Rekap Kajian Link Online HA Ummi G1
- G6
Hari/Tgl: Selasa, 3 Juli 2018
Materi: Mencari Keridhoan Allah
Nara Sumber: Ustadz Syahrawi Munthe
Waktu Kajian: 16.00 WIB - selesai
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Assalamu'alaykum wr wb
Segala puji bagi Allah, sholawat
serta salam bagi junjungan kita Rasulullah SAW. InsyaAllah materi kita sore ini
adalah "Mencari Keridhoan Allah"
Apa kah yang dimaksud keridhoan
Allah? Kata ini sering digunakan untuk
hal-hal yang sifatnya pengorbanan atau sesuatu yang dikorbakan untuk meraih
ridho Allah.
Secara etimologis ridha berarti: rela, menerima dengan senang
hati, cinta, merasa cukup (qana’ah), berhati lapang.
Ridha bermakna engkau berbuat sesuatu yang membuat Allah
senang atau ridha, dan Allah meridhai apa yang engkau perbuat. Ridha hamba
kepada Allah berarti ia menerima dan tidak membenci apa yang menjadi ketetapan
Allah. Sedangkan ridha Allah kepada hamba berarti Dia melihat dan menyukai
hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Salah satu kisah tentang meraih
keridhaan Allah adalah apa yang dilakukan oleh Suhaib saat ia hendak hijrah ke
Madinah. Ketika itu Suhaib telah masuk
Islam di Mekah dan bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh
orang-orang kafir Mekah karena membawa hartanya. Mereka mempersyaratkan
'jika ingin hijrah, Suhaib harus
melepaskan semua harta bendanya, maka barulah diperbolehkan hijrah'.
Ternyata Suhaib bersikeras hijrah,
dan melepas semua harta bendanya, demi melepaskan dirinya dari cengkeraman
orang-orang kafir Mekah. Ia terpaksa
menyerahkan harta bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw.
Umar ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya menyambut kedatangannya di
pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan kepadanya, "Alangkah
beruntungnya perniagaanmu." Suhaib berkata kepada mereka, "Demikian
pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan kalian dan
apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya."
Kemudian diberitakan kepadanya bahwa
Allah telah menurunkan ayat berkenaan dengan peristiwa tersebut. Allah Ta'ala
berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ
"Dan di antara manusia ada
orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah." (QS. 2:207)
Kisah ini banyak mengandung ibroh.
Ada sisi kepahlawanan, karena ia berani meninggalkan Kota Mekkah menyusul
Rasulullah menuju Madinah. Bisa saja saat itu ia dibunuh oleh orang-orang kafir
Mekkah. Kemudian, kekuatan niat. Suhaib siap menghadapi semua
hal, termasuk meninggalkan semua harta bendanya. Ia berangkat tanpa
'persediaan' demi hijrah. Semuanya karena iman dan kecintaan kepada Allah dan
Rasulullah.
Jika kita lihat, Suhaib yang baru
saja masuk Islam di Mekkah, lalu ikut berhijrah ke Madinah, mempunyai azzam
yang begitu kuat demi Islam. Karena ia melihat masa depannya ada dalam Islam,
agama hanif yang diajarkan Rasululullah Saw. Komitmen keislamannya teruji saat
itu. Ia mengorbankan segalanya demi Islam. Ia ingin mengerjar 'surga' dengan
keislamannya.
Tentu banyak kisah-kisah lain dari
para sahabat yang juga mengalami kisah yg hampir sama, atau bahkan lebih pahit
atau pedih penderitaannya demi Islam. Tapi komitmen mereka demi Islam sangat
luar biasa. Tak peduli pedihnya perderitaan itu. Seolah dipelupuk matanya sudah
terlintas tempatnya di surga kelak.
Era zaman now.....masihkah ada
kisah-kisah ini? Kisah heroik para sahabat seolah terlupa. Nama-nama sahabat
nabi pun mungkin tidak tahu. Idola tidak lagi mengarah ke mereka. Hiruk pikuk
dunia entertain lebih mengasyikkan, apalagi film box office. Semua in tentu i akan berpengaruh pada komitmen keislaman seseorang, baik ghirah dan azzamnya untuk meraih keridhoan
Allah.
Tentu derajat kita mungkin tak
sebanding dengan para sahabat Nabi itu. Dan tak perlu berkecil hati. Allah
memang menyiapkan mereka di eranya, iman mereka lebih kuat dari kita. Itulah
mengapa Allah melebihkan derajat Assabiqunal Awwalun, orang-orang
terdahulu beriman kepada Allah, yang
kelak duluan masuk surga. Sedang kita disiapkan untuk menghadapi era saat ini.
Penuh dengan 'jurang terjal' dan godaan
yang begitu banyak.
Banyak hal yg bisa kita lakukan
untuk meraih keridhoan Allah, untuk meraih pahalanya. Apa saja dari yang
terkecil dan maksimal pengorbanan yg bisa dilakukan. Yang penting komitmen kita
pada Islam tetap lestari dan bersemai dalam jiwa hingga maut menjemput.
Wallahu'alam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Rekap Pertanyaan
TJ - G2
T: Bismillah.Izin bertanya ustadz. Apakah
setiap yang kita lakukan dengan niat hanya karena Allah azza wa jalla, hal tersebut
pasti akan mendapatkan Ridho dari-Nya?
J: Wa'alaykumussalam wr wb. jika niat
benar karena Allah, dan semua aktivitas itu untuk kebaikan, insyaAllah Allah
akan ridha.
T: Bagaimana cirri-ciri secara kasat
mata, bahwa apa yang kita lakukan, Allah azza wa jalla Ridho akan hal itu
(selain hati yang tenang)? Jazakallahu khoir atas jawabannya ustadz.
J: ciri2nya antara lain :
-
ringan untuk menjalankannya
- memacu semangat utk selalu dekat
dengan Allah
-
merasa rugi jika tidak dilaksanakan
-
berusaha bertahan dalam istiqomah menjalankannya
T: Izin bertanya ustadz. Apakah yang
dimaksud dengan ibadah sosial? Bagaimana agar melakukan ibadah sosial dengan
menanggalkan riya agar mendapat keridloan Allah?
J: ibadah sosial bentuknya banyak, yang
melibatkan pihak ketiga. Infaq, sedekah dan zakat juga bisa sebagai ibadah
sosial. Mengajarkan ilmu, atau mengajak orang lain belajar juga bisa jadi
ibadah sosial. Caranya supaya tidak riya, jangan lupa bersihkan niat, koreksi
niat setiap saat bahwa tujuannya hanya untuk Allah. Ikhlas saja menjalankannya
=======
TJ - G6
T: Assalamualaikum ustadz, mohon izin
bertanya. Apa pengaruh qanâ’ah (merasa cukup) dalam kehidupan dan bagaimana
cara mengidentifikasi antara qanâ’ah (merasa cukup) dan sifat kikir dalam
hidup? mohon pencerahannya, syukron ustadz
J: wa'alaykumussalam wr wb, qona'ah itu
kan merasa cukup atas pemberian Allah tetapi mau berbagi dengan orang lain atas
pemberian Allah tersebut. Jika ia tidak mau berbagi, maka ia kikir dan pelit.
Kita disuruh qona'ah agar tidak tamak atas titipan rezeki dr Allah dan mencari
jalan lain yg salah utk mendapatkan yg lebih banyak. Dan setiap pemberian
Allah, kita harus tau bahwa ada hak orang lain di dalamnya, kecuali jika
karunia itu hanya cukup utk keluarganya saja.
T : Assalamu'alaykum ustadz. Izin
bertanya. Ridha Allah bagi seorang istri ada pada Ridha suami. Bagaimana
mencari ridha suami jika suami belum menjadi imam yang baik bagi keluarganya
dalam artian kurang atau bahkan tidak mengetahui apa hak dan kewajiban suami
ataupun istrinya tadz? Sedangkan kita benar-benar ingin dapat Ridha Allah lewat
suami kita. Mohon bimbinganya ustadz..Jazakallahu khoyr
J : wa'alaykumussalam wr wb, ridha Allah
ada suaminya karena suaminya adalah walinya. Jika walinya ridha maka insyaAllah
amalnya diterima Allah. Jika suami tidak ridha, sebaiknya taat saja pada suami.
Kecuali jika suami menyuruh pada kemungkaran dan dosa, maka tidak boleh taat
padanya. Tidak boleh taat pada makhluk utk bermaksyiat pada Allah. Jika suami
kurang sempurna, diajak diskusi, diarahkan dan doakan agar jadi imam yang
shalih
=======
TJ - G3
T : Assalamualaikum ustadz...ijin
bertanya. Kalau ada niat akan berbuat
sesuatu dengan harapan mendapat ridho Allah, tapi pas pelaksanaan karena suatu
hal hilang ikhlas kita, apa masih mendapat pahala?
J: wa'alaykumussalam wr wb, setiap
amalan tergantung niatnya, dan niat itu harus dipelihara hingga pelaksanaan
amalan tersebut tuntas sampai akhir. Maka jika amalan itu jadi kesombongan atau
riya, maka pahalanya sia-sia. Malah dapat dosa. Riya adalah syirik kecil.
T: Assalamualaikum ustadz. Bila Ridha
Allah ada pada ridha orang tua, surga istri salah satunya ada pada ridha
suaminya. Lantas apakah ini sudah cukup untuk meraih RidhaNya Allah bagi
seorang istri dengan berbakti sama orangtua dan suami? Mohon penjelasannya
Jazakallah.
J: Wa'alaykumussalam wr wb. insyaAllah
itu salah satu jalan terbaik baginya menuju surganya Allah. Semua ibadah yang
dilakukan dan suami serta orangtua ridha, maka baginya surga, insyaAllah.
Asalkan semuanya untuk bebaikan.
T: Afwan pak ustadz apakah sikap
bersabar atas ketetapanNya juga termasuk usaha dalam mencari keridhoaan Alloh.
J: iya termasuk. Sabar adalah amalan
hati untuk menerima takdirnya Allah. Lalu ia koreksi diri, untuk kemudian
selalu memperbaiki amalnya untuk meraih ridha Allah.
T: Assalamualaikum ustadz. Kalau kita
ridho terhadap sikap anak-anak yang mempunyai prinsip hidupnya sendiri, apakah
ini menuju ridhonya Allah?
J: Wa'alaykumussalam, jika koridornya
dan batasannya jelas, dan ia adalah bagian dari amal shalih maka itu termasuk
menuju ridha Allah, wallahu'alam
=======
TJ - G1
T: afwan ustadz syahrowi ijin bertanya,
saya merasa ramadhan kemarin kurang dalam beribadah dan beramal sholih, padahal
belum tentu hamba yang fakir ini bisa bertemu dengan ramadhan tahun depan. apa
yang harus saya lakukan ustadz untuk menggantinya? afwan yang fakir ilmu ini;
jazakillah atas penjelasannya
J: justru dalam ibadah harus selalu
merasa kurang supaya termotivasi selalu memperbaiki ibadah setiap saat. Jika
kita merasa ibadah sempurna, bisa menimbulkan rasa bangga di hati, timbul ujub,
seolah kita merasa sudah shalih/ah. Padahal nabi dan sahabat pun yang sudah
dijamin surga, masih khawatir dengan nasibnya di akhirat kelak. Sebab itu,
diperbaiki saja terus ibadahnya, jaga niat ikhlas dan semuanya itu perlu
proses.
T: Subhanallah..mulia sekali orang-orang
yang berhasil meraih ridha Allah...
mungkin yang ingin saya tanyakan
adalah mana yang harus lebih diprioritaskan antara ibadah dan pekerjaan rumah
tangga karena saya diakui atau tidak tugas ibu rumah tangga itu sangat menguras
energi dan terkadang untuk tilawah saja harus menunggu waktu yang benar-benar
longgar. jazakallah ustadz
J: sebenarnya semua aktivitas dalam
rangka kebaika adaah ibadah. Ibadah itu
tidak hanya sholat, tilawah atau zikir. Ibadah secara umum, apapun yang
dilakukan untuk kebaikam, insyaAllah Allah beri ganjaran padanya. Asalnya semua
dilakukan ikhlas karena Allah
=======
TJ - G5
T: Assalamualaikum Ustadz, izin
bertanya ya. Bagaimanakah keterkaitanya antara sikap ridho terhadap Allah dengan
Qona'ah?
J: Wa'alaykumussalam wr wb, ridha itu
terkait dengan seluruh amalan untuk Allah, dan jika Allah ridha insyaAllah dapat
ganjaran yaitu pahala. Sedang qona'ah lebih kepada merasa cukup atas pemberian
Allah apa saja.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment