Rekap Kajian Link Online HA Ummi G1
- G6
Hari/Tgl: Kamis, 5 Juli 2018
Materi: Kenapa Dianjurkan Puasa
Syawal?
Nara Sumber: Ustadz Robin
Waktu Kajian: 09.00 WIB - selesai
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Berkata Al Hafizh Ibnu Rajab
rahimahullah:
"Sesungguhnya Allah apabila
menerima amalan seorang hamba, maka Allah memberikan kemampuan kepadanya untuk
beramal shalih lagi setelahnya, sebagaimana kata sebagian ulama:
Ganjaran kebaikan adalah kebaikan
setelahnya, barangsiapa melakukan suatu kebaikan kemudian ia ikutkan dengan
kebaikan yang lain maka itu adalah tanda diterimanya amal kebaikannya yang
sebelumnya, sebagaimana orang yang melakukan kebaikan kemudian ia ikutkan
dengan kejelekan maka itu adalah tanda ditolaknya kebaikan yang telah ia
kerjakan dan tidak diterima."
[Lathaiful Ma'arif: 244]
Ternyata, di antara hikmah
pensyariatan puasa Syawal adalah untuk menjadi bukti apakah amalan Ramadhan
kita diterima oleh Allah azza wa jalla. Mungkin karena amalan paling khusus di
bulan Ramadhan adalah puasa, maka pembuktian yang diharapkan pun dalam bentuk
puasa.
Jika ditanya kenapa 6 hari? Mungkin
karena biasanya sunnah puasa di bulan lain adalah 3 hari (minimal). Maka khusus
untuk lulusan Ramadhan, harus ada pembuktian yang lebih dari biasanya.
Ketika berbicara puasa Syawal, tidak
sedikit yang membahas tentang boleh tidaknya mendahulukan puasa syawal sebelum
puasa ganti.
Masalah tersebut adalah khilafiyah
di kalangan ulama. 'Aisyah Ummul Mu'minin sendiri diriwayatkan mengganti puasa Ramadhannya
di bulan Sya'ban. Agak janggal kalau mau berkesimpulan bahwa 'Aisyah tidak
mengamalkan puasa Syawal yang sangat utama.
Namun, jika diteliti perhitungan
matematika syariat puasa ini, sepertinya kita tidak perlu terlalu ribut dengan
puasa mana yang didahulukan.
Rasulullah shallallahu 'alayhi
wasallam bersabda:
“Puasa Ramadhan balasannya bagaikan
sepuluh bulan (berpuasa) dan puasa enam hari Syawal adalah bagaikan dua bulan,
maka jumlah demikian adalah puasa setahun”. (H.R. Ibnu Khuzaimah)
Dan pada hadits tentang puasa yang
lain:
“Puasa pada tiga hari setiap
bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari)
Ulama menjelaskan hadis di atas
dengan mengatakan bahwa hal itu dikarenakan setiap 3 hari berpuasa diganjar
dengan pahala 30 hari berpuasa.
Semua perhitungan matematika ini
berujung pada firman Allah azza wa jalla:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
Barang siapa mengerjakan kebaikan
maka baginya adalah sepuluh balasan kadarnya…(al-An`am 160)
Maka, bagi mereka yang disibukkan
dengan puasa ganti di bulan Syawal, sehingga tidak sempat berpuasa syawal,
masih mendapat kemungkinan untuk mendapatkan pahala puasa setahun dengan
menggenapkan jumlah puasanya di bulan lain sesuai hitungan matematikan amal
sholih yang telah disyariatkan Allah Yang Maha Pemurah.
Tentu saja, mereka yang berjuang
keras mengganti puasa Ramadhannya di bulan Syawal, lalu melanjutkan dengan
puasa 6 hari di bulan Syawal, sampai-sampai hampir tidak ada hari tersisa
baginya di bulan Syawal kecuali dengan berpuasa, seperti sebagian wanita yang
haid di bulan Ramadhan, dan ia pun masih harus menghindari puasa di hari-hari
haid di bulan Syawal,
maka mudah-mudahan itu menjadi bukti
diterimanya amal Ramadhan mereka dengan predikat: Excellent.
Dan,
bagi yang mengaku
"jantan", tapi bermalas-malasan dalam puasa Syawal,
seharusnya malu, terhadap para
sholihah luar biasa itu.
Puasa Syawal, adalah kebahagiaan
lain bagi para pejuang Ramadhan.
Mungkin seperti peserta ujian masuk
perguruan tinggi/perusahaan yang menanti-nanti pengunguman lalu mendapatkan
pemberitahuan: Anda Diterima.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
REKAP PERTANYAAN
TJ - G3
T: Ana masih ada hutang puasa 7 hari
ustadz ini masih baru mulai puasa membayar hutang puasa, nah kalau lanjut ke
puasa sawal ini kok ngak nutut ya pak. karna bulan syawal tinggal beberapa hari
lagi?
J: Boleh memilih puasa syawal dulu, karena
ada ulama yang menbolehkan. Saya pribadi lebih cenderung puasa ganti dulu. Kalau
pun puasa syawalnya tidak dapat, tambah saja puasa 3 hari dzulqa`dah dan puasa
3 hari dzulhijjah. Matematika pahalanya
tetap sama dapat pahala 1 tahun.
T: Assalamualaikum ustadz. Mohon izin
bertanya ustadz, apakah benar dengan niat puasa 6 hari dibulan syawal ini
,sekaligus bertepatan kita ambil yaumil bidh dan senin kamis ,maka kita
mendapatkan pahala yang berlipat? afwan ustadz ana dhoif hal ini ,jazakumullah
ustadz
J: Waalaykumussalam wrwb. Pahala Allah
yang mengatur. Boleh saja berharap pahala berlipat. Pada dasarnya, puasa yang
benar akan dibalas langsung oleh Allah, sehingga dikatakan puasa memiliki
balasan yang tak terbatas. Pertanyaannya adalah sesempurna apa kita telah
puasa.
"Semua amal Bani Adam akan
dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah
Azza Wa Jallah berfirman, 'Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan
memberikan pahalanya.'" (HR.
Muslim)
T: Afwan boleh pertanyaan di luar topik
ya ustadz. Mana yang lebih diutamakan ustadz, pergi mudik namum i'tikaf dan
ibadah di akhir ramadhannya tertinggal. Ini yang jadi perdebatan saya dan
suami. Karena ibadahnya jadi terganggu. Sedangkan saya ingin bersilahturami dengan
orang tua. Mohon pencerahan ustadz.
J: Jangan berdebat sama suami bunda.
.tapi "diskusi mesra" biar lebih positif dan berkah. Kalau
orang tua lebih senang kita mudik sebelum lebaran, lebih baik mudik sebelum
lebaran dan membahagiakan orang tua. Selama mudik perbanyak dzikir dan tilawah,
insya Allah tetap disempurnakan pahalanya oleh Allah. Tapi kalau orang tua
asyik-asyik saja kita pulang abis lebaran atau hari H, maka kita bisa
maksimalkan itikaf di akhir ramadhan.
Yang penting ridho orang tua. Ridho
Allah ada bersama ridho orang tua. Gimana itikaf kita mau diterima Allah, kalau
orang tua kesel karena kita ga mudik? Jadi, poin pentingnya di ridho orangtua. Gimana
kalau mau itikaf tapi orangtua ridho? Ya
komunikasi dengan baik mulai dari sebelum ramadhan ke orangtua.
Telepon orangtua, tanyain kabarnya,
kesehatannya, kebutuhannya selama ramadhan, apa yang mau disuplai dari anaknya.
Mau mentahnya saja atau mau dipesenin katering dari jauh. Mukenanya gimana,
baju kokonya gimana,dst.. terussss komunikasi dengan hangat ke orangtua, dan
infakkan harta kita untuk orangtua. Kalau begitu, mudah-mudahan orangtua lebih
ridho saat kita bilang "ananda mau itikaf full dulu baru mudik ibu..
agar bisa jadi anak sholihah dan bekal ibu ke surga" insya Allah enak
didengernya.
Satu hal lagi, komunikasikan dengan
baik ke suami. Ridho suami juga penting.
T: Ijin bertanya diluar tema. Ustadz,
jika tanpa sengaja kita berbuat syirik, Umpamanya iseng-iseng bermain kuiz, yang
ramal meramal begitu ustadz. Setelah itu sadar kalau itu termasuk syirik, bagaimana
bertaubatnya ustadz?
J: Taubatnya menyesal, meminta ampun
kepada Allah, dan berazzam untuk tidak mengulanginya lagi. Selain itu bisa
ditambah dengan banyak beramal sholih untuk menutupi dosa terdahulu
=======
TJ - G4
T: Saya masih proses menyelesaikan
puasa wajib tapi terpotong haid. Jika ternyata puasa syawalnya tidak dapat 6 hari
apakah jadinya tidak mendapat pahala setahun? Karena haid saya 10-11 hari
J: Silahkan dilanjutkan kekurangan
puasanya di bulan Dzulqa`dah bunda. Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan
hambaNya. apalagi sudah berniat dan berusaha.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. QS. Az-Zalzalah:7
Sangat mudah bagi Allah memberikan
pahala setahun. Kita bisa berharap. Kalau perlu jangan nanggung, cuma minta
pahala puasa setahun penuh. Langsung saja minta surga yang tinggi .
T: Ustadz apa boleh kita puasa Syawal sudah
3 hari, lalu terpotong karena bertamu tidak enak kalau tidak memakannya sudah disiapkan,
bisakah dilanjut lagi kekurangan puasa Syawal?
J: boleh saja membatalkan karena
bertamu, tapi kalau bisa dikondisikan sebelum bertamu memberi kabar bahaw
"kami sedang puasa jadi tidak perlu repot", maka itu lebih baik. Atau
kalau bertamu ke teman dekat yang benar-benar saling memahami, ya ga perlu ga
enakan, puasa puasa saja. Jalan terakhir kalau memang tidak enak, ya ditambah
puasanya di bulan Dzulqa`dah
T: Assalamu'alaykum Bunda, ada teman
titip pertanyaan: Haid di January dan Februari tengah bulan tanggal 17 itu, dan
itu juga karena obat. Kan sebelumnya aku gak haid berbulan-bulan sampai
akhirnya Januari ke dokter alhamdulillah tidak ada kista tapi penyebabnya hormon.
Dikasih obat biar darah kotornya keluar. January normal, nah Februari terus-terusan
sampai sekarang haid terus. Udah 2 bulan setiap hari, sebelumnya sempat brenti
2-3 hari saja dalam sebulan. Sholat tetap jalan selama haid tidak berhenti.
Karena tidak tahu mana darah haid dan darah istiadhah.
J: Tentang lamanya Haid, ada perbedaan
para Ulama:
Imam hanafi: Haid paling cepat 3
hari 3 malam. Paling lambat 10 hari 10 malam
Imam maliki: Paling cepat hanya flek
sekali. Paling lama 15 hari 15 malam.
Imam hambali: Paling sedikit 1 hari
1 malam. Paling lama 13 hari
Imam syafi'i: Paling cepat 1 hari 1
malam. Paling lama 15 hari
Menurut imam syafi'i : Haidh paling
lama 15 hari. misal tgl 1-15.
Nah waktu suci nya minimal 16-30.
(Minimal 15 hari) lebih cepat dari itu maka terhitung istihadhoh.
Misal Haid tidak teratur, Menurut
mazhab maliki, jika kondisinya darah, bersih, darah, bersih bolak balik, maka
saat bersihnya adalah suci, saat mengeluarkan fleknya adalah haid. Cara cek-nya
dengan dicolek kain atau kapas. Ukhti yang tidak teratur haidnya, bisa ambil
Mazhab Maliki.
Bagaimanapun, perlu diperiksakan
kepada dokter kandungan, apakah ada masalah hormonal, stress, kurang olahraga,
dan lain-lain. Sebaiknya dicatat ritme flek-bersih dan seterusnya, sehingga
dapat dipelajari sendiri polanya.
#dibaca pelan-pelan ya.. kalau perlu
diulang 3 kali.
=======
TJ - G6
T: Assalamu'alaykum, pertanyaan
mewakili rombongan, bulan syawal seorang istri mau dengan tekad bulat puasa
sunnah full ... mulai dari puasa syawal, puasa mengganti ramadhan, senin kamis
bahkan ayyamul bidh, nah yang jadi pertanyaan si suami siang hari nggak kuat
nahan #itu ... bagaimana hukumnya membatalkan puasa sunnah demi suami?
J: Waalaykumussalam wrwb. Dianjurkan
membatalkan puasa sunnah demi suami. Sebaiknya istri meminta izin kepada
suaminya sebelum melakukan puasa sunnah, bahkan puasa qadha. Kecuali puasa
qadha di mana hari-hari pilihan puasa qadha tinggal sedikit, sehingga harus
puasa.
Hal ini juga dipertegas oleh sabda
Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh,”Tidak halal
bagi seorang isteri berpuasa sementara suaminya ada bersamanya kecuali dengan
izinnya.” (HR. Bukhori Muslim) sementara didalam lafazh Ahmad disebutkan, ”Tidaklah
seorang isteri berpuasa satu hari saja sementara suaminya ada bersamanya
kecuali dengan izinnya kecuali puasa Ramadhan.” (Hadits ini dinyatakan hasan
oleh Albani didalam “Shahih at Targhib)
Jika sudah izin suami, tp lalu di
tengah2 suami meminta haknya kepada istri, maka boleh saja suami dibujuk agar
bersabar, tapi tetap lbh utama istri membatalkan puasa sunnahnya.
Adapun puasa wajib, maka istri harus
melanjutkannya (tdk membatalkannya) dan hendaknya mengajak suami tuk bersabar.
=======
TJ - G5
T: Assalamu"alaikum ustadz mau tanya
bagaimana dengan yang sudah biasa puasa daud apa kita boleh tidak jalankan
puasa syawal. Khan begitu lepas dari puasa ramadhan langsung jalankan puasa
daud?
J: Kalau sudah biasa puasa Daud, maka
itu sudah menjadi bagian dari puasa syawal juga. Puasa 6 hari di bulan syawal bisa
dalam bentuk puasa daud, puasa senin kamis, dll, yang penting berjumlah minimal
6 hari puasa (sunnah) di bulan Syawal. Wallahu a`lam
T: Assalamualaikum Ustadz izin bertanya.
Di Puasa Ramadhon kita ada hutang, sekarang sudah puasa mana yang harus d
utamakan, ganti puasa Ramadhon dulu atau puasa syawal, atau bisa digabung puasa
syawal dan Ramadhon?
J: Tidak bisa digabung. Saya pribadi
menganjurkan ganti dulu, tapi ada ulama yang membolehkan syawal dulu. Silahkan
dipilih yang memudahkan
T: Assalamu'alaikum ustadz. Ustadz,
jika kita berpuasa syawal tiba-tiba ada tamu yang datang dan biasanya kita
menjamu tamu tersebut. Naa pada saat menjamu si Tamu meminta untuk kita ikut
makan bersama. Bagaimana yang seharusnya dilakukan, tetap meneruskan puasa
syawal atau membatalkan puasanya untuk menghormati tamu?
J: boleh membatalkan puasa. Kalau pun
ingin meneruskan juga boleh karena misalnya tamu adalah teman dekat kita, dan
waktu puasa syawal tinggal sedikit lagi. Fleksibel saja
=======
TJ - G2
T: Bismillah. Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh ustadz. Afwan ustadz, saya pernah membaca sebuah
hadits / apa gitu (afwan lupa rujukannya). "Bahwa apabila kita disibukkan
dengan shilaturahim di bulan Syawal sehingga bisa melakukan shaum Syawal diakhir
bulan dan akhirnya sampai lah habis bulan Syawal tersebut. Maka, shaumnya bisa
diteruskan ke bulan berikutnya." (kurlebnya seperti itu).
Bagaimana menurut hukumnya ustadz,
apakah hal ini di perbolehkan? Dalam arti kata, kita masih mendapatkan pahala
shaum Syawal. Syukron wa jazakallahu khoir atas jwbnya.
J: Setahu saya yang ulama sampaikan
bukan "sampai habis bulan Syawal" tapi "sampai akhir bulan
Syawal". Maksudnya karena diawal-awal Syawal banyak silaturahim, maka tidak
sempat puasa, tapi kan silaturahim ga semuanya.. dan silaturahim yang
belakangan harusnya bisa diajak ngerti "sori ya, sy lagi syawalan, dah
tinggal dikit harinya"
Karena suasana silaturahim di akhir
bulan syawal pasti beda dengan hari pertama kedua ketiga lebaran. Sangat beda.
Jangan jadi seolah seluruh syawal abis buat silaturahim dan makan-makan. Bila
sudah usaha maksimal ternyata ga bisa dapet 6 hari di bulan syawal, silahkan
lanjut di bulan dzulqa`dah, smoga Allah tetap nilai niat dan usaha kita, sehingga
disempurnakan segala kekurangannya.
Tidak ada haditsnya ya.. cuma
perkataan ulama. itupun bukan "sampai habis syawal" tapi "sampai
akhir syawal"
=======
TJ - G1
T: Kalau masih punya hutang puasa
sebulan penuh dulu waktu hamil anak pertama (sekarang sudah 4 anak), berarti tidak
bisa puasa syawal ya?
J: Ya. Tidak usah dipaksakan. Hamil
pahalanya sangat besar sekali. Juga menyusui, dst. Hal itu seolah di antara
alasan yang menjadikan surga itu ada di bawah kaki orang tua.
Lah, surga sudah di kaki, hebat kan?
Berbahagialah mereka yang beramal sholih dengan menjadi sebaik-baik orang tua,
mengasuh amanah dari Allah. Jalani peran sebagai orang tua dengan ikhlas dan
penuh harap kepada Allah. Insya Allah surga yang tinggi adalah balasannya.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment