Rekap
Kajian Online Hamba Allah Ummi G-7
Hari/Tgl
: Senin, 4 September 2017
Materi
: Makna pengorbanan Nabi Ibrahim
Narasumber
: Ustadzah Yeni
Waktu
kajian : bada maghrib
Editor
: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Malam
ini saya ambil tema yang sesuai dengan moment sekarang yaaa.
Tak
terasa dah melewati hari raya Qurban..
Idul
Adha disebut juga Idul Qurban atau hari raya akbar. Disebut hari raya Qurban,
karena pada hari itu umat Islam di syariatkan Allah Swt untuk menyembelih hewan
Qurban.
Qurban
berasal dari bahasa arab qarraba, yuqarribu, qurbanan yang
artinya berhampir diri dengan Allah Swt. Pengertian umum yang sering
ditafsirkan oleh masyarakat yaitu penyembelihan berkaitan dengan pelaksanaan
dengan cara menyembelih hewan qurban pasca pelaksanaan Shalat Idul Adha.
Allah
Swt mensyari`atkan ibadah Qurban kepada umat Islam karena Allah Swt telah
menganugerahkan nikmat yang banyak. “sesungguhnya kami telah memberi kamu
nikmat yang banyak, karena itu dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan
berqurbanlah. Statement ini tertuang pada Q.S Al-Kautsar : 1 -2.
Merujuk
pada ayat tersebut, sampai detik ini Allah Swt tidak henti-hentinya memberikan
nikmat yang banyah pada umat-Nya. Maka pantaslah kita berkorban untuk Allah Swt
sebagai bukti dan tanda terima kasih kepada Allah Swt.
“Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Ar rahman : 13
😞
Lalu apa makna yg tersirat dari kisah nabi
Ibrahim atas pengorbanannya :
Yuk
mari disimak dan diread yaaa..
Ibadah
Qurban merupakan salah satu wujud rasa syukur atas karunia dan nikmat yang
diberikan Allah Swt kepada umat Islam. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan
cara menyembelih hewan Qurban, kemudian dibagikan sebagian kepada fakir miskin
dan kaum kerabat.
Selain
wujud rasa syukur kepada Allah Swt, seorang hamba Allah Swt juga menumbuhkan
nilai dan semangat solidaritas sosial dalam bentuk berbagi dengan kaum fakir –
miskin.
Walaupun
ibadah Qurban hanya disyari`atkan pada hari raya Idul Adha, akan tetapi
semangat berqurban harus tetap dijaga oleh setiap muslim. Setiap muslim harus
rela mengorbankan sebagian harta, pikiran, tenaga, waktu dan bahkan jiwanya
dijalan Allah Swt. Untuk mewujudkan itu semua di butuhkan semangat rela
berkorban.
Ibadah
Qurban bukan hanya berhubungan dengan Allah Swt akan tetapi juga berhubungan
langsung dengan manusia. Salah satu bentuk ibadah Qurban yang berhubungan
langsung dengan manusia dapat dilaksanakan berupa menolong umat Islam yang sedang
dilanda musibah.
Saudara
kita yg di Ronghiya membutuhkan bantuan kita... disinilah kita membuktikan
pengorbanan kita.
Untuk
memperoleh kesuksesan hidup juga dibutuhkan pengorbanan. Manusia diciptakan
Allah Swt, bukan untuk memperoleh kegagalan akan tetapi untuk memperoleh
kesuksesan, baik sukses di dunia maupun sukses di akhirat. Manusia hanya
dihadapkan kepada dua pilihan, memilih jalan untuk sukses atau malah memilih
jalan kegagalan. Apapun harus rela dikorbankan demi tercapainya kesuksesan
hidup. Bagi orang yang enggan untuk berkorban maka orang tersebut akan
memperoleh kegagalan.
Kurban
mendidik kita untuk peduli dan mengasah sikap sosial. Seseorang tidak pantas
kenyang sendirian dan bertaburan harta, sementara banyak orang disekitarnya
yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Rasulullah Saw juga menegaskan
dalam Hadis Riwayat Bazzaar, “Tidaklah beriman kepadaku orang yang dapat tidur
dengan perut kenyang sementara tetangganya kelaparan, padahal dia mengetahui.”
Dan
di antara sifat kebinatangan yang harus kita kubur dalam-dalam adalah sikap mau
menang sendiri, merasa benar sendiri dan berbuat sesuatu dengan bimbingan hawa
nafsu. Manusia adalah makhluk yang sempurna dan utama. Akan tetapi, jika sikap
dan tingkah lakunya dikuasai oleh nafsu, maka pendengaran, penglihatan, dan
hati nuraninya tidak akan berfungsi. Jika sudah demikian, maka manusia akan
jatuh derajatnya, bahkan lebih rendah dari binatang, sebagaimana Allah
terangkan dalam Al Qur’an Surat Al A’raaf ayat 179.
Digantinya
Ismail dengan seekor domba menyadarkan kita, bahwa mengorbankan manusia di atas
altar adalah perbuatan yang dilarang Allah Swt. Ibadah yang kita lakukan harus
menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak manusia. Bahkan hewan qurban yang
akan kita sembelih pun harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena
itulah, maka perbuatan semena-mena, keji, kejam, mungkar, dzalim dan lain
sebagainya adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Islam. Dalam
pandangan Islammembunuh manusia tanpa dasar yang dibenarkan syari’at, sama
kejinya dengan membunuh seluruh umat manusia, demikian yang dijelaskan Allah
dalam Qur’an Surat Al Ma’idah ayat 32.
Allah
SWT menguji Ibrahim itu antara lain berfungsi sebagai cobaan keimanan, karena
siapa pun orang yang beriman harus mengalami cobaan keimanan. Firman Allah SWT:
الم . اَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْ أَنْ
يَقُوْلُوْا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ *
“Alif
Lam Mim. Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja mengaku
beriman padahal belum diuji ?”
(Qs.29:1-2)
Menurut
ayat ini tidak ada manusia yang dapat diakui keimanannya secara langsung tanpa
mengalami ujian terlebih dahulu. Ujian keimanan yang diberikan Allah SWT ada
yang bersifat menyenangkan dan ada pula yang menyedihkan. Firman Allah
SWT
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Kami
uji kalian dengan yang menyakitkan dan menyenangkan sebagai cobaan. Kepada
Kamilah tempat kembalimu.”
Qs.21:35
Keberhasilan
perjuangan Nabi Ibrahim merupakan bukti adanya kerjasama seluruh anggota
keluarga dalam menuju cita-cita. Siti Sarah rela mengorbankan cintanya dibagi
dua dengan siti Hajar, sehingga memunculkan generasi penerus yang cukup tangguh
yaitu Isma’il. Siti Hajar merelakan anak yang dicintainya untuk dikorbankan
demi perintah Illahi, sehingga Nabi Ibrahim tidak terhambat dalam melaksanakan
tugasnya. Nabi Isma’il rela mengorbankan dirinya demi melaksanakan titah Ilahi,
walau cukup berat tantangannya tampaklah seluruh anggota keluarga cukup
berperan penting dalam meraih keberhasilan. Oleh karena itu berhati-hati dalam
membina keluarga dan keturunan. Tidak sedikit orang yang berhasil sukses dalam
berjuang, karena dorongan keluarga, namun banyak orang yang terhambat dalam
berjuang karena keluarga tidak mendukung. Firman Allah SWT:
يَاءَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِنَّ مِنْ
أَزْوَاجِكُمْ وَ أَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ وَ إِنْ
تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَإِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ *
“Hai
Orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri dan anak-anakmu itu ada yang
menjadi musuh bagimu, maka ber hati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi mereka serta mengampuni, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Qs.64:14)
Nabi
Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih putranya. Bagaimana jika hal ini
terjadi pada kita ? mungkin kita akan berkomentar, bahwa hal itu tidak sesuai
dengan kemanusiaan, namun Nabi Ibrahim telah yakin sepenuhnya, bagaimana pun
aturan Allah itu tidak akan menganiaya manusia. Buktinya setelah Nabi Ibrahim
menjalankan tugasnya, Allah SWT menggantinya.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنَ *
وَنَدَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيْمُ * قَدْ صَدَقْتَ الرُّءيَا إِنَّا كَذَالِكَ
نَجْزِى المُحْسِنِيْنَ * إِنَّ هَذَا لَهُوَ البَلاَؤُا المُبِيْنُ *
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ *
Tatkala
keduanya berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya. Kami panggil
Ibrahim: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan wahyu yang Kami
turunkan. Sesungguhnya Kami memberi balasan kepada orang yang baik. Hal ini
benar-benar merupakan suatu ujian yang nyata. Oleh karena itu , Kami ganti anak
itu dengan sembelihan yang sangat besar. (Qs.As-Shaffaat, 37: 103-107)
~
The last
Nabi
Ibrahim diperintah menyembelih anaknya, bukan sembelihannya yang penting bagi
Allah, tapi kerelaan berkorban untuk perintah Allah.
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُوْنَ حَتَّى يُحَكِّمُوْكَ
فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوْا فِى أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا
قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا *
“Demi
Allah Tuhanmu, mereka belum dikatakan mu’min, sebelum bertahakum kepadamu
(Rasul) atas apa yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak mendapat
keengganan dalam hatinya dan mereka berserah diri sepenuhnya.” (Qs4:65)
Demikian 10 makna yang tersirat dari kisah nabi
Ibrahim atas pengorbanan yg beliau lakukan
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
JAWAB
T
: Assalamu'alaykum
ustadzah. Saya mau Tanya, mendidik anak juga merupakan suatu perjuangan
orangtua benar ya ustadzah? Kerjasama ayah dan bunda sangat diperlukan disini. Bagaimana
cara kita menyikapi bila pola mendidik orang tua tidak sejalan. Yang ayah
maunya begini yang bunda maunya begitu ustadzah?
J
: Betul Bunda, idealnya begitu
ada komunikasi ayah bundanya, jika tidak sejalan maka disitulah ujiannya bun, sebagai
bunda yang makin paham anak maka sikap kita kudu sabar, sabar memahamkan pasangan dan itu proses
bunda.
T
: Berarti apapun itu
masalahnya hakikat do'a dan kesabaran penting banget ya ustadzah? Jazakillahu
khairan katsiran ustadzah.
J : Itu kunci menjalani hidup yang penuh warna
bun, banyak-banyak bersyukur, masalah kita belum tentu berat jika kita menengok
keadaan orang lain. 3S, Sabar, syukur dan senyum itu pilihan terbaik.
T
: Bagaimana cara mendidik
putra putri kita agar mendapat ketaatan seperti yang dimiliki nabi Ismail? (nabi
ismail sangat taat akan perintah allah bahkan saat belio akan di qurbankan oleh
ayahnya ) Masyaallah.
J
: Dimulai dari kita orang
tua yang harus punya pengetahuan keislaman yang bagus, tauhid yang bagus. Kita
orangtua harus bisa menjadi teladan untuk anak-anak kita.
T
: Assalaamualaikum
Ustadzah, apa yang harus dipersiapkan bagi kami yang berkesempatan belum diberi
anak agar untuk mempersiapkan diri agar dapat mencontob Nabi Ibrahim as. dan
Nabi Ismail as.?
J
: kekuatan ruhiyah mbak,
ketauhidan pada Allah,pemahaman islam bagaimana nanti ini menjadi bekal mendidik
anak-anak.
T
: bunda berkaitan dengan
poin ini, masih banyak kita temui orang yang mampu (berada) tapi tamak dan
serakah, padahal mereka pun menjalankan syariat islam dan tahu yang mereka lakukan
itu salah. Bahkan mereka tiap tahun qurban dengan alasan mengikuti aturan
agama, tapi sikap mereka masih belum berubah, menyikapi hal seperti ini kita harus
bagaimana?
J : Kuncinya 3S tadi mbak. Sabar...
sabar menghadapi mereka... mereka hanya tahu bukan paham.. kalau paham pasti
ada aplikasi. Syukuri... bahwa mbak masih dianugerahi pengetahuan.. kesempatan
untuk bisa lebih baik... apa yang dilakukan bisa menjadi cermin buat kita. Senyum...
itu sehat daripada manyun tidak da untungnya buat kita. Yaa tidaak.
T
: Mo bertanya, terkait
point di atas...apakah hubungan dalam kluarga yang kurang harmonis
termasuk dalam point ini ustadzah? bagaimana menyikapi kesalahpahaman yang
terjadi agar keimanan terus dapat bertambah bukan berkurang? Maaf kalau
bahasannya kurang di pahami.
J
: Tiap kita dilahirkan dengan
masalah yang beda dan tentunya solusi yang beda. Ujian diberikan sesuai takaran
kemampuan kita Allah yang maha Tahu, ukuran kemampuan bukan dari kacamata kita
tapi dari sisi Allah.
Cara
menyikapinya.. dekati Allah yang Maha pemberi solusi dengan cara yang Allah
cinta. Allah suka dengan hamba yang datang merintih memohon padaNya.
T
: Mau bertanya 1
lagi..ustadzah, apakah seseorang yg bunuh diri atau lari dari masalah tanda dari
seseorang yang imannya tidak kuat? Jazakillah ustadzah.
J
: Iya mbak, indikasinya
demikian. Padahal dengan bunuh diri bukan berarti masalah selesai, selesai di
dunia belum tentu di akherat, bakalan menambah catatan dosa. Astagfirullah
T
: Satu lagi ustadzah, kejadian
seseorang membunuh diri ditempat umum dengan maksud teror apa dia bisa
dikatakan bertolakbelakang dengan point diatas ustadzah?
J
: Kembali ke niat mbak, yang
tahu niat itu hanya kita sama Allah. Kalau di suriah, palestina in syaa Allah
niat mereka karena Allah. Kalau Indonesia, bisa jadi ini adalah cara untuk
mmbuat umat islam kacau.
T
: Bunda, mau tanya bagaimana
membiasakan ikhlas dalam memaksimalkan ibadah? Apakah kalau misalnya ingin
membiasakan sedekah yang agak banyak tetapi dalam hati ada rasa berat, akan
merusak pahala sedekah kita? Dan bagaimana kalau ingin membuka sedekah kita
agar saudara-saudara kita merasa tergugah untuk sedekah? ( takut nya malah
riya)
J
: Ikhlas itu tidak perlu
diingat ingat lagi atas apa yg dikeluarkan. Kebiasaan baik itu perlu dipaksa,
sebenarnya kalau tidak ikhlas, berat hati, yang rugi sapa yaa hehe.
Pahala
tidak dapat, tubuh juga tidak sehat karena berat hati tadi, jadi mendingan diikhlasin saja yaa, pahala
dapat in syaa Allah akan diganti 10x lipat, walaup un itu tidak saat itu, Allah
berikan pas menurut Allah kita memang perlu.
Riya
itu masalah hati, jadi lakukan saja, jika ada riya terbersit, segera istighfar
wudhu tilawah biar adem gitu hatinya
T
: Ustadzah masalah riya tadi,
kalau kita tidak sengaja cerita ke teman nih kalo sudah kasih apa kesiapa gitu,
terus tidak ada niat buat riya, karena kebiasaan nyerocos ketemen. Setelah itu
kita baru nyadar, lho kok diceritain sih tadi sedekahnya. Bagaimana itu
ustadzah, setelah itu kita istighfar, keterima tidak pahala sedekah kita? Terus
riya tidak ya ustadzah?
J
: Lagi-lagi kembali ke
niat mbak, yang tahu kita maksud riya
atau tidak kita sendiri. Sah-sah saja bercerita itu dengan tujuan agar bisa
menginspirasi orang berbuat yang sama bahkan lebih. Masalah pahala dosa itu hak
Allah.
🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚
Selanjutnya,
marilah kita tutup kajian kita dengan bacaan istighfar 3x
Doa
robithoh dan kafaratul majelis
Astaghfirullahal'
adzim 3x
Do'a
Rabithah
Allahumma
innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at
'alaa mahabbatik,
wal
taqat 'alaa tha'atik,
wa
tawahhadat 'alaa da'watik,
wa
ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa
watsiqillahumma rabithataha,
wa
adim wuddaha,wahdiha subuulaha,wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah
shuduroha bi faidil imaanibik,
wa
jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa
ahyiha bi ma'rifatik,
wa
amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka
ni'mal maula wa ni'man nashiir.
Artinya
:
Ya
Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah
berkumpul karena cinta-Mu,
dan
berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan
bersatu dalam dakwah-Mu,
dan
berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka
ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan
kekalkanlah cintanya,
dan
tunjukkanlah jalannya,
dan
penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan
lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan
indahnya takwa kepada-Mu,
dan
hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya
Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Aamiin...
DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka
Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu
ilaik.Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.
======================
Website:
www.hambaAllah.net
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment