Rekap
Kajian Online HA Ummi G2 & G3
Hari/
Tgl: Senin, 6 & 13 Agustus 2018
Materi:
Tafakur ku Mengantarkan Syukur ku
Nara
Sumber: Ustadzah Yeni
Waktu
Kajian: 19.30-selesai
Editor:
Sapta
•••••••••••••••••••••
Tafakur
ku Mengantar Syukur ku
Sahabat
Rahimahullah....
Saat
pagi telah beranjak. Tampak asyik dua orang di sebuah musholla berbincang.
Seorang
santri (S)
dan
gurunya (U) .
S:
Ustadz saya pernah membaca hadits begini , "Rasulullah saw. pernah
bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi,
berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang
Dzat Allah. (Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas hasan.)
Apa
maksud dari hadits tersebut?
U:
Guru sambil membenarkan letak kopyahnya berkata: "Hadits itu berbicara
tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain,
bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir."
Dengan
kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan
kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami
kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir.
S
: maaf Guru, apakah termasuk bencana yang sering melanda negeri kita? Itu juga
akibat cara berpikir manusia?
U
: (tersenyum) betul. Oleh karenanya Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum
muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada
kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada
Allah Ta’ala.
S
: Bagaimana tafakur itu guru ?
U
: Agar tafakur itu sesuai tujuannya
Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur.
Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan
Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak
akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan
kita kepada kesesatan dan kebinasaan.
S
: (manggut-manggut tampak berpikir keras).
Sahabat
Rahimahullah....
Mengapa
manusia perlu bertafakur?
FADHAAILUT
TAFAKKURI (KEUTAMAAN TAFAKUR)
Setidaknya
ada empat keutamaan tafakur, yaitu:
1.
Allah memuji orang-orang yang senantiasa bertafakur dan berdzikir dalam setiap
situasi dan kondisi dengan menceritakannya secara khusus dalam Al-Qur’an di
surat Ali Imran ayat 190-191.
Sa’id
Hawa dalam Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil Anfus halaman 93 berkata, “Dari ayat
ini kita memahami bahwa kemampuan akal tidak akan terwujud kecuali dengan
perpaduan antara dzikir dan pikir pada diri manusia. Apabila kita mengetahui
bahwa kesempurnaan akal berarti kesempurnaan seorang manusia, maka kita bisa
memahami peran penting dzikir dan pikir dalam menyucikan jiwa manusia. Oleh
karena itu, para ahli suluk yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah
senantiasa memadukan antara dzikir dan pikir di awal perjalanannya menuju
Allah. Sebagai contoh, di saat bertafakur tentang berbagai hal, mereka
mengiringinya dengan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.”
2.
Tafakur termasuk amal yang terbaik dan bisa mengungguli ibadah. Ada atsar yang
diriwayatkan oleh Ibnu Hibban berbunyi, Berpikir sesaat lebih utama daripada
ibadah setahun.
Kenapa
begitu? Karena, berpikir bisa memberi manfaat-manfaat yang tidak bisa
dihasilkan oleh suatu ibadah yang dilakukan selama setahun.
3.
Tafakur bisa mengantarkan kita kepada kemuliaan dunia dan akhirat. Ka’ab bin
Malik berkata, Barangsiapa menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaknyalah ia
memperbanyak tafakur
4.
Tafakur adalah pangkal segala kebaikan. Ibnul Qayyim berkata,
Berpikir
akan membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang
terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak
akan melahirkan amal perbuatan.
Sahabat
Rahimahullah.....
NATAAIJUT
TAFAKKURI (BUAH TAFAKUR)
1.
Kita akan mengetahui hikmah dan tujuan penciptaan semua makhluk di langit dan
bumi sehingga menambah keimanan dan rasa syukur.
2.
Kita bisa membedakan mana yang bermanfaat sehingga bersemangat untuk meraihnya,
mana yang berbahaya hingga berusaha mengindarinya.
3.
Kita bisa memiliki keyakinan yang kuat mengenai sesuatu, dan menghindari diri
dari sikap ikut-ikutan terhadap opini yang berkembang.
Katakanlah:
“Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya
kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian
kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada
kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) azab yang keras. (Saba: 46)
4.
Kita bisa memperhatikan hak-hak diri kita untuk mendapatkan kebaikan, sehingga
tidak hanya berusaha memperbaiki orang lain dan lupa pada diri sendiri.
Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah
kamu berpikir? (Al-Baqarah: 44)
5.
Kita bisa memahami bahwa akhirat itu lebih utama, dan dunia hanya sarana untuk
membangun kebahagiaan akhirat.
(Yusuf:
109); (Al-Qashash: 60).
6.
Kita bisa menghindari diri dari kebinasaan yang pernah menimpa orang-orang
sebelum kita.
(QS.
Muhammad: 10)
7.
Bisa menghindari diri dari siksa neraka karena bisa memahami dan mengamalkan
ajaran agama dan meninggalkan kemaksiatan dan dosa-dosa, terutama syirik.
Lihat
(Al-Mulk: 10); (Al-Anbiyaa’ : 67)
DHAWABITHUT
TAFAKKURI (BATASAN TAFAKUR)
Imam
Al-Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa semua yang ada di alam semesta, selain
Allah, adalah ciptaan dan karya Allah Ta’ala. Setiap atom dan partikel, apapun
memiliki keajaiban dan keunikan yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, dan
keagungan Allah Ta’ala. Mendata semuanya adalah sesuatu yang mustahil, karena
seandainya lautan adalah tinta untuk menuliskan semua itu niscaya akan habis
sebelum menuliskan sepersepuluhnya saja dari semua ciptaan dan karya-Nya.”
Jadi,
tafakur adalah ibadah yang bebas dan terlepas dari ikatan segala sesuatu
kecuali satu ikatan saja, yaitu tafakur mengenai Dzat Allah.
Saat
bertafakur sebenarnya seorang muslim sedang berusaha meningkatkan ketaatan,
menghentikan kemaksiatan, menghancurkan sifat-sifat destruktif dan menumbuhkembangkan
sifat-sifat konstruktif yang ada dalam dirinya. Berhasil tidaknya hal itu
dicapai sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:
-
Kedalaman ilmu
-
Konsentrasi pikiran
-
Kondiri emosional dan rasional
-
Faktor lingkungan
-
Tingkat pengetahuan tentang objek tafakur
-
Teladan dan pergaulan
-
Esensi sesuatu
-
Faktor kebiasaan
Sahabat
Rahimahullah...
MENGAPA
KITA DILARANG TAFAKKUR MENGENAI DZAT ALLAH SWT
Setidaknya
ada dua alasan, yaitu:
1.
Kita tidak akan sanggup menjangkau kadar keagunganNya.
Allah
swt. tidak terikat ruang dan waktu. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bagi Tuhanmu
tidak ada malam, tidak pula siang. Cahaya seluruh langit dan bumi berasal dari
cahaya wajah-Nya, dan Dia-lah cahaya langit dan bumi. Pada hari kiamat, ketika
Allah datang untuk memberikan keputusan bumi akan tenang oleh cahayaNya. (Asy-syuuraa:
11)
Ibnu
Abbas berkata, “Dzat Allah terhalang oleh tirai sifat-sifat-Nya, dan
sifat-sifat-Nya terhalang oleh tirai karya-karya-Nya. Bagaimana kamu bisa
membayangkan keindahan Dzat yang ditutupi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan
diselimunti oleh sifat-sifat keagungan dan kebesaran.”
2.
Kita akan terjerumus dalam kesesatan dan kebinasan.
Memberlakukan
sifat Sang Khalik terhadap makhluk ini adalah sikap ghulluw (berlebihan).
Itulah yang terjadi di kalangan kaum Rafidhah terhadap Ali r.a. Sebaliknya,
memberlakukan sifat makhluk terhadap Sang Khalik ini sikap taqshir
(merendahkan). Perbuatan ini dilakukan oleh aliran sesat musyabihhah yang
mengatakan Allah memiliki wajah yang sama dengan makhluk, kaki yang sama dengan
kaki makhluk, dan seterusnya. Semoga kita bisa terselamatkan dari kesesatan
yang seperti ini.
Amiin
•••••••••
TANYA
JAWAB
T:
Ustadzah,
tafakur apakah butuh ilmu, atau cuma dengan akal? seperti apa contoh taffakur
yang setelah itu membawa perubahan ke dalam diri seseorang?
J:
Bismillah
saya coba jawab yaa ukhti sholihah. Tafakur tidak perlu ilmu khusus. Tafakur
itu perenungan atas segala karunia yang Allah berikan agar hadir pada diri kita
menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Contohnya pada saat kita berjalan-jalan ke
laut, pantai, atau ke panti jompo, rumah sakit, itu wasilah untuk kita tafakur
merenungi diri atas karunia Allah
T:
Assalammualaikum
ustadzah. Maafkan saya yang fakir ilmu ingin bertanya, pengertian tafakur itu
apa?
J:
Tafakur
itu perenungan mbak, bisa dengan melihat apa yang ada disekitar kita dan lain-lain
T:
Apakah
merenungi perjalanan hidup diri, tentang dosa-dosa, tentang takdir juga bisa
disebut tafakur ya bunda?
J:
Iya mbak asal membuat kita bersyukur, tidak menyalahkan takdir, keadaan apalagi
menyalahkan Allah
T:
Dan
hasil dari tafakur Kita menjadi manusia yang lebih baik ya bunda? Aamiin
allahumma aamiin
J:
Iya
mbak tujuan tafakur itu demikian, menjadi hamba yang lebih baik, hamba yang senantiasa
bersyukur atas apapun.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment