Selasa, 14 Juni
2016
Narasumber : Ustadz Hizbullah
Ali
Kajian Link
Ramadhan Pekan-3 Grup Nanda
Tema : Fiqh
Muamalah
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an
semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan
dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
AKHLAK ADALAH NILAI DIRIMU
Pepatah
inggris mengatakan, "You are what you think, you are what you eat, you are
what you dress, you are what you do, and your character is your
personality". Pesan yang disampaikan dari pepatah tersebut adalah, apabila
fikiranmu baik, apa yang kamu makan baik, gaun yang kamu kenakan baik, apa yang
kamu lakukan selalu mencerminkan pribadi luhur, maka sudah pasti karakter dan
akhlak mu akan baik. Your character is your personality, karaktermu adalah
kepribadianmu, akhlakmu adalah cerminan perilakumu. Allah adalah sang maha baik
dan hanya menerima sesuatu yang baik pula. Innallaaha jamiilun yuhibbu
al-jamaala (Allah itu maha baik dan menyukai hal yang baik).
Sebaliknya
apabila yang kamu fikirkan, kamu makan, kamu kenakan, dan yang kamu lakukan
sesuatu hal buruk, maka itulah cerminan akhlak dan kepribadianmu. Tentu Allah
akan berpaling dari orang yang melakukan keburukan. Akhlak yang baik akan
menimbulkan perilaku yang baik, dan perilaku yang baik akan membentuk karakter
dan kepribadian yang luhur.
Secara
bahasa (lughatan) akhlaq dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata
khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (pencipta), makhluq
(yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dari pengertian akhlak secara bahasa tersebut
dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkunganya
baru dikatakan mengandung nilai akhlak apabila tindakan atau perilaku tersebut
didasarkan kepada kehendak sang Khaliq (Tuhan). Akhlak bukan saja merupakan
tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia,
tetapi juga yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan
dengan alam semesta sekalipun. Secara istilah, menurut Imam al-Ghazali akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan positif yang dapat dikerjakan dengan mudah.
Akhlak
yang baik adalah ketika kita berada di rumah bercengkrama dengan kedua orang
tua maka sebagai anak kita harus patuh dan berbakti kepada keduanya, ketika
mendapati teman dalam keadaan susah maka kita bantu, apabila kita bertemu dan
bergaul dengan seorang guru maka seharusnya kita bersikap dan bertutur kata
yang lembut dan santun, di lingkungan masyarakat menjadi contoh dan teladan
yang baik. Tentu masih banyak lagi contoh akhlak yang baik dalam kehidupan
sehari-hari kita. Yang penting adalah bagaimana kita bisa menjadikan akhlak
yang baik tersebut menjadi seragam kita dalam kehidupan sehari-hari.
Saat
ini tidak jarang kita temukan orang-orang di sekeliling kita yang memiliki
akhlak dan perangai yang buruk. Terhadap temanya dia acuh, tidak mau membantu
baik dalam keadaan suka maupun duka, Padahal dalam hadits disebutkan, belum
dikatakan beriman seseorang apabila dia belum mencintai saudaranya seperti dia
mencintai dirinya sendiri. Terhadap guru, ustadz, perilakunya tidak sopan,
tutur katanya selalu menyakiti, padahal merekalah orang tua kedua kita, dari
perjuangan dan kasih sayang merekalah kita menjadi kaum yang terdidik dan
tercerdaskan, sehingga kita dapat meraih kesuksesan di masa depan. Terhadap
orang tua budi pekertinya tidak baik, tidak patuh, dan bahkan ada yang durhaka
kepada ayah bundanya. Naudzubillahimindzalik.
Rasullullah
ﷺ
bersabda, "Ridhaallahi fi ridha waliddain wa sukhtullahi sukhtu
waliddain", ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, murka Allah tergantung pada murka orang tua.
Mudah-mudahan kita terhindar dari perangai-perangai buruk tersebut.
Dalam
masyarakat pun kita juga harus menjunjung tinggi norma dan aturan yang berlaku
dalam masyarakat tersebut. Saat ini tidak sedikit anak-anak remaja yang
terjerumus dan perilakunya tidak lagi mengindahkan norma-norma dalam
masyarakat. Bahkan perilakunya sudah dianggap sebagai aib baik untuk masyarakat
itu sendiri maupun aib bagi keluarga. Misalkan free-sex, minum-minuman keras,
mengkonsumsi narkoba, melihat video yang tidak sepantasnya dilihat, dll. Mereka
sudah tidak punya lagi rasa malu, tidak ada lagi akhlak dalam dirinya. Padahal
Islam mengajarkan, "al-hayaau syu'batun min al-iman" malu adalah sebagian
dari iman. Dia tidak lagi punya rasa malu kepada diri-sendiri, kepada
masyarakat, kepada keluarga, terlebih dia tidak malu kepada allah swt. Apabila
dia sudah tidak punya rasa malu maka dia
tidak lagi punya iman. Apabila dia sudah tidak punya iman maka berbagai cara
dia lakukan, dia lupa bahwa Allah melihat setiap gerak-gerik manusia dan kelak
Allah akan membalasnya. Naudzubillahimindzalik.
Terlebih
kepada saudariku, kaum perempuan. Tidak sedikit dari golongan kalian yang
terjerumus ke lembah kehinaan. Karena tidak pandai menjaga akhlak diri dan
kehormatan. Rasulullah ﷺ bersabda
"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
sholehah". Kecantikan seorang wanita adalah terletak pada akhlaknya.
Apabila dia baik, baik pula akhlaknya. Namun apabila perangainya buruk, buruk
pula akhlaknya.
Orang
tua, guru dan ustadzah kalian tidak ingin disebut gagal dengan pendidikanmu
yang tidak membawa keselamatanmu di akhirat. Mereka tidak rela melihat pakaiannmu yang separuh
hati kau kenakan, sebagian badanmu tertutup dan sebagian lagi terbuka.
Mereka tidak ingin kau dihinakan oleh
mata jalang hamba hawa nafsu. Maka perhatikan bahwa dirimu harus kau mulyakan.
Berdandanlah dengan dandanan yang berwibawa dihadapan perampok-peramopok
kehormatan. Jadikanlah mereka takut mendekatimu dan jera jika mereka berusaha
menjailimu. Jangan kau rendahkan dirimu dengan kau umbar tubuhmu disana sini.
Sebab jika dirimu tidak bisa menghargai dirimu sendiri maka orang lainpun tidak
menghargaimu.
Kemulyaanmu
wahai saudariku adalah pada kepribadianmu. Jika engkau berwibawa dan mulya maka
lelaki jalang hamba hawa nafsupun akan enggan mendekatimu. Senyummu amat mahal
jangan kau berikan kepada semua orang sebab tidak semua orang tahu nilai
senyummu. Suaramu pun adalah nilai dirimu. Jangan bersuara yang mengundang
nafsu di hadapan bagundal iblis sehingga mereka meremehkanmu. Telah banyak
gadis-gadis seumurmu telah direndahkan oleh mereka. Lihatlah di sekitarmu, anak
gadis sebaya denganmu telah tenggelam dalam kenistaan. Songsonglah masa depanmu
dengan penuh kemulyaan. Pesan sederhana dari seorang pujangga diatas
mudah-mudahan bisa menjadi perhatian dan introspeksi diri.
Begitu
berharganya nilai sebuah akhlak di hadapan Allah dan Rasul-Nya, sehingga
Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya yang paling aku
cintai di antara kamu dan yang paling dekat duduknya denganku pada hari kiamat
adalah yang paling baik akhlak-nya" (HR. Ibnu Majah). Semua umat Islam
dari ujung Maroko sampai ujung Marauke selalu berharap kelak di hari kiamat
akan mendapatkan syafa'at dari baginda Rasulullah ﷺ.
Namun Rasulullah ﷺ telah menjamin
bagi siapa yang memiliki akhlak yang baik maka kelak ia akan duduk bersama
Rasulullah ﷺ. Subhanallah, insan mana yang tidak ingin
mendapat syafa'at beliau. Kuncinya adalah berakhlak mulia. Wallahu a’lam
bishowaab.
Di
ujung tulisan ini saya ingin menyampaikan kepada saudara saudariku bahwa
permata itu indah tetapi manusia yang berakhlak mulia lebih indah daripada
segala permata yang terindah. Your akhlaq is your personality. Mari kita
berdo'a agar Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadikan diri kita
menjadi insan yang berakhlak mulia.
الهم
كما
حسنت
خلقي
وحسن
خلقي
"Ya
Allah, sebagaimana Engkau telah cantikkan rupaku, maka cantikkanlah juga
akhlakku" (HR. Ahmad & Ibnu Hibban)
#Beta
Pujangga Mukti
TANYA
JAWAB
M105
Q
: Kan kita ga boleh cat rambut kita jadi hitam karena hitam itu menyerupai
warna rambut asli kita yang telah Allah berikan. Lalu bagaimana dengan orang
bule yang dilahirkan dengan rambut yang bukan warna hitam (misal pirang) nah
itu bagaimana hukumnya?
A
: Bulenya muslim apa bukan ... kalau bukan muslim yang kita berlepas atas
mereka, kalau muslim artinya terikat dalam artian yang sama, hadits itu berlaku
secara umum.
Q
: Ustadz mau bertanya tapi diluar dari tema, Kalo didunia ada seorang ikhwan
menikahi 2 perempuan atau lebih apakah berarti jodohnya jadi ada 2. Terus nanti
di akhirat dia akan bersatu dengan istri yang mana?
A
: Itu dah bagian ketentuan Allah, pasal dengan siapa di akhirat itu ana ndak
bisa menjawab, karena hak Allah.
Q
: Ustadz, mau nanya diluar tema, Knapa
ya klo shalat ga boleh tutup mata ?
A
: Karena yang biasa memejamkan mata saat sholat adalah orang Yahudi, hukumnya makruh
M110
Q
: Ust. Pakaian juga termasuk akhlaq kan? Nah misal, pakaiannya tidak syar'i tp
akhlaqnya bagus bagaimana? Dia termasuk berakhlaq baik/tidak? Ada yang punya
pikiran. Bagaimanapun antara pakaian masih utama Akhlaq. Hakikadnya kan pakaian
itu juga Akhlaq kan ust
A
: Pada dasarnya akhlak adalah kunci dari segalanya, tanpa akhlak yang baik apa
yang ia tampikan dari pakaian hanyalah sebatas tampilan luar saja. Logikanya
seperti ini, seorang yang tatoan tapi sholat, masih jauh lebih baik dibanding
orang yang ndak tatoan tapi sholat, orang yang tatoan di sini dalam proses
hijrah
Q
: Ust. Ana mau tanya memakai Cadar itu hukumnya sunnah atau Mubah???
Dan
apa benar kalau akhlak itu hanya dimiliki orang islam?Mohon penjelasannya. Jazakallah
A
: Cadar adalah pilihan, jika ditakutkan wajahnya akan menimbulakn fitnah, maka
bisa menjadi sunah, namun jika ia wanita yang biasa-biasa saja (bukan wanita
yang memiliki paras menarik) ndak apa ndak ditutup. Akhlak itu dimiliki oleh
siapa saja, baik muslim, yahudi, nasrani, bahkan orang kafir sekali pun
M116
Q
: Jika kita sering senyum karena memang ramah? Apakah tidak boleh mengumbar
senyum?
A
: Mengumbar senyum kepada siapa, kalau kepada laki-laki bukan mahram jangan
Q
: Bagaimana kita seharusnya bersikap pada guru laki-laki? Jika bertatap muka
kadang kalau pas ustadz lagi menjelaskan kurang enak kalau ndak pandang
wajahnya. Apakah harusnya kita menundukkan pandangan?
A
: Al-Imam an-Nawawi berkata dalamSyarh Muslim (3/694): "Pendapat yang
benar adalah sebagaimana madzhabnya kebanyakan ulama dan para shahabat
bahwasannya diharamkan bagi wanita untuk memandang laki-laki asing sebagaimana
diharamkan bagi laki-laki tersebut memandang kepadanya"
Q
: Materi nya sangat bagus, bagaimana
akhlak kita terhadap tetangga yang sering "nggosip " di depan rumah??
Trus gimana ya cara agar kita bisa bergaul dengan teman-teman remaja..yang kadang
malah mlihatku aneh dengan pakaian dan jilbab ku ? Saya sadar pemuda pemudi
desa ku kurang banget pengetahuan
tentang ilmu agama..
A
: Jika memiliki kemampuan tegur mereka secara langsung, tapi dengan cara yang
baik, jika merasa ndak enak tetap senyum jika berpapasan serta sapa, tapi
jangan ikut ghibah dengan mereka walau hanya mendengar sekali pun. Membaur,
dengan catatan bukan membaur dengan ghibahnya, satu waktu jika telah terbiasa
mereka juga akan bisa menerima.
M20
Q
: Assalamualaikum. ... ustadz, belakangan marak kasus guru-guru yang
dipidinakan karena dianggap melanggar HAM anak didik mereka, dan dengan alasan
HAM tsb akhirnya banyak murid yang akhlaknya tidak baik. Bagaimana dalam
pandangan Islam yaa ustadz, antara HAM n akhlak ini? Terimakasih ustad....
A
: Aturan dari pemerintah ...
PP
PERLINDUNGAN GURU
Peraturan
Pemerintah yang melindungi Guru dalam melaksanakan tugas nya sudah ada dari
tahun 2008.
PP
No. 74 tahun 2008
Bunyi
Pasal/Ayat tentang guru,
PP
74 tahun 2008 tentang Guru yang perlu diindahkan oleh Murid/ Wali Murid,
kepolisian, kejaksaan, Pengadilan Negeri (PN)
dan Pengadilan Tinggi (PT)
"Guru
memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta didiknya yang melanggar
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak
tertulis yang ditetapkan guru, peraturan tingkat satuan pendidikan, dan
peraturan perundang-undangan dalam proses pembelajaran yang berada di bawah
kewenangannya,"
Bunyi
Pasal 39 ayat 1.
Dalam
ayat 2 disebutkan, sanksi tersebut dapat berupa teguran dan/atau peringatan,
baik lisan maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik sesuai dengan
kaedah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
"Guru
berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan dari pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan,
organisasi profesi guru, dan/atau masyarakat sesuai dengan kewenangan
masing-masing,"
Papar
Pasal 40.
Rasa
aman dan jaminan keselamatan tersebut diperoleh guru melalui perlindungan
hukum, profesi dan keselamatan dan kesehatan kerja.
"Guru
berhak mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihakpeserta didik,
orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain,"
Tegas
Pasal 41.
Al-Imam
asy-Syafi'i mengatakan,
اصبر
على
مر
من
الجفا
معلم
فإن
رسوب
العلم
في
نفراته
"Bersabarlah
terhadap kerasnya sikap seorang guru.
Sesungguhnya
gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya"
keras
dalam artian untuk menanamkam nilai-nilai akhlak tidak masalah, sekarang
terlalu berlebihan ... dulu sewaktu ana kecil kalau sampai dimarahi guru
berfikir untuk bercerita di rumah, karena malah akan dapat hukuman tambahan ...
biasa sih dirotan. Kalau sekarang sepertinya zaman udah terlalu canggih ama
HAM, tapi ana pribadi masih terapkan ajaran yang ana dapat dari ortu, jadi
kalau guru marah artinya anak ana yang keterlaluan (biasa ana tabayyun ke guru,
kalau anak ana salah maka ana minta maaf, dan pasti ada hukuman tambahan di
rumah).
M20
Q
: Assalaamualaikum Ustadz, ketika kita berusaha membenahi akhlak, namun
sekarang zaman mulai kehilangan akhlak, jadi kita yang berusaha lurus menjadi
dianggap aneh dan asing. Bagaimana cara meneguhkan hati, tahan godaan dan tetap
istiqomah?
A
: Rasulullah صلى الله
عليه
وسلم
diutus untuk menyempurnakan akhlak
إِنَّمَابُعِثْتُ
لِأُتَمِّمَ
صَالِحَ
الْأَخْلَاقِ
"Sesungguhnya
aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia"
Lihat
juga al-Baqarah : 151. Karenanya akan sangat lucu, ketika ada yang merasa risih
dengan orang-orang yang ingin mengedepankan akhlak yang baik dalam berdakwah. Banyak
dakwah yang salah langkah, dakwah yang mengedepankan kekerasan, kenapa ana
menyinggung dakwah, karena setiap kita wajib menyampaikan risalah kebaikan,
bagaimana mungkin seorang yang memiliki akhlak kurang baik ketika ia
menyampaikan dakwah ingin diterima dakwahnya, tentu sulit, akhlak yang akan
jadi penentu keberhasilan seseorang.
M112
Q
: Bagaimana sebaik nya kita menghadapi orang yang super nyebelin terlebih jika
itu adik sendiri..sudah sering di nasehati tapi tidak masuk ke dalam fikiran
nya..Lalu menghadapi orang yang lebih tua dari kita yang usianya seusia orang
tua kita tapi mulutnya tidak bisa di kontrol saat berbicara..Mohon penjelasan
ny ust.
A
: Menasehati seseorang kita harus masuk setidaknya berusaha masuk dalam
dunianya, bukan memaksakan pola pikir kita kepadanya, misal adiknya susah
sholat, tapi ia suka main bola, caranya nyuruh sholat bagaimana, cob katakan
padanya seperti ini, "adik coba dengar kan akak bicara, adik pinter maen
bola kan ya, mau ndak jadi plus plus, jadi bukan hanya pinter bola saja, tapi
tar juga disayang ama Allah, kalau adik mau disayang Allah jangan tinggalkan
sholat ya"
Q
: Kalau saya nasehati saudara saya untuk shalat dan memberi tau nya tentang
mana yang baik dan buruk malah di bilang
“gak usah nasehati aku..tu kalau mau ceramah di masjid pake toa". Nyesek
ust...dan sakit nya tu disini (ngelus dada)...Kenapa ya ust berdakwah dengan
saudara jauh lebih sulit dibanding dengan orang lain..
A
: Menghadapi orang yang lebih tua dari kita, adalah dengan diam. Kenapa nasehat
mendapat penolakan, karena nasehatnya ndak pas, kurang mengena, hanya dalil
saja, hanya menyalahkan, tanpa ada pujian seakan-akan kalau ndak nurut masuk
neraka, namun jika sudah merasa cara memberi nasehatnya baik, tinggal bermain
kesabaran saja, karena itulah ujian, dan ujian terberat datang dari diri
sendiri serta keluarga sendiri.
M114
Q
: Mau nanya bagaimana membiasakan istiqomah dalam ber akhlak? Dan bagaimana
bila menurut pandangan mereka menyatakan bahwa aku baik, namun dibalik itu
semua hanyalah kebohonghan?
A
: Harus mengusahakannya ... tetap berada di jalan yang benar, pertahankan apa
yang sudah baik, perbaiki yang masih belum sempurna. "Menyatakan aku baik,
namun hanya kebohongan", bisa diperjelaskah pernyataan ini.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment