Kajian On Line WA Hamba الله SWT (Ayah 301)
Hari / Tanggal : Senin, 17 November 2014
Narasumber : Ustadz Muhammad Toha
Tema : Pendidikan Anak
Admin : Sugeng
Editor : Ana Trienta
Assalamualaikum wr. wb.
Materi kita tentang "9 Kekeliruan dalam Mendidik anak dan Solusinya."
Hari ini kita bahas kekeliruan yang Kedua yaitu :
'MENEBAR PESAN ANCAMAN VS MENEBAR PESAN CINTA.'
"Awas nak jika kamu suka berbohong nanti lidahmu dipotong oleh Allah!"
"Hati-hati jika nakal nanti dimasukkan Allah ke dalam neraka, yang jatuh saja 70 tahun gak jatuh-jatuh ke lantai neraka!"
Itu dua contoh nasehat "pesan benci" dari orang tua kepada anaknya. Nasehat tersebut sekilas bagus, karena niatnya agar anak-anaknya jujur dan tidak nakal,agar anak-anaknya takut dan mendekat kepada Allah. Akan tetapi didalam nasehat tersebut mengandung "pesan kebencian" jika anak-anak selalu mendapat ancaman seperti itu maka yang terekam dalam pikirannya adalah Allah itu kejam, kerjanya menghukum, memotong lidah dan tangan serta menyediakan tempat penyiksaan, yaitu api neraka. Yang terjadi dengan nasehat tersebut bukannya anak menjadi takut lalu mendekat kepada Allah melainkan memang takut tapi menjauh berlari dari Allah swt, nauzubillah.
Akibatnya dalam pikiran anak tersebut akan terjadi penolakan-penolakan terhadap apa yang datangnya dari Allah, shalat ia anggap berat, puasa apalagi karena harus menahan lapar dan haus, perintah ini ia anggap bentuk "penyiksaan" karena selaras dengan ancaman-ancaman yang ia terima sejak kecil yaitu hukuman potong lidah, tangan dan neraka.
Lihatlah karena kekeliruan menebar pesan benci atau nasehat ancaman berakibat patal, anak tersabut menjadi berburuk sangka terhadap apa yang datangnya dari Allah, ia menjadi berburuk sangka dan alergi mendengar kata nabi, Islam, orang sholeh, ibadah dll
Pesan kebencian ini ternyata efektif, bukan hanya kepada anak-anak, makanya para penjajah dan orang-orang anti Islam memanfaatkan pesan kebencian ini kepada umat Islam baik anak-anak maupun orang dewasa.Istilah pemberontak, Islam fundamentalis, ekstrimis, anarkis, teroris dan lain-lain adalah upaya sejak dulu telah dituduhkan negara-negara penjajah kepada umat Islam yang dijajahnya, agar umat Islam "berburuk sangka" dengan apa yang datangnya dari islam, agar umat islam takut dan menjauh dari nilai-nilai islam.
Sebagai contoh ketika seorang ulama terkenal poligami, maka beritanya di dramatisir sehingga poligami dianggap aib alias kiamat dan ulama tersebut dibunuh karakternya dengan target tidak dijadikan panutan lagi oleh umat, padahal sesungguhnya banyak bimbingan ulama tersebut sangat dibutuhkan oleh umat. Sebaliknya jika ada artis yang populer lalu kumpul kambing dengan istri orang justru beritanya dibuat simpatik, seakan zina adalah hal yang biasa dan artis tersebut makin populer malah jadi panutan ...serem ya.
Oke banyak lagi contohnya, sekarang kita bahas solusinya : Menebar Pesan Cinta
Ketika anak usia dini kehausan habis bermain bola kaki atau habis bermain tali maka sediakan ia segelas air putih yang dingin, lalu ketika ia selesai minum berdialoglah.
"Ibu : Nak nikmat tidak minum airnya?"
"Anak : Wuih ....nikmat sekali bu terima kasih."
"Ibu : Siapa yang menciptakan air tersebut nak?"
"Anak : Allah."
Ketika anak kepingin makan buah durian segera turuti keinginananya tersebut, setelah ia menikmati buah durian tersebut juga siapkan/pancing dengan dialog berikut.
"Ibu: Enak anakku sayang buah duriannya?"
"Anak : Enak tenan bunda."
"Ibu : Siapa sayang yang menciptakan buah durian itu?"
"Anak : Allah."
Ok, malam-malam kita ajak anak melihat bulan purnama. Ajak memandang keindahan alam itu. Lalu ketika ia kagum maka tanya : Siapa yang menciptkan bulan beserta seluruh keindahan alam ruang angkasa itu. Ia jawab : Allah
Itulah contoh menebar pesan cinta, jika didalam pikiran dan relung-relung hati anak tertanam bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Pemberi, Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka bayangkan betapa dahsyatnya rasa cinta anak tersebut kepada Allah, kepada Rasul-Rasul, kitab-kitab, malaikat-malaikat, takdir baik dan buruk serta kepada hari akhir. Ketika diajak shalat maka anak bersegera karena ia berbaik sangka dengan apa yang datangnya dari Allah, ketika diajak puasa meski lapar dan haus ia melaksanakan puasa dengan ikhlas karena ia melaksanakan perintah Allah yang telah dicintainya cinta. Jangankan diajak shalat, berpuasa dan perbuatan baik lainnya, disembelihpun ia siap sebagaimana nabi Ismail kecil, karena ia berbaik sangka dengan Allah, ia yakin Allah tak akan menzholiminya dan yakin bahwa Allah pasti memperlakukan dirinya dengan baik. Sebagaimana ismail kecil yang patuh kepada orang tuanya, siap disembelih melaksanakan perintah Allah, meski untuk itu harus berdarah-darah dan taruhannya jiwa dan raga, perhatikanlah wahyu Allah berikut ini ,
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku berminpi bahwa aku menembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu? Dia (Ismail) menjawab,"Wahai ayahku, lakukanlah apa yg diperintahkan oleh Allah kepadamu! Insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang yg sabar." (As-Shaffat :102).
Subhanallah itulah buah dari menebarkan pesan-pesan cinta. Demikian, semoga bermanfaat, mohon maaf dan terima kasih.
Tanya jawab
1) Jadi harus di perbanyak pesan cinta daripada pesan kebencian ya tadz?
Jawab
Untuk masa kanak-kanak ya perbanyak pesan cinta.
2) Dampak apa sajakah bila kita selaku orang tua selalu memberi pesan cinta tadz ??
Jawab
Dampaknya anak akan menjadi berbaik sangka dan taat dengan perintah Allah.
3) Dengan bahasa apkh kita mengenalkan tentang adanya neraka dan surga? Apakah cukup kita kenalkan tentang surga saja tadz ??
Jawab :
Pada saatnya ketika ia sudah SD kelas 5 keatas perlahan2 kita sampaikan tentang neraka tersebut.
Demikian ya,mohon izin pamit, mohon maaf dan terima kasih.
Mari kita tutup kajian ini dengan membaca Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment