Rekap Kajian Online HA Ummi G-6
Hari/ Tgl: Senin, 26 Maret 2018
Materi: Body Shaming
NaraSumber: Ustadzah Lulu
Waktu Kajian: 19.00-Selesai
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Body Shaming, Jangan Berperilaku Jahiliyah!
"Busyeet udah kayak lemak berjalan aja loe
sekarang. Dieeeet! Dieeet dong, Ka! Cepetan sudah zaman now ginih perut masih
bergelambir. Ha-ha-ha." L tertawa
terbahak-bahak tanpa merasa bersalah kepada K yang baru sebulan melahirkan
secara sesar.
"Aku ogah kalau ngajak istriku ke pesta .Muka ama
body malu-maluin." Curhat seorang suami yang nggak
bersyukur. Ia mengtakan demikian di depan istrinya ke sahabat karibnya.
"Eh, Si Gembrot datang nih!", katanya ketika melihat si A lewat .
"Mangkanya, Cok..., sadar diri noh muka loe yang
udah item kayak tikus got kejepit berani-beraninya ngelamar Jelita! Pastilah
ditolak!"
Sakti menghibur Ucok yang lagi patah hati.
B menyahut dengan kesal ketika D memanggil, "Ok,
peyang! Tunggu saja di situ."
"Setelah menikah tubuhmu kok udah kayak sapu
lidi." Ucap C kepada M saat berjumpa di acara reunian.
"Olahraga, dong! Melar udah kayak gentong! Ntar
suamimu kabur loh kalau nggak langsing-langsing." Canda R kepada S yang baru saja pulang dari dokter .
"Kok bisa ya si pendek bulat itu dapat suami
cakep kayak bintang Hollywood, beruntungnya...!" Sekumpulan wanita memandang tajam kepada pasangan suami istri yang
menurut mereka sudah seperti angka satu dan nol.
*****
Kalimat-kalimat di atas saya pikir telah umum kita
dengar atau mungkin saja beberapa di antara kita pernah melakukannya atau
menjadi korban dari kalimat-kalimat di atas.
Body Shaming, istilah ini mungkin tidak umum di
masyarakat tapi secara fakta banyak sekali kasus-kasus kekerasan atau
pembunuhan karena bermula dari hal-hal yang kita anggap sepele di atas.
Body Shaming diartikan sebagai tindakan mengomentari
fisik, penampilan maupun citra diri seseorang. Tindakan ini kadang dianggap
sebagai perilaku yang umum. Padahal, banyak dari perilaku Body Shaming ini
menjadi salah satu pemicu angka bunuh diri di kalangan masyarakat terutama
remaja dan ibu-ibu yang mengalami depresi.
Tindakan ini bukanlah milik generasi milenia semata,
ia adalah perilaku umat jahiliyah. Generasi boleh berganti. Kemajuan teknologi
apalagi tapi pada hakikatnya sifat tanah manusia selalu muncul dengan kemasan
yang berbeda. Suka menghina, suka mengejek terutama di kalangan sebagian
perempuan.
Bagaimana Islam memandang hal ini?
Islam adalah ajaran yang sempurna. Rahmat bagi seluruh
alam. Islam menghendaki pemeluknya untuk sehat baik lahir maupun batin.
Ajarannya menyentuh sampai ke akar jiwa manusia yang rapuh. Bila lahir atau
secara fisik sakit, kita dianjurkan untuk berobat maka tentu yang lebih utama
adalah jiwa. Banyak diantara kita yang mengabaikan hal ini dan sudah tidak
terhitung kekacauan sosial, rusaknya hubungan keluarga, pertemanan,
persahabatan yang bermula dari perilaku ini.
Lantas, adakah solusi dalam Islam
terkait hal ini?
Perilaku semacam ini bukanlah semata milik generasi
hari ini. Bahkan Islam datang untuk menghapus perilaku jahiliyah seperti ini.
Peradaban Islam berdiri di atas pondasi-pondasi fitrah dan kesucian.
Berabad-abad yang lalu Allah Ta'la melalui RasulNya yang mulia telah
mencontohkan bagaimana seharusnya adab dalam bergaul dengan manusia.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela
itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela
kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka
mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim." (QS. Al Hujuraat: 11).
Dunia psikologi juga menguraikan dengan gamblang
bagaimana dampak kejiwaan terhadap orang lain yang dipanggil dengan gelar yang
buruk, mengejek, bahkan menghina .
Tanpa disadari perilaku-perilaku ini telah umum di
masyarakat. Bila di Barat saja kampanye terhadap perilaku Body Shaming ini
mulai marak, saya jadi berpikir, sejauh mana kita membaca AlQuran dan memahami
isinya?
Jangan heran bila kemudian muncul kalimat;
"Kalau udah ngaji, tolong mulutnya di-ngajiin
juga ya! Jangan biasain komentari orang lain dengan kata-kata kotor!"
Kenapa kesadaran datang setelah banyak memakan korban?
Karena ada hal yang terlupakan dalam sisi-sisi hidup kita hari ini. Kita lupa mengajarkan
adab dulu kepada anak-anak, kita lupa bahwa adab dulu baru ilmu. Kita bahkan
sudah tak peduli orang ini beradab atau tidak, kalau dia terkenal ya sudah kita
jadi fans beratnya.
TV, Film-film sampah, buku-buku jorok lebih menggoda
daripada bicara adab. Sok tahu kalau yang tua harus menyayangi yang muda.
Ketinggalan zaman kalau yang muda harus menghormati yang tua. Seakan kita
berada di zaman dimana banyak hal menjadi terbolak-balik. Yang baik dipandang
sebagai hal yang old dan sebaliknya perilaku bebas tanpa batas adalah sikap
kekinian dan bagian dari kemajuan.
"BAAAANG"
Si gadis A yang baru menginjak usia lima belas tahun
gantung diri karena terus-terusan diejek gendut di sekolah.
Anak seragam putih biru minum racun karena tidak
terima diejek guru karena kulitnya yang gelap dan ditertawakan seisi kelas
setiap hari.
Dan masih banyak lagi kasus yang bila diuraikan maka
tidak akan ada habisnya. Satu pesan Rasul, teladan yang mulia;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir,
hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Muslim).
Nilai dari seorang manusia bergantung kepada
perilakunya dalam menghormati sesama. Teladanilah manusia terbaik yang diutus
oleh Sang Maha Pencipta, Rasulullah Sallallahu alaihi wassalam. Body shaming
adalah perilaku jahiliyah. Tinggalkan dan belajarlah menjaga lisan dan jari .
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB
Tanya: Assalamu'alaykum ustadzah. Bagaimana jika orang tersebut berkata dengan
maksud bercanda tapi yang menerima tersinggung walau enggak diperlihatkan ke si
pencela tadi, diam aja. Apa adabnya orang tadi juga tidak baik, niatnya kan
canda aja ustadzah?
Jawab: Becanda pun seharusnya enggak nyinggung body ya.... kalau nyinggung dan
orangnya tersinggung ya lebih baik langsung minta maaf. Tapi sebenarnya kalau
becandanya enggak pake nyinggung body kan tetap bisa cair ya.... saran saya
langsung minta maaf bila ternyata menyinggung perasaan orang lain.
Standar kita dan orang lain beda ya, lain lagi kalau
lawan bicara kita sudah akrab bener. Kalau belum lebih baik jangan melewati
standar becanda. Rasulullah saw sendiri menyampaikan: barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yg baik atau diam.
Bahkan kata-kata kita disandingkan dengan iman loh...
Tanya: Tanya ustadzah. Bagaimana mengingatkan teman yang sejak dulu emang
seperti itu, kuatir kalo diingatkan jadi tersinggung, padahal maksudnya
mengingatkan itu agar tidak menyakiti perasaan temen yang dibecandain, meski
yang disebut hanya tersenyum, padahal hatinya sungguh kecewa.
Jawab: Mengingatkan berarti ber'amar ma'ruf nahi mungkar. Di awal ya pake
style kita aja. Be ur self gitu. Kalau cara ngomong kita njeplak, ya
njeplak saja. Kalau orangnya tersinggung kan kita tahu nanti harusnya kalau
ngomong sama orang tersebut kadarnya seberapa banyak. Lain kali kalau
kelebihan, dikurangi. Kalau kurang ya ditambah. Itu caranya. Yang penting kita
sampaikan dulu.
Tanya: Assalamualaikum ustadzah. Bagaimana harusnya sikap kita kalau justru orang
yang bersangkutan yang mengatai dirinya sendiri?
Lagi ustadzah, kalau seseorang Ridha apakah juga
termasuk akhlak tidak baik. Saya sendiri ustadzah, waktu SMP badan saya kurus
sekali, ada guru yang manggil saya "wayang" sampai sekarang
teman-teman saya masih suka manggil dengan sebutan itu dan akhirnya jadi nama
panggilan kesayangan kakak-kakak kepada saya.
Jawab: Kalau orangnya benar-benar ridho ya silahkan, tapi kan dalamnya hati
kita enggak tahu. Dan sebagai muslim tentunya kita nama itu begitu berarti.
Nama sama dengan doa. Masa mau didoakan jelek?
Tanya: Ustadzah. Ada teman bahkan orang terdekat, kalau manusia punya
kesalahan atau kekurangan dicaci, disebut-sebut, dihina, tapi kalau manusia
punya kelebihan disembunyikan, ditutupi kelebihan manusia. Pertanyaan apa boleh
orang tersebut dibalas atau dibalas dengan kesombongan, agar dia si pencaci
dapat malu?
Jawab: Kalau bunda yang jadi korban, dari pada dibalas, mending dipakai doa.
Karena doa mustadh'afin (teraniaya) itu enggak ada hijab sama Allah swt. Tapi
orang tersebut patut diingatkan ya.
Tanya: Ustadzah, saya punya sepupu yang
anaknya mempunyai bekas luka bibir sumbing, orangtuanya sangat menjaga perasaan
putrinya, tapi masalahnya saat ini sang putri mulai beranjak remaja dan mulai
minder dengan bekas luka itu. Malah sekarang anaknya jadi pendiam dan murung
katanya. Setelah diselidiki ternyata ada temannya yang sering mengolok-olok
anak itu.
Pertanyaan saya bagaimana membangkitkan kepercayaan
diri anak tersebut? Saat ini sang putri masuk usia puber tapi perubahan
sikapnya yang jadi pemurung dan enggak pede itu yang sulit kita ubah. Mohon
pencerahannya.
Jawab: Subhanallah, baru sore tadi pas saya ngisi training untuk pelajar, ada
yang curhat tentang bagaimana mindernya anak ini karena di- bully. Bunda, lebih
baik bila orangtua bisa dekat dengan si anak. Anak bisa sangat terbuka dengan
ortunya.
Maka tugas ortu adalah menyadarkan:
1. Bahwa dia dan semua orang di dunia punya kelebihan
dan kekurangan.
2. Alih-alih fokus pada kekurangan, motivasi dia untuk
fokus mengembangkan kelebihannya.
3. Dorong anak untuk memiliki lebih banyak teman.
Jangan fokus pada pembully. Karena teman yang baik sebenarnya jauh lebih
banyak.
4. Tidak selamanya anak bersama ortu. Maka dia harus
didorong untuk hadapi dan taklukkan masalahnya.
5. Minta kepada Allah untuk senantiasa diberikan
kekuatan hati untuk menang dunia akhirat.
Wallahu a'lam bish shawab.
================
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment