Home » » KEUTAMAAN MEMBACA QUR'AN

KEUTAMAAN MEMBACA QUR'AN

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, October 2, 2014

Kajian Online WA Hamba  اللَّهِ  SWT (HA 22 Ummi)

Hari / Tanggal : Senin, 29 September 2014
Narasumber : Ustad Zaky
Notulen : Laily
Editor : Ana Trienta

Assalamu'alaikum ummi-ummi shalihat semuanya. Baik jika begitu kita masuk ke materi saja..
Akhwah fillah, barangkali banyak diantara kita sering—atau paling tidak, pernah—mendengar anjuran untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, baik dalam kajian-kajian maupun dari tulisan-tulisan yang pernah kita baca. Namun, karena kesibukan masing-masing: kerja di kantor, mengurus usaha, mengurus rumah tangga, atau berbagai kesibukan lainnya membuat kita terhalang untuk melakukannya, bahkan cenderung mengabaikannya.

Padahal membaca Al-Qur’an adalah salah satu amalan yang disukai oleh Allah, yang keutamaannya banyak disebutkan di dalam ayat maupun hadits. Di antaranya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Orang-orang yang selalu membaca Al-Qur’an, melaksanakan shalat, dan mendermakan sebagian harta yang Kami karuniakan kepada mereka secara diam-diam ataupun terang-terangan, mereka mengharapkan amal shalih mereka tidak sia-sia, laksana pedagang yang tak ingin rugi.” (QS. Faathir 35: 29)
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak (pernah) mengatakan “Alif laam miim” satu huruf, akan tetapi ‘alif’ adalah satu huruf, ‘laam’ satu huruf dan ‘miim’ satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi, 2910)
Membaca Al-Qur’an adalah obat bagi hati yang gersang, musim semi bagi jiwa yang kering, dan pelipur lara bagi hati yang gundah (galau). Malik bin Dinar berkata,
"Sesungguhnya Al-Qur’an adalah musim semi bagi seorang mukmin, sebagaimana musim hujan menjadi musim semi bagi bumi.” Dan Ibrahim Al-Khawash juga berkata, “Obat hati itu ada lima perkara—di antaranya beliau menyebutkan—adalah membaca Al-Qur’an disertai tadabbur (penghayatan).”
Maka sebagai seorang Muslim, membaca Al-Qur’an sejatinya menjadi rutinitas harian yang tak boleh pisah dari hidup kita. Karena bagaimanapun bukan hanya fisik saja yang butuh dengan obat, jiwa kita pun sangat memerlukannya.
"Dan di akhirat nanti Al-Qur’an akan menjadi pemberi syafaat bagi para pembacanya ketika di dunia. Rasulullah bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat bagi ahlinya—pembacanya.” (HR. Muslim, 1910)
qIkhwah fillah, sesibuk apapun kita pasti memiliki waktu luang untuk sekedar beristirahat atau berhenti dari kesibukan lainnya. Sempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an, walau hanya beberapa lembar saja dalam sehari, tidak banyak tidak mengapa yang penting rutin dilakukan. Ibunda ‘A’isyah berkata, 
“Amalan yang paling disukai oleh Allah adalah amalan yang sedikit, namun rutin dilakukan.”
Jika tidak memiliki banyak waktu untuk membaca Al-Qur’an, setidaknya dalam sehari kita bisa membaca lima lembar. Dan jika lima lembar itu tidak bisa diselesaikan membacanya dalam satu waktu, kita bisa membaginya menjadi 5 waktu. Yaitu, satu lembar dalam setiap waktu shalat, bisa dibaca sebelum atau sesudah shalat. In sya Allah itu tidak berat dilakukan, membaca satu lembar hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari sepuluh menit, bahkan hanya lima menit. Bandingkan dengan balasan yang akan kita terima.

Jika membaca lima lembar rutin dalam sehari dilakukan, berarti dalam sebulan kita bisa membaca 15 juz, dan untuk menghatamkan membaca Al-Qur’an 30 juz kita hanya butuh waktu dua bulan. Subhanallah...

Tanya Jawab :

Tanya : 
Mengenai membaca alquran, kan ada adab-adab membaca alquran kadang saya suka membaca sambil di sambi ngajarin anak nyuapin, apakah itu mengurangi pahala? terimakasih sebelumnya ustadz,
Jawab  : 
Adab membaca Al-Qur'an
  1. Membaca Al-Qur'an dalam kondisi suci dari hadats.
  2. Menghadap kiblat.
  3. Duduk dengan tenang dan khusuk.
  4. Membaca ta'awuz sebelum memulai membaca Al-Qur'an.
  5. Membaca dengan tartil sambil mentadaburinya.
  6. Membaca Al-Qur'an dengan suara indah.
  7. Tidak beralih dengan yang lain saat membaca Al-Qur'an.
  8. Jika membaca ayat yang berisi tentang rahmat, maka hendaklah berdoa agar di karuniakan kepadanya (rahmat). Jika membaca ayat yang berisi tentang adzan, hendaklah membaca isti'adzah.
  9. Meletakkan Al-Qur'an di tempat yang tinggi, misalnya di atas tumpukan buku, dan jangan meletakkannya da atas lantai atau sejajar dengan kaki.
Membaca Al-Quran sejatinya adabnya seperti yang disebutkan di atas. Jika memang kondisinya tidak memungkinkan, seperti sambil menggendong bayi, menyuapin anak, berkendara, dsb, tidak mengapa. Membaca Al-Quran tidak boleh diputus di tengah ayat. Bila ada yang bertanya, atau mengucapkan salam saat tengah membaca, sebaiknya menyelesaikan hingga akhir ayat, kemudian menjawab salam, dsb.

Tanya : 
Memegang alquran pake tangan kiri apakah berdosa ustadz?
Jawab  : 
Tidak ada dalil secara mutlak tentang larangan memegang mushaf dengan tangan kiri. Namun, bentuk penghormatan kita kepada firman dan kalam Allah sebaiknya menjaga adab dan etika.

Tanya : 
Bagaimana menjaga kesabaran menghadapi orang-orang yang tak bisa menjaga lisannya dari fitnah?
Jawab : 
Agar bisa menjaga kesabaran:
  1. Banyak mengingat Allah.
  2. Jujur meminta kepada Allah agar diberikan kesabaran.
  3. Bayangkan balasan Allah bagi hamba-Nya yang bersabar.
  4. Banyak membaca ayat, hadits, perkataan ulama', dll tentang keutamaan bersabar.
  5. Belajar bersabar dari para nabi dan rasul para salaf, sahabat, tabiin, tabi'ut tabiin, dan orang-orang sabar lainnya.
  6. Ujian itu pasti, sabar itu pilihan.
Menghadapi orang-orang yang tidak bisa menjaga lisan dari fitnah:
  1. Bertaqwa kepada Allah.
  2. Memilih teman bergaul. Nabi bilang, "Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian perhatikan siapakah teman dekatnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Asakir)
  3. Memberikan nasehat kepada yang bersangkutan. Ibarat pakaian kotor, untuk mendapatkan hasil yang bersih kita harus menguceknya berulang-ulang. Begitu pula nasehat, sekali dua kali mungkin tidak mempan, barangkali nasehat kita selanjutkan bisa didengarkan. Jangan bosan menasehati. Allah tidak menuntut hasil nasehat kita, tetapi Ia melihat sejauh mana peduli kita ketika menasehati seseorang.
  4. Sibuk melihat kekurangan/aib diri sendiri (introspeksi) dari pada melihat aib orang lain. Tidak seperti kata pepatah, gajah di depan mata tidak tampak, tapi semut diseberang laut terlihat.

Wallahua'lam

Tanya : 
Untuk para wanita kan pasti ya datang bulan. Ada dua pendapat ya ustad. Ada yang membolehkan baca al quran. Dan ada yang tidak apa bener tu ustad? Andaikan benar dalilnya yang mana ya ustad. Soalnya saya kurang paham tentang itu? Sukron ustad..
Jawab : 
Wanita sehat yang mencapai baligh memang punya halangan pada waktu-waktu tertentu yang datang tiap bulan sekali. Saat-saat mereka sedang menjalaninya ada beberapa ibadah yang dilarang untuk dikerjakan, diantaranya shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, dll. Namun, bukan berarti ibadah yang lain ditinggalkan total, seperti dzikir, shadaqah, dsb. Ketika sedang berhalangan wanita dinjurkan memperbanyak dzikir, karena saat itu wanita sangat rentan dari gangguan setan. Membaca Al-Quran adalah membaca lafadznya seperti yang dibacakan oleh malaikat kepada Rasulullah, yaitu dengan bahasa Arab. Bila membaca artinya tidak termasuk membacanya, tapi mempelajari maknanya. Membaca Al-Quran boleh dilakukan oleh wanita haidh, dengan ketentuan:
  1. Imam Bukhari, Ibnu Hazm dan Ibnu Abbas, perpendapat bahwa, wanita yang sedang haid boleh membaca Al-Qur'an, dengan alasan hadits yang dijadikan alasan wanita diharamkan membacanya derajatnya lemah (dha'if).
  2. Imam Malik berpandangan wanita yang haid dan nifas dibolehkan membaca Al-Qur'an selama darahnya masih mengalir. Jika darahnya berhenti mengalir maka tidak boleh membacanya hingga mandi terlebih dahulu. Karena haid dan nifas tidak bisa disamakan dengan junub, karena junub berlangsung sebentar dan bisa langsung mandi, sedangkan haid dan nifas berlangsung lama.
Jika orang yang haid dan nifas dilarang membaca Al-Qur'an akan mengakibatkan kelupaan pada ayat-ayat yang sudah dihafal, atau bahkan bisa menimbulkan kemudharatan.
Wallahua'lam

Tanya : 
Menyambung pertanyaan ummi kokom soal adab membaca Al Qur'an, jika dirumah, boleh kah saat membaca tidak menutup aurat (memakai jilbab) dan haruskah berwudhu dahulu?
Jawab : 
Tidak boleh membuka aurat di luar rumah atau selain terhadap mahram. Tidak mengapa membaca Al-Quran tanpa menggunakan jilbab. Wallahua'lam

Tanya : 
Jika sedang berhalangan apakah boleh memegang langsung atau harus pakai sarung tangan?
Jawab : 
Boleh membaca Al-Qur'an saat haid, tapi tidak boleh memegang mushaf. Hadits yang dijadikan dalil melarang wanita membaca Al-Quran saat haid adalah dha'if (lemah). Begitu penjelasan beberapa ulama. Membaca Al-Quran tidak mesti membaca dengan mushaf, bisa dengan hafalan, murajaah. Kalo ingin membaca dengan mushaf bisa minta dibukakn oleh yg tidak sedang berhalangan. Mushaf dengan terjemahannya tetap mushaf, tidak boleh disentuh ketika haid. Kecuali terjemahnya terpisah dengan mushaf. Wallahua'lam

Tanya : 
Walaupun dalam keadaan haid apakah kita tetap harus berwudhu?
Jawab : 
Bagi wanita haid dianjurkan untuk selalu menjaga wudhu, memperbanyak dzikir dan mengingat Allah. Setan suka menggoda wanita yang sedang berhalangan, dan saat-saat itu adalah waktu yang rentan bagi wanita. Jika hendak membaca Al-Quran saat itu sebaiknya dimulai dengan berwudhu. Wallahua'lam

Tanya : 
Kalo dzikir sambil berjalan boleh ga?
Jawab : 
Boleh berdzkir sambil jalan. Namun, Rasulullah setiap setelah shalat selalu duduk tenang untuk berdzikir

Tanya : 
Kan sekarang tehnologi dah canggih Al quran pun bisa lewat hp ada. Apakah sama juga kita tetap tidak boleh baca al quran dengan pegang hp nya? mohon pencerahannya
Jawab : 
Beberapa ulama menyebutkan bahwa boleh membaca Al-Quran bagi wanita haid, dengan tanpa mushaf. Namun,boleh membaca dengan hp, laptop, dsb. Wallahua'lam. Hp ada yang mengatakan tidak termasuk bagian mushaf

TAMBAHAN PERTANYAAN NANDA 115


Tanya
Assalamualaikum, maaf telat nyimak. Saya mau bertanya uztadz. Wanita yang sedang Udzur bolehkah menambah Hafalan al qur'anya?
Jawab
Ketika sedang udzur sebaiknya mbak mengulang hafalan yg sudah pernah dihafal saja, kecuali dibutuhkan, seperti seorang ustadzah mengajar untuk muridnya atau pelajar putri punya tanggungan dengan ustadzahnya, atau situasi-situasi yang serupa dengan ustadzah dan pelajar tadi. Itu diantara pendapat para ulama.. Wallahua'lam

Tanya
Ustadz, mau nanya. Nenek saya kalo baca Qur'an katanya ga keliatan. Jadi sehari hanya bisa baca 2 lembar saja. Sedangkan kalo saya perhatikan beliau kuat banget kalo nonton tv. Suka sedih sendiri. Tapi saya bingung ustadzah. Bagaimana cara yang baik untuk mengingatkannya, karena beliau mudah sekali tersinggung. bagaimana yaa solusinya?
Jawab
Fungsi panca indera dan anggota tubuh manusia makin berkurang mengikuti usianya yang terus bertambah. Mungkin neneknya mbak memang tidak bisa tahan lama untuk membaca, karena faktor usia, fungsi indera penglihatan sudah berkurang, tentu saja berbeda dengan yang berusia muda. Alhamdulillah neneknya bisa membaca 2 lembar, yang penting rutin dilakukan. Karena sudah tua tidak bisa juga dipaksakan. Orang yg sudah lanjut usia senang diberi perhatian. Mungkin mbak bisa arahkan nenek agak lebih banyak mendekatkan diri pada Allah, pilih kata-kata yang tidak menyinggung. Yang penting neneknya tidak meninggalkan ibadah-ibadah wajib. Wallahua'lam



Sebelum diakhiri, boleh saya sampaikan sesuatu,
Bunda-bunda yang dirahmati Allah. Sebagai perindu surga kita harus mempersiapkan diri di dunia ini dengan bekal yang cukup, di antaranya adalah dengan ilmu. Ilmu adalah petunjuk dan pengantar menuju akhirat. Sebagai penuntut ilmu, janganlah merasa cukup dengan ilmu yang sudah kita pelajari dan dapatkan dari satu sumber saja, termasuk pada kajian kita hari ini. Ilmu Allah itu masih luas untuk dicari dan dipelajari. Ilmu agama tidak cukup hanya dipelajari di WA. Kita bisa mendatangi kajian-kajian dan majelis-majelis ta'lim, mendatangi/bertatap muka dengan guru atau ustadzah, membaca kitab tentang ilmu yang bersangkutan, mendengarkan ceramah-ceramah di tv dan radio, dsb.
Semoga Allah memberkati dan menirima amal-amal, serta niat-niat kita. Amin
Jazakumullah atas perhatiannya. Kebenaran datangnya hanya dari Allah semata. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan.

Mari kita tutup dengan doa kafaratul majlis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك 

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika 
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

Ketik Materi yang anda cari !!