Hari / Tanggal : Selasa, 03 Maret 2015
Narasumber : Ustadz Kholid Syamhudi Al Bantani Lc
Tema : Tauhid
Notulen : Ana Trienta
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Ini promo dulu yaa..
Ustadz Juga Manusia
Seorang ustadz/alim bukanlah orang yang tak pernah salah. Dia juga bukan orang yang harus tahu semua permasalahan agama. Hal ini sudah dijelaskan oleh ulama kita sejak dahulu, agar nantinya tidak ada lagi orang yang menyibukkan diri dengan menghitung-hitung kesalahan seorang ustadz/alim, kemudian menjadikannya dalil untuk menghukumi bahwa ustadz fulan bodoh karena tidak tahu permasaalahan ini dan itu.
Imam Ibnu Abdil Barr -rahimahullah- mengatakan:
Imam Ibnu Abdil Barr -rahimahullah- mengatakan:
“Orang alim tidak lepas dari kesalahan. Siapa yang sedikit kesalahannya dan banyak benarnya maka dialah orang alim. Dan siapa yang sedikit benarnya dan banyak kesalahannya maka dialah orang jahil” (Jami’ bayaan al ilmi: 2/106).
Hal yang sama juga ditegaskan oleh Yaqut Al Hamawi -rahimahullah-. Beliau mengatakan:
“Orang alim pasti ada saja yang tidak diketahuinya. Bisa saja dia tidak mengetahui jawaban terhadap masaalah yang ditanyakan kepadanya, mungkin karena masaalah tersebut belum pernah didengar sebelumnya atau karna dia lupa” (Irsyaad al-ariif: 1/24).
Syaikhul Islam Ahmad Ibnu Abdil Halim Al Harrany -rahimahumallah- menambahkan:
“Kalau seandainya seorang alim yang banyak memberikan fatwa salah dalam seratus masaalah, maka itu bukan suatu aib. Karena siapa saja selain Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- dia bisa benar dan bisa saja salah” (Majmu Fatawa: 28/301).
Cukup banyak persoalan agama yang terlihat mudah dan sepele bagi sebagian orang, namun persoalan tersebut luput dari pengetahuan ulama-ulama besar islam. Kita ambil contoh hukum isti’dzan, persolan ini luput dari seorang Umar -radhiallahu’anhu- dan sahabat lainnya. Mengapa? Karena mereka juga manusia. Maka tidak sepantasnya bila kita menemukan seorang alim/ustadz yang keliru atau tidak bisa menjawab satu atau dua pertanyaan lalu dengan mudah kita merendahkan si alim/ustadz tersebut, apalagi sampai mengatakan fulan itu bodoh, tidak boleh duduk di majelisnya.
Semoga bermanfaat.
___________________
Madinah-15-06-1435 H
Ust Aan thalib
Kita mulai materinya.
Agar Iman Menjadi Sempurna
Anda ingin sejuk hati dan bahagia? Capailah dengan menyempurnakan iman dan menghindari semua yang menghambat kesempurnaannya.
Telah lalu dijelaskan iman itu bertambah sempurna dan berkurang. Bertambah sempurna bila melaksanakan sebab-sebab kesempurnaan iman. Juga harus dilengkapi dengan menjauhi sebab-sebab yang melemahkan dan menghancurkan iman. Karena itu mengenal sebab pertambahan dan pelemahan iman memiliki manfaat dan menjadi sangat penting sekali.
Sudah sepantasnya seorang muslim mengenal hal-hal ini, kemudian menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar bertambah sempurna dan kuat imannya. Juga untuk menjauhkan diri dari lawannya yang menjadi sebab berkurangnya iman sehingga dapat menjaga diri dan selamat didunia dan akherat.
Syeikh Abdurrahman as-Sa’di Rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala selalu berusaha melakukan dua perkara:
a. Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya dan menerapkannya baik secara ilmu dan amal secara bersama.
b. Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya dari fitnah-fitnah yang Nampak dan yang tersembunyi, mengobati kekurangan dari awal dan mengoati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang.
Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman dan berhati-hati dari terjerumus padanya.
Ilmu sebagai satu sebab kesempurnaan iman
Diantara sebab-sebab yang menjadikan iman menjadi lebih sempurna, sebagaimana yang disampaikan para ulama adalah:
Belajar ilmu yang manfaat yang bersumber dari al-Qur'an dan assunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat, karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas.
Demikianlah ilmu bukanlah tujuan akhir tapi hanya sarana untuk amal. Sehingga seluruh ilmu syar’i (ilmu agama) dituntut dan dipelajari karena menjadi sarana beribadah kepada Allah. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa hal berikut:
1. Tujuan ditetapkannya syari’at dan diutusnya para nabi dan rasul adalah untuk mewujudkan ibadah. Sebagaimana dalam firman Allah yang artinya:
الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ ءايَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu (QS Hud : 1)
dan firman Allah
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ
2. Banyak dalil yang menunjukkan bahwa ruh ilmu adalah amal. Ilmu tanpa amal tidak dianggap ilmu manfaat. Allah berfirman yang artinya:
إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا
3. Adanya ancaman berat dan keras pada orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan seorang alim ditanya apa yang ia amalkan dari ilmunya.
Kesempurnaan iman yang didapatkan dari ilmu bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, diantaranya:
a. Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu
b. Duduknya mereka dalam halaqah ilmu
c. Mudzakarah (diskusi) diantara mereka dalam masalah ilmu
d. Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan sayriatNya
e. Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari
f. Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka
Diantara pintu-pintu ilmu syar’i yang dapat menyempurnakan iman adalah:
1. Membaca dan merenungkan (tadabbur) al-Qur`an. Imam ibnu al-Qayyim Rahimahullah menjelaskan hal ini dengan ungkapan: Secara garis besar , tidak ada yang lebih manfaat bagi kalbu melebihi baca al-Qur`an dengan tadabbur dan tafakkur. (Miftaah Dar as-Sa’adah hlm 204). Lebih lanjut syeikh Muhammad Rasyid Ridho menjelaskan bahwa kekuatan agama dan kesempurnaan iman dan yakin tidak akan diperoleh kecuali dengan memperbanyak ak-Qur`an dan mendengarkannya dengan tadabbur denga niat memberikan petunjuk kepada mereka dan megamalkan seluruh amal kewajiban dan amal larangan.
2. Mengenal nama dan sifat Allah yang maha sempurna dan agung. Seorang yang mengetahui keesaan Allah dalam memberikan manfaat dan madharat, rezeki, kehidupan dan kematian akan membuatnya selalu bertawakkal kepada Allah dalam segala keadaan. Sehingga semakin luas dan dalam pengetahuannya terhadap nama dan sifat Allah ini akan membuatnya semakin dekat dan hatinya semakin tenang dan sejuk.
3. Mempelajari dan merenungi sejarah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang penuh dengan pelajaran berharga dan kesempurnaan akhlak.
4. Mengetahui dan meneliti kemulian dan kesempurnaan agama islam.
5. Membaca sejarah kehidupan para pendahulu kita yang shalih (Salaf ash-Shalih) yang memenuhi kehidupannya dengan amal shalih dan ketakwaan.
Bila kita telah belajar sungguh-sungguh melalui pintu-pintu ilmu ini maka in sya Allah akan mendapatkan ilmu yang manfaat yang menambah kesempurnaan iman kita. Bila sempurna iman pasti muncul kebahagian dan kesejukan hati. Mau coba?
TANYA JAWAB
Pertanyaan M15
1. Assalamu'alaikum ustadz, kenapa kalo iman lagi turun rasanya galau?
Jawab
Memang begitu. Kalo iman turun biasanya galau. Maka jangan biarkan lebih turun lagi sehingga hilang galaunya karena hati yang keras.
2. Assalamu alaikum. Saya ingin bertanya ustadz. Dari Qs Faathir : 28 "sesungguhnya yang takut kepada ALLAH diantara hamba-hambanya hanyalah ulama." Bisakah dijabarkan maksud dari surah diatas? Sementara tidak sedikit hamba ALLAH yang bukan dari kalangan ulama yang sangat amat takut terhadap ALLAH dan melihat fenomena sekarang tidak sedikit pula alim ulama yang merasa lebih diatas karena menganggap Ilmunya lebih tinggi #Afwan wa JazakALLAH khoir ustadz
Jawab
Jawab
Memang hakekat ilmu itu rasa takut kepada Allah bukan banyaknya maklumat. Tapi takut tersebut membawa pemiliknya semakin takwa kepada Allah.
Pertanyaan M17
1. Saya pernah dengar bahwa nanti di surga manusia akan duduk berkelompok dengan rekan jamaahnya di dunia di atas permadani yang indah selama ini aku gak pernah ikut pengajian rutin, liqo pun enggak hanya ikut kajian-kajian online seperti saat ini. Apakah nantinya aku gak bisa ikut dalam barisan yang duduk di permadani seperti yang telah disebutkan di atas?
Jawab
Mudah-mudahan
Jawab
Mudah-mudahan
1. Bagaimana cara menjaga keimanan kita agar tetap kokoh sementara godaan lebih kuat mengusiknya dsb
Dengan belajar dan beramal sholih
Demikian dulu, saya mau pamit dulu. mohon maaf bila ada kekurangan dan jawabnya disambi kerja.
Wassalamu'alaikum
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment