Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Senin, 18 September 2017
Rekapan
Grup Nanda 2
Narasumber
: Ustadah Lilah
Tema : Kajian Fiqh Muamalah
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungakan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahanyaa ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangakah indahanyaa kita awali
dengan lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
MEMUJI ALLAH ATAS SEMUA NIKMAT
*mampu karena Allah yang
memampukan*
“Allah telah menciptakan kamu sekalian
dalam keadaan lemah lalu menjadikan kamu dari keadaan kuat itu menjadi lemah
dan berubah...” (Ar Ruum 54)
*senantiasa terhubung dengan ALlah
swt*
“ ... ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tentram “ (QS Ar-Ra’d 28)
*karena satu-satunya sayarat
bertambahnya nikmat adalah bersyukur*
dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berkata “
sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu.
Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-ku) maka pasti azabKu sangat berat (QS
Ibrahim 7)
Bersyukur. Inilah yang membuat perbedaan
besar antara rasa cinta dan benci,malas dan termotivasi. Bukankah mata,
telinga, tangan kaki yang anda miliki bukan hasil karya anda sendiri? Bukankah
usia dan kesehatan adalah pemberian? Ya anda hanya penerima. Manusia adalah
hamba yang tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, tak bisa menentukan kapan
datangnya kematian, tak bisa mencegah ujian dan rasa sakit. Sebagai penerima,
bukankah tak pantas untuk mencela si pemberi ? bukankah tak pantas pula untuk
mengatur si pemberi; “kau harusnya memberi ini dan bukan itu kepadaku”. Atau
berkata, “aku tak sudi, bawa kembali pemberianmu, ganti dengan yang lebih baik
dari ini!”. Bersyukur adalah adab terbaik dari seorang hamba kepada Rabb-Nya.
Itulah yang membuat seorang hamba mulia di mata RabbNya. Ah, sekiranya kita
menyadari seperti apa yang dirasakan Fudhail bin Iyadh ketika berkata “ hal
yang selalu membuatku malu pada Rabbku adalah amalku cacat ibadahku berpenyakit
namun karuniaNya selalu sempurna. Bersyukurlah, itu yang membuat sesama manusia
bisa mencintainya. Banyak mengeluh, meratapi diri, menceritakan semua masalah
dan perasaaan negatif pada orang lain, selalu menyebut nyebut apa yang tak
dimilikinya membuat orang lain enggan mencintai kita.
*kita hanya akan mendapatkan apa yang
kita usahakan*
Setiap orang menginginkan kesuksesan,
namun apakah setiap orang telah mengupayakan kesuksesan tersebut ? apakah
setiap orang telah mengetahui caranya ? apakah kebiasaan kebiasaan yang anda
lakukan selama ini mendekatkannya pada kesuksesan atau justru pada kegagalan?
Mungkinkah anda sukses jika anda tidak membangun pondasi yang kuat dalam
kehidupan anda?
ada 4 macam tipe orang dan
kesuksesan
1. Manusia yang TIDAK mengerti keinginan
dan tujuan hidupnya di dunia
2. Manusia yang mengerti keinginannya
tapi TIDAK tahu CARA mencapai keinginannya
3. Manusia yang TAHU tujuan hidupnya dan
TAHU cara mewujudkannya : tapi TIDAK memiliki rasa PERCAYA DIRI untuk
mewujudkan apa yang ia ketahui/rencanakan
4. TAHU keinginan dan tujuannya dalam
hidup serta PERCAYA DIRI mewujudkannya
“ sesungguhnya manusia hanya mendapatkan
apa apa yang ia usahakan. Usahanya PASTI akan diperlihatkan. Kemudian usahanya
itu akan dibalas dengan balasan yang setimpal “ (QS. An-Najm 39-41)
*membersihkan hati*
Rasa percaya diri sebenarnya adalah
pantulan dari pikiran dan perasaan yang berulang ulang hadir dalam kepala
seseorang. Rasa percaya diri adalah pantulan dari kumpulan sikap dan respon
seseorang terhadap orang lain, begitu pula dengan munculnya rasa tidak percaya
diri. Orang yang sering bicara sendiri saat orang lain presentasi, maka ia akan
lebih grogi saat presentasi. Merasa khawatir bahwa presentasinya tak bagus dan
tak layak didengarkan. Mengapa pikiran negatif itu hadir dalam pikirannya?
Karena selama ini ia sering mengabaikan orang lain, maka ia cenderung berpikir
diabaikan oleh orang lain.
Siapa yang menyombongkan diri maka ia
lebih sering merasa rendah diri dan tidak bisa menghargai pencapaian orang
lain. Orang yang belajar mendengarkan dan menghargai, akan lebih lancar dan
tenang dalam bicara. Kalau pun ada orang lain yang memilih bicara sendiri saat
ia bicara, maka ia akan memilih diam dan mendengarkan sejenak meskipun saat itu
dialah yang punyak hak dan kesempatan bicara. Nothing too lose. Hatinya lebih
lapang dan ringan. Kalau ada yang mendengarkan alhamdulillah, kalau ada yang
tidak mendengarkan pun tidak apa apa, itu adalah pilihan mereka. Yang
terpenting baginya adalah menyampaikan apa yang harus ia sampaikan, kalau ada
yang kurang sempurna itu adalah tanda bahwa ia harus belajar lebih baik lagi.
Ya, itulah mindset seorang pembelajar sejati. Tak perlu menjadi sempurna untuk
memulai keberhasilan. Karena memang tidak ada keberhasilan sempurna pada usaha
pertama. Tak perlu takut melakukan kesalahan untuk menjadi percaya diri. Karena
orang yang bisa belajar dari kesalahannya, justru akan meingkat rasa percaya
dirinya. Tak perlu berusaha membuat semua orang setuju, suka dan sependapat
dengan kita untuk bisa percaya diri. Seseorang yang percaya diri bukan semata
mata yakin karena kemampuannya saja, tetapi karena yakin bahwa ia berada dalam
kebenaran dan Allah pasti menolongnya.
*jangan berandai-andai, mulai dari yang
ada*
Barangsiapa tidak bisa bersyukur dengan
nikmat yang sedikit, maka ia tidak bisa bersyukur dengan nikmat yang lebih
banyak
menginginkan banyak hal namun tak mulai
melaksanakannya justru akan mmebuat kita semakin rendah diri. berandai-andai
membuka pintu-pintu syetan dan menjadikan kita sibuk dengan angan-angan
sehingga energi untuk beramal berkurang.
*tak akan bisa sempurna, berdamai dengan
kekurangan dan optimalkan potensi*
Tak perlu menjadi sempurna untuk memulai
keberhasilan. Karena memang tidak ada keberhasilan sempurna pada usaha pertama.
Tak perlu takut melakukan kesalahan untuk menjadi percaya diri. Karena orang
yang bisa belajar dari kesalahannya, justru akan meingkat rasa percaya dirinya.
Tak perlu berusaha membuat semua orang setuju, suka dan sependapat dengan kita
untuk bisa percaya diri. Seseorang yang percaya diri bukan semata mata yakin
karena kemampuannya saja, tetapi karena yakin bahwa ia berada dalam kebenaran
dan Allah pasti menolongnya. justru karena menyadaribahwa diri lemah, maka kita
akin berhajat pada pertolongan Allah. fokus pada kekuatan dan perbaiki
kelemahan
Ibnu Athailah memberi tips lain yang
sangat bagus dalam menyikapi kelemahan ini: “tampilkanlah dengan sesungguhnya
sifat-sifat kekuranganmu niscaya Allah akan menolong dengan sifat-sifat
kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kehinaanmu, niscaya Allah akan
menolongmu dengan sifat kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan
ketidakberdayaanmu, niscaya Ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya.
Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahan niscaya Ia menolongmu dengan daya dan
kekuatan-Nya.”
jangan takut berkata tidak
maksiat membuat kita tidak percaya
diri
“ mengapa kalian suruh orang lain
(mengerjakan) kebaikan sedangkan kalian melupakan diri (mengerjakan kewajiban
diri) kalian sendiri, padahal kalian membaca kitab?” (al Baqarah
44).
sikap orang mukmin terhadap kesalahannya
'
Maka mereka telah kembali kepada
kesadaran mereka dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah
orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”, (Al- Anbiya:64)
TANYA JAWAB
Q : Ustazah,
ada ga PD yang di larang?
A : PD yang
diiringi kibr
Q : Kibr itu apa
bun?
A : Sombong
Q : Ustadzah, ada
seorang anak. Ia pintar dan periang. Cuman karena ayahnya suka bohong makanya
ia jadi anak yang ndak periang, ndak pd dan ndaj berprestasi lagi. Ini
menyikapinya gimana ustadzah?
A : Yang hrs
diperbaiki pertama tentu si ayah. Percuma
fokus pada anak
Q : Gimana
caranya bun? Ayahnya ini juga orang yang pesimis. Dulu ayahnya kaya, tapi
karena ditipu juga. Jadinya gitu.
A : Kecuali bisa ambil peran kepada
anak. Tapi
masalahnya selama ortu blum mau berubah dan menyadari kesalahan, berat ke
anaknya nanti
Q : Iya bun,
cuman anaknya sudah remaja. Itu seperti udah membekas dan susah di rubah.
A : Sebenarnya
bisa, tidak pernah ada kata terlambat
Q : Ustadzah, bagaimana
mnjaga diri untuk tetap termotivasi, tapi tidak 'berandai-andai', dan tidak
membandingkan potensi diri dengan potensi orang lain hingga menjadi manusia yang
kurang bersyukur?
A : Modal pertama adalah ikhlas. Kesannya jauh
ya...Tapi hati yang ikhlas akan senantiasa dalam bimbingan Allah. Belajar
mensyukuri dari hal yang paling kecil dalam hidupkita. Jika perlu buat jurnal
syukur sehari-hari
Q : Bun dosa tidak
kalo menjauhi orang yang hanya memberi aura negatif, padahal kita bahagia hanya
bentuk rasa syukur karena bisa jadi menutupi kesedihan dan merasa ada orang
jauh lebih susah drpada kita
A : Boleh....sepanjang
bukan membenci pribadi orang tsb
Q : Bagaimana
ya yang perlu diperbaiki, sering kali takut menyakiti orang lain saat mau mengambil
keputusan, kemudian mencari pertimbangan ke orang lain & akhirnya nurut sama
keputusan yang dipilih orang lain tsb?
A : Jika memang keputusan orang tsb
lebih baik, boleh saja. Tapi jika mengganjal, ahsan pilih keputusan sendiri, sepahit apapun
konsekuensinya
Q : Assalamualaikum
ustadzah.... Saya mempunyai teman yang sangat percaya diri tapi terkadang
percaya diri nya ia...membuat diri nya merasa sombong... bagaimana kita menyikapi
teman yang seperti itu ustadzah.
Dan ada juga teman saya mempunya
keinginn yang sangat menggebu -gebu..disamping itu dia mudah putus asa. Bagaimana
ya ustadzah agar teman saya tidak seperti itu dan agar ia juga tidak mudah
frustasi/putus asa...
A :
Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh. Kalau
bicara tentang orang lain, sebenarnya tugas kita hanya mengingatkan. Sudah...
selesai. Jika mampu, lakukan dan itu yang terbaik. Tapi jika tidak, doakan
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikloah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment