Takdir adalah ketentuan Allah yang ditetapkan sejak zaman azali (dahulu). Dalam bahasa Indonesia takdir disebut nasib. Dalam bahasa Arab takdir disebut dalam dua kata yaitu qadha dan qadar. Kedua kata ini bermakna sama (sinonim) tapi ada juga yang memberi makna berbeda. Menurut ulama, takdir ada yang bisa berubah ada yang tidak bisa berubah. Yang pertama disebut takdir mualaq sedang yang terakhir disebut takdir mubrom. Adanya takdir mualaq berdasar pada QS Ar-Ra'd :39. Sedangkan takdir mubrom berdasarkan pada QS Ali Imron :154 d sejumlah ayat lain. Takdir atau qadha dan qadar ada dua macam yaitu takdir muallaq dan takdir mubrom.
TAKDIR MUBROM
Takdir Mubrom adalah takdir azali yang tidak bisa berubah. Takdir inilah yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz.
TAKDIR MUALLAQ
Takdir Muallaq adalah takdir yang berada di buku yang dipegang malaikat. Takdir muallaq dapat berubah. Takdir ini yang dimaksud dalam QS Ar-Ra'd :30 "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)"
DALIL AL-QURAN DAN HADITS TAKDIR DALAM QURAN DAN HADITS
- ٍَQS Yunus :61
وما يعزب عن ربك مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء، ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلا في كتاب مبين
Artinya: Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
- QS Al-An'am :59
وما تسقط من ورقة إلا يعلمها، ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين
Artinya: dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
- QS Al-Hadid :22
ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها، إن ذلك على الله يسير
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
- QS Ash-Shaffat :96
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu"
- QS Al-Mulk :14
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Artinya: Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
- QS Ar-Ra'd 38-39
لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ* يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ.
Artinya: Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
- Hadits riwayt Tirmidzi
لا يرد القضاء إلا الدعاء، ولا يزيد في العمر إلا البر.
Artinya: Takdir tidak bisa ditolak kecuali dengan doa. Umur tidak bisa bertambah kecuali dengan amal kebaikan.
- Hadits Bukhari & Muslim
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من سره أن يبسط له في رزقه ويُنسأ له في أثره، فليصل رحمه.
Artinya: Bangsiapa yang ingin dipermudah rizkinya..., maka lakukan silaturrahmi (menyambung kekerabatan)
- Hadits riwayat Tirmidzi
إن صلة الرحم محبة في الأهل، مثراة في المال، منسأة في الأجل .
Artinya: Silaturahim itu disukai dalam keluarga, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia
- Hadits riwayat Tirmidzi
صلة الرحم وحسن الجوار يعمران الديار ويزيدان في الأعمار.
Artinya: Silaturrahmi dan menjalin hubungan baik dengan tetangga itu memakmurkan rumah dan menambah umur
PENDAPAT ULAMA TENTANG TAKDIR
Pendapat para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah tentang takdir (qadha qadar) dari ulama salaf (klasik) sampai ulama kontemporer.
PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG TAKDIR (QADHA & QADAR)
Berdasarkan pada firman Allah QS Yunus :61, Al-An'am :59, Al-Hadid :22 Yusuf Qardhawi menyatakan bahwa:
(a) Seluruh yang ada di alam ini tertulis dan tercatat: Bahwa seluruh perkara yang ada di alam semesta ini tertulis dan tercatat itu sudah dimaklumi secara agama dan tidak diragukan lagi. Walaupun kita tidak mengetahui bagaimana bentuk penulisan dan format kitab atau bukunya. Apa yang kita ketahui adalah bahwa Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta ini, baik langit dan buminya, benda mati dan hidupnya, berdasarkan pada ketentuan (takdir) azali Allah. Dan bahwa ilmu Allah mengetahui setiap sesuatu dan detail jumlah hitungannya. Dan bahwa setiap peristiwa yang terjadi di alam itu dapat terjadi sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya. Lihat, QS Yunus :61, Al-An'am :59, Al-Hadid :22
(b) Ilmu yang menyeluruh, hitungan yang detail, dan catatan yang meliputi pada segala sesuatu dan peristiwa sebelumnya terjadinya itu tidak menafikan adanya ijtihad dalam berbuat dan membuat sebab. Karena Allah sebagaimana telah membuat akibat juga telah menciptakan sebab. Dan sebagaimana mentakdirkan hasil, Allah juga menciptakan tahapan proses untuk mencapainya. Allah tidak mentakdirkan seorang pelajar yang lulus saja dalam arti ia dapat mencapai hasil ini dengan cara apapun, akan tetapi Allah mentakdirkan dia berhasil dengan beberapa tahapan proses seperti rajin belajar, semangat, energik, sabar, tidak mudah putus asa dan faktor-faktor lain yang menjadi sebab keberhasilannya. Semua ini ditentukan (ditakdirkan; Arab, muqoddar) dan tertulis (maktub). Ketentuan secara tertulis ini dalam arti bahwa melakukan sebab itu tidak menafikan takdir, tetapi justru bagian dari takdir itu sendiri. Karena itulah ketika Nabi Muhammad ditanya tentang masalah obat dan sebab yang menjaga dari perkara yang tidak disukai apakah beliau menolak dari takdir Allah? Jawab Nabi: Ini bagian dari takdir Allah (hadits hasan riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi).
Ketika wabah endemi menyebar di Syam (sekarang Suriah, Lebanon), Umar bin Khattab dengan konsultasi dengan Sahabat memutuskan untuk tidak masuk ke negara itu dan kembali dengan rombongan. Umar ditanya: Apakah engkau akan lari dari takdir Allah wahai Amirul Mukminin? Umar menjawab: Iya. Kami lari dari satu takdir Allah menuju takdir Allah (yang lain). Apa yang kamu lakukan apabila kamu melewati dua tempat yang satu berdebu sedang yang lain kering? Bukankah apabila kamu menghindari tempat berdebu, kamu melakukannya dengan takdir Allah dan apabila menghindari tempat kering maka kamu melakukannya dengan takdir Allah juga?
(c) Takdir adalah perkara gaib yang tertutup bagi kita. Kita tidak akan tahu takdir sesuatu kecuali setelah terjadi. Adapun sebelum terjadi, maka kita diperintahkan untuk mengikuti aturan hukum alam (sunnah kauniyah), dan panduan syariah untuk memelihara kebaikan bagi dunia dan akhirat kita. Perkara ghaib adalah ketentuan yang tertutup dari mata makhluk. ia tidak tampak kecuali sedikit dan secara sporadis. Sunnah atau aturan Allah pada alam dan syariah-Nya mewajibkan kita untuk melakukan sebab sebagaimana hal itu dilakukan oleh seorang manusia yang paling kuat imannya pada Allah, dan pada takdir-Nya yaitu Rasulullah. (Dalam berperang) Nabi selalu bersikap hati-hati, menyiapkan tentara dengan baik, dan mengirim intelijen, memakai pakaian perang, pengaman kepala, menggali parit di sekitar Madinah, memberi ijin umat Islam yang tertindas untuk imigrasi ke Habasyah dan Madinah termasuk Nabi sendiri. Nabi juga melakukan usaha-usaha maksimal saat hijrah .. menyiapkan kendaraan dan pemandu yang menemaninya, merubah jalur perjalanan agar tidak diketahui musuh, bersembunyi di gua, makan dan minum dan menyiapkan makanan yang cukup setahun untuk keluarganya dan tidak menunggu rejeki turun dari langit. Nabi pernah berkata pada orang yang bertanya apakah ia harus mengikat untanya atau melepasnya? Nabi menjawab: ikatlah dan bertawakallah (hadits hasan riwayat Ibnu Hibban dari Amr bin Umayah al-Dhoari. Ibnu Khuzaimah dan Tabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik dengan kalimat: "قيدها وتوكل" ikatlah dan tawakal-lah. Nabi bersabda: "Larilah dari penyakit lepra seperti larimu dari singa (hadits riwayat Bukhari). Nabi bersabda: لا يوردن ممرض على مصح Artinya: Pemilik unta jangan mencampur antara unta yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.
(e) Iman atau percaya pada takdir bukan berarti tidak bekerja dan berusaha dan bersungguh-sungguh dalam melakukan apa yang kita ingin, dan menjauhi perkara yang akan menyebabkan gagal. Oleh karena itu tidak ada alasan atau dalih bagi pemalas dan yang suka santai untuk bersembunyi di balik takdir atas kesalahan, kekeliruan, dan kegagalannya. Ini bukti dari kelemahan dan lari dari tanggung jawab. Filosof Pakistan, Dr. Muhammd Iqbal berkata: Muslim yang lemah menyalahkan takdir Allah. Sedangkan muslim yang kuat meyakini bahwa takdir Allah itu tidak dapat ditolak dan dikalahkan. Manusia hendaknya tidak menjadikan takdir sebagai alasan kecuali setelah mengerahkan segala usaha yang maksimal. Setelah itu ia boleh berkata: Inilah takdir Allah.
Seorang laki-laki yang menang berada di depan Nabi. Yang kalah berkata: Cukuplah Allah bagiku. Nabi marah mendengar itu dan melihat bahwa dari luar tampak kalimat tersebut seperti beriman tapi dalamnya lemah. Nabi bersabda:
"إن الله يلوم على العجز، ولكن عليك بالكيس، فإذا غلبك أمر فقل حسبي الله"
Allah tidak suka pada kelemahan. Engkau harus berusaha. Apabila gagal, maka katakan 'cukuplah Allah bagiku'.
(f) Buah Iman pada Takdir: Buah dari percaya pada takdir Allah adalah ketika manusia telah berusaha maksimal dan mengerahkan segala daya upaya yang ada dan gagal maka kegagalan itu tidak akan membuatnya putus asa. Ia akan tetap memiliki kemauan untuk berjuang, keberanian saat bahaya, sabar saat kesulitan ekonomi, dan ridho pada hasil rejeki yang halal saat tidak mudah dalam mendapatkan penghasilan. Saat sulit ia akan berkata: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami (QS At-Taubah :51)
Saat berperang ia akan berkata: Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh" (QS Ali Imron :154)
Saat ditimpa musibah ia akan berkata: Allah telah mentakdirkan ini. Apa yang Allah kehendaki, maka Ia lakukan.
Akidah takdir apabila kita mengerti pada maknanya yang benar maka akan bisa menciptakan sebuah umat yang enerjik, pekerja keras, sabar, tahan uji dan persisten.
IBNU HAJAR AL-ASQALANI
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Fathul Bari
Artinya: Perkara yang sudah lalu dalam ilmu Allah tidak akan dapat berubah. Yang boleh dan bisa berubah dan berganti adalah sesuatu yang tampak pada manusia yakni perbuatan pelaku. Hal itu tidak jauh hubungannya dengan ilmu malaikat hafadzah (penjaga) yang diwakilkan (diutus) pada manusia. Maka terjadilah penghilangan (pengurangan) dan ketetapan seperti bertambah atau berkurangnya usia seseorang.
IBNU TAIMIYAH
Artinya: Allah menulis usia seseorang pada buku catatan malaikat. Apabila orang itu melakukan silaturrahim maka bertambahlah usia yang tertulis, apabila melakukan sesuatu yang dapat mengurangi umur, maka berkurangnya usia yang tertulis. Inilah makna hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab di mana ia berkata (berdoa): "Ya Allah apabila engkau menulisku sebagai orang yang celaka maka hapuslah dan tulislah aku sebagai orang yang beruntung. Sesungguhnya engkau dapat menghapus dan menetapkan apapun yang Engkau kehendaki."
Allah mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi dan apa yang tidak terjadi. Kalau sudah terjadi dan bagaimana kejadiannya. Allah tahu apa yang ditulis atau ditentukan pada seseorang dan apa yang ditambahkan padanya setelah itu. Sedangkan malaikat tidak tahu itu kecuali apa yang sudah diberitahu Allah. Allah tahu semuanya sebelum dan sesudah adanya. Itulah sebabnya ulama berkata: Penghapusan dan penetapan berada dalam buku malaikat. Adapun ilmu Allah maka tidak berbeda. Tidak ada yang tidak diketahui Allah karena itu maka tidak ada penghapusan dan penetapan. Adapun Lauh Madfudz: Apakah ada penghapusan dan penetapan? Ada dua pendapat dalam soal ini.
IMAM THOHAWI
Imam Thahawi dalam Tafsir Al-Tahawi menguraikan soal takdir sebagai berikut:
Takdir adalah setiap sesuatu yang berjalan dengan takdir atau ketetapan dan kehendak Allah. Kehendak Allah itu lestari. Dan tidak ada kehendak bagi manusia kecuali atas kehendak Allah. Apa yang dikehendaki Allah maka terjadi, apa yang tidak dikehendaki tidak terjadi. Tidak ada yang bisa mencegah pada takdir-Nya. Tidak ada yang dapat menandingi hukumnya. Dan tidak ada yang dapat mengalahkan perintahNya.
Iman pada takdir ada empat tingkatan:
1. Iman pada ilmu Allah yang qadim (dahulu)
2. Iman pada tulisan Allah di Lauhul Mahfudz
3. Iman pada kehendak Allah yang terjadi dan kemampuan (qudrat0 Allah yang menyeluruh.
4. Iman pada kemampuan Allah mewujudkan setiap makhluk. Dia-lah Sang Pencipta sedang yang lainnya adalah yang dicipta (makhluk).
Memperdalam tentang takdir tidak boleh, Rasulullah telah melarang kita. Asal dari takdir adalah rahasia Allah atas makhluknya yang tidak diketahui malaikat dan Rasulnya. Mendalami soal takdir ini akan merugikan, dan melewati batas. Hati-hatilah dari hal itu agar tidak terjadi kebingungan berfikir dan was-was. Allah telah mempersimpit ilmu tentang takdir pada makhluknya dan melarang manusia dari mencarinya sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Anbiya' :23
"لا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ"
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
TAKDIR BISA BERUBAH ATAU TIDAK?
Dalam menafsiri QS Ar-Ra'd ayat 39 para Sahabat berbeda pendapat terutama antara Ibnu Abbas dan Umar dan Ibnu Mas'ud. Umar dan Ibnu Mas'ud punya pendapat yang menyejukkan di mana mereka menyatakan bahwa takdir itu bisa berubah dengan ijin dengan kehendak Allah. Ini pandangan yang selaras dengan firman Allah dalam QS Al-Ra'd ayat 11.
Husain bin Mas'ud dalam Tafsir Al-Baghawi 4/325 mengutip kedua pendapat tersebut:
Artinya: Ibnu Abbad berkata, "Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki) kecuali rizki, ajal, bahagia dan derita. Kami meriwayatkan dari Hudzaifah bin Usaid dari Nabi: "Malaikat masuk pada sperma setelah menetap di rahim selama 40 atau 45 malam. Lalu bertanya: Ya Tuhan, apakah ia menderita atau bahagia? Lalu keduanya ditulis. Malaikat bertanya lagi: Perempuan atau laki-laki? Lalu ditulis. Lalu ditulis juga amalnya, jejaknya, ajalnya, rejekinya. Lalu buku itu ditutup, tidak ditambah dan tidak dikurangi."
Dari Umar dan Ibnu Mas'ud keduanya berkata: Allah menghapus bahagia dan derita. Dan menghapus rejeki dan ajal dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Diriwayatkan dari Umar bahwa ia pernah bertawaf di Baitullah sambil menangi dan berdoa: Ya Allah apabila Engkau menulisku termasuk orang yang berbahagia maka tetapkanlah. Apabila Engkau menulis aku sebagai orang yang menderita, maka hapuskanlah. Tetapkanlah aku sebagai orang yang beruntung dan diampuni karena Engkau dapat menghapus apa yang Engkau kehendaki dan menetapkan. Di sisiMu induk kitab. (Hadits yang serupa dari Ibnu Mas'ud).
Dalam sebagian Atsar (perkataan Sahabat) diriwayatkan: Seorang laki-laki sisa umurnya 30 tahun. Lalu dia memutskan silaturrahim maka dipanjangkan usianya menjadi tiga hari. Laki-laki lain usianya tersisa 3 hari, tapi ia rajin bersilaturrahim maka umurnya diperpanjang menjadi 30 tahun.
JODOH ITU TAKDIR MUBROM DAN MUALLAQ
Perjodohan dan perkawinan adalah takdir mubrom dan muallaq sekaligus. Doa tidak bisa merubah takdir mubrom, akan tetapi doa dapat merubah takdir muallaq. Apabila dalam buku yang dipegang malaikat seorang pria A akan menikah dengan wanita B, maka hal itu kadang sesuai dengan takdir Allah sejak dulu (azali) karena itu maka tidak bisa berubah selamanya. Namun terkadang hal itu tidak sesuai dengan takdir azalinya Allah dalam kondisi seperti itu maka takdir itu bisa berubah sampai sesuai dengan takdir azali-nya.
TANYA JAWAB
Pertanyaan M01
1. Kadang di kala saya sangat lelah saya berpikir kenapa hidup saya seperti ini, kenapa teman-teman yang lain sudah enak dalam menjalani rumah tangga nya. Sudah di beri momongan dan sudah di beri kecukupan dalam materi, kapan saya bisa seperti mereka, apa memang takdir saya seperti ini? Doa apa yang bisa membuat saya bisa semangat dan ikhlas dalam menjalani nya?
Jawab
Allah memberikan yang terbaik kepada hamba Nya termasuk masalah keturunan. Sambil muhasabah apa kiranya kesalahan atau dosa yang dilakukan maka terus yakin kepada Allah akan diberikan keturunan dengan berusaha yang benar misal konsultasi ke dokter spesialis, pola hidup sehat, shadaqah dll serta berdoa agar diberikan keturunan. Dalam surat Nuh ayat 10 disebutkan dengan banyak istighfar maka akan diberikan keturunan
Pertanyaan M02
1. Ustadz gimana kalo mendapat anak yang tidak sesuai harapan bahkan worse come worse nya anak durhaka, apa bisa dbilang takdir? Begitu juga jodoh. Suami yang semena-mena sama istri. Istri yang cuma cinta duit dan harta suami. Apa semua bisa dbilang takdir? Katanya takdir bisa di rubah dengan Doa yang kuat, qodha yang tidak. Benarkah?
Jawab
Semua itu takdir dan harus ada usaha yang serius untuk merubah dan doa yang kuat. Misal mendapat anak yang durhaka atau suami/istri yang tidak baik maka harus muhasabah apakah ketika proses nikah sudah dengan cara islam? Menghindari pacaran, zina, dicek kualitas agama dll. Juga dicek bagaimana rizqinya apakah sudah halal dll. Sambil muhasabah maka perbanyak taubat/istighfar, menambah amalan sunat seperti shadaqah, tahajud dll mendidik dengan anak dengan baik, menasehati istri dengan baik sambil terus berdoa. In sya Allah akan berubah menjadi baik asalkan yakin kepada Allah
Pertanyaan M03
1. Ustadz, saya mau tanya dalil/keterangan yang jadi dasar bahwa jodoh itu mubram dan muallaq sekaligus. Minta dijelaskan lagi maksudnya sekaligus bagaimana. Sering kepikiran juga. Apakah seorang anak ditakdirkan memiliki bapak A dan ibu B? Itu takdir muallaq atau mubrom? Mungkinkah, karena doa dsb kita dilahirkan dari bapak dan ibu yang berbeda dengan bapak dan ibu yang sekarang?
Jawab
Landasan haditsnya bahwa jodoh adalah takdir mubram adalah dalam hadits tentang penentuan 4 hal dari Allah. Tetapi dia juga muallaq karena dalam rumah tangga akan ada masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan salah satu faktor agar jodoh tidak berubah. Tetapi pintu cerai itu ada sehingga itu menjadi landasan takdir muallaq
2. Kalo transgender itu takdir atau apa? Ustadz kalau si A memiliki istri lebih dari 1 apakah itu takdir azali? Bagaimana cara kita beriman kepada takdir? Meyakini takdir Allah itu yg terbaik
Jawab
Takdir adalah ketetapan yang sudah terjadi. Transgender adalah takdir yang sudah terjadi dan dia wajib berusaha mendapatkan takdir yang lebih baik dengan mentaati Allah, menjauhi maksiat termasuk transgender yang merupakan dosa besar tersebut. Nikah lebih dari 1 juga takdir. Mengimani takdir adalah dengan ikhlas dan yakin kepada Allah setelah melakukan usaha yang baik dan doa. Tapi bila takdir karena disebabkan karena malas, maksiat maka harus segera bertaubat
Pertanyaan M05
1. Afwan ana pernah bikin status tentang takdir baik dan takdir buruk, ada yang bertanya banci itu takdir atau bukan? kaum homoseksual itu takdir atau bukan?
Jawab
Takdir adalah ketetapan yang sudah terjadi. Rasa benci dan termasuk homo adalah takdir yang sudah terjadi dan dia wajib berusaha mendapatkan takdir yang lebih baik dengan mentaati Allah, menjauhi maksiat termasuk rasa benci dan homo yang merupakan dosa besar tsb.
2. Mengenai jodoh kan calon sudah ada tapi belum melamar baru mau melamar tanggal sekian. Posisi orang tua sudah tau tapi tiba-tiba ada sosok pria datang ternyata lama kelamaan si pria ngajak serius tiba-tiba bawa orang tua datang sedangkan si calon belum pernah bawa orang tua ke rumah si wanita tapi sikap ibu setelah pria itu datang berubah 180°tiba-tiba jadi suka banget perhatian sama si pria semua keputusan di tangan si ibu wanita tanpa rundingan sama si wanita jadi si wanita merasa terpaksa dengan semuanya, apakah sikap wanita ke ibunya dosa/durhaka? apakah sah lamaran / menikah dengan terpaksa?
Jawab
Seorang gadis harus ditanya untuk masalah pernikahan, setuju atau tidak. Dan tidak sah menikah dengan paksaan sehingga ibu bisa berdosa. Seharusnya kalau tidak mau disampaikan dengan baik kepada ibu
3. Ustadz sy mau bertanya sejauh mana doa yang dapat merubah takdir muallaq dan silaturahmi seperti apa yang bisa memanjangkan usia seseorang?
Jawab
Doa yang khusuk pada waktu yang mustajab seperti antara adzan dan iqomah, ketika sujud, ketika tasyahud akhir, dalam tahajud dll. Silahturohim yang ikhlas karena Allah bukan karena dunia seperti harta, jabatan dll
Pertanyaan M09
1. Ustadz apabila ada seseorang melakukan dosa lalu dia berkelit dan mengatakan bahwa dosanya itu merupakan takdir Allah yang tidak dapat dia cegah bagaimana, ustadz?
Jawab
Dosa adalah godaan syetan karena lemahnya iman. Dalam al.Quran sudah dijelaskan perintah Allah untuk tidak mengikuti syetan. Jadi sangat salah kalau itu bagian dari hal yang tidak bisa dicegah karena kita mampu mencegah kalau mau
2. Apa yang sudah terjadi di masa lalu termasuk takdir apa dan sebenernya apa yang sudah terjadi di masa lalu apakah bisa kita rubah? misalkan telah melakukan kesalahan yang sangat parah menyebabkan orang lain kesusahan atau kesedihan?
Jawab
Yang lalu tentu adalah takdir, masa lalu tidak bisa dirubah yang bisa dilakukan adalah memperbaiki untuk masa depan dengan meminta maaf dan melakukan perbaikan untuk orang tersebut. Misal sudah membuat orang patah tangan maka mengobati sampai baik lagi
Pertanyaan M13
1. Jika seseorang telah menikah lebih dari 1 istri, apakah semua istri nya merupakan jodohnya? Bagaimana nantinya ketika disurga kelak?
Jawab
Dalam Al Quran dan hadits sudah disebutkan bahwa pria boleh punya istri maksimal 4 kalau mampu. Pria nanti disurga diberikan banyak bidadari dan istri menjadi pemimpin para bidadari. Orang yang mati syahid, memiliki 6 keistimewaan di sisi Allah: [1] Diampuni dosanya sejak tetes darah pertama, [2] Bisa melihat tempatnya di surga dan dilindungi dari adzab kubur. [3] Diberi rasa aman dari peristiwa kehancuran, [4] kepalanya diberi mahkota kewibawaan, satu berlian yang menempel di mahkota itu lebih baik dari pada dunia seisinya, [5] Dinikahkan dengan 72 istri dari bidadari, [6] Diberi hak memberi syafaat 70 orang dari kerabatnya.” (HR. Turmudzi 1663)
Dalam penjelasan lain disebutkan mendapat 72 istri
2. Bagaimana dengan takdir penyakit? pernah mendengar ceramah " jika kita bersabar dengan penyakit yang diberikan Allah, maka akan diberikan pahala yang sangat banyak. Jadi bagaimana sebaiknya? Lebih utama berobat atau bersabar?
Jawab
Untuk masalah sakit betul bahwa bila sabar maka akan mengurangi dosa dan menambah pahala tapi manusia boleh berusaha. Usaha tersebut juga menjadi pahala bila niatnya karena Allah
Pertanyaan M15
1. Jodoh adalah takdir, ada disekitar kita seorang yang baik tampaknya bisa bercerai. pernikahan itu ada umurnya, kenapa bisa terjadi perpisahan kalo Allah mengizinkan adanya pernikahan?
Jawab
Menikah adalah takdir sama dengan orang sehat adalah takdir. Ketika menikah maka berusaha mempertahankan pernikahan dengan baik, orang sehat berusaha untuk sehat tetapi bila sudah berusaha tetap sakit atau cerai maka Allah telah menakdirkan bahwa jodoh dengan suami/istri itu berakhir dan akan disiapkan takdir lain di depannya nanti
2. Seseorang yang mempunyai harta yang berlebih itu termasuk takdir dan memang digariskan mempunyai harta berlebih tapi ketika orang yang mempunyai Harta berlebih tapi rada susah berbagi. Pertanyaannya apakah seseorang yang punya harta berlebih ini memang ditakdirkn kurang mau berbagi? apakah Allah masih mengujinya dengan hartanya?
Jawab
Dalam al Quran kita dapati bahwa harta disebut sebagai salah satu cobaan (QS Al Anfal 28). Harta banyak maupun sedikit adalah ujian keimanan bagi kita. Bagi harta yang lebih maka harus bertambah syukur dengan memperbanyak ibadah termasuk shadaqah. Harta sedikit juga cobaan agar sabar, qonaah dan berdoa agar diberikan kecukupan
3. Seperti apakah perbuatan yang dapat menjurus dalam tindakan memperdalam takdir?
Jawab
Memperdalam takdir mungkin maksudnya menerima takdir dengan ikhlas, selalu prasangka baik kepada Allah apapun yang terjadi setelah melakukan usaha dengan baik dan berdoa yang terbaik dengan khusyu
Pertanyaan M17
1. Ustadz..kalau orang yang bunuh diri termasuk sudah taqdir apa menyalahi taqdir?
Jawab
Bunuh diri termasuk perbuatan melawan takdir sehingga Allah melarang melakukannya dan sebagai dosa besar
Pertanyaan M11
1. Bisakah di jelaskan hadist tentang pnciptaan manusia dan takdirnya? Dimana dalam hadist tersebut dijelaskan di antara kalian ada yang melakukan amalan ahli surga hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal sehasta akan tetapi telah di tetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke neraka, begitu juga sebaliknya, terkadang saya bingung ustad kalau sudah ketentuan takdir seperti itu apakah sia-sia amalan kita kalau akhirnya jadi ahli neraka?
Jawab
Kita tidak tahu Allah menentukan surga atau neraka, untuk itu kewajiban kita adalah terus beramal sholeh, terus dekatkan diri kepada Allah jangan terjebak dengan maksiat dan terus doa diberikan husnul khatimah sehingga kita akan menjadi ahli surga. Takdir tidak akan terjadi tanpa adanya usaha
2. Ustadz kalau pernah hamil dan keguguran 2 kali apa itu juga termasuk takdir?
Jawab
Hamil keguguran mejingga dll adalah takdir Allah karena takdir adalah ketetapan Allah yg telah terjadi
3. Ustad, bagaimana dengan anak yang lahir dari orangtua yang bukan muslim? apakah memang sudah takdirnya? Lalu setelah dia besar, kemudian tetap menjadi non muslim? apakah ini juga takdirnya? Lalu yang ana tanyakan juga banyak orang yang non muslim banyak yang jadi mualaf, apakah berarti hidayah Allah itu juga berlaku terhadap semua manusia yang bukan muslim?
Jawab
Lahir dari orang kafir adalah takdir. Setelah baligh maka bisa berusaha mendapatkan hidayah Allah dengan melalui akal yang diberikan Allah. Mencari kebenaran, membuka hati sehingga bisa mendapatjan hidayah islam seperti yang terjadi pada para mualaf
Pertanyaan M20
1. Tanggal kelahiran dan dari orang tua mana kita lahir juga termasuk takdir kan ya? Kemudian bagaimana dengan pasutri yang mengusahakan agar segera punya anak? Apakah anak yang akan dilahirkan itu akan hadir di rahim dan lahir di waktu yang ditakdirkan atau Alloh SWT juga akan melihat ikhtiar sesuai dengan yang diusahakan orang tuanya?
Jawab
Kelahiran adalah takdir, manusia boleh berusaha dan berdoa agar mendapatkan yang terbaik termasuk kelahiran.
Doa penutup majelis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr.wb
--------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2015
Narasumber : Ustadz Herman Budianto
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta
Narasumber : Ustadz Herman Budianto
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta
Kajian Online Whatsapp Hamba اَﻟﻠﱣﻪ Ta'ala
Link Bunda
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment