Home » , , » Mendidik Anak Sesuai Syariat Di Jaman Now (Parenting Anak)

Mendidik Anak Sesuai Syariat Di Jaman Now (Parenting Anak)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Sunday, April 5, 2020

REKAP KAJIAN LINK HAMBA ALLAH
Hari, Tgl: Jumat, 2 Agust 2019
Narasumber: Ustadz Undang
Materi: Parenting Anak
Waktu: 9.00 WIB - selesai
PJ : G3
┈┈ ✿⊱┈┈

Mendidik Anak Sesuai Syariat Di Jaman Now

Kita saling sharing ilmu saja karena ana yakin di room ini juga sebenarnya banyak yang keilmuan nya lebih dari ana. Apalah ana yang dhoif ini. Seperti  sebutir pasir di gurun sahara, kata orang sih. Hanya menjalankan amanah untuk menyampaikan saja 😁


Pendidikan anak dalam Islam adalah salah satu kewajiban kita para orang tua dalam membina keluarga. Karena keberhasilan dan kesuksesan anak dalam dunia adan akhiratnya adalah dimulai dari semenjak kecil dan dini.

Pengenalan ilmu agama pada anak memang harus ditanamkan sejak kecil, sehingga pemahaman yg benar mengenai Islam akan terbentuk sejal sedini mugkin. Makna kewajiban akan hal ini adalah menjaga keluarga dari siksa api neraka, yaitu dengan mengamalkan kewajiban dalam beragama Islam, menjauhi akan hal-hal yang dilarang di dalam agama.

Ibnu Abbas mengartikan hal ini adalah, "Ta’atlah kamu kepada Allah. Janganlah bermaksiat kepada-Nya, Suruhlah keluargamu untuk dzikir mengingat Allah, niscaya Allah akan selamatkannya dari neraka.

Bagaimana cara mendidik anak sesuai syariat ?

Ajarkan Akidah Islam

Akidah menjadi fondasi dalam kehidupan manusia. Akidah haruslah ditanamkan dan dibentuk dengan kuat dalam kehidupan setiap sosok muslim, terutama anak-anak. Anak-anak harus mulai dikenalkan kunci pokok akidah Islam yang ada di dalam rukun Islam, seperti, kedudukan Allah.

Selain itu, juga ditanamkan bahwa segala perbuatan yang dilakukan anak akan memiliki balasan atau ganjaran. Setiap perbuatan yang baik atau sesuai dengan syariat Allah akan diberikan balasan berupa pahala, sedangkan perbuatan yang tidak sesuai atau melanggar syariat Allah akan mengantarkan anak pada diterima dosa. Pahala dan dosa ini pada akhirnya akan menjadi sebuah konsekuensi terbesar dalam kehidupan manusia. Setelah kehidupan dunia, ada kehidupan akhirat yang menjadi hasil dari kehidupan dunia. Di kehidupan akhirat, ada surga dan neraka. Anak juga dapat diberikan gambaran mengenai surga dan neraka tersebut.

Kenalkan Syariat Islam

Anak harus dikenalkan dengan syariat Islam. Kenalkan sedikit demi sedikit melalui kehidupan secara langsung. Kenalkan pula mana yang tergolong sebagai ibadah wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.

Perjelas kedudukan ahkamul khomsah tersebut dalam Islam. Sebagai contoh, kenalkan anak tentang salat lima waktu, ajari anak perempuan memakai jilbab/kerudung, ajarkan kasih-mengasihi dengan saudara atau teman, ajarkan sikap saling berbagi ketika memiliki, dan ajarkan untuk tidak menghina teman.

Kasih Sayang

Inilah cara mendidik anak islami yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Rasulullah pun harus memperpanjang sujudnya ketika pundak beliau dinaiki oleh cucunya. Betapa besar kasih sayang beliau kepada cucunya. Ya, beginilah konsep pendidikan anak, penuh dengan kasih sayang.

Orang tua mendidik anak dengan cara yang lembut, tetapi tentu saja, ada kalanya harus bersikap tegas. Namun, dalam ketegasan tesersbut harus ada kelembutan dan jangan sampai membuat hati anak terluka, bahkan melukai fisik si anak.

Ungkapan bijak Dorothy Law Nolte dalam syair Children Learn What They Live berikut bisa dijadikan sebagai bahan perenungan kita.

Bila anak sering dikritik... ia belajar mengumpat

Bila anak sering dikasari...ia belajar berkelahi

Bila anak sering diejek...Ia belajar menjadi pemalu

Bila anak sering dipermalukan...Ia belajar merasa bersalah

Bila anak sering dimaklumi...Oa belajar menjadi sabar

Bila anak sering disemangati...Oa belajar menghargai

Bila anak mendapatkan haknya...Ia belajar bertindak adil

Bila anak merasa aman...Ia belajar percaya

Bila anak mendapat pengakuan...Ia belajar menyukai dirinya

Bila anak diterima dan diakrabi...Ia akan menemukan cinta.


Cara Pandang Positif

Hendaknya orang tua selalu memiliki cara pandang positif terhadap anak. Jika anak sulit diatur, maka ia berpikir bahwa anaknya kelebihan energi potensial yang belum tersalurkan. Maka orang tua berusaha untuk memberikan saluran bagi energi potensial anaknya yang melimpah ruah itu, dengan berbagai kegiatan yang positif. Selama ini anaknya belum mendapatkan alternatif kegiatan yang memadai untuk menyalurkan berbagai potensinya.

Dengan cara pandang positif seperti itu, orang tua tidak akan emosional dalam menghadapi ketidaktertiban anak. Orang tua akan cenderung introspeksi dalam dirinya, bukan sekedar menyalahkan anak dan memberikan klaim negatif seperti kata nakal. Orang tua akan lebih lembut dalam berinteraksi dengan anak-anak, dan berusaha untuk mencari jalan keluar terbaik.

Bukan dengan kemarahan, bukan dengan kata-kata kasar, bukan dengan pemberian predikat nakal. “Kamu anak baik dan salih. Tolong lebih mendengar pesan ibu ya Nak”, ungkapan ini sangat indah dan positif. “Bapak bangga punya anak kamu. Banyak potensi kamu miliki. Jangan ulangi lagi perbuatanmu ini ya Nak”, ungkap seorang bapak ketika ketahuan anaknya bolos sekolah.

Semoga kita mampu menjadi orang tua yang bijak dalam membimbing, mendidik dan mengarahkan tumbuh kembang anak-anak.

Wallahualam bishahowab


┈┈ ✿⊱┈┈
REKAP TANYA JAWAB

1.    G6
Assalamu'alaikum. Izin bertanya. Bagaimana menghilangkan kemanjaan pada anak yang menurut saya sudah melebihi batasnya, jadi dia benar-benar tidak bisa jauh dari saya. Nempel terus. Sampai saya dikamar mandi pun ikut. Anaknya sudah 6 tahun umurnya. Kelas TK B dan laki-laki, tapi manjanya super. Sudah berbagai cara ditempuh agar membiasakan tidak manja,ke guru di sekolah sharing, belum ada yang berhasil, tapi untuk tahun ini memang saya sudah tidak dikelas sama dia, tapi tetap di jendela ngeliatin selama jam pelajaran. Anak saya memang tidak suka bermain dengan teman-temannya di sekolah, jam istirahat maunya dipangkuan ibunya, di rumah pun cuma sama abangnya mainnya. Itu pun sore. Karena bisa ketemu abangnya sore dan malam, tidak mau bermain diluar sama temannya, ikut ngaji di TPA juga tidak mau. Bagaimana kah caranya agar sedikit-sedikitg dia bisa membaur bersama teman-temannya di sekolah, dan bagaimana kah seharusnya saya bersikap? Terimakasih. #mohon maaf jika terlalu panjang

Jawab:
Ketegasan, adakan sistem reward dan punishment, berikan reward jika ia bisa mencapai target yang diberikan. Misal kalau bisa mandi sendiri selama seminggu akan diberi hadiah bersama ayah sehari (kalau ayahnya sibuk). Tapi jika ia harus mandi bersama ibu, pukullah ia di bagian yang tidak terlihat, pukul mendidik bukan menyakitkan, misal dengan koran yang digulung. Orang tua zaman dulu tegasnya luar biasa, jadinya kita zaman saat ini. Bahkan kakek nenek kita jauh lebih tegas, jadinya adalah orang tua kita. Kalau kita terlalu lembek ama anak, kasian mental anak juga nantinya. Ketegasan itu perlu di saat tertentu. Orangtua sekarang kalau guru di sekolah marah sama anak, dikit-dikit maen polisi, kasian gurunya. Kalau jaman dulu, jangankan mengadu ke orang tua jika di marahi atau dihukum di sekolah. Tangan biru kena penggaris kayu aja dibilang kepleset. Kenapa? Karena kalau mengadu guru kasih hukum, bakal tambah parah.


2.    G3
Ijin tanya ustadz. Bagaimanakah paparan orangtua yang ideal bagi anak. Seperti yang sudah disampaikan di materi. Bahwasanya tidak dipungkiri masih banyak orangtua yang belum faham esensinya sebagai madrasah yang baik bagi anak karena fakirnya ilmu agama. Bagaimana pula deskripsi secara umum orang tua yang baik selain membimbing dan merawat, dan apakah benar bahwa jika anak adalah duplikat dari orangtua. Orangtua baik anak baik. Namun direalita kehidupan ada orangtua yang kurang baik tapi anaknya baik atau sebaliknya.

Jawab:
1.    Orang tua yang ideal: sesuai dengan ajaran Rasulullah
7 tahun pertama perlakukan anak seperti raja
7-15 tahun perlakukan anak bagai tawanan, penuh aturan mengikat
15 tahun-dewasa perlakukan  anak seperti teman sebaya
Ali ra: didiklah anakmu sesuai zamannya

2.    Anak memang tidak jauh dari orangtuanya secara watak, tapi kehilangan tidak diwariskan, kebolehan diupayakan dengan belajar ilmu agama dan pergaulan yang baik. Tidak ada orangtua yang beneran sempurna. Di mata siapapun pasti akan ada kekurangan. Intinya ideal itu artinya hak anak terpenuhi lahir dan batinnya. Bagaimana dengan orangtua yang tidak paham esensi jadi orangtua yang sebagaimana dicontohkan nabi? Itu menagapa ada fiqh munakahat sebelum menikah, agar paham posisi kedudukan suami dan istri, hak dan kewajiban. Paham tugas kalau sudah menjadi Ayah dan Ibu seperti apa. Apa hak-hak anak dan itu kewajiban menjadi kewajiban orangtua. Dan mndidik anak paham apa itu birrul walidain (berbakti pada orangtua)

3.    Orangtua yang baik itu
·         Memberi nama yang mengandung doa
·         Menegakkan aqidah dalam diri anak
·         Mengajarkan adab dan akhlak sebelum ilmu
·         Membuka wawasan/tsaqofah anak
·         Memenuhi hak-hak anak lahir dan batin

Benarkah anak itu duplikat orangtua? Bisa jadi menduplikat orangtuanya, sebab anak bisa jadi lupa kata-kata yang terus dijejalkan pada telinganya tapi anak tidak akan pernah gagal memotret perilaku orangtua sehari-hari. Ayah yang suka bentak-bentak emosian itu akan ditiru. Sebaliknya juga begitu. Orangtua yang memiliki integritas, komitmen dan amanah maka anak akan tumbuh positif. Apakah anak akan yang lahir dari keluarga berantakan juga akan jadi anak yang buruk/trouble? Ada juga oragtuanya baik-baik anaknya trouble.

Tidak selamanya begitu, bukan kah anaknya nabi nuh juga ingkar atas kenabian ayahnya? Kita tak pernah tahu takdir bagaimana akan berakhir, wajib ikhtiar terbaik, plus doa tak putus. Rabbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrota a'yun lilmuttaqina imaaman.. doa ini dibaca sejak masing-masing masih single. Bukan kah Allah pemilik takdir? Anak akan lepas kontrol meski orangtuanya baik, karena orangtua sibuk dengan dunia luar dan lupa dengan anak istri. Bisa jadi anak yang ada ditengah-tengah orangtua yang trouble tapi dia dekat dengan lingkungan yang positif, ia punya filter untuk tak seperti kedua orangtuanya.


3.    G3
Bagaimanakah hukum menitipkan anak ke simbah karena orangtuanya kerja pemburu rupiah ustadz? Dan bagaimana solusi terbaik. Karena kalaupun mau dititipkan di penitipan anak uang belum mencukupi kbutuhan.

Jawab:
Hukum menitipkan anak pada dasarnya mubah. Bisa berubah jadi sunnah, makruh, wajib, bahkan haram tergantung kondisinya.
Pertama, perlu dipahami bahwa kewajiban orangtua kepada anak bukan hanya memberi nafkah, tapi juga mendidiknya. Maka ketika menitipkan anak, jangan hanya yang penting anak sehat, makan, ada yang jagain kalau main, dan lain-lain. Tapi sangat penting apakah nanti anaknya terjaga akhlaknya, belajar mengaji, belajar sholat, dan lain-lain dalam penitipan tersebut. Belajar di sini tidak harus ada guru les dan lain-lain, tapi yang lebih penting adalah teladannya. Sang anak bersama orang tua/eyangnya mengaji, bersama orang tua/eyangnya sholat ke masjid dan lain-lain.

Kedua, jika kita meninggalkan anak karena memburu rupiah, coba dievaluasi lagi. Untuk siapa kita memburu rupiah? Tuk keluarga kah? Jika tuk keluarga, coba evaluasi apakah dengan memburu rupiah itu, anak kita tinggalkan dia bahagia? Apakah dengan memburu rupiah itu, anak kita akan baik-baik saja nafkah dan pendidikannya? Kecukupan kasih sayangnya? Jangan sampai nanti setelah bertahun-tahun memburu rupiah dan kaya raya, anak kita tumbuh menjadi anak tak berakhlak, tidak hormat dan sayang kepada orang tuanya, karena kurang hadirnya kita di saat-saat emas pertumbuhan mereka.
Saat-saat emas pertumbuhan ini tidak bisa diulang, dan merupakan saat2-saat terpenting bagaimana orangtua bisa membangun hubungan dengan anak. Banyak orangtua yang dibebani dengan mengasuh cucunya alasannya klise faktor ekonomi. Padahal kalau kita renungkn kapan waktu kita bahagiakan orangtua kita. Mengapa kita bebani dengan kerjaan mengasuh anak-anak kita, meski kadang orangtua juga senang saja mengasuh cucunya terlebih karena rasa sayang.

Tapi bayangkan bagaimana capeknya mereka, lagi tidur diusik dengan tangisan cucunya atau kalau cucunya banyak, repot misahin yang berantem. Belum lagi beresin mainan yang kudu berantakan setiap saat. Kalau memang faktor ekonomi, mungkin disikapi dengan gantian bekerjanya, pilih jamnya yang bisa gantian ngasuh anak atau bagi istri bisa pilih kerja yang tidak full waktunya. Pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah sambil mengasuh, misal jualan on line. Silahkan dipertimbangkan baik-baik.


4.    G2
Bagaimana melepaskan ketergantungan anak pada orang tua? Misal ketika membereskan buku untuk sekolah, karena lambat, ibunya terbiasa untuk mengambil alih. Sehingga menjadi kebiasaan jika bukan ibunya yang merapikan maka akan banyak ketinggalan dan dia akan dihukum.

Jawab:
Ketergantungan dilepaskan pelan-pelan. Ada level-level tugas yang bisa diberikan kepada anak sesuai umur agar anak makin mandiri. Termasuk juga persiapan berangkat sekolah, dan lain-lain. Secara bertahap dipahamkan ke anak, dipahamkan bukan diperintah-perintah saja, perlu waktu bicara, buat kesepakatan lalu mulai praktikkan. Ketika anak di umur tertentu dia perlu juga merasakan hukuman, biarkan saja terlambat, biarkan dihukum, biar dia belajar, yang penting sudah dipahamkan sebelumnya, dan anak sudah dilatih sedikit-sedikit untuk melaksanakan tugasnya sendiri.

Disini kadang kekuramgm seorang ibu, tidak sabar. Kasian pada anak dan cenderung memanjakan anak. Solusinya, tetap diajarkan kemandirian pada anak meski tetap diawasi dan dipantau. Misal ketika mengerjakan pr tetap ditemani, pilih suasana yang santai tapi tetap fokus pada pekerjaan anak. Lambat laun anak pasti mau dan mandiri. Terakhir tetap berdoa untuk keberhasiln anak-anak kita.


5.    G3
Assallammualaikum izin tanya ustadz. Anak saya paling susah di ajak beribadah, kita marah dulu baru mau nurut, menangkap hal-hal yang negatif dari teman cepat di ikuti, tapi kalau di ajari yang baik-baik susah banget, bagaimana cara mengatasinya ya ustadz, terus bagaimana caranya agar saya bisa sabar menghadapi ini, karena sudah letih dengan kegiatn sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, ditambah memiliki seorang bayi, kadang habis marah, ada rasa penyesalan dan sedih. Sekian terimaksih.

Jawab:
Itu seni orangtua dalam mendidik anak, karena setiap anak itu unik. Apalagi kalau anaknya banyak. Kadang kalau tidak disikapi dengan bijak, akhirnya solusinya marah-marah dan kasar, bahkan pakai kekerasan, bahkan ada kasus anaknya dianiaya dan meninggal, nauzubillah. Ingatlah bunda, anak adalah amanah yang dulu kita nanti-nantikan kehadiran nya, disayang-sayang waktu bayi. Tapi ketika "ber-ulah" kita tidak sabar dan marah-marah. Solusinya, ingatkan  lagi tugas kita sebagai orangtua mendidik dan menyayangi anak serta mendoakan mereka. Tetap diajarin beribadah, sekali kasih rewad kalau mereka sudah mengerjakan, diingatkan dengan sayang dan kata-kata yang lembut menyentuh hati mereka, atau sambil bercerita tentang kisah-kisah inspiratif keshalihan nabi dan sahabat-sahabatnya. Ini perlu kerjasama dengan pihak ayah.


6.    G2
Adakah yang harus dilakukan sejak anak kecil agar sewaktu SMP anak bisa masuk pesantren dEngan senang hati?

Jawab:
Pembiasaan, jadikan rumah layaknya pesantren. Dimana ilmu agama bisa dipelajari di rumah. Ketika faktor ini mendukung anak akan semakin penasaran dan ingin belajar, tentu pesantren yang jadi tujuan. Kalau tidak, anak akan merasa ia dibuang (tidak dibutuhkan orang tuanya) sehingga ia dimasukkan pesantren.


7.    G6
Bismillaah. Ustadz, afwan, bagaimana cara memfilter pesantren yang sesuai sunnah dan tidak supaya tidak salah ketika memasukkan anak ke sana? Apalagi bukan di kota asal kita lahir dan besar. Syukron.

Jawab:
Semua pesantren sesuai dengan sunnah, tentunya sesuai sudut pandang ulama masing-masing. Selama bukan pesantren yang bentukan perusak Islam, macam Syi'ah. Jangan pernah memasukkan anak ke pesantren yang bertujuan ingin mengubah dasar negara menjadi khilafah. Karena kita hidup di negara yang berdaulat. Silahkan pilih ada yang jelas dan tenar macam gontor. Kalau ingin yang bernafaskan Muhammadiyah silahkan ditanyakan dengan orang-orang Muhammadiyah (biasanya di Masjid-Masjid Muhammadiyah mengerti pesantren mana yang merupakan bagian dari mereka). Kalau ingin pesantren yang arahnya salafy, tinggal ditanyakan ke Masjid yang beraliran salafy. Imamnya pasti mengerti diarahkan ke mana.
Ingat, semuanya mesti berlandaskan ke al-Qur'an dan Sunnah, hanya saja karena ada sedikit perbedaan pendapat, mengenai masalah hukum, bagi pihak yang kurang bertanggung jawab atau pihak yang ingin sengaja menghancurkan Islam dibesar-besarkan. Bagi yang awam saling menyalahkan. Jadi selama pesantren itu bagian ahlussunnah wal jama'ah tidak akan ada masalah. Perbedaan pandangan itu hanya terjadi ketika awam yang berbicara. Awam = orang yang tidak berilmu, atau kalau berilmu ia sengaja ingin merusak/memecah belah orang lain dengan ilmunya.

8.    G6
Izin bertanya lagi. Bagaimana caranya menasehati anak orang lain atau anak tetangga yang jahat sama anak kita. Ngomong ke orangtuanya sudah, tapi tiak ada hasilnya karena orangtuanya juga kalah sama anaknya, semua hewan keluar kalau anaknya lagi kesal sama orangtuanya. Tapi anak ini suka ancam anak saya sampai anak saya takut ke masjid.Mau ditegur takut sama saja kayak ibunya, keluar hewan-hewan ke saya. Anak saya sudah menjauh tapi ini anak mengincar anak saya terus untuk diusilin dan dijahatin.

Jawab:
Sayang pertanyaan ini tidak menyertakan data umur anak-anak yang terlibat daalm masalah.
Jika orangtua sudah kalah atau tersandera oleh anak, itu pertanda "kiamat". Apalagi kalau anak sudah berani memaki orangtuanya, ini berarti orangtuanya lemah. Pola pengasuhan gagal. Dorong orangtuanya untuk lebih termotivasi untuk belajar parenting kembali. Sebelum anaknya nanti ngelunjak. Belajar jadi orangtua. Bisa dengan silaturahmi ke tokoh masyarakat terdekat, atau kajian lewat medsos juga sudah bertebaran. Untuk anak yang diancam tumbuhkan rasa berani dan PD. Jika itu anak laki-laki latihlah olahraga fisik. Bisa beladiri. Coba lihat film Karate Kids atau kartun The Ant. Disitu anak belajar untuk berani membela diri walo terlihat "lemah"


9.    G6
Assalamualaikum. Ijin bertanya. Saya memiliki anak balita usia 2 tahun, dia senang sekali tidur malam, di atas jam 10 atau 11 malam, walau dari pagi, siang bahkan sore sudah lumayan aktif anaknya, saya pikir setelah makan malam jam 7an dia akan tidur, tapi sangat sulit, walau kakak-kakaknya sudah tidur dari jam 9-an, dan sudah melakukan aktivitas yang lumayan dengan saya. Bagaimana mengatasinya?

Jawab:
Alaikum salam wrwb. Lihat asupan makanan sebelum tidur. Coba jam makan dimajukan bunda. Misal jam 5 sore. Biasakan bacakan dongeng menjelang tidur. Misal jam 08 malam. Walapun awal awal dia nggak perhatian, tugas bunda adalah mengenalkan jadwal baru yang rutin tiap jam 08 malam adalah saat tidur dan baca buku atau dongeng.


10.  G5
Bagaimana cara mengajarkan atau memberi pemahaman bahwa kita itu harus shalat, puasa dan lain-lainl kepada anak 3 tahun?

Jawab:
Bukan diajarkan, tapi dibiasakan dengan cara diajak dan dicontohkan. Tidak mesti sempurna gerakan mereka ketika mereka mencontoh, karena seiring waktu mereka akan fix that. Dan ketika mereka bertanya jelaskan dengan baik, dengan gaya bahasa yang tidak membuat mereka bosan. Jangan ditarget untuk harus bisa sholat, karena umur segitu mereka akan copy paste apa yang mereka lihat. Sehingga jika mereka melihat orang tuanya rajin sholat, si ayah rajin ke masjid, otomatis anak akan mencontohnya.


11.  G2
Apakah sifat-sifat anak baik yang buruk/baik itu menurun dari ayah/ibunya? Baik disadari atau tidak?

Jawab:
Banyak faktor. Contoh dari ayah dan ibunya. Bisa dari rezeki yang diberikan ke anak berasal dari jalan bathil (uang haram, riba, atau uang yang ndak jelas halal haramnya/syubhat). Bisa pula pergaulan. Madrasah pertama anak adalah ibunya, ibunya yang membentuk si anak jadi seperti apa. Lalu ada si ayah selaku kepala sekolah, yang berperan mengontrol ketika si guru (ibu) tidak mampu lagi membimbing anaknya. Ketika 2 kontrol itu lepas. Maka anak-anak kita terbang bebas tanpa arah. Jadi yang salah adalah kita sebagai orang tuanya. Bukan si anaknya. Jika anak mau baik, belajarlah kita menjadi orang tua yang baik.


12.  G2
Masih tahap wajarkah anak usia kls SMP masih tidak malu sama mamanya, misal (maaf ) abis mandi tidak pake handuk keliatan sama mamanya?

Jawab:
Di rumah ada diajarkan tidak batas-batas kesopanan. Kita ini manusia bukan hewan. Kembali orang tua wajib mengajarkan pemahaman yang baik mengenai Islam, akhlak utamanya. Akhlak terkait adab. Bukankah misi utama Islam memperbaiki akhlak. Jadi, apakah ia pernah dinasehati sedari kecil, bagaimana ia harus menjaga auratnya. Jika tidak, mohon orang tuanya belajar lagi. Menikah itu mudah, menjadi orang tua SANGAT BERAT


13.  G5
ijin bertanya ustadz, bagaimana mengatasi anak yang sudah berumur 22 tahun tapi sholat masih bolong-bolong, terus kalau dibilangin tidak menyahut, tidak reaksi, jadi tidak berubah pokoknya diam saja. Juga tidak pernah komunikasi apa-apa, tidak pernah minta kebutuhan dia, padahal kita tahu kalau dia butuh, ibunya menganggap dia anak yg tidak kreatif karena cuek, juga malas, bagaimana sebagai orangtua mengatasi anak tersebut? Terimaksih Ustadz.

Jawab:
Waktu kecilnya bagaimana, apa dulu sudah dibiasakan sholat? Orang tuanya dulu gimana, apa sudah mencontohkan kepadanya bagaimana seharusnya seorang muslim memegang rukun Islam pada dirinya. Kalau ternyata pas kecil dibiarkan, pas anak udah dewasa mau simsalabim deket ama Allah ya tidak bisa. Butuh proses panjang. Jadi bagaimana berharap anak bisa sadar, apalagi di umur 22. Solusinya, kedua orang tuanya mesti baik dulu. Lalu si anak dipilihkan bertahap, carikan teman yang dekat dengan Allah dan ia menyukai temennya tersebut. Karena umur segitu ia akan tergantung dengan siapa ia berteman. Semoga semua dimudahkan Allah.


14.  G2
Bagaimana caranya mengatasi anak yang lelet, kadang di kamar mandi saja sampai setengah jam lebih? Selalu menunda-nunda pekerjaan, kalau di suruh bantuin kerjaan rumah harus diingatkan berulang-ulang?

Jawab:
Solusinya sabar bunda, lihat dulu usia anak, kalau anak kecil memang masa-masanya begitu, asik bermain dan belum mandiri, harus di ingatkan terus. Sikapi dengan bijak, dan jangan marah ya bunda. Tapi perlu tegas juga kalau sudah berulang-ulang misal diberi konpensasi apa. Misal dikurangi uang jajan nya. Sebijak mungkinlah.


15.  G1
Afwan ustadz pertanyaan titipan. Bagaimana caranya seorang ibu single parent bisa merangkap posisi ayah dalam mendidik anak, karena ibu biasanya lebih sering pakai hati daripada logika?

Jawab:
Tidak akan bisa. Seorang wanita tetaplah seorang wanita. Hanya ia bisa menjadi seorang yang tegar. Ia harus memberikan perhatian sekaligus sebagai seorang yang bijak dalam mengambil keputusan. Harus pandai menempatkan diri, memposisikan diri. Kapan sebagai ibu yang welas asih, kapan ia menjadi seorang bijak dalam pengambil keputusan untuk anaknya layaknya seorang ayah.


16.  G3
Mohon saran dan kiatnya ustadz, bagaimana caranya untuk tetap sabar dan menahan amarah disaat anak sangat susah diatur/dibilangin, sudah berkali-kali dibilangin tapi tidak dikerjakan juga, apalagi disaat kita lagi kelelahan jadi bawaannya cepat emosi.

Jawab:
Marah bukanlah solusi terbaik, yang utama adalah kita doakan anak kita sepenuh hati di 1/3 malam, sebut namanya agar di lembutkan hatinya menjadi shalih/shalihah. Atau ketika dia tidur, kita usap dadanya sambil berdoa. Kalau dalam keadaan lelah memang memancing emosi, saat itulah kita diuji sabar, berwudhu lah. Ingatlah anak adalah amanah kita, yang akan mendoakan kita kalau kita tiada. Setiap anak unik, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan bijak, tanpa marah.




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!