Home » , , » Memanage Hati Kala Gundah Gelisah

Memanage Hati Kala Gundah Gelisah

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Sunday, April 5, 2020


Rekap Kajian Online  Hamba اللَّهِ SWT Ummi G1
Hari, Tgl: Selasa, 06 Agustus 2019 
Materi: Memanage hati kala gundah gelisah
Nara Sumber: Ustadzah Endria
Waktu Kajian: 14. 00-20.00WIB
Notulen : Bunda Meita
┈┈ ✿⊱┈┈

Materi

Mari kita bersama-sama mengucap puji syurkur kehadirat Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى
Yang telah banyak memberi nikmat dan rahmat yang berlimpah ...

Karena sesungguhnya dari detik ke detik ... apa saja yang kita lakukan seharusnya selalu berporos pada satu harapan besar yakni agar mendapat ridho dari Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى
Tentu banyak tema yang bisa kita diskusikan ukhtifillah...
Karena dalam kehidupan kita selalu terjadi berbagai romanza hidup yang bervariasi.

Ada kalanya kita mengalami kebahagiaan, kelapangan dan tak jarang kita melalui saat-saat yang menyesakkan, khawatir, takut hingga rasa sedih yang menusuk.
Setiap diri kita tentu tidak pernah luput dari keadaan gundah gelisah ataupun kesedihan karena suatu sebab yang telah sengaja Allah datangkan untuk kita...
Berbagai sebab kesedihan itu jika kita tidak segera manage hati dgn baik maka banyak hal yang memperburk keadaan bisa terjadi...

Kesedihan itu letaknya di dalam hati ... namun kadang tampak pula pada permukaan raut wajah ataupun perangai yang menunjukkan kelesuan. Semua akan tercermin sebagai suatu yang berat baik untuk dirasakan oleh diri kita sendiri maupun orang lain yang melihatnya. Demikian pula dengan kebahagiaan atau kepuasan hidup ... tak jarang turut membuat orang lain yang melihatnya ikut pula merasakan kebahagiaan yang sedang kita rasakan.

Kembali fokus pada kesedihan ...
Maaf bukan saya ingin memprofokasi Jama’ah ini untuk bersedih ya..
Tetapi justru saya ingin siapa saja yang saat ini sedang merasakan suatu kesedihan mampu memanage hatinya hingga kesedihan itu bisa dihilangkan. Dan bagi yang merasa tidak dalam keadaan bersedih ‎ان شاء الٌله akan dapat pula mengambil manfaat dari pelajaran yang akan diuraikan nanti ...

Baik .. lansung saja saya akan tuangkan per point apa saja yang terkait dgn tindakan atau sikap-sikap yang sekiranya bisa diambil kala sedih tiba menghampiri diri kita :

1). Sebagai seorang yg beriman maka pertama kala suatu musibah datang adalah segera mengucapkan kalimat انا لله وانا اليه راجعون

Kalimat ini menggambarkan betapa hati yang selalu tertaut dengan Robb nya akan segera sadar bahwa setiap bahagia ataupun hentakan musibah adalah datang dari Allah... oleh karena ini kita diperintahkan untuk mengembalikan kepadaNya. Mengembalikan disini diantaranya adalah bermakna bahwa perlunya kita sadar bahwa kejadian ini adalah atas kehendak Allah dan untuk itu kita harus ihlas serta ridho menerimanya.

Kemudian untuk keluar dari himpitan musibah ini kita harus kembali memohon pertolonganNya. Hanya kepadaNya. Bukan kepada makhlukNya. Inilah hakikat bertauhid saat kita berada dalam keadaan tertimpa musibah.

2). Hendaknya setiap diri kita membangun dasar keyakinan yang kuat atas dahsyadnya makna kalimat :

لَا حَوْلَ وَ لَا قوَّةّ إِلَّا بِا الله

yang maknanya adalah :
tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan dari Allah.

Demikian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Allah  Ya’qub ‘alaihissalam ketika beliau menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub ‘alaihissalam mengungkapkan suatu ucapan yang Allah abadikan di dalam Al Qur’an , yakni :

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ
Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

Dengan meyakini kekuatan dari makna kalimat tersebut diatas, insyaAllah kita tidak akan pernah terjerumus pada gelombang keputus asaan. Karena setelah mengbalikan apa yang kita sedang alami, kemudian meyakini bahwa Allah adalah Robb yang maha kuasa atas segala sesuatu, akan berujung pada penyerahan diri sepenuhnya, hingga diri kita hanya akan menyerahkan kepadaNya atas segala persoalan yang sedang menghimpit. Tidak ada yang kita yakini dapat mengangkat masalah kita selain dariNya.

Bersamaan dengan keyakinan itu kita juga meyakini bahwa Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Karena tidak ada setitik kekuatan dan daya upaya selain datang dariNya.

مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه

Jadi pada point kedua ini ... yang ingin saya tegaskan kembali adalah pelajaran bahwa ketika kesedihan datang, musibah menghampiri maka cukupkam semua yang kita alami itu hanya kita adukan kepada Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى .
Dan langkah sikap pertama saat kita mendapati musibah maka Allah lah yang langsung kita ingat. Kita yakini bahwa dariNya masalah ini diizinkanNya terjadi pada diri kita, maka seharusnya kita ridho atas segala perbuatanNya dan memohon pertolongan serta mengadukan hanya kepadaNya saja. Setelah itu ‎ان شاء الٌله akan berbuah keihlasan dan keridhoan hati yang menjadi keutamaan diri kita dihadapanNya.

3). Point ketiga adalah ... perlunya kita membangun ketetapan hati kita untuk istiqomah dalam menghamba kepadaNya.

Karena salah satu bukti keridhoan kita menjadikan Allah sebagai Robb kita adalah kita selalu mampu menjaga ketaatan kita kpdNya, saat kita dalam keadaan tertimpa musibah, kemudian juga menjaga ketaatan atas hukum-hukumNya, dan juga menjaga keihlasan hati kita dalam menjalankan ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan pada saat kita dalam keadaan lapang.

Tidak mudah bagi seseorang bertahan dalam ketaatan kala dirinya sedang terjatuh dalam lembah duka atau tertimpa suatu musibah. Dan hanya orang yang memilki tempaan keimanan yang kuat yang akan tetap menjaga stabilitas kesetiaannya dalam menghamba kepadaNya.

Oleh karena itu kita harus melatih diri dalam hal ini...
Dan dengan ilmu yang terus berusaha diamalkan semampunya, insyaAllah keimanan kepada Allah akan semakin menguat, dan salah satu keuntungan dari jiwa yang kuat dalam beriman kepada Allah adalah ia tidak akan tergoyah saat terhempas dalam kubangan musibah. Dirinya akan tegar diatas duri derita, jiwanya tetap akan bersahaja saat sesak dada membara.

Karena rasa cinta dan keyakinannya kpd Allah telah mengalahkan kejadian seburuk apa pun yang sedang menimpanya. Dan inilah salah satu hakikat dari suatu penghambaan yang jujur, yang ihlas dan yang sangat mulia disisiNya.
InsyaAllah


┈┈ ✿⊱┈┈
TANYA JAWAB

1.       Mohon pencerahan ustadzah, bagaimana memanage hati dan sikap agar tetap  istiqomah , kadang ketika kita berada dalam kajian (membaca) materi tentang kematian, siksa kubur bahkan qiyamat, kita sedih khawatir dan takut karena merasa bekal belum seberapa, berniat ingin meningkatkan amalan dan mengurangi hal yang sia-sia, tetapi ketika dihadapkan pada kondisi ada tamu/ keluarga jauh menginap kita tersibukkan dengan mereka, berbincang-bincang menjamu bahkan pergi dengan mereka hingga kadang ibadah wajib terburu-buru dan sunnah terabaikan, bagaimana memperbaikinya? Afwan wa syukron ustadzah
Jawab :
Bismillaah. MasyaAllah buat saya ini adalah pertanyaan yang sangat penting ukhti. Dari waktu ke waktu kita oleh Allah semakin dimudahkan untuk mendapatkan asupan ilmu dari para ulama yang materinya sangat baik dan ingin rasanya kita bisa mengikuti nasihat-nasihat itu. Namun dalam kehidupan realita kita yang banyak romatikanya, hingga tak jarang menggoyahkan iman kita hingga membuat diri kita pun tak lagi bisa menikmati ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan ataupun yang sedang kita targetkan. Lantas bagaimana iniiii ? Hhmm tenang. Mari kita ambil sepucuk logika ya.
Yakni :
Dalam kenyataan hidup ini, Allah perintahkan kita untuk tidak mencintai harta duniawi, tetapi kita juga dilarang untuk meninggalkannya? Mengapa? Yaaa karena kita ini masih hidup di alam dunia sayang... Allah ajarkan suatu doa agar kita minta kebaikan hidup di dunia dan juga keselamatan serta kebahagiaan hidup di akhirat.

Jadi kaitan dengan keadaan yang sedang ditanyakan diata s adalah ,,,
Bahwa ya beginilah saat kita sedang hidup di dunia, di satu sisi kita diberikan jalan untuk bertaqwa dan membangun kesholihan tetapi disisi lain Allah ta’la memberikan ujian-ujian yang bisa jadi seolah-olah menjadi penghalang bangunan kesholihan kita. Maka bagaimana seharusnya kita ?

a)      Tetap jaga hati kita dengan dzikir kepada Allah
Jangan biarkan dalam satu waktu kita banyak melupakan Allah. Karena dengan dzikir kepadaNya (mengingatNya). Hati kita kan terus terkendali. Sesibuk apa pun, seheboh apapun kondisi yang terjadi di lingkungan kita maka saat hati kita sudah terbiasa dekat dengan Allah, selalu melibatkan Allah dalam ruang komunikasi bathin kita. Maka ‎ان شاء الٌله ibadah kita akan tetap bisa terjaga kekhusyu’annya.

Kalau terkurangi waktunya itu wajar, yang penting dalam setiap amal ibadah apa pun kita khusyu’ - dan khusyu’ disini artinya adalah Sadar Niat, jadi fokuslah pada niat saat kita akan melakukan amal apa pun itu. Tujukan niat tersebutb hanya untuk mendapatkan ridhoNya Allah semata. Kemudian jaga keihlasan niat tersebut seraya terus merasakan bahwa Allah selalu mengawasi kita dan menilai apa yang sedang kita persembahkan untukNya.

b)      Selain dzikir adalah jaga diri kita dengan ilmu.
Yakni ilmu agama yang saat ini sudah sangat mudah kita dapatkan dari berbagai fasilitas media sosial. Hargai ilmu dengan tidak meremehkannya. Berusahalah fahami ilmu dangan baik kemudian langsung bertekat untuk mulai mengamalkannya saat saat itu, atau saat kondisi telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam nasihat atau ilmu tadi.

c)       Adalah dengan menjaga pergaulan baik online maupun ofline.
Dengan kita mempersempit diri dalam bergaul - dalam arti hanya membatasi berteman dengan teman-teman yang sholihah saja insyaAllah ruh kita akan selalu kondusif dalam segala keadaan yang kita alami di alam nyata. Kehidupan yang sekiranya menyita perhatian kita tidak akan mampu menggeser kekhusyu’an kita dalam beribadah kepada Allah karena teman-teman sholihat kita akan selalu memgingatkan diri kita.

Demikian ukhti jawaban ini. Semoga bermanfaat dan bisa difahami dengan baik.
 والله أعلم بالصواب


2.       Ustadzah, kalau kita cerita tentang rumah tangga kita, maksudnya nyari solusi, apakah termasuk cara yang tidak baik, karena jadi mengungkap RT kita? Atau cukup bercerita di salat sepertiga malem saja kita mengadunya?
Jawab :
Bismillah. Segala jawaban petunjuk dan terangkatnya masalah kita harus kita yakini berasal dari Dzat Yang Satu, Yakni Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى
Jadi jagalah diri kita dari ketergantungan dengan makhluk khususnya dalam suatu perkara yang kita tahu Allah lah yang mampu menolong kita. Karena semakin kita tergantung pada makhluk maka semakin jauh harapan jawaban atau solusi dari masalah kita akan datang. Sebaliknya banyak peristiwa dari kisah sesama kita, dimana saat dirinya hanya bergantung kepada Allah serta curhat hanya kepadaNya maka semakin cepat pertolongan Allah datang kepada dirinya.

Allah bahkan sudah memberikan jaminan yang pasti sebagaimana disebutkan di dlm Al Qur’an :

وَ إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.”  (QS Al Baqarah: 186)

Apakah kita masih ragu dengan ayat diatas? Kemudian dalam ayat Al Qur’an juga Allah sudah berikan petunjuk kpd kita bgmn cara kita mendapatkan pertolonganNya? Yakni dengan melakukan pendekatan kepadaNya melalui 2 amal yang sangat Dia cintai ... yakni : Sabar dan Sholat.

Sabar dalam pengertian tetap istiqomah dalam menyembahNya, tetap taat dalam menegakkan hukum-hukumnya walaupun ujian sedang mendera, serta menahan diri dari bermaksiat kepada Allah yakni melakukan perbuatan yang dilarang atau dibenciNya. Dan dalam aplikasinya sabar disini akan lebih bisa dibuktikan apabila seseorang melakukan amal Shaum. (Puasa).

Kemudian Sholat. Tingkatkan baik kualitas maupun kuantitas Sholat kita. Tambahkan sholat-sholat sunnah baik yang rawatib maupun sholat-sholat sunnah yang lain. Serta tingkatkan kekhusyu’an kita saat melaksanakan sholat tadi. Dan jangan lupa untuk menyisipkam doa saat kita sujud dan sebelum salam. Jadi mengapa untuk mendapatkan pertolonganNya kita diperintahkan mengambil jalan sholat? Ya itu karena inti dari sholat adalah doa. Terutama dalam setiap sholat kita ada moment mustjab doa yakni saat kita melakukan sujud.

Semoga Allah selalu meringankan kita untuk kembali kpdNya dan hanya menjadikanNya tempat untuk kembali, untuk menumpahkan segala gundah gelisah dan tempat harapan pertolongan kita pertaruhkan. Waallahu musta’aan.


3.       Assalamu alaikum. ijin bertanya, jika kita habis kehilangan anggota keluarga, (insyaAllah ikhlas), hanya saja kalau ingat masih suka menangis. Bagaimana menyikapinya ?
Jawab :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 
Kembalikan kepada Allah dengan ridho atas ketetapanNya. Itu pertama. Kemudian ingat bahwa setiap orang beriman selama mereka terjaga aqidahnya dari kemusyrikan hingga akhir hayatnya bersih dari syirik. Maka Allah akan kembali mengumpulkan kita di syurgaNya

Coba perhatikan firman Allah ta’ala berikut ini :

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Hhhmmm. ... legaaa kan? Jangan sedih lagi ikhlaskan, ridholah dengan ketetapan Allah serta doakan saudara kita yang telah wafat tersebut.
 والله أعلم بالصواب


4.       Boleh menyambung ustdazah, jika kita mempersempit pergaulan (sesama muslimat) apakah itu tidak termasuk memutus silaturahim? Sementara ada konsekwensinya dari memutus silaturahmi kan, afwan ustadzah untuk lebih cepat ambil tindakan konkritnya? syukron katsiron
Jawab :
Bismillah. Mempersempit disini yang saya maksud membatasi hanya dengan teman-teman yang baik saja kita sebaiknya berteman. Dan ini sebagaimana yang diajarkan oleh  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم - atau dalam bahasa kita adalah kita selektif dalam berteman. Baik teman offline maupun onlne. Cukup mereka yang membawa pengaruh baik saja yang kita dekati. Jika kita mampu mendakwahi yang tidak baik silahkan. Tetapi jika kita tidak mampu membendung pengaruh mereka sebaiknya kita membatasi diri. Karena begitu dahsyatnya pengaruh prilaku ataupun gaya hidup teman atau orang-orang yang ada sekitar kita.

Jadi tidak diartikan kita memutus hubungan ukuwah islamiyah ya, apalagi memutuskan hubungan silaturahim tentu tidak. Ukuwah itu bisa difahami hubungan antar sesama muslim yang tidak ada kaitannya dengan nasab atau persaudaraan (tali darah). Sedangkan silaturahim merupakan hubungan antar sesama manusia yang ada ikatan nasab atau persaudaraan.
 والله أعلم بالصواب


5.       Afwan ustadzah, kalau tidak salah seya pernah baca, seseorang jika kena masalah atau musibah dilihat dari respon awal, kalau kita awalnya sedih atau sedikit tidak terima tapi kemudian cepat-cepat istighfar bagaimana ustadzah, kadang masih baper an... #agak curhat
Jawab :
Bismillah. Kalau menurut hadist berikut ini memang sabar itu aslinya sikap dan keadaan menerima saat pukulan pertama :

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari)

Jadi kalau pada saat awal musibah datang kita sempat menggerutu dan lain-lain, maka berarti kita tidak termasuk sabar, atau setidaknya jika kesabaran itu akhirnya menyusul maka tentu nilai kesabaran itu tidak sempurna sebagaimana yang disebutkan oleh  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم diatas. Memang sabar itu yang utama adalah pekerjaan hati. Jika hati sabar pada pukulan pertama saat musibah menimpa maka kekuatan sabar itu insyaAllah akan semakin bertambah. Karena seseorang yang sabarnya sempurna akan mendapatkan kasih sayang dan petunjuk dari Allah.  Seterusnya ia juga akan sll berada dalam bimbingan Allah. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Allah ‎ ‎سبحانه وتعالى berfirman :
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi roojiuun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali). (QS.Al Baqoroh : 155-156)

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al Baqoroh : 157).

Jika terjadi pada diri kita ketidak sempurnaan kesabaran maka segera sebaiknya iringi dengan istighfar dan bertaubat kepada Allah. Dan artinya kita harus terus melatih diri, membiasakan dan mendidik diri kita agar bisa bersabar secara sempurna. Agar mendapat keutamaan sabar. Betapa beruntung orang-orang yang telah bisa meraih pribadi yang selalu sabar dalam berbagai episode kehidupannya. Hingga ia pasti akan mendapatkan apa yang telah Allah janjikan.

Semoga kita tergolong orang-orang yang sabar. Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk selalu ridho dengan takdir Allah yang kita rasa itu pahit. Semoga Allah juga selalu memberikan kita kemudahan untuk bersabar di awal-awal musibah, walaupun itu mungkin terasa berat. Jika seseorang memiliki keyakinan yang mantap pada Allah dan meyakini ada hikmah yang besar di balik setiap musibah, tentu dia akan memilih untuk bersabar. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
 والله أعلم بالصواب





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!