Home » , » Sikap kita terhadap Akhir Zaman

Sikap kita terhadap Akhir Zaman

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, August 31, 2018


Hasil gambar untuk akhir zaman
Rekap Kajian Link Online HA Ummi G1 - G6
Hari/ Tgl:  Jumat,  6 Juli  2018
Nara Sumber: Ustadz  Dodi
Waktu Kajian: bada Jumat - selesai
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖




📗 Sikap kita terhadap Akhir Zaman
📱 Kajian On-Line
👤 Dodi Abu El Jundi
📆 09 Maret 2017


Pada hari ini kita berada dalam kancah peperangan melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat besar.

Fitnah bagaikan potongan malam kelam, Harta adalah fitnah (cobaan), anak-anak adalah fitnah (cobaan), wanita adalah fitnah (godaan), bercampur baur dengan orang-orang kafir dan munafik adalah fitnah (bencana), ajakan kepada kebatilan dan menjauhi kebenaran adalah fitnah (malapetaka), teman pergaulan yang jahat adalah fitnah (bencana), seruan kepada perkara sia-sia, sesat dan batil adalah fitnah (bencana). Dan masih banyak lagi yang lain.

Ketika seorang insan jatuh terperosok ke dalam bahaya dan musibah, maka dihadapannya ada dua pilihan :

1. Dia segera mencari jalan-jalan keselamatan dan berusaha mengeluarkan diri dari musibah tersebut hingga ia bisa selamat. Hal ini merupakan keharusan yang harus ditempuh bagi orang yang berakal.

2. Atau Dia hanya bisa pasrah menerima dan membiarkan dirinya binasa. Ini adalah tindakan orang bodoh yang pasrah dan tidak mencari jalan selamat.

Fitnah-fitnah sudah begitu banyak pada zaman sekarang ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan berbagai bentuk kejahatan.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati darinya dengan sungguh-sungguh berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul . 

Dan hendaknya kita juga waspada agar tidak menjadi penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong kepadanya, sehingga ia terjebak di dalamnya.

Kita semua, baik rakyat maupun penguasa, ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu membahu memadamkan api fitnah dengan berbagai corak tersebut.

Dengan cara yang penuh hikmah dan nasihat yang baik. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat berbahaya dan kesudahannya akan sangat menyakitkan.

Allah   berfirman :
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25)

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dunia ini adalah batu ujian dan cobaan.

Allah   berfirman :
“Agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya.” (Huud: 7)

Dan bahwasanya kampung akhirat adalah tempat tinggal yang abadi.

Orang yang berbahagia adalah yang diselamatkan Allah dari fitnah-fitnah (bencana-bencana). Dan orang yang celaka adalah yang terseret ke dalamnya dan menjadi penyeru kepadanya. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita semua.

Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi berbagai macam fitnah diatas...?

Adapun beberapa point dibawah ini bisa kita jadikan acuan dalam mempersiapkan datangnya fitnah fitnah akhir zaman, antara lain :

 Berdo’a kepada Allah   minta perlindungan dari fitnah. Rasulullah   bersabda :
تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الْفِتَنِ  مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari segala fitnah, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi” (HR Muslim : 2867).


 Memperbanyak amal shalih dan meningkatkan ke-takwa-an secara umum.

Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah   bersabda :

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.

“Segeralah kalian beramal sebelum datangnya fitnah laksana potongan gelap malam gulita, seseorang paginya beriman sorenya sudah kafir, sorenya beriman paginya sudah kafir, dia menjual agamanya dengan harta dunia” (HR Muslim: 118)

Menjaga lisan dari berkomentar dari setiap apa yang kita dengar. Khususnya dalam perkara kontemporer yang terjadi pada kaum muslimin [Nawazil]. Lebih lebih komentar dan bicara di medsos yang lebih mudah penyebarannya ibarat angin berhembus.

Siapa yang layak bicara dalam masalah ini...? Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

الْعَالِمُ بِكِتَابِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ وَأَقْوَالِ الصَّحَابَةِ؛ فَهُوَ الْمُجْتَهِدُ فِي أَحْكَامِ النَّوَازِلِ

“Orang yang alim terhadap Kitabullah dan Sunnah RasulNya dan perkataan para shahabat, maka dialah mujtahid (ahli ijtihad) pada perkara-perkara Nawazil”. (I’lamul Muwaqi’in 4/212)

Dalam kondisi fitnah jangan mudah menshare berita atau komentar sebelun di cek kebenarannya.

Allah   berfirman :

وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْ لاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS An-Nissa : 83)

Tidak setiap apa yang kita dengar layak untuk diucapkan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata  ketika menjelaskan perkataan ‘Ali bin Abi Tholib :

حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ

“Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan ?”.

Tetap berusaha untuk menuntut ilmu syar’i dengan menghadiri majlis majlis ilmu,  karena dengan memahami syari’at ini dengan benar ia akan punya filter tidak mudah ikut ikutan terbawa arus dengan fitnah, tidak mudah mengikuti emosi atau perasaannya, tapi kokoh dengan ilmunya, sehingga akan selamat dari fitnah.

Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu ia berkata :

عَصَمَنِي اللَّهُ بِشَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا هَلَكَ كِسْرَى، قَالَ: “مَنْ اسْتَخْلَفُوا؟ ” قَالُوا: ابْنَتَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً”، قَالَ: فَلَمَّا قَدِمَتْ عَائِشَةُ يَعْنِي البَصْرَةَ ذَكَرْتُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَصَمَنِي اللَّهُ بِهِ: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ

Allah telah menjagaku dari fitnah (perang jamal) berkat sesuatu (satu hadits) yang aku dengar dari Rasulullah   ketika Kisra (raja Persia) meninggal, beliau bersabda, “siapa penggantinya?” Para Sahabat menjawab, “putrinya”, maka beliau pun bersabda, “Tidak akan sukses selamanya sebuah kaum, yang menyerahkan urusan mereka (pemimpin) kepada seorang perempuan”. Abu Bakrah radhiyallahu anhu berkata, “Ketika Aisyah radhiyallahu berangkat ke Bashrah, aku ingat hadits Rasulullah tersebut, maka Allah pun menyelamatkan aku (dengan tidak ikut ikutan fitnah yaitu peperangan jamal)” (HR Tirmidzi : 2262)


Bersabar tidak mudah melakukan tindakan yang hanya mengikuti perasaan dan hawa nafsu.

اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ

‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari Nabi kalian .’ (HR Bukhari: 7068)

Diantara bentuk yang wajib kita hindari di zaman fitnah adalah tidak memberontak kepada penguasa muslim yang dzalim, karena mudharat yang ditimbulkannya akan jauh lebih besar daripada maslahat yang didapatkan, bahkan ketika dibolehkan pun untuk memberontak kepada penguasa yang jelas jelas kekufurannya, tanpa adanya syubhat, tetap di syaratkan adanya kemampuan serta tidak adanya kemudharatan, kalau tidak maka kita diperintah untuk bersabar.

Dari ‘Ubadah bin As Shamit radhiyallahu anhu ia berkata :

أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا، وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ»، قَالَ: «إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ

“Kami berbai’at (kepada Rasulullah ) untuk senantiasa mendengar dan taat (kepada para pemimpin) baik dalam perkara yang kami senangi atau yang kami benci, dalam kesusahan maupun dalam kemudahan, dan juga ketika pemerintahan bersikap mementingkan diri mereka sendiri. Dan kami tidak diperbolehkan untuk mencabut urusan pemerintahan dari orang yang menjabatnya, Beliau bersabda, “kecuali jika kalian melihat adanya kekafiran yang nyata, maka ketika itu kalian memiliki keterangan yang nyata di hadapan Allah Ta’ala.” ( HR. Bukhari : 7055 dan Muslim : 1709).

Namun dilarang mentaati pemimpin dalam perkara kemaksiatan.

Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin ‘Ali radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah   bersabda :
لَا طَاعَةَ فِيْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.

“Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam kebaikan” (HR Muslim: 1840)

Wajib bersabar atas kedzaliman pemimpin, dengan tetap memberikan nasehat bagi yang mampu sesuai dengan kapasitasnya.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma, dari Nabi beliau bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barangsiapa yang melihat pada pemimpinnya sesuatu yang ia benci, maka hendaklah ia bersabar atas hal tersebut. Karena barangsiapa yang meninggalkan jama’ah (persatuan kaum muslimin) satu jengkal kemudian ia meninggal dunia, kecuali ia meninggal dunia seperti mati jahiliyah.” (HR Bukhari : 7054, Muslim : 1849)

Rasulullah   bersabda :

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ

Barang siapa yang ingin menasehati para penguasa dengan suatu urusan maka janganlah dengan terang terangan, akan tetapi pegang tangannya  berdua-anlah kalau diterima nasehat kita itu yang kita harapkan, dan kalau tidak mau maka sungguh engkau telah menyampaikannya (HR Ahmad : 15369, dishahihkan oleh Al Albani di kitab Fi Dzilalil Jannah : 1096).

Demikianlah semoga menjadi bahan renungan bagi kita khususnya yang relevan pada  zaman fitnah sekarang ini, dimana semakin diam tidak ikut ikutan kedalam fitnah in sha Allah semakin selamat, Rasulullah   telah memperingatkan dalam sabdanya :

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ فَمَنْ وَجَدَ مِنْهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه

“Akan terjadi fitnah, ketika itu yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari pada yang berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barangsiapa berusaha menghadapi fitnah itu, justru fitnah itu akan mempengaruhinya, maka barangsiapa mendapat tempat berlindung atau base camp pertahanan, hendaklah ia berlindung diri di tempat itu (HR Bukhari : 3601, Muslim :2886 ).

والله أعلم بالصواب

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Tanya  - Jawab


TJ - G6

T: Assalamualaikum ustadz, bagaimana caranya kita menghindari dan menyikapi fitnah-fitnah yang muncul di akhir zaman ini ustadz? Mohon penjelasannya.
J: Jangan sok-sokan menghadapinya. Lebih baik menghindar. Karena cenderung wanita yang paling mudah tersambar fitnah. Perbanyak Tholabul ilmi

T: Assalamu'alaykum ustadz izin bertanya. Bagaimana jika kita saat sholat berjama'ah syafnya tidak rapat tadz. Kita sudah berusaha ajak yang lain buat meluruskan syaf tapi yang lain pada cuek aja. Apa meluruskan syaf termasuk syarat sah sholat saat sholat berjama'ah? afwan kalo pertanyaan saya yang fakir ilmu ustadz?
J: Jika sudah diajak dan akhirnya longgar, maka biarkan saja. Sholatnya tetap sah

T: Tanya tentang hukum waris ya. Seorang istri meninggal, harta warisannya adalah perhiasan emas dan berlian. Istri itu sebatangkara tanpa sodara dan orangtua karena dia adalah anak angkat yang tidak diketahui asal usulnya. Anaknya 5 perempuan semua. Suami masih hidup. Perhiasan dijual dengan hasil 18 juta. Yang ditanyakan bagaimana bagi warisnya? Perhiasan berlian walaupun harga mahal tapi ternyata ga laku dijual di toko emas. Jadi disimpan saja. Apakah bisa jadi azab bagi almarhumah?
J: Jadi waris jatuh ke Suami dan Anak Anaknya. Saya lupa prosentasenya. Suami 1/4 atau 1/6 dari total harta. Sisanya dibagi sama rata ke seluruh anak perempuannya

T: Assalammu'alaykum ustadz. Mo nanya nih apakah hukumnya suami  sholat wajibnya selalu di rumah saat jum'at aja ke masjid nya? Syukron atas jawabanya.
J: Artinya dia SUAMI SOLEHAH. Pelan pelan nasehati. Bahwa ada keutamaan 27x lipat jika berjamaah di Masjid. Makmurkan Masjid, maka in sha اللّهُ kita juga makmur

T: Tentang warisan. Jika ada ibu yang meninggal dunia, meninggalkan anak perempuan 5 orang. Dan ibu tersebut sudah tidak ada saudara kandung dan pamannya. Adakah ahli warisnya selain ke 5 orang anak perempuan tadi?
J: Jika tidak ada orang tuanya juga. Maka semua harta dibagi untuk anaknya


=======
TJ - G2

T: Ijin bertanya : Saya masih bingung menghitung zakat Maal, sehingga saya niat bersedekah dengan jumlah setara atau dilebihkan dari yang saya hitung. Bagaimana sebaiknya?
J: Belajar.
Patokannya nisabnya adalah 85 Gram Emas. Jika per gram @500.000 maka total zakat mal sebagai pengalinya adalah = 42 Juta.
42 Juta ini bisa uang cash semua yang ditabungan atau gabungan antara Emas dan Uang Cash.
Gabungan misalnya = Emas Punya 42,5 Gram dan Uang punya 21 Juta di tabungang. Maka tinggal dikali dan ditambah didapat total harta = 42  juta juga. Maka zakat malnya 42 Juta x 2,5% = ......

T: Assalammualaikum ustadz? Di atas materi disebutkan bahwa harta, anak-anak, wanita adalah fitnah, tapi tidak tertulis laki-laki. Apakah pria tidak termasuk fitnah?
J: Fitnah juga. Tapi posisi teratas adalah Wanita dan Anak Anak

T: Bismillah. Ustadz, ada seorang teman sebelum dia berhijrah ke hijab syar'i, keluarganya aman-aman saja. Tapi setelah berhijrah, akhirnya Allah azza wa jalla memperlihatkan kebenaran yang sesungguhnya. Suami tercinta ternyata berselingkuh dengan wanita lain. Sebagai seorang istri, ini merupakan ujian yang paling berat. Saran apa yang terbaik untuk istrinya ini ustadz, agar Iman dan Islamnya tetap Istiqomah. Jazakallahu khoir atas jawaban nya
J: Bicarakan baik baik dengan suaminya. Nasehati suaminya. Bahwa itu tidak benar. Ada potensi dakwah didalam rumah yaitu mendakwahi suami dengan cara yang baik. Tentu tidak gampang. Tetapi sangat berpahala besar


=======
TJ - G3

T: Ustadz mau bertanya. Maksudnya kita tetap dalam jamaah nanti di akhir zaman itu jamaah yang bagaimana ya Ustadz ?
J: Bersama dengan Kaum Muslimin dan jangan bergabung dengan Kaum Musyrikin



=======
TJ - G1

T: Afwan ustadz. Bagaimana fenomena tayangan TV  sekarang yang banyak menayangkan acara-acara mistis, Karma; menantang mitos; haduww ibu-ibu banyak yang menonton ustadz, apakah ada hubungannya dengan masuknya sekularisme?
J: Ini bukan sekularisme. Ini menjauhkan manusia dari KeTauhidan. Lebih baik tinggalkan

T: Assalamualaikum.. Ijin bertanya ustadz....bagaimana hukumnya untuk makmum yang telat pada saat sholat i'ed dan sholat gerhana? Dan bagaimana pula hukumnya jika dalam sholat ied imam lupa di roka'at kedua takbirnya cuma sekali? Mohon penjelasannya.
J: Sama seperti Makmum biasanya. Untuk Takbir 7x atau 5x dirakaat kedua. Jika lupa maka tidak masalah. Itu bukan bagian dari rukun. Sholat Ied tetap SAH
 
T: Assalamualaikum ijin bertanya. Jika sholat wajib kita sudah baik tapi Sunnah Kita berantakan, dibenahinya bagaimana? Apakah yang mudah-mudah seperti dhuha, sholat qobliyah dll atau bagaimana?
J: Pelan pelan paksakan rawatib dulu. Jika sudah menyatu dan merasa nyaman. Silahkan tambah Dhuha. Jadi ada keteraturan dan peningkatan ibadah. Terkadang campur baur itu yang akhirnya membuat jadi malas



•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!