Home » , , » Menjalani Kemudahan Hidup Dengan Taqwa

Menjalani Kemudahan Hidup Dengan Taqwa

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, March 28, 2020


REKAP KAJIAN ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT UMMI ROOM G3, G5, G6, Akhwat
Hari/Tanggal: Selasa , 2, 9, 16 Juli dan 6 Agustus 2019
Narsum: Ustadz Endang
Tema: Menjalani Kemudahan Hidup Dengan Taqwa
Notulen: Bunda Tati, Sapta. Bunda Sasi, Restu
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا،
 تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا،
 وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ



وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
“Kami sungguh telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, bertaqwalah kepada Allah”. (QS. An Nisa [4] : 131).

2. Wasiat Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam kepada para shahabatnya yang meminta nasihat.

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ سَفَرًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْصِنِي قَالَ أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ
Ada seorang lelaki yang hendak safar mendatangi Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian dia berkata, “Wahai Rosulullah, berikanlah aku wasiat”. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berucap, “Aku wasiatkan kepadamu bertaqwalah kepada Allah …”[2].

Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam berwasiat kepada para shahabat Rodhiyallahu ‘anhum pada hadits ‘Irbadh bin Sariyah Rodhiyallahu ‘anhu,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah”

3. Taqwa merupakan sebaik-baik bekal kita. Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
 “Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”. (QS. Al Baqoroh [2] : 197)

4. Kemulian kita dalam pandangan Allah adalah karena Taqwa..

إن أكرمكم عند الله أتقاكم..

Bunda fillah semuanya, jika kita memahami 4 point dari kedudukan taqwa diatas maka kita akan selalu mengejar ketaqwaan itu agar menjadi karakter dan akhlaq kita. Sungguh hidup kita seluruhnya ditentukan oleh nilai taqwa kita. Allah akan memperlakukan kita sesuai dengan kadar taqwa kita,  semakin taqwa semakin dimuliakan oleh Allah,  semakin taqwa semakin sempurna perbekalan hidup kita di dunia dan di Akhirat.

Bunda fillah semuanya,  mari kita lihat bagaimana perlakuan Allah kepada orang2 mukmin yang bertaqwa..

1.

‏‏‏وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
الطلاق‏:‏ 2- 3‏

..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Thalaq 2-3)

Dan hadits dari Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama yang diriwayatkan dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu´alaihi Wa Salam bahwasanya beliau bersabda:

"لو أخذ الناس كلهم بهذه الآية لكفتهم"‏
 ¨Seandainya seluruh manusia mengambil ayat ini maka cukup atas mereka¨

Maa syaa Allah..

Bunda fillah semuanya, dari ayat ini saja nampaknya sudah mencukupi kebutuhan kita dalam hidup ini, bahwa Allah menjamin bagi orang yang bertaqwa
1. Makhrojan = solusi = kelapangan-kelapangan dalam hidup
2. Rizki dari arah tak terduga..

Ketika kita memandang kehidupan ini sebagai tempat ujian maka saat yang sama kita merasakan kehidupan adalah interaksi kita dengan masalah-masalah. Masalah datang silih beganti menghampiri kita, baik yang besar maupun yang kecil. Terkadang satu masalah belum selesai datang lagi masalah yang lainnya. Inilah yang harus kita fahami kenapa kita sangat tergantung dengan nilai taqwa.? Sebab dengan itulah bagaimana kita akan di tolong oleh Allah mengatasi masalah-masalah kita.

Saya berikan umpama,
Dalam hidup ini ada aktivitas yang selalu rutin kita lakukan yaitu makan dan minum. Saat Kita dalam keadaan sehat, umumnya tanpa khawatir kita makan dan minum jenis pilihan makanan yang kita suka, sebanyak yang kita suka, entah pagi,siang, sore, ataupun malam. Sebab jika metabolisme tubuh kita merespon kelebihan makanan dan minuman yang ada didalam tubuh kita tahu solusinya,  tinggal ke toilet dan kita buang apa yang kita makan dan kita minum itu disana, selesai, lalu kita makan dan minum lagi dan begitu seterusnya.

Sekarang kita bayangkan ada dua orang yang berbaring di rumah sakit. Yang pertama menderita penyakit mengalami masalah pada pencernaannya yang berakibat tidak dapat buang air besar (maaf)  pada lubang duburnya. Saya pernah menjumpai orang yang menderita seperti ini. Otot rectumnya melemah tidak berfungsi, ia tidak dapat buang air besar secara alami, akhirnya dibuatkan lubang pembuangan buatan di perutnya. Tersiksa sekali. Hal yang paling dia takuti adalah makan. Saat orang lain bergairah makan,  ia takut makan,  bukan ia tidak lapar, bukan ia tidak ingin menikmati makanan tapi ia tahu bahwa aktivitas BAB nya yang membuat ia menderita.. Baginya makan adalah masalah besar.

Orang kedua menderita karena tidak dapat buang air kecil, sungguh keadaanya memperihatinkan. Lubang tempat keluarnya air seni tidak berfungsi normal,  maka saat ingin buang air kecil adalah saat-saat yang paling menyakitkan baginya. Karenanya orang yang menderita seperti ini tidak dapat minum seperti orang normal. Bahkan rasa haus menambah deritanya,  minum masalah tidak minum masalah. Saya pun menjumpai orang yang menderita semacam ini dan sakitnya menghantarkannya pada kematian.

Bunda fillah semuanya..

Dua contoh diatas sengaja saya sampaikan untuk memberikan gambaran bahwa demikianlah orang yang punya masalah tapi tidak punya jalan keluar. Bagi kedua orang ini makan dan minum adalah masalah. Sebab saluarang pembuangannya tidak berfungsi. Nah demikianlah hidup kita,  setiap hari kita menjumpai masalah silih berganti maka jika kita tidak punya jalan keluar dari masalah kita sungguh berbahaya. Masalah menumpuk menjadi racun mematikan yang akan membinasakan. Dengan kata lain,  sungguh beruntung orang mukmin yang bertaqwa sebanyak apapun masalahnya, Allah menjamin baginya jalan keluar. Tidak lagi menjadi Khawatir masalah sebesar apapun atau sebanyak apapun jika ada jalan keluarnya.

Sebailknya sungguh rugi orang-orang yang tidak beriman dan bertaqwa, mereka hidup dan menjumpai masalah namun tdk ada jaminan jalan keluar atas masalah mereka,  Innalillahi wainna ilayhi roji'un.. Itulah kenapa orang-orang kaafir dalam pandangan Allah adalah sebagai bangkai berjalan. Sebab mereka hakikatnya sudah mati sebelum datangnya kematian kepada mereka. Bahkan itulah hikmah dibalik firman Allah tentang orang mukmin yang bertaqwa, walaupun jasad mereka mati namun mereka tetap hidup disisi Allah dan mendapatkan rizki yang baik.

Kemudian jaminan Allah berikutnya adalah bagi orang yang bertakwa Allah memberi rizki kepada mereka dari arah yang tidak diduga. Maa syaa Allah,  bagi mukmin yang bertaqwa Allah hadirkan dalam kehidupan mereka kejutan-kejutan yang membahagiakan. Mukmin bertaqwa mendapat kejutan berupa rizki dari arah yang tidak disangka diduga. Ingat rizki itu bukan uang saja ya.

Kesehatan itu rizki
Keselamatan itu rizki
Terhindar dari bencana itu rizki
Memiliki shahabat yang sholih itu rizki
Dan beribu kebaikan-kebaikan yang bahkan kita tdk tahu sebelumnya merupakan bagian dari Rizki yang dimaksud ayat itu. Maa syaa Allah.

Nampaknya dua hal ini saja mencukupi kebutuhan kehidupan kita di dunia ini sebagaimana sabda baginda Rasulullah Shollallahu alayhi wassallama. Seandainya seluruh manusia mengambil ayat ini maka cukup atas mereka. Namun ternyata Allah menjajikan lebih banyak lagi bagi orang mukmin yang bertakwa. Semuanya adalah keutamaan.

Wallahu allam...



--- ## --- ## ---

TANYA JAWAB G-3


1.       Ijin bertanya ustadz. Kalau ada orang yang berkali-kali di jatuhkan orang lain tidak pernah membalas nya. Selalu terulang dan terulang, apakah ini juga disebut taqwa?
Jawab:
Bismillah. Benar. Shabar dan memaafkan kesalahan manusia adalah sifat khas orang yang bertakwa. Dalam surat Ali Imron ayat terakhir Allah menggabungkan antara iman, shabar dan taqwa. Dan di surat yang sama ciri orang yang bertaqwa adalah 'aafi 'aninnaas, memaafkan kesalahan manusia. Orang yang sabar dengan sikap buruk orang lain kepadanya, sekaligus memaafkan kesalahannya merupakan ciri yang bersangkutan adalah orang yang bertaqwa In Syaa Allah. Wallahu A'lam.


2.       Kalau melakukan sedikit perlawanan apakah sudah bisa dikatakan tidak tawaqal kah ustadz?
Jawab:
Bismillah. Bagi orang yang di zhalimi baginya haq untuk mendapatkan pertolongan, atau membalas dengan perlakuan yang setara dan tidak melampaui batas. In syaa Allah inipun merupakan akhlaq yang bertaqwa,  sebab menghentikan saudaranya dari kezalimannya. Bershabar dan memaafkan derajat taqwanya lebih tinggi dari yang pertama. Wallahu a'lam.


3.       Mohon penjelasan Ustadz. Tadi disampaikan ramadan adalah motivasi dan orientasi. Para sahabat mempersiapkan enam bulan sebelum dan berharap enam bulan sesudah. Maksudnya apakah dalam satu tahun itu kita fokus hanya untuk ramadan?
Jawab:
Bismillah. Jika kita kembali membahas Ramadhan. Maka selalu akan kita jumpai bahwa tujuan semua amaliah Ramadhan adalah untuk menjadi manusia bertaqwa. Dan kita dapati bahwa taqwa merupakan nilai diri manusia dalam pandangan Allah. Sudah sepantasnya seorang mukmin mendudukan kemuliaan Ramadhan sebagai titik motivasi untuk senantiasa bertaqwa sekaligus mengorientasikan ramadhan sebagai titik nol perjalanan berulang dalam siklus tahunan kehidupan kita untuk memulai lagi dalam keadaan fithrah. Kita terlahir dalam keadaan fitrah. Selama hidup bernilai fithrah (dalam arti taqwa) . Dan meninggal diatas fithrah (wafat dalam keadaan muslim). Wallahu a'lam.


4.       Ijin bertanya ustadz, bagaimana sikap kita sebagai muslimah yang bertakwa dalam menyikapi kondisi negeri kita saat ini?
Jawab:
Bismillah. Pertama adalah berhusnuzhan kepada Allah. Bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan taqdir Nya. Kedua mengimani taqdir sebaik2nya bahwa semua yang terjadi in syaa Allah merupakan kebaikan sebagaimana yang di sampaikan Rosulullah Shollallahu alayhi wassallama, 'ajaban li amril mu'min.. Inn amrohi kullu lahu khoir...  Dst.. Bentuknya bershabar jika mendapati keadaan yang Allah berikan berupa Dhorro.. atau kesempitan-kesempitan. Keempat yakin bahwa bagi orang-orang bertaqwa Allah berikan jalan keluar dari setiap masalahnya..
Wallahu a'lam

===== 
TANYA JAWAB G-5


1.   Assalamualaikum Izin bertanya ustadz. Puasa arofah  menghapus dosa 1 tahun yang sudah lewat & yang akan datang, apakah itu dosa kecil saja, apa juga termasuk dosa besar ?
Jawab:
Waalaykumusalaam warahmatullahi wabarakaatuhu. Bismillah. Benar sekali puasa arafah dapat menghapuskan dosa-dosa. Namun dosa yang dimaksud disini adalah dosa-dosa kecil. Jika yang bersangkutan dosa kecilnya sedikit,  semoga dapat mengurangi dosa dosa besar yang dilakukan. Wallahu a'lam


2.  Assalamu'alaikum ustadz mau tanya, andai kita menyakini salah satu surat dalam Al’Quran dengan membaca surat tersebut kita pasti di tolong Allah boleh tidak?
Jawab:
Waalaykumusalaam warahmatullahi wabarakaatuhu. Bismillah. Semua Ayat dan semua surat adalah mulia. Allah yang menetapkan kemuliaan semuanya. Sedangkan bacaan surat tertentu di waktu tertentu tidak berarti surat itu lebih mulia dibanding surat lainnya. Contoh membaca surat kahfi di malam/hari jum'at. Ini merupakan amalan sunnah yang berdasarkan petunjuk Nabi. Dan ada kabaikan khusus saat melaksanakan sunnah qiroah tersebut. Atau membaca surat Albaqarah di setiap rumah baru yang akan dihuni/atau ditempati. Sama ini pun merupakan amalan yang di perintahkan oleh Nabi untuk membacanya. Atau membacakan Surat Yaasiin bagi orang-orang yang akan meninggal dunia.

Namun kita tidak boleh berkeyakinan bahwa ayat tertentu memiliki kekuatan tertentu,  sehingga dibuat amalan tertentu yang mendatangkan hal-hal hebat. Adapun membaca surat tertentu, ayat tertentu sepanjang Nabi mengajarkannya, umpamanya untuk terhindar dari gangguan syetan maka hal itu bukan sekedar boleh,  tapi mesti kita amalkan dengan penuh semangat. Wallahu a'lam



=====
TANYA JAWAB G-6


1.       Bismillaah. Ijin bertanya, Ustadz. Apakah definisi dari taqwa itu? Ini sering bingung penempatan artinya, Ustadz. Apakah perbedaan dari taqwa dan tawakal ya? Syukron.
Jawab:
Bismillah, bunda fillah yang berbahagia. Secara bahasa Taqwa berasal dari kata: Waqa – Yaqi – Wiqayatan, yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Arti taqwa secara istilah adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa.
Taqwa terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala turunan kalimatnya mengandung makna yang cukup beragam, diantaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan.

Para sahabat Rosulullah Shollallahu alayhi wassallama memaknai taqwa secara beragam sesuai dengan kefahaman setiap mereka masing-masing.

         i.            Menurut Ali bin Abi tholib

اَلتَّقْوَى: الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل
Bahwa Takwa adalah takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar Al Qur’an ( At Tanjil ), dan menerima ( Qona’ah ) terhadap yang sedikit. dan bersiap-siap menghadapi hari akhir  (hari perpindahan).

       ii.            Dialog antara dua orang sahabat yaitu Umar bin Khatthab dan Ubay bin Ka'ab Rodhiyallahu anhumaa,
Umar bertanya: "Wahai Ubay, apakah itu taqwa...?"
Ubay menjawab: "Wahai Umar, apa yang akan kamu lakukan saat melewati jalan yang terdapat padanya duri...?"
Umar: "Aku akan berhati-hati melewatinya agar tidak terluka karena duri itu."
Ubay: "Itulah Taqwa...
Kehati-hatian dalam melewati kehidupan yang penuh dengan ujian."
Dan seorang ulama bernama Roghib al isfahani saat ditanya tentang taqwa menjawab, "Engkau membuat pembatas antara dirimu dengan api neraka."
Adapun tawakkal merupakan salah satu sifat orang yang bertaqwa, yaitu menggantungkan hidup matinya kepada Allah Azzawajalla...
Wallahu a'lam


2.       Ustadz tanya lagi ya. Ustadz, menyikapi sikon negara sekarang membuat saya pribadi sebagai seorang ibu, bingung, galau, sedih, marah dst. Begitu maraknya kedzaliman di depan mata, belum lagi banyak pengaruh buruk bagi akhlak anak-anak yang makin masif (LGBT dll). Bagaimana kami sebagai orang tua harus menghadapinya dan memberikan lingkungan yang baik dan benar untuk anak-anak, Ustadz?
Jawab:
Bismillah. Maa syaa Allah. Laa hawlaa walaa quwwata illa billah. Ini akhir zaman bunda. Zaman fitnah. Kerusakan sedang terjadi, di semua sudut-sudut kehidupan kita. Berpeganglah kepada al haq kuat-kuat. Kita menghadapi masalah yang sama. Hanya Allah tempat kita memohon dari keburukan-keburukan dari akhir zaman ini. Dan hanya Allah yang dapat menolong kita darinya. Semoga kita semua mendapat perlindungan dari-Nya Azzawajalla.. Aamiiin. Saya sertakan sebuah artikel semoga bermanfaat.

*****
Pendidikan
Begini Cara Mendidik Generasi Tangguh di Akhir Zaman
Oleh: Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin
Rabu, 07 Mar 2018 08:37

Jika seluruh anak kaum Muslimin semenjak usia dini sudah terdidik memahami dan mengimani Allah Azza wa Jalla sebagai satu-satunya sesembahan yang tidak boleh disekutukan dengan sesuatu apapun, niscaya di kemudian hari akan lahir generasi idaman di semua lapisan, yang hanya beribadah kepada Allah saja.

Jika seluruh anak kaum Muslimin semenjak usia dini sudah terdidik untuk mengenali, memahami, mengimani dan memenuhi hak-hak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta terlatih sikapnya untuk mengikuti petunjuk-petunjuk beliau dalam mengarungi kehidupan, niscaya kelak terlahir generasi Rabbani di semua lapisan yang hidup berdasarkan bimbingan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terwujudlah secara riil, dengan taufiq Allâh Azza wa Jalla, masyarakat ideal yang menjadi dambaan semua orang.

Apabila pada hari-hari sebelumnya para orang tua kurang perhatian atau bahkan mengabaikan pendidikan anak tentang bagaimana memenuhi hak Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya, maka hendaknya sejak sekarang hal ini tidak terulang lagi, betapapun sulitnya mengarahkan anak pada pendidikan yang benar. Namun itulah tantangan. Tidak ada perjuangan tanpa tantangan. Insya Allâh dengan landasan taqwa, ikhlas, semangat dan senantiasa memohon pertolongan Allâh, niscaya Allâh Azza wa Jalla akan memberikan jalan keluar.

Berikut ini adalah hak Rasûlallâh yang juga amat penting ditanamkan ke dalam jiwa anak semenjak usia dini. Hak tersebut adalah: Mentaati segala apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan; Mempercayai segala apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan; Menjauhi segala apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam larang, dan hanya beribadah kepada Allâh menurut apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam syari’atkan.[1]

Dimulai dengan uraian ringkas tentang kewajiban mengimani dan mempercayai segenap berita yang disampaikan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Banyak berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang belum diketahui oleh sebagian kaum Muslimin. Maka memahamkan masalah-masalah ini kepada anak-anak kaum Muslimin di usia dini menjadi sangat penting, supaya pemahaman serta keimanan secara benar kepada Allâh Azza wa Jalla , Nabi-Nya dan ajaran-Nya bisa lebih mengakar ke dalam sanubari. Sehingga kelak terbentuklah masyarakat yang betul-betul beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla sesuai tuntunan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di antara berita itu ialah berita tentang Allâh Azza wa Jalla, Asmaʹ-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, hukum-hukum-Nya, apa saja yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala cintai, apa saja yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala benci dan lain-lain sebagainya yang harus dimengerti oleh setiap Muslim untuk kemudian diimani dan diamalkan konsekuensinya.

Contohnya berita bahwa Allâh Azza wa Jalla sangat gembira dengan taubatnya seorang hamba, bahkan lebih gembira dibanding seseorang yang menemukan kembali onta dan segala perbekalannya yang hilang di tengah gurun pasir tandus yang kondisinya sangat mematikan.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ الْمُؤْمِنِ، مِنْ رَجُلٍ فِي أَرْضٍ دَوِّيَّةٍ مَهْلِكَةٍ، مَعَهُ رَاحِلَتُهُ، عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَنَامَ فَاسْتَيْقَظَ وَقَدْ ذَهَبَتْ، فَطَلَبَهَا حَتَّى أَدْرَكَهُ الْعَطَشُ، ثُمَّ قَالَ: أَرْجِعُ إِلَى مَكَانِيَ الَّذِي كُنْتُ فِيهِ، فَأَنَامُ حَتَّى أَمُوتَ، فَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى سَاعِدِهِ لِيَمُوتَ، فَاسْتَيْقَظَ وَعِنْدَهُ رَاحِلَتُهُ وَعَلَيْهَا زَادُهُ وَطَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَاللهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ مِنْ هَذَا بِرَاحِلَتِهِ وَزَادِهِرواه مسلم

Sungguh Allâh lebih bergembira dengan taubat seorang hamba yang mu’min daripada seseorang yang berada di padang tandus yang amat luas dan mematikan, ia membawa onta beserta makanan dan minumannya. Lalu ia tertidur. Ketika bangun, onta dengan segala perbekalannya lenyap, maka ia cari (tanpa hasil) hingga ia didera kehausan. Kemudian ia  berkata: Aku akan kembali ke tempatku semula, aku akan tidur sampai mati. Ia letakkan kepalanya pada lengannya menunggu kematian. Ketika ia terbangun, tiba-tiba ia dapatkan ontanya kembali beserta perbekalan, makanan dan minumannya. (Maka betapa gembiranya orang ini-pen.) Namun Allâh lebih besar kegembiraan-Nya dengan taubat seorang hamba yang mu’min dibandingkan orang ini yang menemukan onta dan perbekalannya kembali. [HR. Muslim][2]

Keyakinan tentang betapa gembiranya Allâh Azza wa Jalla ketika mendapati hamba-Nya bertaubat, akan mendorong semangat seseorang untuk menjadi orang yang selalu bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla agar apabila sewaktu-waktu ia dipanggil menghadap, ia sudah siap bersih dari noda dosa. Pintu taubat Allâh Azza wa Jalla senantiasa terbuka bagi siapapun, bahkan Dia sangat gembira jika melihat hamba-Nya bertaubat.

Oleh sebab itulah Allâh Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya untuk selalu bertaubat:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allâh wahai orang-orang beriman, agar kamu semua beruntung. [An-Nûr /24:31]

Begitu pula berita tentang ni’mat dan siksa kubur, berita tentang surga dan neraka, tentang jembatan shirâth yang dipasang di atas Jahannam. Keimanan terhadap semua itu akan mendorong seseorang untuk selalu menjaga ketaatan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasûl-Nya, serta menjauhi segala larangan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Contoh lainnya adalah berita tentang telaga Haudh-nya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang kelak di hari kiamat bisa meminum air dari telaga Haudh ini meskipun hanya seteguk, niscaya ia tidak akan kehausan selama-lamanya.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونَنِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَأَقُولُ: إِنَّهُمْ مِنِّي. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ؟ فَأَقُولُ: سُحْقًا سحقاً لمن غير بعدِي. مُتَّفق عَلَيْهِ

Sesungguhnya aku berada paling depan di antara kalian di telaga Haudh, siapa yang bisa datang lewat di hadapanku, niscaya ia akan minum dari telaga itu, dan barangsiapa yang meminum darinya, maka tidak akan kehausan selama-lamanya. Sungguh akan ada sekelompok orang yang datang kepadaku untuk bisa masuk ke telaga Haudh ini, aku mengenali mereka dan merekapun mengenali aku, tetapi kemudian orang-orang itu terhalang dariku. Maka aku berkata (kepada Allâh): “Sesungguhnya mereka itu termasuk golonganku”. Namun kemudian dikatakan (kepadaku): Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka ada-adakan sesudahmu. Akupun lalu berkata: “Betapa jauh, betapa jauh bagi orang yang telah mengganti agamanya sepeninggalku”. [Muttafaq ‘Alaih][3]

Berdasarkan hadits di atas, sesungguhnya siapa saja yang bisa datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari kekalutan yang mencekam pasca kebangkitan manusia di hari kiamat, niscaya ia akan bisa meminum air dari telaga Haudh, dan barang siapa yang meminum air dari telaga tersebut, niscaya ia tidak akan kehausan selama-lamanya. Namun juga terdapat orang-orang yang terlihat sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi mereka tertahan, bahkan tertolak tidak bisa memasuki telaga haudh ini. Mereka adalah orang-orang munafik dan orang-orang yang menggantikan agamanya dengan agama lain. Maka alangkah sengsaranya orang-orang yang demikian.

Kesimpulan, itulah sebagian kecil dari berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harus diyakini oleh setiap Muslim. Dengan mempercayai serta mengimani berita-berita Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti ini maka seseorang akan terdorong memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadi hamba Allâh yang baik; dalam aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlak dan da’wah. Ia tidak ingin kufur, takut menyimpang dari Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, takut menjadi munafik, takut berbicara dusta dan takut terjerumus dalam kesesatan. Karenanya ia akan terus berhati-hati dan berusaha mentelaah semua petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar bisa dijadikan pedoman bagi hidupnya. Ia akan takut terjerumus dalam kemurtadan, sebagaimana para Sahabat Radhiyallahu anhum takut terjerumus dalam kemurtadan. Ibnu Abi Mulaikah ketika mendengar Asmâʹ binti Abu Bakar Radhiyallahu anhuma menceritakan adanya orang-orang yang tertolak dan tidak bisa memasuki telaga haudh karena murtad, beliau berdoa:

 اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ أَنْ نَرْجِعَ عَلَى أَعْقَابِنَا أَوْ أَنْ نُفْتَنَ عَنْ دِينِنَا
Ya Allâh, kami memohon perlindungan kepadaMu dari kemurtadan, atau dari tertimpa mushibah dalam agama kami.. [HR. Bukhâri dan Muslim][4]

Alangkah indahnya jika para orang tua, guru dan pendidik secara serius memperhatikan masalah ini bagi pendidikan anak-anaknya dan anak-anak kaum Muslimin. Supaya semenjak kecil anak-anak sudah mengenal serta memahami Rabb Sesembahannya dengan benar, sekaligus mengenal serta memahami Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar pula.

Dengan memahami hal ini maka orang tua tidak akan sekali-kali menyerahkan pendidikan  anaknya kepada orang yang tidak beriman dan bukan ahlinya.

Wallâhu Waliyyu at-Taufîq...

*****
Dan jurnal ini silakan dibaca dan diambil hikmahnya. Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di Twitter tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya, dan ternyata efek dari twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.

Isi twitternya sebagai berikut:
"Aku bersumpah demi Allah, wahai setiap Ibu, agar jangan tidur tiap malam sebelum engkau memohon pertolongan Allah dan mengabari-Nya bahwa engkau ridha atas anak-anakmu seridha-ridhanya, dan aku bersumpah demi Allah agar engkau tidak menghijab/menghalangi ridha-Nya kepada anak-anakmu."
Dan aku memintamu wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepada-Nya bahwa engkau ridha atas mereka masing-masing.
Begini doanya:

اللهم إنى أشهدك أنى راضية عن إبنى./ إبنتى. تمام الرضا وكمال الرضا ومنتهى الرضا فاللهم أنزل رضوانك عليهم برضاءى عنهم
"Allohumma innii usyhiduka annii roodhiyah 'an ibnii/ibnatii* ... (sebut nama anak-anakmu satu persatu)... tamaamar-ridho wa kamaalar-ridho wa muntahayir-ridho. Fallohumma anzil ridhwaanaka 'alaihim biridhooii 'anhum"
(Ya allah aku bersaksi kepadaMu bahwa aku ridha kepada anak-anakku (.......) dengan ridha paripurna, ridha yang sempurna dan ridha yang paling komplit. Maka turunkan ya Allah keridhaan-Mu kepada mereka demi ridhaku kepada mereka).

Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut, tiba-tiba aku (Dr.Fauziyah) dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata:
Bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. Maka berceritalah si Ibu itu:
Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah salat dan bahkan jarang mandi, dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.
Maka ketika membaca twittermu aku berkata: "Mungkinkah omongan ini benar? Tampaknya masuk akal? Dan seterusnya...."

Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anjuranmu walaupun aku tak yakin bahkan mentertawaimu. Lalu setelah seminggu mulai berubah nada suara putraku kepadaku, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian, dan didalam diriku ada sedikit syak.
Dan kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya. Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu, ia membukakan pintu untukku dan menyapaku "Apa kabar ibu?" dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu.
Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya sama sekali. Empat jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya: "Bu, aku di samping masjid dan aku baru akan salat waktu ibu menelponku.
Maka aku pun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah salat bisa mulai salat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar? Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai salat?
Jawabnya, Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku di dekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk salat."
Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagiaan seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.
Ibu adalah harta karun yang kita sia-siakan. Betapa tidak? Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang ibu melupakan doa untuk anak-anaknya, sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya.
Padahal justru doa Ibu adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat. Jangan pernah bilang: "Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?"
Bagaimana jika engkau menunggu mereka makin besar dan dewasa, dan menjadi tua, disaat mereka lebih butuh akan doa-doamu, padahal mungkin waktu itu engkau sudah di haribaan Ilahi?
Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah telah mengkaruniai kita para ibu sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.
Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau, dan kita bisa mengetuk pintu-Nya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur. Selamat berdoa.
https://m.inilah.com/news/detail/2312416/

3.       Assalamu'alaykum Ustadz. Dalam prakteknya di kehidupan sehari-hari terkadang agak sulit menerapkan sikap takwa pada beberapa hal, seperti saat dimana sesuatu yang sangat kita harapkan tapi kita masih takut Allah punya rencana lain. Bagaimana caranya, tadz biar kita bisa lebih legowo, tawakal dengan hasil akhir yang Allah kasih ke kita. Sedang itu sangat kita harapkan sekali..
Jawab:
Waalaykumusalaam warahmatullahi wabarakaatuhu. Bismillah. Bunda fillah. Semua yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi adalah sudah sempurna di sisi Allah Azzawajalla. Allah sudah menyelesaikan skenario kehidupan manusia 50.000 tahun sebelum Allah ciptakan Alam semesta. Apa yang kita alami saat ini, suka atau tidak suka,  sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan kita, adalah merupakan kehendak-Nya yang mutlak. Itulah fungsi iman terhadap Qodho dan Qodar. Yaitu segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya, dan seluruhnya adalah kebaikan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.
Bunda fillah. Siapkanlah selalu satu hal. Husnuzhon-lah kepada Allah. Apapun yang terjadi, Bisa jadi dalam pandangan kita sesuatu itu baik buat kita, namun dalam pandangan Allah buruk buat kita, dan bisa jadi sesuatu itu buruk dalam pandangan kita namun baik di sisi Allah bagi kita. Dengan selalu berbaik sangka kepada Allahlah semua keadaan akan selalu menjadi baik buat kita. In syaa Allah.
Wallahu a'lam

4.       Ijin bertanya ustadz. Mohon maaf di luar tema. Sepengetahuan saya, tidak diperbolehkan dalam satu masjid/mushala terdapat dua shalat berjamaah, dalam artian ada dua imam dalam waktu yang bersamaan. Apakah ada hadistnya pak ustadz? Mohon pencerahan untuk saya yang fakir ilmu. Terimakasih sebelumnya pak ustadz.
Jawab:
Bismillah.
         i.            Jika masjidnya termasuk kategori mathruq (masjid yang berada di tepi jalan dan biasa disinggahi musafir untuk mengerjakan sholat), atau bukan termasuk masjid mathruq tapi tidak memiliki imam rathib (imam sholat yang diangkat oleh waqif atau pemerintah setempat atau penduduk setempat), maka hukumnya tidak apa-apa.

       ii.            Jika masjidnya bukan mathruq dan ada imam rathibnya, maka mendirikan jamaah lain di dalam satu masjid  hukumnya makruh. Apabila dikerjakan tanpa adanya izin dari imam rathib tersebut, bahkan jika dikhawatirkan dalam mendirikan sholat jama’ah sendiri tersebut menimbulkan fitnah, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Referensi:
Ulama syafi’iyyah berkata: Mutlak dimakruhkan mendirikan shalat berjama’ah di masjid tanpa izin imam rathib sebelum, sesudah ataupun bersamaan dengan shalat jama’ahnya imam rathib. Namun Tidak makruh shalat berjama’ah di masjid mathruq yaitu masjid yang berada di tempat lalu lalang orang, di pasar, atau masjid yang tidak ada imam rathibnya. kitab Al Fiqhul Islami wa Adillatuhuu 2//1183
Wallahu a'lam


•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•


Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!