Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Senin, 11 Desember 2017
Rekapan
Grup Nanda 2
Narasumber
: Ustadzah Lien
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungakan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahanyaa ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangakah indahanyaa kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
IMAN KEPADA TAKDIR BAIK DAN BURUK
Iman kepada takdir baik dan bruk adalah
aturan tauhid, sebagaimana berikhtiar melakukan hal hal yang mengantarkan pada
takdir baik dan menghalangi dari takdir buruk serta meminta tolong kepada Allah
dari hal tersebut adalah merupakan aturan syariat. Urusan agama tidak akan
berjalan dengan lurus dan teratur kecuali bagi orang yang beriman kepada takdir
dan menaati syariat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw dalam
mengimani takdir.
Ketika ditanyakan kepada Nabi Muhammad
saw, “ Mengapa kita tidak pasrah saja terhadap catatan takdir kita dan
meninggalkan amal?” Beliau menjawab,” Beramalah karena segalanya telah
dimudahkan untuk apa yang telah diciptakan (ditakdirkan) baginya.”
(HR. Bukhari Muslim)
Semua kitab samawi dan hadist hadist
nabawi sepakat bahwa takdir yang telah ditetapkan itu tidak melarang seseorang
untuk beramal dan tidak pula memerintahkan seseorang untuk pasrah, akan tetapi
takdir tersebut justru mengharuskan seseorang untuk bersungguh sungguh, tekun
dan semangat untuk beramal salih.
Banyak hadist yang mengarahkan kita
untuk bersungguh sungguh dalam beramal dan meraih manfaat bagi kehidupan
manusia di dunia dan akhirat.
Iman kepada takdir berarti iman kepada
nama nama dan sifat sifat Allah. Keimanan kepada takdir memiliki empat
tingkatan diantaranya :
Iman kepada ilmu Allah azza wa jalla
Ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu
baik yang ada maupun yang tidak ada dan baik yang mungkin maupun yang mustahil.
Allah telah berfirman...
"Allah yang menciptakan tujuh
langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya,
agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah
benar-benar meliputi segala sesuatu."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 12)
"Dan orang-orang yang kafir
berkata, Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami. Katakanlah, Pasti
datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang
kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik
yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih
besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz),"
(QS. Saba' 34: Ayat 3)
Iman kepada kitab yang terpelihara
(lauhul mahfudz)
Allah SWT berfirman...
"Tidakkah engkau tahu bahwa Allah
mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah
terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu
sangat mudah bagi Allah."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 70)
Iman kepada kehendak Allah yang pasti
terlaksana dan kekuasaanNya yang menyeluruh
Apa yang Allah kehendaki niscaya itu
akan terjadi karena kekuasaanNya yang tidak terbatas, begitu pula sebaliknya
apa yang tidak Allah kehendaki niscaya hal tsb tidak akan pernah terjadi, bukan
karena Allah tidak mampu melakukannya akan tetapi karena Allah tidak
menghendakinya, sebagaimana firman Allah SWT...
"Sesungguhnya urusan-Nya apabila
Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah
sesuatu itu."
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 82)
"Dan jika Kami menghendaki niscaya
Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan
perkataan (ketetapan) dari-Ku, Pasti akan Aku penuhi Neraka Jahanam dengan jin
dan manusia bersama-sama."
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 13)
Iman kepada Allah bahwa Dialah pencipta
segala sesuatu
Allah adalah pencipta semua orang yang
beramal dan amalannya serta semua yang bergerak maupun yang diam. Tidak ada
sesuatu sebesar zarrahpun baik dilangit maupun dibumi kecuali Allahlah yang menciptakannya
dan pencipta gerak didalamnya. Sebagai hamba, kita memang memiliki kekuasaan
dan kehendak atas perbuatan kita tetapi Allahlah yang menciptakan kekuasaan,
kehendak, ucapan dan setiap perbuatan hamba hambaNya. Allah yang memberi
kekuasaan dan kehendak dan membuat manusia mampu menjalankannya.
Allah SWT berfirman...
مَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِيْ ۚ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَاُولٰۤئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Barang siapa diberi petunjuk oleh
Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan Allah,
maka merekalah orang-orang yang rugi."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 178)
Saudaraku Fillah perindu surga...
Amal salih adalah indikasi bahwa
seseorang mendapatkan taufik dari Allah SWT sedangkan amal thalih(keji) adalah
indikasi bahwa seseorang telah mendapatkan kehinaan. Kita berlindung kepada
Allah dari kehinaan tersebut karena Allah Yang Maha Pengampun tidak akan
pernah menyia nyiakan kesungguhan seorang hamba untuk kembali kepadaNya
sebagaimana janjiNya yang pasti...
"Maka barang siapa mengerjakan
kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
"Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 7-8)
Wallahua'lam bish showab
TANYA JAWAB
Q : Kalau misal saya mau beramal
"contoh nya meminjam kan uang kepada seorang yg sudah berkeluarga "
dengan niat suatu saat nanti saya
membutuhkan kan ada yang membantu
Boleh tidak ???
A : Boleh-boleh aja mb... namun akan
lebih baik karena Allah agar tidak kecewa nantinya
Q : Boleh a menyesal dengan jodoh
kita??Trus gumam ke Allah, kenapa sih dijodohkan dengan sidia??
A : Terkadang
pintasan itu ada mba... segera istighfar aja mba karena itu godaan syetan.
Ketetapan Allah yang sudah terjadi ga bisa dirubah. Akan terasa baik jika kita
bisa pahami itulah yang terbaik untuk kita... syukuri ikhlaskan smoga dengan
demikian ekspetasi kita terhadap pasangan bisa berubah.
Kita juga belajar introspeksi diri bisa
jadi itu juga bagian dari ujian kesabaran kita
Q : Bagaimana
membedakan bahwa yang terjadi, terlebih yang buruk itu adalah ujian, bukan
adzab??
A : Ujian itu
untuk orang beriman atas perbuatan yang dilakukannya dan bentuk cinta Allah.
Namun azab itu teruntuk orang kafir.
Ujian yang diberikan kepada orang-orang kafir adalah bagian dari adzab Allah
kepada mereka di dunia sementara adzab yang lebih besar telah menantinya di
akherat, sebagaimana firman-Nya :
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya : “Dan Sesungguhnya kami
merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang
lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. As Sajdah : 21)
Artinya : “Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan.
(QS. Huud : 16)
Q : Kafir itu
bukan islam kan ya?
A : Bukan mb
Q : Yang islam, tapi ga shalat dll,
gimana?? Adzab atw ujian?
A : Kategorinya
diujian mb... cuma qadarnya beda-beda... Ada yang tetap Allah berikan rizki,
kesenangan dll dan ini dinamakan istidraj.. Namun ada juga Allah buat susah
banyak masalah.
Jika masyarakat secara umum berbuat
syirik maka Allah bisa jatuhkan azab kepada msyarakat trsebut.
Q : Bunda mau bertanya sebenarnya
menjadi orang jahat atau baik takdir atau hanya sekdar ujian?
A : Itu pilihan
mba.. Allah berikan kita jalan kebaikan juga jalan keburukan... kita yang
nentuin mo kemana diri dibawa
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikloah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment