Home » , » Menjadi Hamba Rabbani

Menjadi Hamba Rabbani

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, March 28, 2020


Rekap Kajian Link Online Hamba Allah G1-G6 & Akhwat
Hari, Tgl : Kamis, 04 Juli 20019
Materi : Menjadi Hamba Rabbani
Nara Sumber : Ustadz Hizbullah Ali
Waktu Kajian : 10:00 - 16.00
PJ: Akhwat
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

MATERI

Menjadi Hamba Rabbani (Pribadi yang dicintai Allah)
ath-Thariq ila ar-Rabbaniyyah, Manhajan wa Sulukan

The Series

Antara Kewajiban dan Realita

Dari definisi rabbani yang telah disebutkan, jelaslah bahwa penisbatan diri dan kuat hubungan seorang hamba dengan Allah ditentukan oleh kadar jauhnya seseorang dari ikatan-ikatan bumi (hawa nafsu). Di samping itu, di sisi Allah keberadaan jasad manusia yang berjalan saling berdampingan, berbeda berdasarkan kadar jauh dekatnya hati mereka dari-Nya. Oleh karena itu, ada hati yang lekat dengan bumi, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah تعالى,

Tetapi dia cenderung kepada dunia, dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah (QS. al-A'raf : 176)

Ada juga hati yang terlepas dari gravitasi-gravitasi bumi dan membubung naik ke langit. Di antara kedua hati ini terdapat jenis ketiga, yaitu hati yang di dalamnya terdapat iman dan hawa nafsu. Iman mendorongnya untuk melakukan ketaatan dan meninggalkan beberapa hal yang diharamkan, sedangkan hawa nafsu menyeretnya untuk mengekor di belakang dunia, bahagia mendapatkan dunia dan sedih jika kehilangan dunia. Dalam jenis ketiga inilah kebanyakan hati kita berada. Kita sering lalai terhadap Allah dan tidak merasakan pengawasan-Nya.

Kita tahu bahwa kita akan mati, pasti dibangkitkan, dan dihisab. Akan tetapi, kita tidak melakukan persiapan yang selayaknya untuk itu. Terpengaruh oleh berbagai nasehat, namun tidak mampu menerjemahkan keterpengaruhan itu ke dalam perbuatan. Karena disibukkan dengan tugas-tugas dunia, harta, anak-anak, dan masa depan yang fana.

Ada seorang pemuda yang merasa sedih karena merasakan keterpisahan antara kewajiban dan realita, antara akal dengan hati, dan antara ilmu dengan amalnya. Lalu dia mengirim surat kepada Imam Hasan al-Bana untuk menanyakan obat penawarnya, dengan terlebih dahulu menjelaskan kondisi hatinya. Pemuda itu mengirimkannya berpuluh-puluh tahun yang lalu, tetapi seakan-akan dia memaparkan kondisi hati saya dan hati kebanyakan orang yang membaca suratnya, serta merasakan hal yang sama dengannya. Surat pemuda itu adalah,

📝

Yang terhormat Ustadz Hasan al-Banna,

السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apakah anda pernah mendengar tentang lelaki tanpa hati? Maaf, jika yang dimaksud adalah salah satu anggota tubuh dadi daging yang berwarna merah, yang menarik dan melepaskan darahnya, tentu saja lelaki itu memilikinya. Yang dengannya dia dapat hidup dan menjalani kehidupannya. Akan tetapi hati yang bersemangat, kuat, dan hidup, sayang sekali dia tidak memilikinya.

Dia mengetahui kebaikan meskipun kecil, dia juga mengetahui tempat-tempat keburukkan meskipun samar-samar.

Seringkali dia merasa benar jika membaca perilaku seseorang dari wajahnya, dan dia juga dapat memberikan isyarat akan hal ini. Akan tetapi, dia tidak memiliki hati. Jika bertemu dengan teman lamanya yang tidak bersua, dia menyalaminya, dan menggenggam tangannya dengan kuat, bahkan memeluknya. Namun, hatinya tetap beku, sama sekali tidak terpengaruh. Dia memberi nasehat kepada orang lain, Jadilah kalian begini dan jandilah kalian begitu, serta menyebutkan berbagai dalil dan alasan, namun hatinya semakin keras, dan tidak terpengaruh.

Dia tersenyum kala menerima berita gembira. Dia juga mengerinyitkan dahi saat menerima berita duka. Akan tetapi, kegembiraan dan kesedihannya hanyalah reaksi alami, sedangkan hatinya tetap diam, dan tidak tergoncang.

Dia menyatakan cintanya dan bencinya kepada seseorang. Ketika melihat hatinya, hatinya tetap diam tanpa memberikan penjelasan.

Dia berdiri menunaikan sholat dan berusaha khusyu, membaca al-Qur'an, dan berusaha memusatkan perhatiannya. Ketika menunaikan sholat, membaca bacaan sholat dengan nada-nadanya, sehingga orang lainpun berkata, Dia tipe orang yang khusyu. Akan tetapi, ketika meraba hatinya, dia mendapatinya tuli, dan tidak khusyu, walaupun memahami apa yang dibaca.

Ini adalah gambaran yang sebenarnya terjadi pada hati lelaki tersebut. Saya tidak melebih-lebihkan atau menguranginya. Menurut anda, apakah anda dapat mengatakan bahwa hatinya sama seperti hati orang-orang pada umumnya?

Saya dianugerahi akal, tetapi hati saya hilang. Saya merasakan pikiran saya menyala-nyala, bekerja, hidup, dan menunjukkan keberadaannya. Akan tetapi, ketika saya ingin merasakan hal itu pada hati saya, sama sekali tidak menemukannya. Saat ini, Anda telah mendengar tentang seorang lelaki yang tidak memiliki hati.

Dia adalah seorang pemuda yang membaiat anda, dan anda mengambil sumpah setia darinya. Apakah anda tela jika seorang tentara anda hidup tanpa hati? Apakah anda dapat membantu menghidupkan hatinya agar bergerak dan merasakan apa yang diucapkan oleh lisannya.

Ini adalah penyakit salah seorang tentara anda yang akan membuat anda sedih jika mengetahuinya. Oleh karena itu saya tidak menyebutkan namanya, hingga saya memberitahukan kesembuhannya.

السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
___
Nazhrat fi at-Tarbiyyah wa as-Suluk, halaman 107-108.

〰〰〰
Surat di atas mendeskripsikan kondisi mayoritas dari umat manusia, walaupun kita tidak berani mengutarakannya seperti pengirim surat tersebut. Akan tetapi, inilah realita menyedihkan yang kita alami, dan yang ingin kita perbaiki. Apabila kondisi ini terjadi pada hati kita, lantas apa sifat-sifat hati yang hidup yang dapat sampai kepada Allah?

والله أعلم

〰〰〰
120217
Fathul Qarib
Oase Kalbu

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

REKAP TANYA JAWAB


1⃣ Akhwat
Mau bertanya, ada orang yang masyaAllah dalam beribadah luar biasa, tahajud, puasa sunnah tidak pernah bolong, tetapi masih terikat dunia, bagaimana menyadarkannya?

Jawab:
Dunia dan Akhirat harus sejalan, harus seimbang. QS. al-Qashas : 77. Silahkan masing-masing dilihat terjemahannya ya. Selama ia mengejar dunia dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syari'at, cara-cara yang dibenarkan oleh aturan norma, tidak melanggar aturan negara tidak masalah. Setiap orang diberikan nikmat oleh Allah berbeda-beda, ada yang dengan ketaatannya Allah mudahkan urusan dunia dan akhirat.
Wujud dari do'a berikut,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Namun, ada pula yang taat namun di dunia biasa-biasa saja, macam kaidah berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian? Yang penting jangan sampai jadi orang yang merugi, ketaatan di dunia impas dengan cara mengejar harta dunia, sehingga di akhirat hanya kesia-siaan yang ada, dan yang lebih parahnya lagi di dunia derita, akhirat sengsara. Lalu bagaimana jika sahabat kita ada yang masuk dalam kategori orang yang terakhir? Tadaburkan padanya QS. al-Ashr. Karena itu adalah intisari kita hidup di dunia fana ini, nasehati dengan baik, yang tidak menyinggung perasaannya, jika ia tidak mau mendengarkan nasehat kita, do'akan ia, karena do'a seorang sahabat yang tidak diketahui oleh sahabatnya yang ia do'akan merupakan do'a terbaik. Semoga bermanfaat. والله أعلم


2⃣ Akhwat
Maaf diluar tema, bagaimana hukum untuk mendonorkan organ ketika kita sudah meninggal? Syukron wa jazakallah khairan katsiron

Jawab:
Yusuf Qardawi, ahli Fiqih Kontemporer menyatakan bahwa Donor Organ hukumnya mubah selama itu mengambil manfaat yang baik dan mendapat persetujuan dari ahli waris, dan syarat utama organ tersebut TIDAK DIPERJUAL BELIKAN. والله أعلم


3⃣. G6
Assalamualaikum ustadz, terimakasih untuk materinya. Pertanyaan saya, jika kita hidup dengan seseorang, dia seringkali melakukan kesalahan yang sama: *maaf* chatting mesum dengan banyak lawan jenis. Lalu dia dimaafkan, tapi terulang lagi, terulang lagi. Banyak bohong dan tidak bisa pegang janji. Awalnya rasa sakitnya itu terasa berat, dan lama-lama merasa terbiasa tapi saya jadi seperti dendam. Menurut saya dia paham kalau dia salah, tapi masih lanjut lagi. Dia tahu saya bakal memaafkan dia. Dia gembor-gembor hijrah, update status tentang islam, tapi dia masih sama dimata saya. Rasanya saya jengkel, kenapa saya selalu menangkap basah perbuatan dia. Apa yang harus saya lakukan, jika saya merasa hanya saya yang berjuang sendiri begini? Apa doa saya yang salah? Apa saya yang masih kurang bersabar? Saya mencintai anak-anak saya, tapi saya juga tidak ingin seperti ini terus. Terimakasih untuk jawabannya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Setiap kita mesti diberikan ujian oleh Allah dalam menjalani hidup dan kehidupan. Apa yang terjadi saat ini termasuk bagian dari ujian yang harus dijalani. Dalam ujian, tentu ada hasil yang akan kita peroleh. Terhadap pasangan, utamanya kita pasti kenal betul sifaf, sikap, pembawaannya, baik yang postip atau pun negatip. Yang positip harus kita dukung, lalu yang negatip bagaimana? Untuk hal di atas, coba instropeksi diri dulu, sekiranya adakah dalam diri kita yang pasangan merasa kurang puas, sehingga ia mencari pembutuhan itu ke orang lain, ataukah memang ini kebiasaannya dari dulu, (maaf) sebelum menikah pun sudah tahu orangnya seperti ini adanya. 2 aspek di atas merupakan kunci. Jika jawabannya adalah ia, sebagai seorang istri cari jalan terbalik, jangan memarahi suami, karena biarpun suami salah di mata istri jangan sampai marah atas dirinya dan membuat ia marah, kenapa? karena jika seorang suami marah terhadap istrinya, haram bau surga atas si istri hingga ia mendapat maaf dari suami.

Jadi, solusinya:
-          Jika merasa berat, dan tidak mampu bersabar, perpisahan jalan terbaik;
-          Jika mampu bersabar dan bertahan, dan yakin bahwa hal ini adalah ujian dari Allah, bertahanlah, tawarkan untuk suami menikah lagi (daripada ia berzina hati, terlebih berzina yang sebenarnya)

Berbesar hatilah, maaf bilamana jawaban ini terasa menyakiti. Semoga bermanfaat. والله أعلم


4⃣ G-5
Assalamuallaikum warohmatulloh, ijin bertanya ustadz. Mengutip qs. Al A'raf diatas, mengenai seseorang yang mengikuti hawa nafsunya melakukan usaha bunuh diri hingga akhirnya beliau benar-benar wafat, bukankan tak ada yang bisa terjadi apapun tanpa ijin Allah termasuk kematian karena bunuh diri, namun mengapa hal tersebut termasuk dosa yang tak akan diterima kematiannya karena dianggap mendahului kehendak Allah?

Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah, manusia tidak hanya diberikan nafsu semata, namun juga dianugerahi akal dan pikiran untuk bisa memilah dan memilih mana yang haq mana yang bathil, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang benar mana yang salah. Takdir dalam hidup manusia terbagi menjadi dua.
Takdir mubram = tidak dapat dirubah, contohnya: kapan kita mati
Lalu ada takdir muallaq = takdir yang bisa dirubah (menggunakan akal pikiran atau nafsu kita), contohnya: bagaimana cara kita mengakhiri hidup
Allah Maha Adil, Allah berikan pilihan secara bebas ke setiap hamba-Nya, yang menggunakan akal, pikiran, nafsu pada tempatnya tentu selamat. Namun yang gagal memahami akal, pikiran, dan nafsunya tentu termasuk golongan orang yang merugi baik di dunia, maupun di akhirat, atau bahkan di dunia dan di akhirat. Semoga bermanfaat.
والله أعلم


5⃣ G5
Apakah termasuk dakwah atau munafik menasehati seseorang sementara kita pun masih belum mampu menjalankan apa yang kita nasehati hanya karena secara teori ia sudah sangat faham namun sukar pula ia terapkan dalam diri?  Afwan

Jawab:
Abul Aswad ad-Dualy dalam sebuah syair beliau,

يَا أَيُّهَا الرَّجُلُ الْمُعَلِّمُ غيره * هَلاَّ لِنَفْسِكَ كَانَ ذَا التَّعْلِيْمِ
Wahai orang yg mengajari orang lain...Tidakkah kau mengajari dirimu dulu (sebelum orang lain)

أَتَرَاكَ تُلَقِّحُ بِالرَّشَادِ عُقُوْلَنَا * صِفَةً وَأَنْتَ مِنَ الرَّشَادِ عَدِيْمُ
Pantaskah kau tanamkan pada akal kami sifat mulia...Tapi ternyata, engkau kosong dari sifat mulia itu

لاَ تَنْهَ عَنْ خُلُقٍ وَتَأْتِي مِثْلَهُ * عَارٌ عَلَيْكَ إِذَا فَعَلْتَ عَظِيْمُ
Janganlah engkau melarang akhlak (yang buruk), tapi kau sendiri melakukannya...Sungguh sangat tercela, jika kau seperti

اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ فَانْهَهَا عَنْ غَيِّهَا * فَإِذَا انْتَهَتْ عَنْهُ فَأَنْتَ حَكِيْمُ
Mulailah dari dirimu, dan lepaskanlah dosanya...Karena engkaulah sang bijaksana, jika kau telah lepas darinya

فَهُنَاكَ يَنْفَعُ إِنْ وَعَظْتَ وَيُقْتَدَى * بِالْقَوْلِ مِنْكَ وَيَنْفَعُ التَّعْلِيْمُ
Saat itulah, nasehat dan didikanmu kan berguna, Begitu pula ucapanmu, akan menjadi panutan

Yaa Allah ampunilah kami yang sering menasehati akan tetapi lalai dari nasehatnya sendiri, tunjukanlah kami jalan yang lurus, tutuplah aib-aib kami di dunia, terlebih-lebih lagi di akhirat. أمين


6⃣G6
Mohon bertanya. Jika diberi rizki lebih dan bisa berkurban lebih dari satu, apakah semua atas nama suami sebagai kepala keluarga atau bisa dibagi-bagi, atas nama suami dan istri?

Jawab:
Jika memang mampu silahkan untuk masing-masing anggota keluarga yang sudah baligh, jika masih ada dana lebih sedekahkan kurban itu pada saudara kita, jika masih lebih juga sedekahkan kurban itu pada karib kerabat kita (tetangga), jika masih lebih juga bisa dilaksanakan setiap tahun, bahkan setiap tahun lebih dari satu ekor sedekahkan kurban tadi untuk orang-orang miskin, biarkan mereka yang tidak mampu merasakan indahnya berkurban dari pemberian kita. والله أعلم


7⃣ G1
Afwan ustadz bertanya diluar tema. Jika kita dihantar makanan atau di undang makan si fulan yang  bekerja di ribawi, sebaiknya kita bagaimana?

Jawab:
Jangan datang dan gunakan alasan yang baik, jangan menyakitinya dengan alasan ketidakhadiran kita.
والله أعلم


8⃣ Akhwat
Ustadz, mau tanya tapi maaf tidak sesuai tema. Adab-adab lamaran yang sesuai itu seperti apa? Apakah benar kalau lamaran itu harus mengundang orang banyak, calon suaminya beralasan harus undang orang-orang banyak (kerabat) agar bisa didoakan, maksudnya dengan banyaknya orang berarti banyak pula yang mendoakan. Sedangkan calon istri keberatan dengan maksud calon suaminya, calon istri beranggapan untuk apa mengundang orang-orang banyak, bukankan lamaran biasanya hanya di hadiri orangtua calon istri dan calon suami. Mengingat kalau undang banyak orang, jadi banyak juga biaya yang harus di keluarkan? Jazakallahu khoir atas jawabannya .

Jawab:
Pasal lamaran, sebenarnya ini relatif sesuai adat yang berlaku dan tentu kesepakatan kedua belah pihak, dan pengambil keputusan tentu bukan si wanitanya, tapi keluarga si wanita. Si lelaki mengikuti apa yang diminta oleh keluarga si wanita. Ada yang cukup si laki-lakinya saja (tanpa harus melibatkan keluarga pihak lelaki). Ada pula yang si lelaki harus ditemani orang tua, atau orang yang dituakan dalam keluarga mereka. Ada pula yang memang proses lamaran melibatkan seluruh keluarga. Berbeda dengan acara PERNIKAHAN, semakin banyak tamu undangan yang hadir, akan semakin baik.

Jadi, intinya permintaan dari keluarga si wanita maunya seperti apa, dan/atau jika pihak laki ndak sepakat bisa dicari titik tengah mana yang terbaik. Lalu bagaimana jika salah satu pihak merasa keberatan dan tidak ada titik temu, jawabannya ya simpel saja BATAL. Komunikasikan dengan baik, jangan sampai karena salah satu pihak enggan komunikasi, padahal merasa berat, nanti sampai terjadi pernikahan bakal tambah berat (sifat salah satu pihak yang suka memaksakan kehendak)

Adapun pasal biaya, kan bisa dibicarakan antara kedua belah pihak, pihak wanita jujur saja kalau memang ndak mampu menjamu banyak undangan, dijelaskan baik-baik. Beda kalau pas nikahan, dana mesti dipersiapkan lebih baik pas nikahan dibandingkan lamaran, dan ingat proses lamaran juga masih belum ada kepastian diterima apa tidak. Jadi kalau merasa tidak suka lebih baik mundur sekarang dibanding terlanjur nikah nanti malah tambah berat, perbedaan pendapat, serta kurangnya komunikasi adalah momok yang vital bagi keharmonisan sebuah rumah tangga, jangan berkhayal SAMARA kalau di awal sudah banyak ketidakcocokan.


 9⃣ G2
Jika ada yang rajin tahajjud dan puasa sunnah, tapi masih senang menyakiti orang lain, bagaimana cara menasihatinya? Apa yg menyebabkan ibadahnya tidak mengubah perilakunya?

Jawab:
Semua ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim tidak akan memberi manfaat atas dirinya jika ia adalah seorang yang senang berbuat maksiat. Al-Hasan pernah berkata,

مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ تَنْهَهُ عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمنْكَرِ، لَمْ يَزْدَدْ بِهَا مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا
Barangsiapa yang melaksanakan sholat, lantas sholat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah

Jadi, ketika seseorang beribadah kepada Allah tapi ia tetap berbuat yang sia-sia, maka ibadahnya tadi sama sekali tiada guna. Menasehati seorang ahli ibadah lebih sulit daripada menasehati yang awam, karena ia merasa dirinya hebat dan istimewa. Lalu bagaimana caranya, datangi ulama yang dekat dengannya, ceritakan keadaannya, biar ulama tadi yang memberikan nasehat kepada dirinya. والله أعلم





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!