yang membiayai ibunya. Bagaimana baiknya? Istri kedua malah tidak menganggap keberadaan istri pertama. Bagaimana yang harus dilakukan istri pertama?
J : RT itu bertujuan untuk sakinah bersama. Merasakan nikmatnya ibadah. Jika ketenangan sudah tidak bisa di dapatkan maka ada 2 pilihan:
- Bertahan untuk mendapat pahala karena sabar mengingatkan suami akan tanggungjawab sebagai kepala keluarga. Dan menganggap suami sebagai ladang dakwah bisa membersamai dalam samawa.
- Jika merasa terdzholimi, hak-haknya tidak ditunaikan, maka Allah mengijinkan meminta cerai meski Allah membencinya.
Ingat saat menikah dengan yang kedua tidak satupun nash yang menyertakan harus seijin istri pertama. Tapi RT itu adalah untuk keberlangsungan dakwah, ada adab-adab yang harus dijalankan dan itu ahsannya meminta ijin istri. Dan satu hal betapa berat kelak yang akan dipikul suami yang tidak bisa adil pada istri-istrinya. Dan satu hal betapa berat kelak yang akan dipikul suami yang tidak bisa adil pada istri-istrinya.
************************************
Kita akhiri majlis hari ini dengan membaca :
ucap syukur : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
dan istighfar أَسْتَغفِرُ اَللّهَ الْعَظيِمْ
serta
Doa Kafaratul majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك َ
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
[In Syaaa ALlaah] إِنْ شَاءَ الله
kebersamaan malam inih bermanfaat dan barokah. أٰمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
[aamiin yaa Rabbal 'aalamiiiin]
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
======================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment