Rekap Kajian Link Online Hamba Allah G1-G6 & Akhwat
Hari, Tgl : Kamis, 04 Juli 20019
Materi : Menjadi Hamba Rabbani
Nara Sumber : Ustadz Hizbullah Ali
Waktu Kajian : 10:00 - 16.00
PJ: Akhwat
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
MATERI
Menjadi Hamba Rabbani (Pribadi
yang dicintai Allah)
ath-Thariq ila ar-Rabbaniyyah,
Manhajan wa Sulukan
The Series
Antara Kewajiban dan Realita
Dari definisi rabbani yang telah disebutkan, jelaslah bahwa penisbatan
diri dan kuat hubungan seorang hamba dengan Allah ditentukan oleh kadar jauhnya
seseorang dari ikatan-ikatan bumi (hawa nafsu). Di samping itu, di sisi Allah
keberadaan jasad manusia yang berjalan saling berdampingan, berbeda berdasarkan
kadar jauh dekatnya hati mereka dari-Nya. Oleh karena itu, ada hati yang lekat
dengan bumi, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah تعالى,
Tetapi dia cenderung kepada dunia, dan menurutkan hawa nafsunya yang
rendah (QS. al-A'raf : 176)
Ada juga hati yang terlepas dari gravitasi-gravitasi bumi dan
membubung naik ke langit. Di antara kedua hati ini terdapat jenis ketiga, yaitu
hati yang di dalamnya terdapat iman dan hawa nafsu. Iman mendorongnya untuk
melakukan ketaatan dan meninggalkan beberapa hal yang diharamkan, sedangkan
hawa nafsu menyeretnya untuk mengekor di belakang dunia, bahagia mendapatkan
dunia dan sedih jika kehilangan dunia. Dalam jenis ketiga inilah kebanyakan
hati kita berada. Kita sering lalai terhadap Allah dan tidak merasakan
pengawasan-Nya.
Kita tahu bahwa kita akan mati, pasti dibangkitkan, dan dihisab. Akan
tetapi, kita tidak melakukan persiapan yang selayaknya untuk itu. Terpengaruh
oleh berbagai nasehat, namun tidak mampu menerjemahkan keterpengaruhan itu ke
dalam perbuatan. Karena disibukkan dengan tugas-tugas dunia, harta, anak-anak,
dan masa depan yang fana.
Ada seorang pemuda yang merasa sedih karena merasakan keterpisahan
antara kewajiban dan realita, antara akal dengan hati, dan antara ilmu dengan
amalnya. Lalu dia mengirim surat kepada Imam Hasan al-Bana untuk menanyakan
obat penawarnya, dengan terlebih dahulu menjelaskan kondisi hatinya. Pemuda itu
mengirimkannya berpuluh-puluh tahun yang lalu, tetapi seakan-akan dia
memaparkan kondisi hati saya dan hati kebanyakan orang yang membaca suratnya,
serta merasakan hal yang sama dengannya. Surat pemuda itu adalah,
📝
Yang terhormat Ustadz Hasan
al-Banna,
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Apakah anda pernah mendengar
tentang lelaki tanpa hati? Maaf, jika yang dimaksud adalah salah satu anggota
tubuh dadi daging yang berwarna merah, yang menarik dan melepaskan darahnya,
tentu saja lelaki itu memilikinya. Yang dengannya dia dapat hidup dan menjalani
kehidupannya. Akan tetapi hati yang bersemangat, kuat, dan hidup, sayang sekali
dia tidak memilikinya.
Dia mengetahui kebaikan meskipun
kecil, dia juga mengetahui tempat-tempat keburukkan meskipun samar-samar.
Seringkali dia merasa benar jika
membaca perilaku seseorang dari wajahnya, dan dia juga dapat memberikan isyarat
akan hal ini. Akan tetapi, dia tidak memiliki hati. Jika bertemu dengan teman
lamanya yang tidak bersua, dia menyalaminya, dan menggenggam tangannya dengan
kuat, bahkan memeluknya. Namun, hatinya tetap beku, sama sekali tidak
terpengaruh. Dia memberi nasehat kepada orang lain, Jadilah kalian begini dan
jandilah kalian begitu, serta menyebutkan berbagai dalil dan alasan, namun
hatinya semakin keras, dan tidak terpengaruh.
Dia tersenyum kala menerima
berita gembira. Dia juga mengerinyitkan dahi saat menerima berita duka. Akan
tetapi, kegembiraan dan kesedihannya hanyalah reaksi alami, sedangkan hatinya
tetap diam, dan tidak tergoncang.
Dia menyatakan cintanya dan
bencinya kepada seseorang. Ketika melihat hatinya, hatinya tetap diam tanpa
memberikan penjelasan.
Dia berdiri menunaikan sholat
dan berusaha khusyu, membaca al-Qur'an, dan berusaha memusatkan perhatiannya.
Ketika menunaikan sholat, membaca bacaan sholat dengan nada-nadanya, sehingga
orang lainpun berkata, Dia tipe orang yang khusyu. Akan tetapi, ketika meraba
hatinya, dia mendapatinya tuli, dan tidak khusyu, walaupun memahami apa yang
dibaca.
Ini adalah gambaran yang
sebenarnya terjadi pada hati lelaki tersebut. Saya tidak melebih-lebihkan atau
menguranginya. Menurut anda, apakah anda dapat mengatakan bahwa hatinya sama
seperti hati orang-orang pada umumnya?
Saya dianugerahi akal, tetapi
hati saya hilang. Saya merasakan pikiran saya menyala-nyala, bekerja, hidup,
dan menunjukkan keberadaannya. Akan tetapi, ketika saya ingin merasakan hal itu
pada hati saya, sama sekali tidak menemukannya. Saat ini, Anda telah mendengar
tentang seorang lelaki yang tidak memiliki hati.
Dia adalah seorang pemuda yang
membaiat anda, dan anda mengambil sumpah setia darinya. Apakah anda tela jika
seorang tentara anda hidup tanpa hati? Apakah anda dapat membantu menghidupkan
hatinya agar bergerak dan merasakan apa yang diucapkan oleh lisannya.
Ini adalah penyakit salah
seorang tentara anda yang akan membuat anda sedih jika mengetahuinya. Oleh
karena itu saya tidak menyebutkan namanya, hingga saya memberitahukan
kesembuhannya.
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
___
Nazhrat fi at-Tarbiyyah wa as-Suluk, halaman 107-108.
〰〰〰
Surat di atas mendeskripsikan kondisi mayoritas dari umat manusia,
walaupun kita tidak berani mengutarakannya seperti pengirim surat tersebut.
Akan tetapi, inilah realita menyedihkan yang kita alami, dan yang ingin kita
perbaiki. Apabila kondisi ini terjadi pada hati kita, lantas apa sifat-sifat
hati yang hidup yang dapat sampai kepada Allah?
والله أعلم
〰〰〰
120217
Fathul Qarib
Oase Kalbu
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
REKAP TANYA JAWAB
1⃣ Akhwat
Mau bertanya, ada orang yang masyaAllah dalam beribadah luar biasa,
tahajud, puasa sunnah tidak pernah bolong, tetapi masih terikat dunia,
bagaimana menyadarkannya?
Jawab:
Dunia dan Akhirat harus sejalan, harus seimbang. QS. al-Qashas : 77. Silahkan
masing-masing dilihat terjemahannya ya. Selama ia mengejar dunia dengan
cara-cara yang dibenarkan oleh syari'at, cara-cara yang dibenarkan oleh aturan
norma, tidak melanggar aturan negara tidak masalah. Setiap orang diberikan
nikmat oleh Allah berbeda-beda, ada yang dengan ketaatannya Allah mudahkan
urusan dunia dan akhirat.
Wujud dari do'a berikut,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Namun, ada pula yang taat namun di dunia biasa-biasa saja, macam
kaidah berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian? Yang penting jangan
sampai jadi orang yang merugi, ketaatan di dunia impas dengan cara mengejar
harta dunia, sehingga di akhirat hanya kesia-siaan yang ada, dan yang lebih
parahnya lagi di dunia derita, akhirat sengsara. Lalu bagaimana jika sahabat
kita ada yang masuk dalam kategori orang yang terakhir? Tadaburkan padanya QS.
al-Ashr. Karena itu adalah intisari kita hidup di dunia fana ini, nasehati
dengan baik, yang tidak menyinggung perasaannya, jika ia tidak mau mendengarkan
nasehat kita, do'akan ia, karena do'a seorang sahabat yang tidak diketahui oleh
sahabatnya yang ia do'akan merupakan do'a terbaik. Semoga bermanfaat. والله أعلم
2⃣ Akhwat
Maaf diluar tema, bagaimana hukum untuk mendonorkan organ ketika kita
sudah meninggal? Syukron wa jazakallah khairan katsiron
Jawab:
Yusuf Qardawi, ahli Fiqih Kontemporer menyatakan bahwa Donor Organ
hukumnya mubah selama itu mengambil manfaat yang baik dan mendapat persetujuan
dari ahli waris, dan syarat utama organ tersebut TIDAK DIPERJUAL BELIKAN. والله
أعلم
3⃣. G6
Assalamualaikum ustadz, terimakasih untuk materinya. Pertanyaan saya,
jika kita hidup dengan seseorang, dia seringkali melakukan kesalahan yang sama:
*maaf* chatting mesum dengan banyak lawan jenis. Lalu dia dimaafkan, tapi
terulang lagi, terulang lagi. Banyak bohong dan tidak bisa pegang janji.
Awalnya rasa sakitnya itu terasa berat, dan lama-lama merasa terbiasa tapi saya
jadi seperti dendam. Menurut saya dia paham kalau dia salah, tapi masih lanjut
lagi. Dia tahu saya bakal memaafkan dia. Dia gembor-gembor hijrah, update
status tentang islam, tapi dia masih sama dimata saya. Rasanya saya jengkel, kenapa
saya selalu menangkap basah perbuatan dia. Apa yang harus saya lakukan, jika
saya merasa hanya saya yang berjuang sendiri begini? Apa doa saya yang salah?
Apa saya yang masih kurang bersabar? Saya mencintai anak-anak saya, tapi saya
juga tidak ingin seperti ini terus. Terimakasih untuk jawabannya. Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله
وبركاته
Setiap kita mesti diberikan ujian oleh Allah dalam menjalani hidup dan
kehidupan. Apa yang terjadi saat ini termasuk bagian dari ujian yang harus
dijalani. Dalam ujian, tentu ada hasil yang akan kita peroleh. Terhadap
pasangan, utamanya kita pasti kenal betul sifaf, sikap, pembawaannya, baik yang
postip atau pun negatip. Yang positip harus kita dukung, lalu yang negatip
bagaimana? Untuk hal di atas, coba instropeksi diri dulu, sekiranya adakah
dalam diri kita yang pasangan merasa kurang puas, sehingga ia mencari
pembutuhan itu ke orang lain, ataukah memang ini kebiasaannya dari dulu, (maaf)
sebelum menikah pun sudah tahu orangnya seperti ini adanya. 2 aspek di atas
merupakan kunci. Jika jawabannya adalah ia, sebagai seorang istri cari jalan
terbalik, jangan memarahi suami, karena biarpun suami salah di mata istri
jangan sampai marah atas dirinya dan membuat ia marah, kenapa? karena jika
seorang suami marah terhadap istrinya, haram bau surga atas si istri hingga ia
mendapat maaf dari suami.
Jadi, solusinya:
-
Jika merasa berat, dan tidak mampu bersabar,
perpisahan jalan terbaik;
-
Jika mampu bersabar dan bertahan, dan yakin
bahwa hal ini adalah ujian dari Allah, bertahanlah, tawarkan untuk suami
menikah lagi (daripada ia berzina hati, terlebih berzina yang sebenarnya)
Berbesar hatilah, maaf bilamana jawaban ini terasa menyakiti. Semoga
bermanfaat. والله أعلم
4⃣ G-5
Assalamuallaikum warohmatulloh, ijin bertanya ustadz. Mengutip qs. Al
A'raf diatas, mengenai seseorang yang mengikuti hawa nafsunya melakukan usaha
bunuh diri hingga akhirnya beliau benar-benar wafat, bukankan tak ada yang bisa
terjadi apapun tanpa ijin Allah termasuk kematian karena bunuh diri, namun mengapa
hal tersebut termasuk dosa yang tak akan diterima kematiannya karena dianggap
mendahului kehendak Allah?
Jawab:
وعليكم السلام ورحمة الله
وبركاته
Manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah, manusia
tidak hanya diberikan nafsu semata, namun juga dianugerahi akal dan pikiran untuk
bisa memilah dan memilih mana yang haq mana yang bathil, mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang benar mana yang salah. Takdir dalam hidup manusia
terbagi menjadi dua.
Takdir mubram = tidak dapat dirubah, contohnya: kapan kita mati
Lalu ada takdir muallaq = takdir yang bisa dirubah (menggunakan akal
pikiran atau nafsu kita), contohnya: bagaimana cara kita mengakhiri hidup
Allah Maha Adil, Allah berikan pilihan secara bebas ke setiap
hamba-Nya, yang menggunakan akal, pikiran, nafsu pada tempatnya tentu selamat.
Namun yang gagal memahami akal, pikiran, dan nafsunya tentu termasuk golongan
orang yang merugi baik di dunia, maupun di akhirat, atau bahkan di dunia dan di
akhirat. Semoga bermanfaat.
والله أعلم
5⃣ G5
Apakah termasuk dakwah atau munafik menasehati seseorang sementara
kita pun masih belum mampu menjalankan apa yang kita nasehati hanya karena
secara teori ia sudah sangat faham namun sukar pula ia terapkan dalam diri? Afwan
Jawab:
Abul Aswad ad-Dualy dalam sebuah syair beliau,
يَا أَيُّهَا الرَّجُلُ الْمُعَلِّمُ غيره * هَلاَّ لِنَفْسِكَ
كَانَ ذَا التَّعْلِيْمِ
Wahai orang yg mengajari orang
lain...Tidakkah kau mengajari dirimu dulu (sebelum orang lain)
أَتَرَاكَ تُلَقِّحُ بِالرَّشَادِ عُقُوْلَنَا * صِفَةً وَأَنْتَ مِنَ
الرَّشَادِ عَدِيْمُ
Pantaskah kau tanamkan pada akal
kami sifat mulia...Tapi ternyata, engkau kosong dari sifat mulia itu
لاَ تَنْهَ عَنْ خُلُقٍ
وَتَأْتِي مِثْلَهُ * عَارٌ عَلَيْكَ إِذَا
فَعَلْتَ عَظِيْمُ
Janganlah engkau melarang akhlak
(yang buruk), tapi kau sendiri melakukannya...Sungguh sangat tercela, jika kau
seperti
اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ فَانْهَهَا عَنْ غَيِّهَا * فَإِذَا
انْتَهَتْ عَنْهُ فَأَنْتَ حَكِيْمُ
Mulailah dari dirimu, dan
lepaskanlah dosanya...Karena engkaulah sang bijaksana, jika kau telah lepas darinya
فَهُنَاكَ يَنْفَعُ إِنْ وَعَظْتَ وَيُقْتَدَى
* بِالْقَوْلِ مِنْكَ وَيَنْفَعُ التَّعْلِيْمُ
Saat itulah, nasehat dan
didikanmu kan berguna, Begitu pula ucapanmu, akan menjadi panutan
Yaa Allah ampunilah kami yang sering menasehati akan tetapi lalai dari
nasehatnya sendiri, tunjukanlah kami jalan yang lurus, tutuplah aib-aib kami di
dunia, terlebih-lebih lagi di akhirat. أمين
6⃣G6
Mohon bertanya. Jika diberi rizki lebih dan bisa berkurban lebih dari
satu, apakah semua atas nama suami sebagai kepala keluarga atau bisa dibagi-bagi,
atas nama suami dan istri?
Jawab:
Jika memang mampu silahkan untuk masing-masing anggota keluarga yang
sudah baligh, jika masih ada dana lebih sedekahkan kurban itu pada saudara
kita, jika masih lebih juga sedekahkan kurban itu pada karib kerabat kita
(tetangga), jika masih lebih juga bisa dilaksanakan setiap tahun, bahkan setiap
tahun lebih dari satu ekor sedekahkan kurban tadi untuk orang-orang miskin, biarkan
mereka yang tidak mampu merasakan indahnya berkurban dari pemberian kita. والله أعلم
7⃣ G1
Afwan ustadz bertanya diluar tema. Jika kita dihantar makanan atau di
undang makan si fulan yang bekerja di
ribawi, sebaiknya kita bagaimana?
Jawab:
Jangan datang dan gunakan alasan yang baik, jangan menyakitinya dengan
alasan ketidakhadiran kita.
والله أعلم
8⃣ Akhwat
Ustadz, mau tanya tapi maaf tidak sesuai tema. Adab-adab lamaran yang
sesuai itu seperti apa? Apakah benar kalau lamaran itu harus mengundang orang
banyak, calon suaminya beralasan harus undang orang-orang banyak (kerabat) agar
bisa didoakan, maksudnya dengan banyaknya orang berarti banyak pula yang
mendoakan. Sedangkan calon istri keberatan dengan maksud calon suaminya, calon
istri beranggapan untuk apa mengundang orang-orang banyak, bukankan lamaran
biasanya hanya di hadiri orangtua calon istri dan calon suami. Mengingat kalau
undang banyak orang, jadi banyak juga biaya yang harus di keluarkan? Jazakallahu
khoir atas jawabannya .
Jawab:
Pasal lamaran, sebenarnya ini relatif sesuai adat yang berlaku dan
tentu kesepakatan kedua belah pihak, dan pengambil keputusan tentu bukan si
wanitanya, tapi keluarga si wanita. Si lelaki mengikuti apa yang diminta oleh
keluarga si wanita. Ada yang cukup si laki-lakinya saja (tanpa harus melibatkan
keluarga pihak lelaki). Ada pula yang si lelaki harus ditemani orang tua, atau
orang yang dituakan dalam keluarga mereka. Ada pula yang memang proses lamaran
melibatkan seluruh keluarga. Berbeda dengan acara PERNIKAHAN, semakin banyak
tamu undangan yang hadir, akan semakin baik.
Jadi, intinya permintaan dari keluarga si wanita maunya seperti apa,
dan/atau jika pihak laki ndak sepakat bisa dicari titik tengah mana yang terbaik.
Lalu bagaimana jika salah satu pihak merasa keberatan dan tidak ada titik temu,
jawabannya ya simpel saja BATAL. Komunikasikan dengan baik, jangan sampai
karena salah satu pihak enggan komunikasi, padahal merasa berat, nanti sampai
terjadi pernikahan bakal tambah berat (sifat salah satu pihak yang suka
memaksakan kehendak)
Adapun pasal biaya, kan bisa dibicarakan antara kedua belah pihak,
pihak wanita jujur saja kalau memang ndak mampu menjamu banyak undangan,
dijelaskan baik-baik. Beda kalau pas nikahan, dana mesti dipersiapkan lebih
baik pas nikahan dibandingkan lamaran, dan ingat proses lamaran juga masih
belum ada kepastian diterima apa tidak. Jadi kalau merasa tidak suka lebih baik
mundur sekarang dibanding terlanjur nikah nanti malah tambah berat, perbedaan
pendapat, serta kurangnya komunikasi adalah momok yang vital bagi keharmonisan
sebuah rumah tangga, jangan berkhayal SAMARA kalau di awal sudah banyak
ketidakcocokan.
9⃣ G2
Jika ada yang rajin tahajjud dan puasa sunnah, tapi masih senang
menyakiti orang lain, bagaimana cara menasihatinya? Apa yg menyebabkan
ibadahnya tidak mengubah perilakunya?
Jawab:
Semua ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim tidak akan memberi
manfaat atas dirinya jika ia adalah seorang yang senang berbuat maksiat. Al-Hasan
pernah berkata,
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ
تَنْهَهُ عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمنْكَرِ،
لَمْ يَزْدَدْ بِهَا مِنَ اللهِ
إِلاَّ بُعْدًا
Barangsiapa yang melaksanakan
sholat, lantas sholat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,
maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah
Jadi, ketika seseorang beribadah kepada Allah tapi ia tetap berbuat
yang sia-sia, maka ibadahnya tadi sama sekali tiada guna. Menasehati seorang
ahli ibadah lebih sulit daripada menasehati yang awam, karena ia merasa dirinya
hebat dan istimewa. Lalu bagaimana caranya, datangi ulama yang dekat dengannya,
ceritakan keadaannya, biar ulama tadi yang memberikan nasehat kepada dirinya. والله أعلم
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita
tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment