Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 16 Desember 2015
Narasumber : Ustadz
Masyuri Az Zauji
Rekapan Grup Nanda M116 (Sari)
Tema : Kajian umum
Editor
: Rini Ismayanti
MENDEWASAKAN CINTA SEJAK USIA BALITA
Oleh: Masyhuri Az Zauji
Dewasa dalam memahami
cinta
Dewasakan cinta ananda sejak ia berusia balita...
Jika tidak maka ia akan tumbuh dengan cinta yang kekanak-kanakan hingga usia dewasa...
Jika tidak maka anak akan tumbuh dengan jiwa yang begitu mudah diombang-ambingkan oleh fitnah cinta...
Dewasakan cinta ananda sejak ia berusia balita...
Jika tidak maka ia akan tumbuh dengan cinta yang kekanak-kanakan hingga usia dewasa...
Jika tidak maka anak akan tumbuh dengan jiwa yang begitu mudah diombang-ambingkan oleh fitnah cinta...
Apa yang terpikir dalam benak kita jika mendengar istilah
"Cinta yang Dewasa"?
Ketika persepsi tentang "Cinta yang Dewasa" ini hanya sebatas hubungan cinta antara orang dewasa, berarti selama ini kita sudah salah memaknai cinta...
Jika persepsi yang muncul tentang "Cinta yang Dewasa" adalah cinta yang terlarang untuk kalangan anak dan remaja, maka selama ini cinta kita masih belum dewasa...
Lalu apakah yang dimaksud dengan cinta yang dewasa?
Ketika persepsi tentang "Cinta yang Dewasa" ini hanya sebatas hubungan cinta antara orang dewasa, berarti selama ini kita sudah salah memaknai cinta...
Jika persepsi yang muncul tentang "Cinta yang Dewasa" adalah cinta yang terlarang untuk kalangan anak dan remaja, maka selama ini cinta kita masih belum dewasa...
Lalu apakah yang dimaksud dengan cinta yang dewasa?
Ya betul sekali...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang dilandasi sebuah pemahaman yang lurus tentang makna cinta...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang membawa 'pemiliknya' semakin dekat dengan keridhoan Rabbnya...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang dalam aplikasinya berdasarkan pertimbangan "prioritas cinta"...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang dilandasi sebuah pemahaman yang lurus tentang makna cinta...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang membawa 'pemiliknya' semakin dekat dengan keridhoan Rabbnya...
Cinta yang dewasa adalah cinta yang dalam aplikasinya berdasarkan pertimbangan "prioritas cinta"...
Semakin meningkatnya dekadensi moral (khususnya para remaja,
bahkan dewasa) akhir-akhir ini adalah akibat cinta yang masih kekanak-kanakan.
Mereka mengenal cinta hanya sebatas ungkapan suka dan hasrat memiliki antara
satu dengan yang lainnya. Cinta yang terbangun tidak lebih dari "Cinta
Monyet" yang semakin menjauhkan mereka dari fitrahnya sebagai manusia.
Cinta yang dewasa akan menjadikan seseorang semakin mulia di
mata manusia dan juga Allah SWT. Sedangkan cinta yang kenak-kanakan akan
membuat seseorang terjerembab ke dalam kubang KEJAHILIAHAN dan KEHINAAN.
Mengokohkan pondasi
cinta sejak dini
Kekokohan cinta adalah termasuk bagian dari kekokohan emosi
dalam diri. Dorongan perasaan untuk menyukai dan memiliki yang timbul dari rasa
cinta ini akan mendatangkan banyak sekali kerusakan jika tidak mampu dimenej
dengan baik. Sebaliknya, jika dorongan kekuatan perasaan ini terkelola
sebagaimana mestinya, maka akan menjadi salah satu sumber energi utama untuk
berbuat banyak kebaikan dan perbaikan.
Setiap orangtua harus membangun kekokohan emosi dan cinta sedini mungkin. Setiap anak harus diberi sentuhan dengan CINTA sejati yang AGUNG sehingga tidak gampang terpikat dan tertipu oleh cinta yang penuh dusta. Diantara beberapa hal yg bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Setiap orangtua harus membangun kekokohan emosi dan cinta sedini mungkin. Setiap anak harus diberi sentuhan dengan CINTA sejati yang AGUNG sehingga tidak gampang terpikat dan tertipu oleh cinta yang penuh dusta. Diantara beberapa hal yg bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Membangun pondasi utama cinta (Taat pada Allah dan RasulNya)
- Kenalkan sejak dini asmaa-ulhusna. Kenalkan tentang Maha
Rahman dan Rahimnya Allah yang dengannya tercipta alam semesta dg segala isinya
utk kepentingan manusia. Kenalkan tentang "Ar Rozaq", betapa Allah
telah menjamin rezqi setiap makhlukNya termasuk kita.
- Kenalkan figur teladan dari Nabi Pilihan Muhammad SAW beserta
para keluarga dan sahabatnya. Bagaiaman mungkin timbul motivasi untuk
mengamalkan Islam secara kaffah ketika tidak mengenal pribadi sang 'Guru Besar'
pembawa risalah kenabian, Muhammad SAW.
2) Bangun keharmonisan Ayah dan Bunda
Anak akan belajar tentang bentuk pemahaman dan aplikasi cinta yang nyata dari Ayah Bundanya. Jika anak tdk menemukan contoh yang baik dari keluarga, maka ia akan mencari contoh aplikasi cinta dari luar semaunya. Inilah awal dari musibah berupa kerusakan moral akibat kesalahan dalam memahami dan mengaplikasikan cinta. Cinta 'jalanan' yang tanpa aturan !!!
Anak akan belajar tentang bentuk pemahaman dan aplikasi cinta yang nyata dari Ayah Bundanya. Jika anak tdk menemukan contoh yang baik dari keluarga, maka ia akan mencari contoh aplikasi cinta dari luar semaunya. Inilah awal dari musibah berupa kerusakan moral akibat kesalahan dalam memahami dan mengaplikasikan cinta. Cinta 'jalanan' yang tanpa aturan !!!
3) Beri perhatian, pelukan dan kasih sayang yang cukup...
Ijinkan ananda merasakan keagungan cinta dari orangtuanya. Biarkan ia merasakan, memahami dan menghargai sepenuhnya kehangatan cinta yang utama setelah cintanya pada Allah dan RasulNya. Jangan biarkan ananda mencari kehangatan cinta di luar sana tanpa sepengetahuan orangtua. Jangan biarkan ananda terpapar virus2 cinta yang mematikan yang akan memalingkan ia dari kebenaran.
Ijinkan ananda merasakan keagungan cinta dari orangtuanya. Biarkan ia merasakan, memahami dan menghargai sepenuhnya kehangatan cinta yang utama setelah cintanya pada Allah dan RasulNya. Jangan biarkan ananda mencari kehangatan cinta di luar sana tanpa sepengetahuan orangtua. Jangan biarkan ananda terpapar virus2 cinta yang mematikan yang akan memalingkan ia dari kebenaran.
4) Jelaskan perbedaan teman dan pacar...
Perkembangan teknologi informasi yang tak terkendali ditambah kelalaian ortu dalam pengawasan menjadikan banyak anak-anak tumbuh 'lebih cepat' dari usianya. TV telah mengajari banyak hal yang 'belum saatnya' pada anak2 usia balita. Jika hal ini tidak mendorong ortu utk lebih banyak ambil peran, maka anak akan tumbuh dengan mental yang tidak diharapkan.
Perkembangan teknologi informasi yang tak terkendali ditambah kelalaian ortu dalam pengawasan menjadikan banyak anak-anak tumbuh 'lebih cepat' dari usianya. TV telah mengajari banyak hal yang 'belum saatnya' pada anak2 usia balita. Jika hal ini tidak mendorong ortu utk lebih banyak ambil peran, maka anak akan tumbuh dengan mental yang tidak diharapkan.
Pernah suatu ketika anak saya yang pertama (si Kakak) bertanya
"Pacar itu apa sih bi? Kok tadi ada temenku yang bilang si (fulan) pacar
si (fulanah)..."
Saya berusaha menjelaskan meski agak sedikit 'syok'.
"Kak, jika ada laki-laki dan perempuan yang bukan saudara dekat dan belum menikah, sering pergi jalan berdua, makan berdua. ini namanya pacaran. Dan Allah melarangnya. Rasulullah gak suka..."
"Tapi kalo hanya belajar bareng rame2, bukan hanya berdua dan didampingi orangtua, itu gak papa karena itu hanya berteman, bukan pacaran..."
Saya berusaha menjelaskan meski agak sedikit 'syok'.
"Kak, jika ada laki-laki dan perempuan yang bukan saudara dekat dan belum menikah, sering pergi jalan berdua, makan berdua. ini namanya pacaran. Dan Allah melarangnya. Rasulullah gak suka..."
"Tapi kalo hanya belajar bareng rame2, bukan hanya berdua dan didampingi orangtua, itu gak papa karena itu hanya berteman, bukan pacaran..."
#Note:
Jika memang ananda (balita) belum pernah mendengar/melihat perilaku pacaran, tidak perlu terburu2 dikenalkan istilah ini. kuatkan edukasi pada sisi yg lebih utama saja
Jika memang ananda (balita) belum pernah mendengar/melihat perilaku pacaran, tidak perlu terburu2 dikenalkan istilah ini. kuatkan edukasi pada sisi yg lebih utama saja
5) Kenalkan dan dekatkan pada Al Quran. Perbanyak referensi (buku
bacaan anak) untuk memperkenalkan khazanah cinta yang agung dari Nabi dan para
Sahabatnya...
Demikian sekedar berbagi pandangan. Silakan untuk koreksi dan
masukan.
Mari perkokoh family bonding agar ananda merasakan hangatnya cinta dari orangtua. Kenalkan mereka pada cinta Allah dan RasulNya yang seharusnya lebih diutamakan di atas semua cinta agar ia tidak silau dan terjerumus fitnah cinta yang penuh dusta...
Mari perkokoh family bonding agar ananda merasakan hangatnya cinta dari orangtua. Kenalkan mereka pada cinta Allah dan RasulNya yang seharusnya lebih diutamakan di atas semua cinta agar ia tidak silau dan terjerumus fitnah cinta yang penuh dusta...
Inilah cinta yang dewasa, cinta yang semakin mendekatkan hati
pada keagungan cinta ilahi, cinta yang mengokohkan jiwa hamba yang penuh
ketundukan pada Rabb Semesta Alam...
Allahu a'laam...
TANYA-JAWAB
Q : Ustadz, jazakillah
materinya, itu kan mendewasakan cinta ya Ustadz. Bagaimana mendewasakan diri dalam
memahami & membangun cinta itu sendiri?
A : Kedewasaan cinta
itu diukur dari kedewasaan mengenal Rabb Alam Semesta...Dewasakan dulu tauhid
insyaa Allah cinta kan dewasa dg sendirinya
Q : Ustadz. Bagaimana
dgn anak yang tidak ditanamkan tauhid sejak dini oleh orang tuanya? Langsung
diserahkan pada guru disekolahnya? Berpengaruhkah hal ini pada kepribadian anak
nantinya? Apakah hal ini juga yang menjadi penyebab sebagian anak sangat tidak
bersahabat dengan lingkungan sekolahnya?
A : Selain tauhid, tentu
ada sisi lain yang harus diperhatikan dalam mendewasakan cinta melalui contoh
keteladanan.
Jelas sekali
berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak di kemudian hari.
Q : Tanya ustadz, tadi
disebutkan jangan sampai anak justru nyaman dengan orang lain, bagaimana jika
keadaannya seperti itu,? Si anak justru lebih nurut sama tantenya, bukan orang
tuanya? syukron ustadz
A : Terus upayakan
mbangun kedekatan dengan ananda. Sepanjang kita bisa mengontrol dan memastikan
tidak ada nilai negatif yang diterima ananda, gak masalah, yang harus lebih
diperhatikan adalah manakala ananda sudah mulai mengenal cinta lawan jenis dan
memilih tempat lain untuk mencari kehangatan diluar pengawasan orang tua, ini yang
bahaya.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment