REKAP
KAJIAN LINK HAMBA ALLAH
Hari,
Tgl: Jumat, 2 Agust 2019
Narasumber:
Ustadz Undang
Materi:
Parenting Anak
Waktu:
9.00 WIB - selesai
PJ
: G3
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Mendidik Anak Sesuai Syariat Di Jaman Now
Kita
saling sharing ilmu saja karena ana yakin di room ini juga sebenarnya banyak
yang keilmuan nya lebih dari ana. Apalah ana yang dhoif ini. Seperti sebutir pasir di gurun sahara, kata orang
sih. Hanya menjalankan amanah untuk menyampaikan saja 😁
Pendidikan
anak dalam Islam adalah salah satu kewajiban kita para orang tua dalam membina
keluarga. Karena keberhasilan dan kesuksesan anak dalam dunia adan akhiratnya
adalah dimulai dari semenjak kecil dan dini.
Pengenalan
ilmu agama pada anak memang harus ditanamkan sejak kecil, sehingga pemahaman yg
benar mengenai Islam akan terbentuk sejal sedini mugkin. Makna kewajiban akan
hal ini adalah menjaga keluarga dari siksa api neraka, yaitu dengan mengamalkan
kewajiban dalam beragama Islam, menjauhi akan hal-hal yang dilarang di dalam
agama.
Ibnu
Abbas mengartikan hal ini adalah, "Ta’atlah
kamu kepada Allah. Janganlah bermaksiat kepada-Nya, Suruhlah keluargamu untuk
dzikir mengingat Allah, niscaya Allah akan selamatkannya dari neraka.
Bagaimana
cara mendidik anak sesuai syariat ?
Ajarkan Akidah Islam
Akidah
menjadi fondasi dalam kehidupan manusia. Akidah haruslah ditanamkan dan
dibentuk dengan kuat dalam kehidupan setiap sosok muslim, terutama anak-anak.
Anak-anak harus mulai dikenalkan kunci pokok akidah Islam yang ada di dalam
rukun Islam, seperti, kedudukan Allah.
Selain
itu, juga ditanamkan bahwa segala perbuatan yang dilakukan anak akan memiliki
balasan atau ganjaran. Setiap perbuatan yang baik atau sesuai dengan syariat
Allah akan diberikan balasan berupa pahala, sedangkan perbuatan yang tidak
sesuai atau melanggar syariat Allah akan mengantarkan anak pada diterima dosa.
Pahala dan dosa ini pada akhirnya akan menjadi sebuah konsekuensi terbesar
dalam kehidupan manusia. Setelah kehidupan dunia, ada kehidupan akhirat yang
menjadi hasil dari kehidupan dunia. Di kehidupan akhirat, ada surga dan neraka.
Anak juga dapat diberikan gambaran mengenai surga dan neraka tersebut.
Kenalkan Syariat Islam
Anak
harus dikenalkan dengan syariat Islam. Kenalkan sedikit demi sedikit melalui
kehidupan secara langsung. Kenalkan pula mana yang tergolong sebagai ibadah
wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.
Perjelas
kedudukan ahkamul khomsah tersebut dalam Islam. Sebagai contoh, kenalkan anak
tentang salat lima waktu, ajari anak perempuan memakai jilbab/kerudung, ajarkan
kasih-mengasihi dengan saudara atau teman, ajarkan sikap saling berbagi ketika
memiliki, dan ajarkan untuk tidak menghina teman.
Kasih Sayang
Inilah
cara mendidik anak islami yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Rasulullah pun
harus memperpanjang sujudnya ketika pundak beliau dinaiki oleh cucunya. Betapa
besar kasih sayang beliau kepada cucunya. Ya, beginilah konsep pendidikan anak,
penuh dengan kasih sayang.
Orang
tua mendidik anak dengan cara yang lembut, tetapi tentu saja, ada kalanya harus
bersikap tegas. Namun, dalam ketegasan tesersbut harus ada kelembutan dan jangan
sampai membuat hati anak terluka, bahkan melukai fisik si anak.
Ungkapan
bijak Dorothy Law Nolte dalam syair Children Learn What They Live berikut bisa
dijadikan sebagai bahan perenungan kita.
Bila anak sering dikritik... ia
belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari...ia belajar
berkelahi
Bila anak sering diejek...Ia belajar
menjadi pemalu
Bila anak sering dipermalukan...Ia
belajar merasa bersalah
Bila anak sering dimaklumi...Oa
belajar menjadi sabar
Bila anak sering disemangati...Oa belajar
menghargai
Bila anak mendapatkan haknya...Ia
belajar bertindak adil
Bila anak merasa aman...Ia belajar
percaya
Bila anak mendapat pengakuan...Ia
belajar menyukai dirinya
Bila anak diterima dan diakrabi...Ia
akan menemukan cinta.
Cara Pandang Positif
Hendaknya
orang tua selalu memiliki cara pandang positif terhadap anak. Jika anak sulit
diatur, maka ia berpikir bahwa anaknya kelebihan energi potensial yang belum
tersalurkan. Maka orang tua berusaha untuk memberikan saluran bagi energi
potensial anaknya yang melimpah ruah itu, dengan berbagai kegiatan yang
positif. Selama ini anaknya belum mendapatkan alternatif kegiatan yang memadai
untuk menyalurkan berbagai potensinya.
Dengan
cara pandang positif seperti itu, orang tua tidak akan emosional dalam
menghadapi ketidaktertiban anak. Orang tua akan cenderung introspeksi dalam
dirinya, bukan sekedar menyalahkan anak dan memberikan klaim negatif seperti
kata nakal. Orang tua akan lebih lembut dalam berinteraksi dengan anak-anak,
dan berusaha untuk mencari jalan keluar terbaik.
Bukan
dengan kemarahan, bukan dengan kata-kata kasar, bukan dengan pemberian predikat
nakal. “Kamu anak baik dan salih. Tolong
lebih mendengar pesan ibu ya Nak”, ungkapan ini sangat indah dan positif. “Bapak bangga punya anak kamu. Banyak
potensi kamu miliki. Jangan ulangi lagi perbuatanmu ini ya Nak”, ungkap
seorang bapak ketika ketahuan anaknya bolos sekolah.
Semoga
kita mampu menjadi orang tua yang bijak dalam membimbing, mendidik dan
mengarahkan tumbuh kembang anak-anak.
Wallahualam
bishahowab
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
REKAP TANYA JAWAB
1.
G6
Assalamu'alaikum.
Izin bertanya. Bagaimana menghilangkan kemanjaan pada anak yang menurut saya sudah
melebihi batasnya, jadi dia benar-benar tidak bisa jauh dari saya. Nempel terus.
Sampai saya dikamar mandi pun ikut. Anaknya sudah 6 tahun umurnya. Kelas TK B
dan laki-laki, tapi manjanya super. Sudah berbagai cara ditempuh agar
membiasakan tidak manja,ke guru di sekolah sharing, belum ada yang berhasil, tapi
untuk tahun ini memang saya sudah tidak dikelas sama dia, tapi tetap di jendela
ngeliatin selama jam pelajaran. Anak saya memang tidak suka bermain dengan teman-temannya
di sekolah, jam istirahat maunya dipangkuan ibunya, di rumah pun cuma sama
abangnya mainnya. Itu pun sore. Karena bisa ketemu abangnya sore dan malam,
tidak mau bermain diluar sama temannya, ikut ngaji di TPA juga tidak mau. Bagaimana
kah caranya agar sedikit-sedikitg dia bisa membaur bersama teman-temannya di sekolah,
dan bagaimana kah seharusnya saya bersikap? Terimakasih. #mohon maaf jika
terlalu panjang
Jawab:
Ketegasan,
adakan sistem reward dan punishment, berikan reward jika ia bisa mencapai
target yang diberikan. Misal kalau bisa mandi sendiri selama seminggu akan
diberi hadiah bersama ayah sehari (kalau ayahnya sibuk). Tapi jika ia harus
mandi bersama ibu, pukullah ia di bagian yang tidak terlihat, pukul mendidik
bukan menyakitkan, misal dengan koran yang digulung. Orang tua zaman dulu
tegasnya luar biasa, jadinya kita zaman saat ini. Bahkan kakek nenek kita jauh
lebih tegas, jadinya adalah orang tua kita. Kalau kita terlalu lembek ama anak,
kasian mental anak juga nantinya. Ketegasan itu perlu di saat tertentu. Orangtua
sekarang kalau guru di sekolah marah sama anak, dikit-dikit maen polisi, kasian
gurunya. Kalau jaman dulu, jangankan mengadu ke orang tua jika di marahi atau
dihukum di sekolah. Tangan biru kena penggaris kayu aja dibilang kepleset.
Kenapa? Karena kalau mengadu guru kasih hukum, bakal tambah parah.
2.
G3
Ijin
tanya ustadz. Bagaimanakah paparan orangtua yang ideal bagi anak. Seperti yang
sudah disampaikan di materi. Bahwasanya tidak dipungkiri masih banyak orangtua
yang belum faham esensinya sebagai madrasah yang baik bagi anak karena fakirnya
ilmu agama. Bagaimana pula deskripsi secara umum orang tua yang baik selain membimbing
dan merawat, dan apakah benar bahwa jika anak adalah duplikat dari orangtua. Orangtua
baik anak baik. Namun direalita kehidupan ada orangtua yang kurang baik tapi
anaknya baik atau sebaliknya.
Jawab:
1.
Orang
tua yang ideal: sesuai dengan ajaran Rasulullah
7 tahun pertama perlakukan anak seperti
raja
7-15 tahun perlakukan anak bagai
tawanan, penuh aturan mengikat
15 tahun-dewasa perlakukan anak seperti teman sebaya
Ali ra: didiklah anakmu sesuai
zamannya
2.
Anak
memang tidak jauh dari orangtuanya secara watak, tapi kehilangan tidak
diwariskan, kebolehan diupayakan dengan belajar ilmu agama dan pergaulan yang
baik. Tidak ada orangtua yang beneran sempurna. Di mata siapapun pasti akan ada
kekurangan. Intinya ideal itu artinya hak anak terpenuhi lahir dan batinnya.
Bagaimana dengan orangtua yang tidak paham esensi jadi orangtua yang sebagaimana
dicontohkan nabi? Itu menagapa ada fiqh munakahat sebelum menikah, agar paham
posisi kedudukan suami dan istri, hak dan kewajiban. Paham tugas kalau sudah menjadi
Ayah dan Ibu seperti apa. Apa hak-hak anak dan itu kewajiban menjadi kewajiban
orangtua. Dan mndidik anak paham apa itu birrul walidain (berbakti pada orangtua)
3. Orangtua yang baik itu
·
Memberi
nama yang mengandung doa
·
Menegakkan
aqidah dalam diri anak
·
Mengajarkan
adab dan akhlak sebelum ilmu
·
Membuka
wawasan/tsaqofah anak
·
Memenuhi
hak-hak anak lahir dan batin
Benarkah
anak itu duplikat orangtua? Bisa jadi menduplikat orangtuanya, sebab anak bisa
jadi lupa kata-kata yang terus dijejalkan pada telinganya tapi anak tidak akan
pernah gagal memotret perilaku orangtua sehari-hari. Ayah yang suka bentak-bentak
emosian itu akan ditiru. Sebaliknya juga begitu. Orangtua yang memiliki
integritas, komitmen dan amanah maka anak akan tumbuh positif. Apakah anak akan
yang lahir dari keluarga berantakan juga akan jadi anak yang buruk/trouble? Ada
juga oragtuanya baik-baik anaknya trouble.
Tidak
selamanya begitu, bukan kah anaknya nabi nuh juga ingkar atas kenabian ayahnya?
Kita tak pernah tahu takdir bagaimana akan berakhir, wajib ikhtiar terbaik,
plus doa tak putus. Rabbana hablana min
azwajina wadzurriyatina qurrota a'yun lilmuttaqina imaaman.. doa ini dibaca
sejak masing-masing masih single. Bukan kah Allah pemilik takdir? Anak akan
lepas kontrol meski orangtuanya baik, karena orangtua sibuk dengan dunia luar
dan lupa dengan anak istri. Bisa jadi anak yang ada ditengah-tengah orangtua yang
trouble tapi dia dekat dengan lingkungan yang positif, ia punya filter untuk
tak seperti kedua orangtuanya.
3.
G3
Bagaimanakah
hukum menitipkan anak ke simbah karena orangtuanya kerja pemburu rupiah ustadz?
Dan bagaimana solusi terbaik. Karena kalaupun mau dititipkan di penitipan anak
uang belum mencukupi kbutuhan.
Jawab:
Hukum
menitipkan anak pada dasarnya mubah. Bisa berubah jadi sunnah, makruh, wajib,
bahkan haram tergantung kondisinya.
Pertama, perlu dipahami bahwa kewajiban orangtua
kepada anak bukan hanya memberi nafkah, tapi juga mendidiknya. Maka ketika
menitipkan anak, jangan hanya yang penting anak sehat, makan, ada yang jagain kalau
main, dan lain-lain. Tapi sangat penting apakah nanti anaknya terjaga
akhlaknya, belajar mengaji, belajar sholat, dan lain-lain dalam penitipan tersebut.
Belajar di sini tidak harus ada guru les dan lain-lain, tapi yang lebih penting
adalah teladannya. Sang anak bersama orang tua/eyangnya mengaji, bersama orang
tua/eyangnya sholat ke masjid dan lain-lain.
Kedua, jika kita meninggalkan anak karena
memburu rupiah, coba dievaluasi lagi. Untuk siapa kita memburu rupiah? Tuk
keluarga kah? Jika tuk keluarga, coba evaluasi apakah dengan memburu rupiah
itu, anak kita tinggalkan dia bahagia? Apakah dengan memburu rupiah itu, anak
kita akan baik-baik saja nafkah dan pendidikannya? Kecukupan kasih sayangnya? Jangan
sampai nanti setelah bertahun-tahun memburu rupiah dan kaya raya, anak kita
tumbuh menjadi anak tak berakhlak, tidak hormat dan sayang kepada orang tuanya,
karena kurang hadirnya kita di saat-saat emas pertumbuhan mereka.
Saat-saat
emas pertumbuhan ini tidak bisa diulang, dan merupakan saat2-saat terpenting bagaimana
orangtua bisa membangun hubungan dengan anak. Banyak orangtua yang dibebani dengan
mengasuh cucunya alasannya klise faktor ekonomi. Padahal kalau kita renungkn
kapan waktu kita bahagiakan orangtua kita. Mengapa kita bebani dengan kerjaan mengasuh
anak-anak kita, meski kadang orangtua juga senang saja mengasuh cucunya
terlebih karena rasa sayang.
Tapi
bayangkan bagaimana capeknya mereka, lagi tidur diusik dengan tangisan cucunya
atau kalau cucunya banyak, repot misahin yang berantem. Belum lagi beresin mainan
yang kudu berantakan setiap saat. Kalau memang faktor ekonomi, mungkin disikapi
dengan gantian bekerjanya, pilih jamnya yang bisa gantian ngasuh anak atau bagi
istri bisa pilih kerja yang tidak full waktunya. Pekerjaan yang bisa dikerjakan
di rumah sambil mengasuh, misal jualan on line. Silahkan dipertimbangkan baik-baik.
4.
G2
Bagaimana
melepaskan ketergantungan anak pada orang tua? Misal ketika membereskan buku untuk
sekolah, karena lambat, ibunya terbiasa untuk mengambil alih. Sehingga menjadi
kebiasaan jika bukan ibunya yang merapikan maka akan banyak ketinggalan dan dia
akan dihukum.
Jawab:
Ketergantungan
dilepaskan pelan-pelan. Ada level-level tugas yang bisa diberikan kepada anak
sesuai umur agar anak makin mandiri. Termasuk juga persiapan berangkat sekolah,
dan lain-lain. Secara bertahap dipahamkan ke anak, dipahamkan bukan diperintah-perintah
saja, perlu waktu bicara, buat kesepakatan lalu mulai praktikkan. Ketika anak
di umur tertentu dia perlu juga merasakan hukuman, biarkan saja terlambat,
biarkan dihukum, biar dia belajar, yang penting sudah dipahamkan sebelumnya,
dan anak sudah dilatih sedikit-sedikit untuk melaksanakan tugasnya sendiri.
Disini
kadang kekuramgm seorang ibu, tidak sabar. Kasian pada anak dan cenderung
memanjakan anak. Solusinya, tetap diajarkan kemandirian pada anak meski tetap
diawasi dan dipantau. Misal ketika mengerjakan pr tetap ditemani, pilih suasana
yang santai tapi tetap fokus pada pekerjaan anak. Lambat laun anak pasti mau
dan mandiri. Terakhir tetap berdoa untuk keberhasiln anak-anak kita.
5.
G3
Assallammualaikum
izin tanya ustadz. Anak saya paling susah di ajak beribadah, kita marah dulu
baru mau nurut, menangkap hal-hal yang negatif dari teman cepat di ikuti, tapi
kalau di ajari yang baik-baik susah banget, bagaimana cara mengatasinya ya
ustadz, terus bagaimana caranya agar saya bisa sabar menghadapi ini, karena sudah
letih dengan kegiatn sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, ditambah memiliki
seorang bayi, kadang habis marah, ada rasa penyesalan dan sedih. Sekian terimaksih.
Jawab:
Itu
seni orangtua dalam mendidik anak, karena setiap anak itu unik. Apalagi kalau
anaknya banyak. Kadang kalau tidak disikapi dengan bijak, akhirnya solusinya
marah-marah dan kasar, bahkan pakai kekerasan, bahkan ada kasus anaknya
dianiaya dan meninggal, nauzubillah. Ingatlah bunda, anak adalah amanah yang dulu
kita nanti-nantikan kehadiran nya, disayang-sayang waktu bayi. Tapi ketika
"ber-ulah" kita tidak sabar dan marah-marah. Solusinya, ingatkan lagi tugas kita sebagai orangtua mendidik dan
menyayangi anak serta mendoakan mereka. Tetap diajarin beribadah, sekali kasih
rewad kalau mereka sudah mengerjakan, diingatkan dengan sayang dan kata-kata yang
lembut menyentuh hati mereka, atau sambil bercerita tentang kisah-kisah
inspiratif keshalihan nabi dan sahabat-sahabatnya. Ini perlu kerjasama dengan
pihak ayah.
6.
G2
Adakah
yang harus dilakukan sejak anak kecil agar sewaktu SMP anak bisa masuk
pesantren dEngan senang hati?
Jawab:
Pembiasaan,
jadikan rumah layaknya pesantren. Dimana ilmu agama bisa dipelajari di rumah. Ketika
faktor ini mendukung anak akan semakin penasaran dan ingin belajar, tentu
pesantren yang jadi tujuan. Kalau tidak, anak akan merasa ia dibuang (tidak
dibutuhkan orang tuanya) sehingga ia dimasukkan pesantren.
7.
G6
Bismillaah.
Ustadz, afwan, bagaimana cara memfilter pesantren yang sesuai sunnah dan tidak
supaya tidak salah ketika memasukkan anak ke sana? Apalagi bukan di kota asal
kita lahir dan besar. Syukron.
Jawab:
Semua
pesantren sesuai dengan sunnah, tentunya sesuai sudut pandang ulama
masing-masing. Selama bukan pesantren yang bentukan perusak Islam, macam
Syi'ah. Jangan pernah memasukkan anak ke pesantren yang bertujuan ingin
mengubah dasar negara menjadi khilafah. Karena kita hidup di negara yang
berdaulat. Silahkan pilih ada yang jelas dan tenar macam gontor. Kalau ingin
yang bernafaskan Muhammadiyah silahkan ditanyakan dengan orang-orang
Muhammadiyah (biasanya di Masjid-Masjid Muhammadiyah mengerti pesantren mana
yang merupakan bagian dari mereka). Kalau ingin pesantren yang arahnya salafy,
tinggal ditanyakan ke Masjid yang beraliran salafy. Imamnya pasti mengerti
diarahkan ke mana.
Ingat,
semuanya mesti berlandaskan ke al-Qur'an dan Sunnah, hanya saja karena ada
sedikit perbedaan pendapat, mengenai masalah hukum, bagi pihak yang kurang
bertanggung jawab atau pihak yang ingin sengaja menghancurkan Islam
dibesar-besarkan. Bagi yang awam saling menyalahkan. Jadi selama pesantren itu
bagian ahlussunnah wal jama'ah tidak akan ada masalah. Perbedaan pandangan itu
hanya terjadi ketika awam yang berbicara. Awam = orang yang tidak berilmu, atau
kalau berilmu ia sengaja ingin merusak/memecah belah orang lain dengan ilmunya.
8.
G6
Izin
bertanya lagi. Bagaimana caranya menasehati anak orang lain atau anak tetangga
yang jahat sama anak kita. Ngomong ke orangtuanya sudah, tapi tiak ada hasilnya
karena orangtuanya juga kalah sama anaknya, semua hewan keluar kalau anaknya
lagi kesal sama orangtuanya. Tapi anak ini suka ancam anak saya sampai anak
saya takut ke masjid.Mau ditegur takut sama saja kayak ibunya, keluar
hewan-hewan ke saya. Anak saya sudah menjauh tapi ini anak mengincar anak saya
terus untuk diusilin dan dijahatin.
Jawab:
Sayang
pertanyaan ini tidak menyertakan data umur anak-anak yang terlibat daalm
masalah.
Jika
orangtua sudah kalah atau tersandera oleh anak, itu pertanda
"kiamat". Apalagi kalau anak sudah berani memaki orangtuanya, ini
berarti orangtuanya lemah. Pola pengasuhan gagal. Dorong orangtuanya untuk
lebih termotivasi untuk belajar parenting kembali. Sebelum anaknya nanti
ngelunjak. Belajar jadi orangtua. Bisa dengan silaturahmi ke tokoh masyarakat
terdekat, atau kajian lewat medsos juga sudah bertebaran. Untuk anak yang
diancam tumbuhkan rasa berani dan PD. Jika itu anak laki-laki latihlah olahraga
fisik. Bisa beladiri. Coba lihat film Karate Kids atau kartun The Ant. Disitu
anak belajar untuk berani membela diri walo terlihat "lemah"
9.
G6
Assalamualaikum.
Ijin bertanya. Saya memiliki anak balita usia 2 tahun, dia senang sekali tidur
malam, di atas jam 10 atau 11 malam, walau dari pagi, siang bahkan sore sudah
lumayan aktif anaknya, saya pikir setelah makan malam jam 7an dia akan tidur,
tapi sangat sulit, walau kakak-kakaknya sudah tidur dari jam 9-an, dan sudah
melakukan aktivitas yang lumayan dengan saya. Bagaimana mengatasinya?
Jawab:
Alaikum
salam wrwb. Lihat asupan makanan sebelum tidur. Coba jam makan dimajukan bunda.
Misal jam 5 sore. Biasakan bacakan dongeng menjelang tidur. Misal jam 08 malam.
Walapun awal awal dia nggak perhatian, tugas bunda adalah mengenalkan jadwal
baru yang rutin tiap jam 08 malam adalah saat tidur dan baca buku atau dongeng.
10. G5
Bagaimana
cara mengajarkan atau memberi pemahaman bahwa kita itu harus shalat, puasa dan lain-lainl
kepada anak 3 tahun?
Jawab:
Bukan
diajarkan, tapi dibiasakan dengan cara diajak dan dicontohkan. Tidak mesti
sempurna gerakan mereka ketika mereka mencontoh, karena seiring waktu mereka
akan fix that. Dan ketika mereka bertanya jelaskan dengan baik, dengan gaya
bahasa yang tidak membuat mereka bosan. Jangan ditarget untuk harus bisa
sholat, karena umur segitu mereka akan copy paste apa yang mereka lihat. Sehingga
jika mereka melihat orang tuanya rajin sholat, si ayah rajin ke masjid,
otomatis anak akan mencontohnya.
11. G2
Apakah
sifat-sifat anak baik yang buruk/baik itu menurun dari ayah/ibunya? Baik
disadari atau tidak?
Jawab:
Banyak
faktor. Contoh dari ayah dan ibunya. Bisa dari rezeki yang diberikan ke anak
berasal dari jalan bathil (uang haram, riba, atau uang yang ndak jelas halal
haramnya/syubhat). Bisa pula pergaulan. Madrasah pertama anak adalah ibunya,
ibunya yang membentuk si anak jadi seperti apa. Lalu ada si ayah selaku kepala
sekolah, yang berperan mengontrol ketika si guru (ibu) tidak mampu lagi
membimbing anaknya. Ketika 2 kontrol itu lepas. Maka anak-anak kita terbang
bebas tanpa arah. Jadi yang salah adalah kita sebagai orang tuanya. Bukan si
anaknya. Jika anak mau baik, belajarlah kita menjadi orang tua yang baik.
12. G2
Masih
tahap wajarkah anak usia kls SMP masih tidak malu sama mamanya, misal (maaf )
abis mandi tidak pake handuk keliatan sama mamanya?
Jawab:
Di
rumah ada diajarkan tidak batas-batas kesopanan. Kita ini manusia bukan hewan.
Kembali orang tua wajib mengajarkan pemahaman yang baik mengenai Islam, akhlak
utamanya. Akhlak terkait adab. Bukankah misi utama Islam memperbaiki akhlak.
Jadi, apakah ia pernah dinasehati sedari kecil, bagaimana ia harus menjaga
auratnya. Jika tidak, mohon orang tuanya belajar lagi. Menikah itu mudah,
menjadi orang tua SANGAT BERAT
13. G5
ijin
bertanya ustadz, bagaimana mengatasi anak yang sudah berumur 22 tahun tapi
sholat masih bolong-bolong, terus kalau dibilangin tidak menyahut, tidak reaksi,
jadi tidak berubah pokoknya diam saja. Juga tidak pernah komunikasi apa-apa, tidak
pernah minta kebutuhan dia, padahal kita tahu kalau dia butuh, ibunya
menganggap dia anak yg tidak kreatif karena cuek, juga malas, bagaimana sebagai
orangtua mengatasi anak tersebut? Terimaksih Ustadz.
Jawab:
Waktu
kecilnya bagaimana, apa dulu sudah dibiasakan sholat? Orang tuanya dulu gimana,
apa sudah mencontohkan kepadanya bagaimana seharusnya seorang muslim memegang
rukun Islam pada dirinya. Kalau ternyata pas kecil dibiarkan, pas anak udah
dewasa mau simsalabim deket ama Allah ya tidak bisa. Butuh proses panjang. Jadi
bagaimana berharap anak bisa sadar, apalagi di umur 22. Solusinya, kedua orang
tuanya mesti baik dulu. Lalu si anak dipilihkan bertahap, carikan teman yang
dekat dengan Allah dan ia menyukai temennya tersebut. Karena umur segitu ia
akan tergantung dengan siapa ia berteman. Semoga semua dimudahkan Allah.
14. G2
Bagaimana
caranya mengatasi anak yang lelet, kadang di kamar mandi saja sampai setengah
jam lebih? Selalu menunda-nunda pekerjaan, kalau di suruh bantuin kerjaan rumah
harus diingatkan berulang-ulang?
Jawab:
Solusinya
sabar bunda, lihat dulu usia anak, kalau anak kecil memang masa-masanya begitu,
asik bermain dan belum mandiri, harus di ingatkan terus. Sikapi dengan bijak, dan
jangan marah ya bunda. Tapi perlu tegas juga kalau sudah berulang-ulang misal
diberi konpensasi apa. Misal dikurangi uang jajan nya. Sebijak mungkinlah.
15. G1
Afwan
ustadz pertanyaan titipan. Bagaimana caranya seorang ibu single parent bisa
merangkap posisi ayah dalam mendidik anak, karena ibu biasanya lebih sering pakai
hati daripada logika?
Jawab:
Tidak
akan bisa. Seorang wanita tetaplah seorang wanita. Hanya ia bisa menjadi
seorang yang tegar. Ia harus memberikan perhatian sekaligus sebagai seorang
yang bijak dalam mengambil keputusan. Harus pandai menempatkan diri,
memposisikan diri. Kapan sebagai ibu yang welas asih, kapan ia menjadi seorang
bijak dalam pengambil keputusan untuk anaknya layaknya seorang ayah.
16. G3
Mohon
saran dan kiatnya ustadz, bagaimana caranya untuk tetap sabar dan menahan
amarah disaat anak sangat susah diatur/dibilangin, sudah berkali-kali
dibilangin tapi tidak dikerjakan juga, apalagi disaat kita lagi kelelahan jadi
bawaannya cepat emosi.
Jawab:
Marah
bukanlah solusi terbaik, yang utama adalah kita doakan anak kita sepenuh hati
di 1/3 malam, sebut namanya agar di lembutkan hatinya menjadi shalih/shalihah. Atau
ketika dia tidur, kita usap dadanya sambil berdoa. Kalau dalam keadaan lelah memang
memancing emosi, saat itulah kita diuji sabar, berwudhu lah. Ingatlah anak adalah
amanah kita, yang akan mendoakan kita kalau kita tiada. Setiap anak unik, tinggal
bagaimana kita menyikapinya dengan bijak, tanpa marah.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment