Kajian Online Hamba الله SWT
Jum’at, 19 Desember 2014
Narasumber : Ustadzah
Ira Wahyudianti
Rekapan Grup Nanda 119 (Shofie)
Tema : Syakhsiyatul Islam
Editor
: Rini Ismayanti
HAL-HAL
YANG MERUSAK TAUHID
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Kajian kali ini mari kita sama-sama perbaharui niat kita,
menguatkan niat dan melandasi langkah kita dengan niat ikhlas karena Allah
Ta’ala. Mari kita sama-sama hadirkan hati dan pikiran untuk mencari ilmu,
semoga dapat menguatkan keimanan dan membuahkan amal shaleh.
“Alhamdulillahilahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wanastagh firuhu
wana’uudzubillaahi min sayauruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man
yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asayahadu
anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa sayaariikalahu wa asayahadu anna muhammadan
‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
Segala puji serta sayaukur milik Allah subhanahu wata'alla.
Alhamdulillah kita masih diberi nikmat iman dan islam sore ini dan juga
kesehatan utk menimba ilmu dan beraktifitas
Dengan mengucapkan dua kalimat sayaahadat seseorang berarti telah mempersaksikan diri sebagai hamba Allah semata. Kalimat laa ilaaha illallaahu dan Muhammadur Rasuulullah selalu membekas dalam jiwanya dan menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak menyembah selain-Nya. Baginya hanya Allah sebagai Tuhan yang harus ditaati, diikuti ajaran-Nya, dipatuhi perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya. Caranya bagaimana, lihatlah pribadi Rasulullah SAW. sebab dialah contoh hamba Allah sejati.
Dalam pembukaan surat Al-Israa’, Allah telah mendeklarasikan bahwa Rasulullah saw. adalah hamba-Nya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha (Al-Israa':1). Begitu juga dalam pembukaan surat Al-Kahfi, Allah berfirman: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya (Al-Kahfi:1).
Ini menunjukkan bahwa agar makna dua kalimat sayaahadat – yang intinya adalah tauhid – benar-benar tercermin dalam jiwa dan perbuatan, tidak ada pilihan bagi seorang hamba kecuali mencontoh pribadi Rasulullah saw. dalam segala sisi kehidupannya, baik dari sisi aqidah dan ibadah, maupun sisi-sisi lainnya seperti sikapnya terhadap istri dan pelayannya di rumah, pergaulannya bersama-sahabatnya, akhlaqnya dalam melakukan transaksi bisnis dan kepemimpinannya sebagai kepala Negara. Maka untuk menjaga kemurnian tauhid, seperti yang dicontohkan Rasulullah saw. seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak kemurnian tauhid sebagai cerminan dua kalimat sayaahadat tersebut, yang setidaknya ada tiga: (a) Syirik ( menyekutukan Allah (b) Ilhad (menyimpang dari kebenaran) (c) Nifaq (berwajah dua, menampakkan diri sebagai muslim, sementara hatinya kafir).
1. Syirik (menyekutukan Allah)
a). Definisi : Syirik adalah lawan kata dari tauhid. Yaitu sikap menyekutukan Allah secara zat, sifat, perbuatan dan ibadah. Adapun syirik secara zat adalah dengan meyakini bahwa zat Allah seperti zat makhluk-Nya. Aqidah ini dianut oleh kelompok mujassimah. Syirik secara sifat artinya: seseorang meyakini bahwa sifat-sifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain bahwa makhluk mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah, tidak ada bedanya sama sekali. Syirik secara perbuatan artinya: seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur alam semesta dan rezki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini. Sedangkan syirik secara ibadah artinya: seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah. Syirik-syirik dalam pengertian tersebut secara eksplisit maupun implisit telah ditolak oleh Islam. karenanya seorang muslim harus benar-benar hat-hati dan menghindar jauh-jauh dari syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di atas.
b) Bentuk-bentuk Syirik:
Pertama, menyembah patung atau berhala (al ashnaam). Allah swt. dalam surat Al-Hajj:30 berfirman, “maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”. Dalam surat Maryam:42 diceritakan bahwa Nabi Ibrahim menegur ayahnya karena menyembah patung: Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya, “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?”
Kedua, menyembah matahari, dalam surat Al-A’raaf:54 Allah menolak orang-orang yang menyembah matahari, bulan dan bintang, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsaya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”. Lalu dalam surat Fushshilat:37 lebih tegas lagi Allah berfirman, “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Ketiga, menyembah malaikat dan jin, dalam surat Al-An’aam:100 Allah berfirman: Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan), “Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan”. Dalam surat Saba':40-41, “Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat, “Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?”. Malaikat-malaikat itu menjawab, “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.
Keempat, menyembah para nabi, seperti Nabi Isa as. yang disembah kaum Nasrani dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap anak Allah. Allah berfirman, “Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata, “Al-Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (At-Taubah:30). Dalam surat Al-Maidah:72, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”.
Kelima, Menyembah Rahib atau Pendeta, Allah berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. Adi bin Hatim ra. pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya berkata, “Sebenarnya mereka tidak menyembah Pendeta atau Rahib mereka?” Rasululah saw. menjawab: Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, sementara mereka mengikutinya. Bukankah itu tindak penyembahan terhadap mereka?
Keenam, menyembah Thagut. Istilah thagut diambil dari kata thughyaan artinya melampaui batas. Maksudnya: segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi thagut. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (An-Nahl:36). Dan tauhid yang murni tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah thagut, Allah berfirman: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Al-Baqarah:256). Allah bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi thagut, “Dan orang-orang yang menjauhi thagut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku: (Az Zumar:17).
Ketujuh, menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecenderungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu ia mengutamakan keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya. Allah berfirman: Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (Al-Furqaan:43). Dalam surat Al-Jatsiyah:23, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
TANYA JAWAB
Q : Ustadzah saya mau tanya .. Klo orang yang bisa baca karakter orang lain itu bisa dikatakan telah berbuat syirik kah ? Dia bisa baca karakter orang, orang itu lagi dimana dan darimana.
A : Betul sekali Atni, saya pernah ketemu yang seperti ini juga,
mereka ini sudah menyimpang dalam prakteknya, sudah keluar dari batas2 yang d
bolehkan dlm islam walaupun mengakunya ustad atau orang sholeh, praktek2
meramal yang seperti ini hanya bisa d lakukan oleh orang2 yang d bantu jin atau
bahkan sayaaiton, (silakan baca lanjutannya d jawaban pertanyaan terakhir).
Q : Temen saya bisa ngeliat makhluk halus dimana pun dia
berada , terus dia juga bs baca kejadian yang akan dtang. Dan hampir semua yang
dia katakan benar terjadi. Kayak punya ilmu gitu. Apakah dia juga telah
melakukan perbuatan syirik ?
A : Seseorang yang bisa melihat makhluk halus, berarti dalam
dirinya ad jinnya juga, karena sesama jin hanya dapet melihat sesamanya, dan
orang tersebut ketempelan jin antara lain karena ilmu warisan sesepuh dari
pihak keluarga, kiriman dari orang jahat atau krn ulah/kebiasaannya sendiri.
Penyebab Gangguan Jin:
1. Keturunan orang sakti
2. Pernah di isi ilmu di pencak silat atau training penyerapan energi alam semesta seperti reiki prana dll
3. Punya jimat, pusaka
4. Pernah ke Dukun
5. Melakukan amalan diluar sunnah. Karena Ibadah itu harus ikhlas wa Ittiba. Ikhlas uyk Allah dan Ittiba itu mencontoh Rasululloh SAW.
6. Di sihir, teluh, santet, pelet dll.
7. Rajin maksiat atau dosa yang terbiasa.
8. Mudah emosi
9. Meremehkan hal hal sepele seperti makan pake tangan kanan, masuk kamar mandi harus pakai kaki kiri dan berdoa, nguap tidak di tutup
1. Keturunan orang sakti
2. Pernah di isi ilmu di pencak silat atau training penyerapan energi alam semesta seperti reiki prana dll
3. Punya jimat, pusaka
4. Pernah ke Dukun
5. Melakukan amalan diluar sunnah. Karena Ibadah itu harus ikhlas wa Ittiba. Ikhlas uyk Allah dan Ittiba itu mencontoh Rasululloh SAW.
6. Di sihir, teluh, santet, pelet dll.
7. Rajin maksiat atau dosa yang terbiasa.
8. Mudah emosi
9. Meremehkan hal hal sepele seperti makan pake tangan kanan, masuk kamar mandi harus pakai kaki kiri dan berdoa, nguap tidak di tutup
Q : Ustadzah...sering kita jumpai klo kita kehilangan
sesuatu misal : ditempat kerja saya ada yang kehilangan dompet, helm dll pasti
ditanyakan kepada orang yang tahu dimana keberadaan barang ato benda itu? Ya walaupun
hanya sekedar tahu orangnya dan ga diambil tindak lanjut, itu gimana yaaa?
A : Hukumnya Haram mba.
Sesungguhnya mendatangi dukun dan tukang ramal untuk menanyakan sesuatu kepadanya berkaitan dengan sakit, nasib masa depan, atau untuk mengabarkan sesuatu yang ghaib seperti barang hilang, korban hilang atau meninggal di laut atau sejenisnya tidak diperbolehkan dalam Islam. Segala sesuatu yang terjadi kan sudah d gariskanNya, kita hanya di tugaskan untuk bisa ikhlas menerima dan tawakal.
Sesungguhnya mendatangi dukun dan tukang ramal untuk menanyakan sesuatu kepadanya berkaitan dengan sakit, nasib masa depan, atau untuk mengabarkan sesuatu yang ghaib seperti barang hilang, korban hilang atau meninggal di laut atau sejenisnya tidak diperbolehkan dalam Islam. Segala sesuatu yang terjadi kan sudah d gariskanNya, kita hanya di tugaskan untuk bisa ikhlas menerima dan tawakal.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barang siapa mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu
kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR.
Muslim, dan dalam riwayat lain disebutkan empat puluh hari).
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barang siapa mendatangi dukun atau rukang ramal, lalu
membenarkan apa yang ia katakana, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam.” (HR.
Ahlussunan yang empat dan dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan sayaarat
Bukhari – Muslim)
Q : Orang jawa itu terkenal dengan kejawenannya, apa-apa dihubungkan
dengan hari baik, penanggalan jawa dan kadang ada ritual yang menurut saya
malah mendekati ke perbuatan syirik, mang agak sulit u masuk dengan menanamkan
nilai-nilai islam, eh kadang saya malah bentrok sm bpk saya yang msh budayakan
ritual-ritual tanggal penting menurut kalender jawa, itu gimana ust?
A : Semua hari itu baik mba, bila ada keyakinan hari-hari tertentu sial itu termasuk Syirik. Dalam kajian masalah aqidah, berkeyakinan sial karena melihat peristiwa tertentu atau terhadap hari tertentu disebut thiyarah atau tathayur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut perbuatan ini sebagai kesyirikan, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari sahabat Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
A : Semua hari itu baik mba, bila ada keyakinan hari-hari tertentu sial itu termasuk Syirik. Dalam kajian masalah aqidah, berkeyakinan sial karena melihat peristiwa tertentu atau terhadap hari tertentu disebut thiyarah atau tathayur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut perbuatan ini sebagai kesyirikan, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari sahabat Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا
“Thiyarah itu syirik…, Thiyarah itu syirik…, (diulang 3 kali)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan yang lainnya. Sayauaib Al-Arnauth mengatakan, Sanadnya shahih).
Q : Sering denger orang berkata... yang penting usaha... yang haram bisa jadi halal klo udah darurat. Misalnya ada orng yang sakit parah.. dibawa kedokter ga diketahui sakit nya apa. Nah akhirnya berobat ke orang pintar ato alternatif dengan cara yang pake telur ato ayam ato dll...itu gimana ustdz.. apa stelah ga ada cara.. boleh nyoba yang begitu?
“Thiyarah itu syirik…, Thiyarah itu syirik…, (diulang 3 kali)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan yang lainnya. Sayauaib Al-Arnauth mengatakan, Sanadnya shahih).
Q : Sering denger orang berkata... yang penting usaha... yang haram bisa jadi halal klo udah darurat. Misalnya ada orng yang sakit parah.. dibawa kedokter ga diketahui sakit nya apa. Nah akhirnya berobat ke orang pintar ato alternatif dengan cara yang pake telur ato ayam ato dll...itu gimana ustdz.. apa stelah ga ada cara.. boleh nyoba yang begitu?
A : Pengobatan alternatif yang sering "menjebak" umat
Islam adalah pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan dengan
doa-doa berbahasa Arab.
"Dokter"-nya tak jarang yang menamakan diri sebagai kiai atau ustadz, padahal di dalamnya terdapat unsur-unsur syirik.
MUI sudah mengeluarkan fatwa pada Mei 2006 tentang pengobatan alternatif ini. Intinya, pengobatan alternatif dibolehkan, dengan syarat tidak mengandung syirik dan sihir. Artinya, jika mengandung syirik dan sihir seperti dengan bantuan jin maka diharamkan.
Beragam cara/modus dilakukan dalam pengobatan alternatif, misalnya dengan mentransfer atau "memindahkan" penyakit kepada bintang seperti kambing, menggunakan kekuatan do'a, jampi-jampi yang dilakukan oleh dukun/paranormal. Praktek semacam ini, menurut mayoritas ulama, bisa dipastikan menggunakan bantuan jin. Sebab, secara fithrah manusia tidak diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk memindahkan suatu penyakit kepada makhluk atau benda lain, tanpa menggunakan media yang biasa/kasat mata.
"Dokter"-nya tak jarang yang menamakan diri sebagai kiai atau ustadz, padahal di dalamnya terdapat unsur-unsur syirik.
MUI sudah mengeluarkan fatwa pada Mei 2006 tentang pengobatan alternatif ini. Intinya, pengobatan alternatif dibolehkan, dengan syarat tidak mengandung syirik dan sihir. Artinya, jika mengandung syirik dan sihir seperti dengan bantuan jin maka diharamkan.
Beragam cara/modus dilakukan dalam pengobatan alternatif, misalnya dengan mentransfer atau "memindahkan" penyakit kepada bintang seperti kambing, menggunakan kekuatan do'a, jampi-jampi yang dilakukan oleh dukun/paranormal. Praktek semacam ini, menurut mayoritas ulama, bisa dipastikan menggunakan bantuan jin. Sebab, secara fithrah manusia tidak diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk memindahkan suatu penyakit kepada makhluk atau benda lain, tanpa menggunakan media yang biasa/kasat mata.
aasiif jiddan sampai d sini dulu ya, insyaaAllah pas ana main ke
grup kita sharing lagi.
al afwu minkum
segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan
kita tutup kajiannya ya..
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment