Rekap Kajian Link Online HA Ummi G1
- G6
Hari/ Tgl: Jumat,
6 Juli 2018
Nara Sumber: Ustadz Dodi
Waktu Kajian: bada Jumat - selesai
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📗 Sikap kita terhadap Akhir Zaman
📱 Kajian On-Line
👤 Dodi Abu El Jundi
📆 09 Maret 2017
Pada hari ini kita berada dalam
kancah peperangan melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat besar.
Fitnah bagaikan potongan malam
kelam, Harta adalah fitnah (cobaan), anak-anak adalah fitnah (cobaan), wanita
adalah fitnah (godaan), bercampur baur dengan orang-orang kafir dan munafik
adalah fitnah (bencana), ajakan kepada kebatilan dan menjauhi kebenaran adalah
fitnah (malapetaka), teman pergaulan yang jahat adalah fitnah (bencana), seruan
kepada perkara sia-sia, sesat dan batil adalah fitnah (bencana). Dan masih
banyak lagi yang lain.
Ketika seorang insan jatuh
terperosok ke dalam bahaya dan musibah, maka dihadapannya ada dua pilihan :
1. Dia segera mencari jalan-jalan
keselamatan dan berusaha mengeluarkan diri dari musibah tersebut hingga ia bisa
selamat. Hal ini merupakan keharusan yang harus ditempuh bagi orang yang
berakal.
2. Atau Dia hanya bisa pasrah
menerima dan membiarkan dirinya binasa. Ini adalah tindakan orang bodoh yang
pasrah dan tidak mencari jalan selamat.
Fitnah-fitnah sudah begitu banyak
pada zaman sekarang ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan berbagai
bentuk kejahatan.
Maka wajib bagi setiap muslim untuk
berhati-hati darinya dengan sungguh-sungguh berpegang teguh kepada Kitabullah
dan Sunnah Rasul ﷺ.
Dan hendaknya kita juga waspada agar
tidak menjadi penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong kepadanya,
sehingga ia terjebak di dalamnya.
Kita semua, baik rakyat maupun
penguasa, ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu membahu memadamkan api
fitnah dengan berbagai corak tersebut.
Dengan cara yang penuh hikmah dan
nasihat yang baik. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat
berbahaya dan kesudahannya akan sangat menyakitkan.
Allah ﷻ berfirman :
“Dan peliharalah dirimu dari pada
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu.
Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25)
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa
dunia ini adalah batu ujian dan cobaan.
Allah ﷻ berfirman :
“Agar Dia menguji siapakah diantara
kamu yang lebih baik amalnya.”
(Huud: 7)
Dan bahwasanya kampung akhirat
adalah tempat tinggal yang abadi.
Orang yang berbahagia adalah yang
diselamatkan Allah dari fitnah-fitnah (bencana-bencana). Dan orang yang celaka
adalah yang terseret ke dalamnya dan menjadi penyeru kepadanya. Semoga Allah
memberikan keselamatan bagi kita semua.
Lalu bagaimana sikap kita dalam
menghadapi berbagai macam fitnah diatas...?
Adapun beberapa point dibawah ini
bisa kita jadikan acuan dalam mempersiapkan datangnya fitnah fitnah akhir
zaman, antara lain :
Berdo’a kepada Allah ﷻ minta perlindungan dari
fitnah. Rasulullah ﷺ bersabda :
تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
“Berlindunglah kalian kepada Allah
dari segala fitnah, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi” (HR Muslim : 2867).
Memperbanyak amal shalih dan meningkatkan
ke-takwa-an secara umum.
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu
ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda :
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ
كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.
“Segeralah kalian beramal sebelum
datangnya fitnah laksana potongan gelap malam gulita, seseorang paginya beriman
sorenya sudah kafir, sorenya beriman paginya sudah kafir, dia menjual agamanya
dengan harta dunia”
(HR Muslim: 118)
Menjaga lisan dari berkomentar dari
setiap apa yang kita dengar. Khususnya dalam perkara kontemporer yang terjadi
pada kaum muslimin [Nawazil]. Lebih lebih komentar dan bicara di medsos yang
lebih mudah penyebarannya ibarat angin berhembus.
Siapa yang layak bicara dalam
masalah ini...? Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
الْعَالِمُ بِكِتَابِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ وَأَقْوَالِ
الصَّحَابَةِ؛ فَهُوَ الْمُجْتَهِدُ فِي أَحْكَامِ النَّوَازِلِ
“Orang yang alim terhadap Kitabullah
dan Sunnah RasulNya dan perkataan para shahabat, maka dialah mujtahid (ahli
ijtihad) pada perkara-perkara Nawazil”.
(I’lamul Muwaqi’in 4/212)
Dalam kondisi fitnah jangan mudah
menshare berita atau komentar sebelun di cek kebenarannya.
Allah ﷻ berfirman :
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ
بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ
الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْ لاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ
لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Dan apabila datang kepada mereka
suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan
kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia
dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali
sebahagian kecil saja (di antaramu).
(QS An-Nissa : 83)
Tidak setiap apa yang kita dengar
layak untuk diucapkan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah
berkata ketika menjelaskan perkataan
‘Ali bin Abi Tholib :
حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ
يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ
“Berbicaralah kepada manusia dengan
apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan ?”.
Tetap berusaha untuk menuntut ilmu
syar’i dengan menghadiri majlis majlis ilmu,
karena dengan memahami syari’at ini dengan benar ia akan punya filter
tidak mudah ikut ikutan terbawa arus dengan fitnah, tidak mudah mengikuti emosi
atau perasaannya, tapi kokoh dengan ilmunya, sehingga akan selamat dari fitnah.
Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu ia
berkata :
عَصَمَنِي اللَّهُ بِشَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا هَلَكَ كِسْرَى، قَالَ: “مَنْ اسْتَخْلَفُوا؟
” قَالُوا: ابْنَتَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَنْ
يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً”، قَالَ: فَلَمَّا قَدِمَتْ عَائِشَةُ
يَعْنِي البَصْرَةَ ذَكَرْتُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَعَصَمَنِي اللَّهُ بِهِ: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
Allah telah menjagaku dari fitnah
(perang jamal) berkat sesuatu (satu hadits) yang aku dengar dari Rasulullah ﷺ ketika Kisra (raja Persia) meninggal, beliau
bersabda, “siapa penggantinya?” Para Sahabat menjawab, “putrinya”, maka beliau
pun bersabda, “Tidak akan sukses selamanya sebuah kaum, yang menyerahkan urusan
mereka (pemimpin) kepada seorang perempuan”. Abu Bakrah radhiyallahu anhu
berkata, “Ketika Aisyah radhiyallahu berangkat ke Bashrah, aku ingat hadits
Rasulullah tersebut, maka Allah pun menyelamatkan aku (dengan tidak ikut ikutan
fitnah yaitu peperangan jamal)”
(HR Tirmidzi : 2262)
Bersabar tidak mudah melakukan
tindakan yang hanya mengikuti perasaan dan hawa nafsu.
اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا
الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ
‘Bersabarlah, sebab tidaklah kalian
menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian
menjumpai Rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari Nabi kalian ﷺ.’ (HR Bukhari: 7068)
Diantara bentuk yang wajib kita
hindari di zaman fitnah adalah tidak memberontak kepada penguasa muslim yang
dzalim, karena mudharat yang ditimbulkannya akan jauh lebih besar daripada
maslahat yang didapatkan, bahkan ketika dibolehkan pun untuk memberontak kepada
penguasa yang jelas jelas kekufurannya, tanpa adanya syubhat, tetap di
syaratkan adanya kemampuan serta tidak adanya kemudharatan, kalau tidak maka kita
diperintah untuk bersabar.
Dari ‘Ubadah bin As Shamit
radhiyallahu anhu ia berkata :
أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا
وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا، وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَأَنْ لَا نُنَازِعَ
الْأَمْرَ أَهْلَهُ»، قَالَ: «إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ
اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ
“Kami berbai’at (kepada Rasulullah ﷺ) untuk
senantiasa mendengar dan taat (kepada para pemimpin) baik dalam perkara yang
kami senangi atau yang kami benci, dalam kesusahan maupun dalam kemudahan, dan
juga ketika pemerintahan bersikap mementingkan diri mereka sendiri. Dan kami
tidak diperbolehkan untuk mencabut urusan pemerintahan dari orang yang
menjabatnya, Beliau bersabda, “kecuali jika kalian melihat adanya kekafiran yang
nyata, maka ketika itu kalian memiliki keterangan yang nyata di hadapan Allah
Ta’ala.” ( HR.
Bukhari : 7055 dan Muslim : 1709).
Namun dilarang mentaati pemimpin
dalam perkara kemaksiatan.
Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin
‘Ali radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
لَا طَاعَةَ فِيْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ
فِي الْمَعْرُوْفِ.
“Tidak ada ketaatan dalam
kemaksiatan kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam kebaikan” (HR Muslim: 1840)
Wajib bersabar atas kedzaliman
pemimpin, dengan tetap memberikan nasehat bagi yang mampu sesuai dengan
kapasitasnya.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu anhuma, dari Nabi ﷺ beliau bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ
عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً
جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang melihat pada
pemimpinnya sesuatu yang ia benci, maka hendaklah ia bersabar atas hal
tersebut. Karena barangsiapa yang meninggalkan jama’ah (persatuan kaum
muslimin) satu jengkal kemudian ia meninggal dunia, kecuali ia meninggal dunia
seperti mati jahiliyah.”
(HR Bukhari : 7054, Muslim : 1849)
Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ
لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ
فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ
Barang siapa yang ingin menasehati
para penguasa dengan suatu urusan maka janganlah dengan terang terangan, akan
tetapi pegang tangannya berdua-anlah
kalau diterima nasehat kita itu yang kita harapkan, dan kalau tidak mau maka
sungguh engkau telah menyampaikannya
(HR Ahmad : 15369, dishahihkan oleh Al Albani di kitab Fi Dzilalil Jannah :
1096).
Demikianlah semoga menjadi bahan
renungan bagi kita khususnya yang relevan pada
zaman fitnah sekarang ini, dimana semakin diam tidak ikut ikutan kedalam
fitnah in sha Allah semakin selamat, Rasulullah ﷺ telah memperingatkan
dalam sabdanya :
سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ
وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي
مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ فَمَنْ وَجَدَ مِنْهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا
فَلْيَعُذْ بِه
“Akan terjadi fitnah, ketika itu
yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari pada
yang berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barangsiapa
berusaha menghadapi fitnah itu, justru fitnah itu akan mempengaruhinya, maka
barangsiapa mendapat tempat berlindung atau base camp pertahanan, hendaklah ia
berlindung diri di tempat itu
(HR Bukhari : 3601, Muslim :2886 ).
والله أعلم بالصواب
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Tanya - Jawab
TJ - G6
T: Assalamualaikum ustadz, bagaimana
caranya kita menghindari dan menyikapi fitnah-fitnah yang muncul di akhir zaman
ini ustadz? Mohon penjelasannya.
J: Jangan sok-sokan menghadapinya.
Lebih baik menghindar. Karena cenderung wanita yang paling mudah tersambar
fitnah. Perbanyak Tholabul ilmi
T: Assalamu'alaykum ustadz izin
bertanya. Bagaimana jika kita saat sholat berjama'ah syafnya tidak rapat tadz.
Kita sudah berusaha ajak yang lain buat meluruskan syaf tapi yang lain pada cuek
aja. Apa meluruskan syaf termasuk syarat sah sholat saat sholat berjama'ah? afwan
kalo pertanyaan saya yang fakir ilmu ustadz?
J: Jika sudah diajak dan akhirnya
longgar, maka biarkan saja. Sholatnya tetap sah
T: Tanya tentang hukum waris ya. Seorang
istri meninggal, harta warisannya adalah perhiasan emas dan berlian. Istri itu
sebatangkara tanpa sodara dan orangtua karena dia adalah anak angkat yang tidak
diketahui asal usulnya. Anaknya 5 perempuan semua. Suami masih hidup. Perhiasan
dijual dengan hasil 18 juta. Yang ditanyakan bagaimana bagi warisnya? Perhiasan
berlian walaupun harga mahal tapi ternyata ga laku dijual di toko emas. Jadi
disimpan saja. Apakah bisa jadi azab bagi almarhumah?
J: Jadi waris jatuh ke Suami dan Anak
Anaknya. Saya lupa prosentasenya. Suami 1/4 atau 1/6 dari total harta. Sisanya
dibagi sama rata ke seluruh anak perempuannya
T: Assalammu'alaykum ustadz. Mo nanya
nih apakah hukumnya suami sholat wajibnya
selalu di rumah saat jum'at aja ke masjid nya? Syukron atas jawabanya.
J: Artinya dia SUAMI SOLEHAH. Pelan
pelan nasehati. Bahwa ada keutamaan 27x lipat jika berjamaah di Masjid. Makmurkan
Masjid, maka in sha اللّهُ kita juga
makmur
T: Tentang warisan. Jika ada ibu yang
meninggal dunia, meninggalkan anak perempuan 5 orang. Dan ibu tersebut sudah tidak
ada saudara kandung dan pamannya. Adakah ahli warisnya selain ke 5 orang anak
perempuan tadi?
J: Jika tidak ada orang tuanya juga.
Maka semua harta dibagi untuk anaknya
=======
TJ - G2
T: Ijin bertanya : Saya masih bingung
menghitung zakat Maal, sehingga saya niat bersedekah dengan jumlah setara atau
dilebihkan dari yang saya hitung. Bagaimana sebaiknya?
J: Belajar.
Patokannya nisabnya adalah 85 Gram
Emas. Jika per gram @500.000 maka total zakat mal sebagai pengalinya adalah =
42 Juta.
42 Juta ini bisa uang cash semua
yang ditabungan atau gabungan antara Emas dan Uang Cash.
Gabungan misalnya = Emas Punya 42,5
Gram dan Uang punya 21 Juta di tabungang. Maka tinggal dikali dan ditambah
didapat total harta = 42 juta juga. Maka
zakat malnya 42 Juta x 2,5% = ......
T: Assalammualaikum ustadz? Di atas
materi disebutkan bahwa harta, anak-anak, wanita adalah fitnah, tapi tidak tertulis
laki-laki. Apakah pria tidak termasuk fitnah?
J: Fitnah juga. Tapi posisi teratas
adalah Wanita dan Anak Anak
T: Bismillah. Ustadz, ada seorang teman
sebelum dia berhijrah ke hijab syar'i, keluarganya aman-aman saja. Tapi setelah
berhijrah, akhirnya Allah azza wa jalla memperlihatkan kebenaran yang
sesungguhnya. Suami tercinta ternyata berselingkuh dengan wanita lain. Sebagai
seorang istri, ini merupakan ujian yang paling berat. Saran apa yang terbaik untuk
istrinya ini ustadz, agar Iman dan Islamnya tetap Istiqomah. Jazakallahu khoir
atas jawaban nya
J: Bicarakan baik baik dengan suaminya.
Nasehati suaminya. Bahwa itu tidak benar. Ada potensi dakwah didalam rumah
yaitu mendakwahi suami dengan cara yang baik. Tentu tidak gampang. Tetapi
sangat berpahala besar
=======
TJ - G3
T: Ustadz mau bertanya. Maksudnya kita
tetap dalam jamaah nanti di akhir zaman itu jamaah yang bagaimana ya Ustadz ?
J: Bersama dengan Kaum Muslimin dan
jangan bergabung dengan Kaum Musyrikin
=======
TJ - G1
T: Afwan ustadz. Bagaimana fenomena
tayangan TV sekarang yang banyak
menayangkan acara-acara mistis, Karma; menantang mitos; haduww ibu-ibu banyak yang
menonton ustadz, apakah ada hubungannya dengan masuknya sekularisme?
J: Ini bukan sekularisme. Ini
menjauhkan manusia dari KeTauhidan. Lebih baik tinggalkan
T: Assalamualaikum.. Ijin bertanya
ustadz....bagaimana hukumnya untuk makmum yang telat pada saat sholat i'ed dan
sholat gerhana? Dan bagaimana pula hukumnya jika dalam sholat ied imam lupa di
roka'at kedua takbirnya cuma sekali? Mohon penjelasannya.
J: Sama seperti Makmum biasanya. Untuk
Takbir 7x atau 5x dirakaat kedua. Jika lupa maka tidak masalah. Itu bukan
bagian dari rukun. Sholat Ied tetap SAH
T: Assalamualaikum ijin bertanya. Jika
sholat wajib kita sudah baik tapi Sunnah Kita berantakan, dibenahinya
bagaimana? Apakah yang mudah-mudah seperti dhuha, sholat qobliyah dll atau
bagaimana?
J: Pelan pelan paksakan rawatib dulu.
Jika sudah menyatu dan merasa nyaman. Silahkan tambah Dhuha. Jadi ada
keteraturan dan peningkatan ibadah. Terkadang campur baur itu yang akhirnya
membuat jadi malas
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment