Rekap Kajian Online HA UMMI G-1
Hari/tgl: Senin/26 Maret 2018
Waktu: 08.00-11.00
Nara Sumber: Ustadz Endang Suherlan
Materi: Islam adalah Kehidupan
Editor: Sapta
=================
Assalamualaikum warohmatullohi wa
barokaatuh
Bunda" saleha ....
Semoga keberkahan menyertai Smua bunda di hari ini dan seterusnya.. Aamiin.
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ
ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻬْﺪِﻳْﻪِ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ
ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ
ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ . ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ
ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ . ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ
ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﻣَﻦِ ﺍﻫْﺘَﺪَﻯ ﺑِﻬُﺪَﺍﻩُ
ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
.
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya
dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat
dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa
yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah,
semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat
dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat
Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat-Nya-lah pada pagi hari ini kita dapat
berkumpul di grup yang mulia ini untuk menimba Ilmu dan mendekatkan diri
kepada-Nya.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabiullah Muhammad Shalallahu alaihi Wasallam . Rosul yang
membawa risalah Al-Islam yang akan selalu kita nanti syafaatnya di yaumul akhir
kelak
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam
semesta. Semoga salawat serta keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan
Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya....
Alhamdulillah, Walhamdulillah, Tsumma
alhamdulillah.. Alladzii an'ama alayna bini'matin iman wal islam wahumaa min
a'zhoominni'aam..
Asyhadu an laa ilaah illallahu wah dahuu
laa syariikalahu waasyhadu anna muhammadan abduhu warosuluhu aladzii laa
nabiyya ba'dah..
Amma ba'du..
Shobbahul khoir.... Bunda semuanya.......? Apa kabar di pagi
ini....?
Semoga Allah Azza wajalla melimpahkan
kebaikan 2 yang banyak atas kehidupan kita... Aamiin
In syaa Allah kita akan bahas dengan madah
diskusi kita pagi ini Islam adalah kehidupan.
Para Bunda yng di muliakan Allah ta'alaa..
Wajib atas kita, Untuk mengetahui dan memahami bahwa saat ini keadaan kita, sebagai
seorang muslim atau muslimah adalah kebaikan yang agung. Kebaikan agung yang
Allah anugerahkan atas kehidupan kita secara pribadi-pribadi.
Subhanallah.... Mari kita lihat fakta
berikut.
Kita manusia Akhir Zaman, artinya jarak
kita dengan Rosulullah sangat jauh. Mata kita, belum pernah melihat Wajah
Beliau SAW, telinga kita belum pernah mendengar vibrasi suara Beliau. Dan
Akhlaq mulia beliau belum pernah kita lihat secara langsung.
Akan tetapi, hal itu tidak mengurangi kita
untuk terhalang dari kebaikan agung ini, yaitu Allah azzawajalla, melembutkan
hati kita, melapangkan dada kita, untuk menerima Islam. Sementara, betapa banyak
manusia, yang matanya begitu akrab memandangi Wajah mulia Rosul. Telinganya
mendengar perkataan Rosul. Akhlaq Mulia Rosul mereka saksikan setiap saat. Namun
kebaikan kebaikan besar itu tdk mampu membuat mereka menerima islam.
Karena berislam bukan soal kapan kita
hidup dimana kita hidup. Akan tetapi perkara Hidayah Allah. Yang kepada siapa
Allah meng anugerahkan Hidayah itu kepada Hamba-Hamba yang di kehendakiNya.
Maka saat kita dapati diri kita sekarang
ini sebagai seorang muslim atau muslimah. Fahami itu sebagai anugerah agung. Yang
secara khusus Allah anugerahkan secara pribadi-pribadi. Artinya Allah mengizinkan
kita mengimani Nya.
Sebagai mana FirmanNya: “Wamaa kaana
linafsin an tu'mina illa biiznillah”, ~ Dan tidak ada satu jiwa pun akan
berimah kepada Allah kecuali dengan seidzin Allah.
Subhanallah...
Para Bunda yang di rahmati Allah...
Kita diizinkan mengimani Allah. Kita
dipiliih untuk mengimaniNya. Fikirkan nikmat agung ini. Renungkanlah. Kebaikan
apa yang lebih baik dari kita dipilih oleh Allah untuk menerima Islam. Ketika
hal itu tidak Allah berikan kepada orang lain. Tidak Allah berikan kepada Abu
jahal. Tidak Allah kasih kepada Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, Utbah bin
Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid Bin Utbah, dan lain-lain dari kalangan
orang terdahulu. Yang mereka itu manusia-manusia yang sangat dekat dengan
pribadi Agung, yaitu Rosulullah.
Bahkan Pamanda beliau Abu Thalib, punya
pertalian darah dan nasab. Mengasuh Nabi sejak nabi masih belia. Mendidik
peradaban manusia kepada Nabi saat remaja. Menikahkan Nabi saat dewasa. Menyaksikan
Beliau di angkat menjadi Rosul. Bahkan melakukan pembelaan sampai 11 tahun
kenabian. Ternyata hal itu tetap tidak menjadikan Abu Tholib menerima hidayah
Islam.
Para bunda yng Mulia......
Allah taalaa memilih kita. Allah taalaa
mengizinkan kita. Itu artinya Allah memberikan kehidupan atas hidup kita. Ya
kehidupan atas kehidupan. Allah menjadikan Islam sebagai ruh kehidupan. Siapa yang
berislam dia mendapat hidup di atas kehidupannya. Dan siapa yng tdk berislam
dia belum mendapat kehidupan dlm kehidupannya
Surat al an'am ayat 122 menerangkan hal
itu:
أَوَ مَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ
وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ فِي
الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا
كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati [502]
kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang
dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Mari kita lihat ayat di atas. Allah
membuat perbandingan. Manusia asalnya mati. Lalu Allah hidupkan dengan cahaya
Islam. Maka dia pun mendapat kehidupan. Sedang manusia yang belum berislam
seperti orang yang dalam kegelapan (tidak tercahayai) dan tidak pernah bisa
keluar dari kegelapan itu.
Bunda yang dirahmati Allah.... Yang harus
kita kerjakan saat ini adalah meningkatkan kualitas kehidupan Islam kita di
hadapan Allah taalaa.
mari kita simak bagaimana Allah
menyampaikan hal ini,
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ
وَاعْلَمُوٓا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِۦ وَأَنَّهُ ۥ ٓ
إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah
seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi
kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal: Ayat 24)
Para bunda yng dirahmati Allah...
Kenali lah, hanya dengan memenuhi seruan
Allah dan RosulNya, kita memiliki kualitas dalam kehidupan. Maka kenalilah
Allah. Kenali Haq Nya. Haq Allah adalah di ibadahi. Allah adalah AlMa'bud. Maka
siapa saja diantara hambaNya yang mengibadahiNya, maka ia telah menunaikan Haq
Allah. Siapa yang menunaikan haq Allah dia berada dalam jaminan Allah. Siapa yang
berada dalam jaminan Allah, maka dia telah mendapatkan kehidupan yang Mulia. Singkatnya,
ketakwaan adalah kata lain dari menunaikan Haq Allah. Semakin banyak Haq Allah
yang kita tunaikan semakin tinggi nilai Taqwa kita.
Maka Allah berfirman, Inna akromakum
indallahi at qookum, ~ Sungguh manusia yang paling mulia di sisi Allah
adalah yang paling bertaqwa.
Semoga kita mendapat kemudahan setelah
Allah melapangkan hati kita dengan Islam.
==========
TANYA JAWAB
Tanya: afwan ustadz ijin bertanya. Hidayah hak prerogatif Allah; namun bisakah
kita hambaNya yang penuh dengan dosa mendapat hidayah? Rasullullah ﷺ saja tidak bisa
memintakan Abu Thalib; bagaimana dengan kita manusia biasa?
Jawab: Itulah bunda, Hidayah itu milik Allah mutlaq. Bahkan Allah mengingatkan
Nabi dalam firmanNya:
Innaka laa tahdii man ahbabta walakinallaha
yahdii man yasyaaaa (“Muhammad engkau tidak bisa memberi
hidayah orang yang engkau cintai”). Tetapi Allah mmberi Hidayah orang yng Allah
kehendaki. Allah memberi hidayah kepada hambaNya bukan atas nasab, pertalian
darah, harta, bentuk rupa dan wajah.
Tanya: lalu ustadz, apakah orang yang sudah mendapat hidayah itu bisa dapat
hidayah lagi berulang-ulang atau malah hilang?
Jawab: Hidayah bisa saja hilang. Dan bisa kembali lagi. Dan tugas kita adalah
mempertahankan hidayah dalam hidup ini.
Tanya: (menanggapi pertanyaaan diata) susah ustadz?!
Jawab: Dalam sholat kita memohon, Ihdinasshirotol mustaqiim. Inilah cara
Allah agar kita tetap terhidayahi. Artinya Allah pun menjaga agar kita selalu
terhidayahi dalam hidup ini. Inilah maksud dari “Wasta'inuu bishshobri
washsholaat” (Mohonlah pertolongan Allah dengan jalan sabar dan sholat).
Artinya orang yang menjalankan kewajiban
sholat, adalah orang yang berada di dalam jaminan hidayah. Sebaliknya muslim
yang meninggalkan sholat, amat rentan dengan hilangnya Hidayah. Semoga kita
terhindar dari dicabutnya hidayah ya, aamiin allahumma aamiin
Tanya: Pak ustad kalo media air putih bisa ga pak ustad untuk seseorang? Mamah
kan suka ngaji tahajud gitu, adikku agak susah sholatnya jadi malem di sediain
botol sambil mamah ngaji sholat gitu. Kalau siang botolnya di taruh di kulkas
biar di minum adikku itu dosa ga Ustadz? Ini maksudnya air putih. Bagaimana ustadz
pendapatannya dalam islam?
Jawab: Boleh, Rasul pernah membacakan ayat-ayat alquran pada bejana air untuk
tujuan mengobati penyakit. Silakan saja, boleh, halal.
Tanya: Saya juga pernah ustadz, Saya bacain ayat-ayatkhusus rukiyah buat anak.
Jawab: Bagus sekali. Maa fii musykilah.
Tanya: Ustadz Saya mau bertanya. kalau ada muslimah berpakaian hijab sih nutup,
tapi masih berpakaian celana panjang kemana-mana, minimal kulot ya aturannya. Ini
termasuk udah dapat hidayah menyeluruh atau belum ya ustadz? Karena kadang masih
ngasih alasan, kan faktor kerjaan atau apalah gitu alasannya. Bagaimana menurut
pandangan ustadz? Afwan kalau panjang.
Jawab: Keimanan itu bertingkat-tingkat derajatnya dalam diri seorang muslim. Ada
yang sangat tuma'ninah dengan semua Amalan islam, sehingga bersegara dengan apa saja bentuk
perintah dalam islam. Ada juga yang membutuhkan waktu dalam prosesnya. In syaa
Allah semoga semuanya dalam kebaikan. Contoh,
Abu bakar ashsidq, masuk islam saat pertama di seru oleh Rosul. Tapi Abu
Sufyan butuh waktu sampai 21 tahun. Keduanya mertua Rosul, dan keduanya Mulia.
Tanya: Afwan ustad mau bertanya. Bagaimana caranya mengajak sahabat yang belum
dapat hidayah untuk hijrah?
Jawab: Mengajak dengan cara yang ma'ruf. Berikan haqnya untuk mendapat
penjelasan sebaik baiknya. Dan yang terpenting selalu mendoakan orang yang
ingin kita dakwahi. Jangan lupa Hidayah milik Allah
Tanya: Kalau mengubah niat? jadi dulu waktu menikah kan karena pacaran dulu, lalu
sekarang karena sudah mengetahui Islam lebih banyak, bagaimana jika mengubah
niat berumah tangga karena Allah? semua diubah niat lillahi taala.
Jawab: In syaa Allah yang Allah liat rumah tangga ibu saat ini. Apa yang
terjadi di waktu terdahulu in syaa Allah terhapus dengan kebaikan keadaan sekarang
ini. Ikutilah perbuatan burukmu dengan perbuatan baikmu. Begitu pesan Nabi.
Tanya: Afwan ustadz, bagaimana cara memelihara hidayah supaya tetap ada dan semakin
baik, di tengah kondisi keluarga dan lingkungan yang belum begitu mendukung?
Jawab: Selalu memohon kepada Allah SWT agar menghidayahi kita di setiap waktu
dalam kehidupan kita dengan hidayah itu, seorang hamba mengenali jalan hidupnya,
rintangan-rintangannya, dan lain-lain dalam kehidupannya. Adapun orang yang
jauh dari hidayah maka akan jauh dari cahaya. Berada dalam kegelapan. Bagaimana
kita berjalan dalam kegelapan, mungkinkah
bisa?
Tanya: Afwan ustadz ijin bertanya, saya masih bingung dengan konsep ini, kalau
hidayah itu hak prerogratif Allah, lantas tugas manusia di ciptakan itu untuk
apa? Kenapa ada manusia diberi hidayah dan ada yang tidak?
Jawab : Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sering di sampaikan dalam diskusi
hidayah.
Bunda... Tidak ada satupun manusia yang
terlahir dalam keadaan tidak suci. Hal ini menegaskan bahwa Allah memberi haq
hidayah kepada seluruh manusia tanpa kecuali. Hanya Allahpun mengenalkan kepada
kita bahwa Manusia itu di ciptakan dalam keadaan memiliki Hawa Nafsu dan Syahwat.
Lalu dalam proses selanjutnya, hawa nafsu dan syahwat inilah yang akan berhadap-hadapan
dengan turunnya Hidayah. Maka siapa yang akan menang antara syahwat dan Hidayah
di tentukan oleh keadaan hatinya.
Tanya: Bagaimana mengenali konsep iman Islam yang benar itu sudah masuk ke dalam
diri kita? Terkadang hati ini takut sudah benarkah apa yang kita lakukan saat
ini? Benarkah saya sudah termasuk orang yang diberi hidayah Allah?
Jawab: Konsep iman islam yang benar itu yang sudah kita pelajari sejak kita
anak-anak. Rukun iman yang Enam. Rukun Islam yang lima. Siapa saja yang
menepati rukun-rukunnya maka sempurna dan benar iman islamnya in syaa Allah. Siapa
yang menyelisihi rukun iman dan rukun islam walaupun satu saja. Maka batallah
imannya, batallah islamnya. Telah cacat iman islamnya.
Bab Iman Islam Ihsan Dan tanda kiamat, langsung
diajarkan oleh Malaikat Jibril yang menyerupai manusia. Menjumpai Nabi dan
disaksikan oleh para sahabat langsung.
=========================
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment