Rekap Kajian Online Hamba اللَّهِ
SWT Ummi G1
Hari, Tgl: Selasa, 06 Agustus 2019
Materi: Memanage hati kala gundah gelisah
Nara Sumber: Ustadzah Endria
Waktu Kajian: 14. 00-20.00WIB
Notulen : Bunda Meita
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Materi
Mari kita bersama-sama mengucap puji
syurkur kehadirat Allah سبحانه
وتعالى
Yang telah banyak memberi nikmat dan
rahmat yang berlimpah ...
Karena sesungguhnya dari detik ke detik
... apa saja yang kita lakukan seharusnya selalu berporos pada satu harapan
besar yakni agar mendapat ridho dari Allah سبحانه
وتعالى
Tentu banyak tema yang bisa kita
diskusikan ukhtifillah...
Karena dalam kehidupan kita selalu
terjadi berbagai romanza hidup yang bervariasi.
Ada kalanya kita mengalami kebahagiaan,
kelapangan dan tak jarang kita melalui saat-saat yang menyesakkan, khawatir,
takut hingga rasa sedih yang menusuk.
Setiap diri kita tentu tidak pernah luput
dari keadaan gundah gelisah ataupun kesedihan karena suatu sebab yang telah
sengaja Allah datangkan untuk kita...
Berbagai sebab kesedihan itu jika kita
tidak segera manage hati dgn baik maka banyak hal yang memperburk keadaan bisa
terjadi...
Kesedihan itu letaknya di dalam hati ...
namun kadang tampak pula pada permukaan raut wajah ataupun perangai yang
menunjukkan kelesuan. Semua akan tercermin sebagai suatu yang berat baik untuk
dirasakan oleh diri kita sendiri maupun orang lain yang melihatnya. Demikian
pula dengan kebahagiaan atau kepuasan hidup ... tak jarang turut membuat orang
lain yang melihatnya ikut pula merasakan kebahagiaan yang sedang kita rasakan.
Kembali fokus pada kesedihan ...
Maaf bukan saya ingin memprofokasi
Jama’ah ini untuk bersedih ya..
Tetapi justru saya ingin siapa saja yang
saat ini sedang merasakan suatu kesedihan mampu memanage hatinya hingga
kesedihan itu bisa dihilangkan. Dan bagi yang merasa tidak dalam keadaan
bersedih ان شاء الٌله akan dapat pula mengambil manfaat dari
pelajaran yang akan diuraikan nanti ...
Baik .. lansung saja saya akan tuangkan
per point apa saja yang terkait dgn tindakan atau sikap-sikap yang sekiranya
bisa diambil kala sedih tiba menghampiri diri kita :
1). Sebagai seorang yg beriman maka pertama
kala suatu musibah datang adalah segera mengucapkan kalimat انا لله وانا اليه راجعون
Kalimat ini menggambarkan betapa hati yang
selalu tertaut dengan Robb nya akan segera sadar bahwa setiap bahagia ataupun
hentakan musibah adalah datang dari Allah... oleh karena ini kita diperintahkan
untuk mengembalikan kepadaNya. Mengembalikan disini diantaranya adalah bermakna
bahwa perlunya kita sadar bahwa kejadian ini adalah atas kehendak Allah dan
untuk itu kita harus ihlas serta ridho menerimanya.
Kemudian untuk keluar dari himpitan
musibah ini kita harus kembali memohon pertolonganNya. Hanya kepadaNya. Bukan
kepada makhlukNya. Inilah hakikat bertauhid saat kita berada dalam keadaan
tertimpa musibah.
2). Hendaknya setiap diri kita membangun
dasar keyakinan yang kuat atas dahsyadnya makna kalimat :
لَا
حَوْلَ وَ لَا قوَّةّ
إِلَّا بِا الله
yang maknanya adalah :
tidak
ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan
kecuali kekuatan dari Allah.
Demikian sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Nabi Allah Ya’qub
‘alaihissalam ketika beliau menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya,
Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan
sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub ‘alaihissalam mengungkapkan suatu
ucapan yang Allah abadikan di dalam Al Qur’an , yakni :
قَالَ
إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ
إِلَى اللهِ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah
aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Dengan meyakini kekuatan dari makna
kalimat tersebut diatas, insyaAllah kita tidak akan pernah terjerumus pada
gelombang keputus asaan. Karena setelah mengbalikan apa yang kita sedang alami,
kemudian meyakini bahwa Allah adalah Robb yang maha kuasa atas segala sesuatu,
akan berujung pada penyerahan diri sepenuhnya, hingga diri kita hanya akan
menyerahkan kepadaNya atas segala persoalan yang sedang menghimpit. Tidak ada
yang kita yakini dapat mengangkat masalah kita selain dariNya.
Bersamaan dengan keyakinan itu kita juga
meyakini bahwa Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Karena tidak ada setitik
kekuatan dan daya upaya selain datang dariNya.
مـاشــاءاللـــــه
لاقـــــوةالابااللــــــــه
Jadi pada point kedua ini ... yang ingin
saya tegaskan kembali adalah pelajaran bahwa ketika kesedihan datang, musibah
menghampiri maka cukupkam semua yang kita alami itu hanya kita adukan kepada
Allah سبحانه وتعالى .
Dan langkah sikap pertama saat kita
mendapati musibah maka Allah lah yang langsung kita ingat. Kita yakini bahwa
dariNya masalah ini diizinkanNya terjadi pada diri kita, maka seharusnya kita
ridho atas segala perbuatanNya dan memohon pertolongan serta mengadukan hanya
kepadaNya saja. Setelah itu ان
شاء الٌله akan berbuah keihlasan
dan keridhoan hati yang menjadi keutamaan diri kita dihadapanNya.
3). Point ketiga adalah ... perlunya kita
membangun ketetapan hati kita untuk istiqomah dalam menghamba kepadaNya.
Karena salah satu bukti keridhoan kita
menjadikan Allah sebagai Robb kita adalah kita selalu mampu menjaga ketaatan
kita kpdNya, saat kita dalam keadaan tertimpa musibah, kemudian juga menjaga
ketaatan atas hukum-hukumNya, dan juga menjaga keihlasan hati kita dalam
menjalankan ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan pada saat kita dalam keadaan
lapang.
Tidak mudah bagi seseorang bertahan dalam
ketaatan kala dirinya sedang terjatuh dalam lembah duka atau tertimpa suatu
musibah. Dan hanya orang yang memilki tempaan keimanan yang kuat yang akan
tetap menjaga stabilitas kesetiaannya dalam menghamba kepadaNya.
Oleh karena itu kita harus melatih diri
dalam hal ini...
Dan dengan ilmu yang terus berusaha
diamalkan semampunya, insyaAllah keimanan kepada Allah akan semakin menguat,
dan salah satu keuntungan dari jiwa yang kuat dalam beriman kepada Allah adalah
ia tidak akan tergoyah saat terhempas dalam kubangan musibah. Dirinya akan
tegar diatas duri derita, jiwanya tetap akan bersahaja saat sesak dada membara.
Karena rasa cinta dan keyakinannya kpd
Allah telah mengalahkan kejadian seburuk apa pun yang sedang menimpanya. Dan
inilah salah satu hakikat dari suatu penghambaan yang jujur, yang ihlas dan
yang sangat mulia disisiNya.
InsyaAllah
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA
JAWAB
1.
Mohon pencerahan ustadzah, bagaimana memanage
hati dan sikap agar tetap istiqomah ,
kadang ketika kita berada dalam kajian (membaca) materi tentang kematian, siksa
kubur bahkan qiyamat, kita sedih khawatir dan takut karena merasa bekal belum seberapa,
berniat ingin meningkatkan amalan dan mengurangi hal yang sia-sia, tetapi
ketika dihadapkan pada kondisi ada tamu/ keluarga jauh menginap kita
tersibukkan dengan mereka, berbincang-bincang menjamu bahkan pergi dengan
mereka hingga kadang ibadah wajib terburu-buru dan sunnah terabaikan, bagaimana
memperbaikinya? Afwan wa syukron ustadzah
Jawab
:
Bismillaah. MasyaAllah buat saya ini
adalah pertanyaan yang sangat penting ukhti. Dari waktu ke waktu kita oleh
Allah semakin dimudahkan untuk mendapatkan asupan ilmu dari para ulama yang
materinya sangat baik dan ingin rasanya kita bisa mengikuti nasihat-nasihat
itu. Namun dalam kehidupan realita kita yang banyak romatikanya, hingga tak
jarang menggoyahkan iman kita hingga membuat diri kita pun tak lagi bisa menikmati
ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan ataupun yang sedang kita targetkan.
Lantas bagaimana iniiii ? Hhmm tenang. Mari kita ambil sepucuk logika ya.
Yakni :
Dalam kenyataan hidup ini, Allah
perintahkan kita untuk tidak mencintai harta duniawi, tetapi kita juga dilarang
untuk meninggalkannya? Mengapa? Yaaa karena kita ini masih hidup di alam dunia
sayang... Allah ajarkan suatu doa agar kita minta kebaikan hidup di dunia dan
juga keselamatan serta kebahagiaan hidup di akhirat.
Jadi kaitan dengan keadaan yang sedang
ditanyakan diata s adalah ,,,
Bahwa ya beginilah saat kita sedang hidup
di dunia, di satu sisi kita diberikan jalan untuk bertaqwa dan membangun
kesholihan tetapi disisi lain Allah ta’la memberikan ujian-ujian yang bisa jadi
seolah-olah menjadi penghalang bangunan kesholihan kita. Maka bagaimana
seharusnya kita ?
a)
Tetap jaga hati kita dengan dzikir kepada
Allah
Jangan
biarkan dalam satu waktu kita banyak melupakan Allah. Karena dengan dzikir kepadaNya
(mengingatNya). Hati kita kan terus terkendali. Sesibuk apa pun, seheboh apapun
kondisi yang terjadi di lingkungan kita maka saat hati kita sudah terbiasa
dekat dengan Allah, selalu melibatkan Allah dalam ruang komunikasi bathin kita.
Maka ان شاء الٌله ibadah kita akan tetap bisa terjaga kekhusyu’annya.
Kalau
terkurangi waktunya itu wajar, yang penting dalam setiap amal ibadah apa pun
kita khusyu’ - dan khusyu’ disini artinya adalah Sadar Niat, jadi fokuslah pada
niat saat kita akan melakukan amal apa pun itu. Tujukan niat tersebutb hanya untuk
mendapatkan ridhoNya Allah semata. Kemudian jaga keihlasan niat tersebut seraya
terus merasakan bahwa Allah selalu mengawasi kita dan menilai apa yang sedang
kita persembahkan untukNya.
b)
Selain dzikir adalah jaga diri kita dengan
ilmu.
Yakni
ilmu agama yang saat ini sudah sangat mudah kita dapatkan dari berbagai
fasilitas media sosial. Hargai ilmu dengan tidak meremehkannya. Berusahalah
fahami ilmu dangan baik kemudian langsung bertekat untuk mulai mengamalkannya
saat saat itu, atau saat kondisi telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam
nasihat atau ilmu tadi.
c)
Adalah dengan menjaga pergaulan baik online
maupun ofline.
Dengan
kita mempersempit diri dalam bergaul - dalam arti hanya membatasi berteman dengan
teman-teman yang sholihah saja insyaAllah ruh kita akan selalu kondusif dalam
segala keadaan yang kita alami di alam nyata. Kehidupan yang sekiranya menyita
perhatian kita tidak akan mampu menggeser kekhusyu’an kita dalam beribadah kepada
Allah karena teman-teman sholihat kita akan selalu memgingatkan diri kita.
Demikian ukhti jawaban ini. Semoga
bermanfaat dan bisa difahami dengan baik.
والله أعلم بالصواب
2.
Ustadzah, kalau kita cerita tentang rumah tangga
kita, maksudnya nyari solusi, apakah termasuk cara yang tidak baik, karena jadi
mengungkap RT kita? Atau cukup bercerita di salat sepertiga malem saja kita
mengadunya?
Jawab
:
Bismillah. Segala jawaban petunjuk dan
terangkatnya masalah kita harus kita yakini berasal dari Dzat Yang Satu, Yakni
Allah سبحانه وتعالى
Jadi jagalah diri kita dari ketergantungan
dengan makhluk khususnya dalam suatu perkara yang kita tahu Allah lah yang
mampu menolong kita. Karena semakin kita tergantung pada makhluk maka semakin
jauh harapan jawaban atau solusi dari masalah kita akan datang. Sebaliknya
banyak peristiwa dari kisah sesama kita, dimana saat dirinya hanya bergantung kepada
Allah serta curhat hanya kepadaNya maka semakin cepat pertolongan Allah datang
kepada dirinya.
Allah bahkan sudah memberikan jaminan yang
pasti sebagaimana disebutkan di dlm Al Qur’an :
وَ
إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ
أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS Al Baqarah: 186)
Apakah kita masih ragu dengan ayat
diatas? Kemudian dalam ayat Al Qur’an juga Allah sudah berikan petunjuk kpd
kita bgmn cara kita mendapatkan pertolonganNya? Yakni dengan melakukan
pendekatan kepadaNya melalui 2 amal yang sangat Dia cintai ... yakni : Sabar
dan Sholat.
Sabar dalam pengertian tetap istiqomah dalam
menyembahNya, tetap taat dalam menegakkan hukum-hukumnya walaupun ujian sedang
mendera, serta menahan diri dari bermaksiat kepada Allah yakni melakukan
perbuatan yang dilarang atau dibenciNya. Dan dalam aplikasinya sabar disini
akan lebih bisa dibuktikan apabila seseorang melakukan amal Shaum. (Puasa).
Kemudian Sholat. Tingkatkan baik kualitas
maupun kuantitas Sholat kita. Tambahkan sholat-sholat sunnah baik yang rawatib
maupun sholat-sholat sunnah yang lain. Serta tingkatkan kekhusyu’an kita saat
melaksanakan sholat tadi. Dan jangan lupa untuk menyisipkam doa saat kita sujud
dan sebelum salam. Jadi mengapa untuk mendapatkan pertolonganNya kita
diperintahkan mengambil jalan sholat? Ya itu karena inti dari sholat adalah
doa. Terutama dalam setiap sholat kita ada moment mustjab doa yakni saat kita
melakukan sujud.
Semoga Allah selalu meringankan kita
untuk kembali kpdNya dan hanya menjadikanNya tempat untuk kembali, untuk
menumpahkan segala gundah gelisah dan tempat harapan pertolongan kita
pertaruhkan. Waallahu musta’aan.
3.
Assalamu alaikum. ijin bertanya, jika kita habis
kehilangan anggota keluarga, (insyaAllah ikhlas), hanya saja kalau ingat masih
suka menangis. Bagaimana menyikapinya ?
Jawab
:
وعليكم
السلام ورحمة الله وبركاته
Kembalikan kepada Allah dengan ridho atas
ketetapanNya. Itu pertama. Kemudian ingat bahwa setiap orang beriman selama
mereka terjaga aqidahnya dari kemusyrikan hingga akhir hayatnya bersih dari
syirik. Maka Allah akan kembali mengumpulkan kita di syurgaNya
Coba perhatikan firman Allah ta’ala
berikut ini :
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا
أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ
بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan
orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.
Hhhmmm. ... legaaa kan? Jangan sedih lagi
ikhlaskan, ridholah dengan ketetapan Allah serta doakan saudara kita yang telah
wafat tersebut.
والله أعلم بالصواب
4.
Boleh menyambung ustdazah, jika kita
mempersempit pergaulan (sesama muslimat) apakah itu tidak termasuk memutus
silaturahim? Sementara ada konsekwensinya dari memutus silaturahmi kan, afwan
ustadzah untuk lebih cepat ambil tindakan konkritnya? syukron katsiron
Jawab
:
Bismillah. Mempersempit disini yang saya
maksud membatasi hanya dengan teman-teman yang baik saja kita sebaiknya
berteman. Dan ini sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah صلى
الله عليه وآله وسلم
- atau dalam bahasa kita adalah kita selektif dalam berteman. Baik teman
offline maupun onlne. Cukup mereka yang membawa pengaruh baik saja yang kita
dekati. Jika kita mampu mendakwahi yang tidak baik silahkan. Tetapi jika kita
tidak mampu membendung pengaruh mereka sebaiknya kita membatasi diri. Karena
begitu dahsyatnya pengaruh prilaku ataupun gaya hidup teman atau orang-orang yang
ada sekitar kita.
Jadi tidak diartikan kita memutus
hubungan ukuwah islamiyah ya, apalagi memutuskan hubungan silaturahim tentu
tidak. Ukuwah itu bisa difahami hubungan antar sesama muslim yang tidak ada
kaitannya dengan nasab atau persaudaraan (tali darah). Sedangkan silaturahim
merupakan hubungan antar sesama manusia yang ada ikatan nasab atau
persaudaraan.
والله أعلم بالصواب
5.
Afwan ustadzah, kalau tidak salah seya pernah
baca, seseorang jika kena masalah atau musibah dilihat dari respon awal, kalau
kita awalnya sedih atau sedikit tidak terima tapi kemudian cepat-cepat
istighfar bagaimana ustadzah, kadang masih baper an... #agak curhat
Jawab
:
Bismillah. Kalau menurut hadist berikut
ini memang sabar itu aslinya sikap dan keadaan menerima saat pukulan pertama :
”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang
wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu
berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan
musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita
itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada
rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita ini berkata,”Aku
belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari)
Jadi kalau pada saat awal musibah datang
kita sempat menggerutu dan lain-lain, maka berarti kita tidak termasuk sabar,
atau setidaknya jika kesabaran itu akhirnya menyusul maka tentu nilai kesabaran
itu tidak sempurna sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah صلى
الله عليه وآله وسلم
diatas. Memang sabar itu yang utama adalah pekerjaan hati. Jika hati sabar pada
pukulan pertama saat musibah menimpa maka kekuatan sabar itu insyaAllah akan
semakin bertambah. Karena seseorang yang sabarnya sempurna akan mendapatkan
kasih sayang dan petunjuk dari Allah.
Seterusnya ia juga akan sll berada dalam bimbingan Allah. Mereka itulah
yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Allah سبحانه
وتعالى berfirman :
Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi
roojiuun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali).
(QS.Al Baqoroh : 155-156)
أُولَٰئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُهْتَدُونَ
Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al Baqoroh : 157).
Jika terjadi pada diri kita ketidak
sempurnaan kesabaran maka segera sebaiknya iringi dengan istighfar dan
bertaubat kepada Allah. Dan artinya kita harus terus melatih diri, membiasakan
dan mendidik diri kita agar bisa bersabar secara sempurna. Agar mendapat
keutamaan sabar. Betapa beruntung orang-orang yang telah bisa meraih pribadi
yang selalu sabar dalam berbagai episode kehidupannya. Hingga ia pasti akan
mendapatkan apa yang telah Allah janjikan.
Semoga kita tergolong orang-orang yang
sabar. Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk selalu ridho
dengan takdir Allah yang kita rasa itu pahit. Semoga Allah juga selalu
memberikan kita kemudahan untuk bersabar di awal-awal musibah, walaupun itu
mungkin terasa berat. Jika seseorang memiliki keyakinan yang mantap pada Allah
dan meyakini ada hikmah yang besar di balik setiap musibah, tentu dia akan
memilih untuk bersabar. آمِيْن
يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
والله أعلم بالصواب
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment