Kajian Online WA Hamba ﺍﻟﻠَّﻪِ SWT
(Ayah 304)
Hari / Tanggal : Jum'at, 07 November 2014
Narasumber : Ustadz Dimyati
Tema :Perihatin dan koreksi diri terkait dengan kondisi ummat İslam yang masih tercabik-cabik oleh orang luar İslam
Admin: Muhammad Rifa'i
Notulen : Ana Trienta
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil alamin washshalatu wassalamu ala sayyidil mursalin...waala alihi washahbihi ajmain...amma ba'du.
Kita sebagai ummat islam perlu prihatin dan koreksi diri terkait dengan kondisi ummat İslam yang masih tercabik-cabik oleh orang luar İslam. Orang luar İslam masih mempunyai kuku-kuku yang kuat yang ditancapkan di setiap negara-negara berpenduduk muslim dari berbagai bidang maka kita perlu koreksi diri terhadap kondisi ini. Apakah kita sudah berjuang, berbuat untuk islam? kalo sudah, apa yang kita perjuangkan dan apa pula yang kita perbuat? Padahal, Allah berfirman Surat Al-Fath ayat ke 28...menyatakan
"Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkanNya terhadap semua agama."
Senada dengan ayat di atas, Surat at Taubah ayat ke 33
Jadi kita ini mestinya yang menang kenapa kita yang diinjak-injak? jawabannya ada pada diri kita masing-masing makanya perlu kita tanya diri kita tentang 4 hal:
1. apakah akidah kita sudah tidak ada masalah?
2. apakah pemikiran kita juga sudah lurus?
3. apakah perasaan kita terhadap agama sudah dekat atau malah jauh?
4. apakah perilaku kita sudah benar beralhlak karimah seperti Rasulullah Saw?
Pertanyaan itu akan menjawab kondisi kita sebagai pembela agama Allah, apakah kita sudah layak dimenangkan atau tidak? Setelah pertanyaan-pertanyaan itu kita ajukan ke diri kita, sekarang kemudian kita ajukan lagi ke kondisi ummat İslam dengan empat pertanyaan di atas, lalu tanya lagi apakah kita layak menang?
Coba baca surat al-Hasyr ayat ke 9. Itu menggambarkan gambaran sahabat yang di menangkan oleh Allah. Bandingkan saja dengan kita umat İslam yang masih carut marut ini, masih jauh dari layak.
Nah, kita perlu berusaha agar kemenangan agama Allah di muka bumi ini terealisasi caranya dengan upaya yang maksimal. Kita perlu perbanyak lagi insan-insan berjiwa sahabat jumlah sahabat itu kalo dibanding dengan jumlah muauh juga tidak sebanding tapi mereka menjadi pencipta masa depan bagi yang lain...
Jumlah sahabat itu setelah Rasulullah meninggal jumlah lebih dari 100 ribu orang. Sahabat itu artinya teman namun bukan sekedar teman mereka betul-betul membela rasul dengan jiwa dan raga. Coba kita renungkan, masing-masing kita, berapa teman kita yg dengan pertemanan kita dgnya berani berkorban dg jiwa dn raga
Apakah ada teman atau sahabat kita yang sama atau mirip seperti kondisi para sahabat? itu menjadi koreksi kita. Kita ini punya tugas dakwah punya tugas tarbiyah berapakah teman kita yang betul-betul loyal memperjuangkannya dengan jiwa dan raga?
contoh, indonesia, berapa teman kita yang berpikir untuk amal dakwah ini secara betul-betul. Ingat, yang mengubah kaum jahiliyah menjadi muslim di masa nabi itu cuma 7 sampai 10 persen dari penduduk semuanya.. Apakah kita di Indonesia sudah cukup peran untuk hal itu? belum ya ikhwah...
Kita malah belum punya teman atau sahabat yang mempuni, kita perlu tingkatkan lagi kualitas kita, kapabilitas kita, dan kreatifitas kita. Belum lagi kalo bicara skala internasional, kita entah ada di mana posisi kita. Maka, kembali koreksi diri masing-masing. Mantapkan kita dengan kepribadian yang kokoh. Karena kalo berangan-angan kemenangan, jawabannya ada di dalam diri kita yang mempunyai kemantapan diri itu pastinya orang yang sudah tidak ada masalah dengan pertanyaan yang empat di atas.
Mereka itu orang yang ikhlas, lurus, punya pedoman hidup seberapa jauhkah kita memahami manhaj islam? maka sejauh itu juga kita bisa beramal untuk islam. Mereka juga berakhlak mulia, bersih dan suci berfikir dan berzikir bertanggung jawab kuat terpercaya bergerak dan tidak vakum dan mereka ini terorganisir dengan rapi dalam satu manhaj islami. Maka dari itu, hijrahlah karena ini bulan hijriyah hijrah dari sebelumnya ke yang akan datang kita songsong masa depan. Jadi kita berlomba-lomba ciptakan sahabat yang handal yang membela agama kita...
Turki masyarakatnya masih parah tapi yang punya idealis dakwah yang jumlahnya tidak sebanyak yang tidak shalat bisa meminpin dan itu belum terjadi di İndonesia karena kita mungkin masih belum layak seperti Turki. Negara-negara berpenduduk İslam juga masih mempunyai problem yang sama seperti İndonesia jadi langkah kita masih panjang.
Tamam.. sampai di sini dulu...
Mari kita tutup dengan baca kaffaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Wassalamu'alaykum warahmatullah..
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT