■
Pertanyaan saya, kalo kita sholat. Misalnya sholat maghrib,,,,pas di
raka'at ke 2 tiba2 pikiran blank, terus ada bacaan yg lupa. Sholat nya
harus di ulangin lg atau tidak ? Jazakillah
Jawab :
Bacaan apa yang lupa....?
Kalau Al-Fatihah harus diulang dan tidak boleh lupa dan salah, karena ini masuk ke Rukun Sholat.
Kalau surat lain bisa di lakukan sbb :
1. Berhenti membaca dan langsung rukuk.
2. Berhenti membaca dan mengganti dengan surat lainnya.
■ Bacaan nya kebalik pak dodi, bacaan rukuk malah buat sujud. Apa perlu mengulang dri awal pak ? Syukron
Jawab:
Lanjutkan saja Bunda Suci... Karena doa waktu ruku sudah terlewati.
■ Cara terbaik ketika Menasihati agar merasa tidak di nasihati yg simpel tapi mengena itu seperti apa ya tadz?
Jawab:
Kalau
itu teman baik kita, bisa saja kita bicarakan seolah-olah orang lain
yang berbuat dan Bunda Rahayu cerita ringan saja kepada ybs.
Moga2
ybs merasa cerita orang lain tsb bisa mensejajarkan apa yang dia
lakukan selama ini. Jadinya tidak to the point kepada objek
penderitanya, kita kondisikan ke objek ketiganya dalam kasus ini.
■ Bagaimana sebenarnya dlm agama, acara Ultah berupa tumpeng ? Dan kalau ada acr tiup lilin ??
Jawab:
Harus dari sudut pandang Islam yaaa...
Sikap
yang Islami dalam menghadapi hari ulang Tahun adalah → Tidak
mengadakan perayaan khusus, biasa-biasa saja dan berwibawa dalam
menghindari perayaan semacam itu.
Mensyukuri
nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya
dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Dan tidak perlu dilakukan
dengan ritual atau acara khusus, اللّهُ Maha Mengetahui yang nampak
dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian juga refleksi diri,
mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu ditingkatkan dari diri
kita selayaknya menjadi renungan harian setiap muslim, bukan renungan
tahunan.
Karena ulang tahun itu dirayakan tahunan, maka bisa masuk kategori Ied.
Sementara Ied di Islam hanya ada 3. Iedul Fitri, Iedul Adha dan hari Jumat.
Kalau
Ultah dimaksudkan perayaannya dengan ritual Ibadah, seperti ritualisasi
rasa syukur, ada doa tertentu, zikir2 tertentu, ritual mandi kembang
dalam hal penghapusan Dosa, maka ini jelas sudah LARANGANNYA.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Orang yang melakukan ritual amal ibadah yang bukan berasal dari kami, maka amalnya tersebut tertolak”
[HR. Bukhari-Muslim].
Namun
jika kemungkinan merayakan Ultah dengan mengikuti kebiasaan, adat atau
sekedah have fun saja tidak ada ritual Ibadah disana. Maka ini bisa
masuk kategori IED, dimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
إن لكل قوم عيدا وهذا عيدنا
“Setiap kaum memiliki Ied, dan hari ini (Iedul Fitri) adalah Ied kita (kaum Muslimin)”
[HR. Bukhari-Muslim]
Apakah menjalankan ultah dengan kondisi seperti ini akan keluar dari status keislamannya...?
Tidak... Minimal hanya mengurangi kadar keislamannya.
Dan sebagai Muslim yang taat dan akan belajar taat, ambilah sikap yang pertama kali saya posting.
Bunda Ema... Menurut Bunda menyanyikan Ultah itu masuk kategori 1 (Ibadah) atau kategori 2 (kebiasaan, adat) .....?
Masuk kategori 2 saja ya Bunda... Pelan2 diarahkan ke yang sesuai dengan Syariah.
[12am,
5/8/2014] O Nofita Kutub: ■ Pak dody apakah kita mengucapkan selamat
ultah,walaupun kepada suami, anak2 kt, krena suami blng gak usah
mengucapkan krena umur berkurang kok malah seneng.
Saya kasihan pd anak2 krena gak pernah ada ultah
Kadang diundang sepupunya atau teman dia bilang bu, si a si b ultah.
Pernah aq tanya apakah kamu mau dirayakan tp jgn blng bpk, dirumah nenek, aq cuma senyum.
Krena
saya ingiin anak2 merasakan dpt gg juga saya rasakan dl sblm menikah,
dikeluarga ultah memang momen plg istimewa, Pak klau anak saya ulta
dirumah neneknya tnp ijin suami apakah boleh ?
Jawab:
Suami Bunda kan tidak memerintahkan maksiat dalam hal ini, maka wajib dipatuhi Bunda dan jangan main belakang.
Siasati saja dengan kebersamaan dengan anak2 dan keluarga inti...
Misal
makan malam bersama diluar dari kebiasaan di hari libur, setelah
beraktiftas sama anak2 diluar rumah dengan outbond (misalnya).
Habits baik diawal memang susah, namun memudahkan dikemudian hari kelak.
Habits buruk itu mudah diawal, namun akan mensusahkan dikemudian hari kelak.
Kasih kado yang diinginkan oleh anak kita... Dan berikan kepada mereka.
Disaat kondisi mereka menerima hadiah itu bahagia sekali, disinilah kondisi Alpha Manusia terbentuk.
Kasih
masukan dan nasehat pelan2.... Nak, seandainya memang ini (acara ultah)
diperintahkan oleh Agama, Ayah dan Bunda pasti merayakan sesuai dengan
keinginan kamu. Bukan berarti Ayah dan Bunda tidak sayang dengan kamu
yaa. Justru Ayah dan Bunda bertindak seperti ini karena rasa
sayaaaaaaannnngggg yang begitu besar kepada اللّهُ dan kamu sebagai
titipan اللّهُ. Dstnya dstnya...
Itu masuk kategori kedua Bunda... Diperbolehkan dan jangan dijadikan kebiasaan.
Tujuannya
bukan Ritual Ibadah hanya sebagai apresiasi kepada anak, selama 7 tahun
(misal) berbuat baik kepada orang tua, memberikan reward karena nilai2
sekolahnya baik dlsbnya Bunda.
■
Ustd, saya mau tanya.. Jika kita hendak tilawah, kemudian menemukan ayat
sajdah, apakah kita cukup membaca do'anya, atau langsung melakukan
sujud kemudian membaca do'anya ya? Mohon penjelasannya ustd..
Jawab:
Langsung Sujud ya Bunda Erni.
Sepuluh ayat yang disepakati sebagai ayat sajadah :
1. QS. Al A’rof ayat 206
2. QS. Ar Ro’du ayat 15
3. QS. An Nahl ayat 49-50
4. QS. Al Isro’ ayat 107-109
5. QS. Maryam ayat 58
6. QS. Al Hajj ayat 18
7. QS. Al Furqon ayat 60
8. QS. An Naml ayat 25-26
9. QS. As Sajdah ayat 15
10. QS. Fushilat ayat 38 (menurut mayoritas ulama), QS. Fushilat ayat 37 (menurut Malikiyah)
Empat ayat yang termasuk ayat sajadah namun diperselisihkan, akan tetapi ada dalil shahih yang menjelaskannya
1. QS. Shaad ayat 24
2. QS. An Najm ayat 62 (ayat terakhir)
3. QS. Al Insyiqaq ayat 20-21
4. QS. Al ‘Alaq ayat 19 (ayat terakhir)
Satu
ayat yang masih diperselisihkan dan tidak ada hadits marfu’ (hadits
yang sampai pada Nabi) yang menjelaskannya, yaitu surat Al Hajj ayat 77.
Banyak sahabat yang menganggap ayat ini sebagai ayat sajadah semacam
Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas’ud, Abu Musa, Abud Darda, dan ‘Ammar
bin Yasar.
Lalu jika kita
mendengar/membaca ayat sajdah itu saat dalam perjalanan, misalnya di
kereta atau di kendaraan lainnya gmna tu ustd?
Syarat dilakukannya Sujud tersebut apakah terpenuhi bagi orang yang berada dikendaraan...?
Karena harus bersih dari hadash besar dan kecil juga.
Ada 2 pendapat Ulama dalam hal ini...
1. Membolehkan dengan menggunakan isyarat (Imam Malik, Abu Hamzah dll)
2. Tidak diperlukan sujud - Ini pendapat kebanyakan dari Ulama.
Saya pribadi cenderung memilih point 2
■
Kang...misalnya ada seseorang yg melakukan kesalahan dengan salah ucap
ya mgk bisa menyinggung perasaan, apa yg harus kita lakukan?
Membalas, mendiamkan, atau apa?
Jawab:
Jika kita mendiamkan dan memaafkan itu jauh lebih baik.
Tetapi
sampai nanti diakherat ybs tidak melakukan permintaan maaf didunia,
maka pahala yang tercatat si orang tsb akan diberikan kepada kita. Jika
tidak ada pahala yang bisa diambil, maka dosa kita bisa dibeikan kepada
ybs sesuai dengan kadarnya.
والله أعلم بالصواب
Misal
ada orang menzalimi kita secara personal ataupun ada pemimpin yang
tidak adil terhadap kita, maka kezaliman ini kelak akan bisa dituntut
pada akhir nanti.
Suatu saat di
Masjidil Haram berkatalah Khalifah Sulaiman ibn Abdul malik, "Amboi
alangkah banyaknya jamaah haji!" maka menyahutlah Umar ibn Abdul Aziz,
"Semuanya akan menjadi musuh yang menggugatmu di hadapan Allah wahai
Amirul Mukminin!"
Umar ibn Abdul
Aziz juga pernah bermimpi melihat Al-Hajjaj ibn Yusuf dibunuh oleh Allah
sebanyak pembunuhan yang dilakukannya di dunia, yang jumlahnya hampir
200.000 orang.
Inilah gelapnya
kezaliman. Untuk menjadi pengingat, yang bercita menjadi Presiden
Indonesia juga harus menyadari, ada 250 juta orang yang siap menjadi
pendakwanya kelak di akhirat.
Apakah MUDAH menjadi PEMIMPIN....?
Bunda
Vita, اللّهُ Maha Adil, اللّهُ Maha Tahu, اللّهُ Maha Melihat, in
sha اللّهُ itu menjadi tabungan Bunda Vita di akhirat kelak.
Tindakan qishash bagi kezaliman itu pasti terjadi dan secara tiba-tiba datangnya.
Tentang hal ini Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Sesungguhnya
Allah Azza Wajalla menangguhkan (mengulur-ulur) azabnya terhadap orang
zalim dan bila Dia mengazab-nya tidak akan luput (tidak akan di lepaskan
lagi)." (HR. Muslim)
Hukum qishash diperbolehkan, tetapi lebih disarankan MEMAAFKAN.
Pada
dasarnya, kesabaran itu tidak memiliki batas sebagaimana ganjaran yang
اللّهُ sediakan bagi mereka yang bersabar pun tidak memiliki batas.
Lihatlah ayat dibawah ini, اللّهُ berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)
Kebanyakan orang menyimpan dengan lama perasaan sebel, dendam, sakit hati dll. Bahkan dipupuk terus dengan pikiran2 suudzhon.
Percayalah RASA tersebut didalam HATI akan semakin SUBUR dan LIAR berkembangnya.
Diantara tanda penyakit hati adalah:
1. Pemiliknya condong kepada kehidupan dunia,
2. Merasa enjoy dan tenteram dengannya,
3. Tidak merasa bahwa sebenarnya dia adalah pengembara di kehidupan dunia,
4. Tidak mengharapkan kehidupan akhirat dan
5. Tidak berusaha mempersiapkan bekal untuk kehidupannya kelak disana.
■ Nahh, sy pernah dengar, org yg tau kmdian tidak mengamalkan, itu dosanya 2x drpd org yg tidak tau..Betul pak ??
Kl emang betul, berarti g usah dibagi y pak ilmu yg kita tau u org lain, drpd berdosa...
Jawab:
Betul.
Yang tidak tahu belum berdosa, tetapi jika sudah tau cepat2 istigfhar dan bertaubat.
Si A dan B teman baik dan selalu kemana2 berdua. Mereka selalu mengikuti gaya hidup metropolitan.
Pada suatu ketika,
A → Belajar Agama
B → Tetap seperti itu
A akhirnya berubah dan menghindari gaya hidup metropolis dan mengharapkan Jannah dari اللّهُ Ta'ala dengan bersusah payah,.
B tetap dengan gaya hidupnya.
Kalau
si A tidak mau memberi tahu B hal2 yang benar, apakah B akan masuk
surga (bisa diartikan sepanjang hidupnya seperti itu saja)....?
Enakan si B dong... Ngga ngapa2in masuk Surga.
Makanya
manusia diberikan AKAL, tanoa harus A memberitahu secara lisan, tetapi
si B melihat tingkah laku A berubah itu sudah merupakan hal yang harus
dipikirkan oleh si B. Dstnya...
■
Kdg kr omongan kita, org suka memuji, awalnya dihati biasa aj, tp kr
sering dipuji, setan suka mengoda, sehingga kdg muncul ujub( dihati),
adakah doa yg harus kita biasakan baca agar hati bs terbebas dr berharap
atas pujian manusia ???
Jawab:
Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a,
اللَّهُمَّ
أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ
يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma
anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum.
Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa
ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
Ya
Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri
dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku.
Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan,
ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan
janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.
(Diriwayatkan
oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul
Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)
■
Ikutan comment utk berbagi ilmu yg kita sendiri blm bisa mengamalkan
sepenuhnya: Jika ilmu yg dibagi adalah yg wajib (contohnya sholat wajib
atau puasa ramadhan) maka kita sudah harus melaksanakan terlebih dahulu
baru berdakwah. Klu yg bersifat sunah (c/ sholat dhuha, puasa nabi daud)
silahkan berbagi ilmu walaupun kita belum sepenuhnya mengerjakan.
Begitu ga pak dodi?
Jawab: Betul Bunda Ayuu
■
Pak dodi, bagaimana karena tidak ingin berdebat dan bergunjing akhirnya
kita menjaga jarak /menjauh dari orang tsb, mungkin saja teman atau
saudara.. Apakah kita berdosa? Dan apakah ini dianggap sebagai
memutuskan silaturahmi?
Jawab:
Menjauh boleh Bunda... Tapi bukan berarti memutus komunikasi
■
Kang gmn membatasi diri dlm berdebat...kadang kita ngobrol biasa trus
saling perbedaan pendapat..pas dititik mana kita menahan diri atau
menyudahi pembacaraan?
Jawab:
Bunda
Lia : “Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat
sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang
menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak
surga bagi yang baik akhlaqnya.”
(HR Abu Daud)
“Jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.”
(QS An-Nisa: 59)
"Sesungguhnya,
orang yang hidup di antara kalian selepasku akan melihat banyak
perselisihan yang timbul, maka tetaplah kalian dengan sunnahku dan
sunnah Khulafa al-Mahdiyyin al-Rashidiin, berpeganglah dengannya, dan
gigitlah ia dengan geraham“.
[HR Abu Daud : 4607, Tirmidzi : no.2676]
Dodi K: Bunda Aryani...
Pakai kata2 pamungkas saja, → saya menjalankan Ibadah itu sesuai dengan yang diperintahkan Al-Quran dan dicontohkan Sunnah.
Selagi Ibadah tersebut tidak ada dalil yang shohih dari ke2 sumber diatas, maka saya berlepas diri yaa.
... Itukan asumsi kamu seperi itu, dan belum ada bukti otentik yang bisa dijadikan patokan...
Kalau
saya berbaik sangka saja kepada pemerintah, mereka2 yang aneh2 itu
adalah OKNUM tidak bisa digeneralisir terhadap semuanya.
Bahasa2 seperti itu yang terkadang orang terdiam dan syukur2 mereka akhirnya bisa mengintropeksi diri mereka sendiri.
Kalau
kalimat kita menyerang, maka pihak lawan pun pasti akan menyerang
balik, sehingga akhirnya terjadi debat kusir yang berkepanjangan.
Sekarang tugas kita bagaimana memperbanyak Pahala, agar bisa menginbangi dosa yang kita sudah kumpulkan sejak kecil.
■
Ustad, gmn sikap kita sebaiknya klau difitnah org.. Perlu nggak kita
bersusah payah meluruskan tuduhan org tsb atau biarkan aja sampai
akhirnya terbukti sendiri klau tuduhan itu tdk benar?
Jawab:
Selagi Ibadah tersebut tidak ada dalil yang shohih dari ke2 sumber diatas, maka saya berlepas diri yaa.
Tak perlu galau bila diri dilanda fitnah.
Janji اللّهُ itu pasti, bahwa
“Innalloha ma’a sshoobiriin”
(Sesungguhnya اللّهُ bersama dengan orang yang sabar). Surah Al-Imran.
Kesabaran
adalah kunci kemenangan. Tak perlu memikirkan dengan cara apa اللّهُ
akan menolong. اللّهُ jauh lebih punya kuasa dibanding dengan penyebar
fitnah. اللّهُ amat tahu melalui cara apa hamba itu dimudahkan-Nya.
Jaga
اللّهُ , maka اللّهُ akan menjagamu. Itulah janji-Nya. Betapa indah
ia memberikan janji kepada hamba-Nya. Tentulah, Dia akan datang dengan
cara yang lebih indah.
Tp bgm klu
fitnah itu menimpa sebuah lembaga misalkan? walaupun yakin dgn
pertolongan Allah krn itu fitnah apa tdk sebaiknya melakukan
klarifikasi?walaupin tetap bersabar thd berbagai tudingam miring.klu
begitu bgm pak?
General saja :
Kalau itu menyangkut suatu organisasi dan fitnah itu sudah menyebar ke umum, dan meresahkan kebanyakan orang.
Boleh Klarifikasi berdasarkan FAKTA yang terjadi sebenarnya tanpa harus MEMFITNAH BALIK dan MENGHUJAT penyebar Fitnah tersebut.
Jika ternyata menyebarkan fitnah juga maka yang memfitnah dan difitnah masuk kedalam golongan yang sama.
والله أعلم بالصواب
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT