Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Senin, 5 September 2016
Rekapan Grup Bunda M15
Narasumber : Ustadz Hizbullah Ali
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
ETIKA
TABAYYUN
Ketika kita berinteraksi dengan banyak orang, kita akan
mendapatkan beragam informasi mengenai beragam hal, ada informasi yang benar
dan valid, ada informasi yang tidak jelas kebenarannya sehingga menjadi
simpang-siur, bahkan menyesatkan dan setiap hal yang menyesatkan tentu akan ada
malapetaka dalam bentuk dosa, bisa saja menjadi ghibah jika itu benar, namun
juga bisa menjadi fitnah, jika penyebaran berita itu ternyata hanya isapan
jempol belaka. Karenanya diperlukan tabayyun, untuk menyikapi berita-berita
yang beredar di masyarakat
Berdasarkan hukumnya, as-Sa'di membagikan sumber berita kepada
tiga klasifikasi (tabayyun),
1. Berita dari seorang yang jujur yang secara hukum harus
diterima.
2. Berita dari seorang pendusta yang harus ditolak.
3. Berita dari seorang yang fasik yang membutuhkan klarifikasi,
cek dan ricek akan kebenarannya.
Poin pertama dan kedua sangat jelas, sehingga tidak perlu kita
untuk membahasnya lebih lanjut. Namun, untuk poin yang ketiga ini yang agak
sulit ... Kenapa yang ketiga bisa dikatakan agak sulit, hal tersebut pernah ada
penjelasan dari Sahabat Rasulullah SAW yakni dari Umar bin Khattab yang
mengatakan bahwa. Ada tiga jenis manusia; dan salah satu diantaranya yang
membuat aku khawatir. Manusia yang beriman dan kafir sudah jelas kedudukannya,
aku tidak khawatir terhadapnya. Namun manusia fasik inilah yang kamu harus
berhati-hati terhadapnya, jika berada dalam kalangan mukmin seolah-olah ia
tampak beriman, namun ketika kembali ke golongannya, sesungguhnya ia menginkarinya.
Perkataan sahabat Rasul ini mengingatkan kita bahwa dalam
menerima berita, harus ditanamkan sikap kehati-hatian. Tidak begitu saja
menerima apa yang disampaikan oleh orang tersebut, apalagi kita tidak tahu
bagaimana pribadi dan akhlaknya. Ada banyak dalam sejarah Islam, cerita
mengenai perlunya membiasakan sikap tabayyun. Salah sebuah contoh cerita adalah
fitnah yang terjadi kepada ibunda Aisyah, yang dijadikan cerita dalam QS.
an-Nur : 11-20, yang mana cerita tersebut menjadi sebuah pelajaran bagi kita
akan perlunya tabayyun, tidak asal mengambil kesimpulan yang akan merugikan
orang yang sama sekali tidak bersalah.
Terakhir pesan ana, agar berhati-hati dalam menyampaikan
informasi yang kita dapat dari orang lain, biasakan untuk tabayyun sebelumnya
_Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir_ (QS. Qaaf : 18)
TANYA JAWAB
Q : Ustad saya mau bertanya klo di dunia maya bagaimana kita mengetahui
ciri-ciri orang fasik seperti yang ust sampaikan diatas bahwa kita harus berhati-hati dengan manusia fasik
dan bagaimanakah jika misalnya orang awam tidak berilmu tetapi menyampaikan
suatu kebenaran di dunia maya apakah harus kita cantumkan AlQuran dan Haditsnya
sedangkan kita juga mendapatkan ilmu itu dari seseorang..?
A : Sebenarnya ini terkait dengan tabayyun. Harus diingat bahwa
apa yang kita sampaikan harus dipertangung jawabkan, bisa saja bagi awam ketika mendapat artikel yang terkait ibadah,
ia merasa bahwa artikel itu bermanfaat, lalu ia karena awam nya ia sebarkan artikel tersebut, namun
ia lupa, apalagi seringkali sebuah riwayat yang belum jelas kebenarannya atau
jelas dhai'f/palsu namun kembali karena awam
tadi ia tetap menshare, seakan apa yang
ia sampaikan benar/sesuai syari'at. Padahal Rasulullah SAWpernah berkata,
_Siapa yang berdusta atasku secara sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat
duduknya di neraka_ (HR. Bukhari dan Muslim). Karenanya, carilah ilmu sebelum
bertindak, karena tanpa ilmu kita bisa menyesatkan diri kita dan orang lain
yang mengikuti langkah kita. Semoga Allah menaungi diri kita dalam rahmatnya. Sedikit
tambahan, cari dan belajarlah pada para ulama yang faqih sesuai bidang keilmuan
masing-masing agar ketika menemukan artikel yang menarik, apalagi terkait
ibadah kita bisa bertanya tingkat keshahihannya. Baru kalau sudah pasti shahih
di share, jika tidak shahih jangan dishare kembali
lanjut ya...
lanjut ya...
Q : Mau bertanya tentang tafsir surat Al- hujarat ayat 6 dan apa
saja pelajaran yang bisa kita ambil?
A : Ayat ini menerangkan tentang adab yang harus diperhatikan
oleh orang-orang yang berakal, apa hebatnya akal yang dimiliki oleh seorang
manusia? Imam Ja'far as-Shiddq pernah menjelaskan, Allah memberikan akal tanpa
syahwat kepada malaikat. Dan memberikan syahwat tanpa akal kepada binatang. Dan
Dia memberi akal dan syahwat kepada manusia. Maka, siapa yang akalnya
mengalahkan syahwatnya maka ia lebih mulia daripada malaikat. Dan siapa yang
syahwatnya mengelahkan akalnya maka ia lebih sesat dari bintang.
Terkait perihal tabayyun, ketika kita mendapat info berita dari
orang yang fasik (siapa orang yang fasik, silahkan dibaca kembali materinya),
maka wajib kita yang merasa memiliki akal untuk menelitinya. Tidak begitu saja
secara langsung menerima berita tersebut. Cari dan temukan qarinah (tanda) pembuktian,
jika ia memang benar maka benarkanlah, namun jika salah/sebuah dusta maka
tunjukkanlah.
Q : Afwan .. ust.. bagaimana bila kita menghadapi seorang yang
di kenal pedusta.. tiba-tiba dia berkata jujur? Dan sebaliknya.. dan seorang yang
jujur, tiba-tiba dia berkata dusta? Apa yang mesti kita lkukan? Ketika tabayyun
sulit di lakukan ,apakah kita harus memasrahkan diri,misalnya dengan tetapi tawakkal
juga berhusnuzon dengann orang tersebut ? Apakah baik gitu tadz ? Atau gimana ?
A : Ketika kita mengetahui orang yang
dikenal suka berdusta lalu menjadi jujur, dan orang yang dikenal jujur ternyata
berdusta, maka itulah yang dinamakan proses tabayyun. Berkhusnudzon wajib dilakukan, karena kita dilarang untuk
su'udzhon. Tabayyun bukan hanya dilakukan pada yang bersangkutan, bisa
dilakukan ke orang lain, dengan syarat tidak menyebutkan siapa mencari
info layaknya detektif .. dan jika ternyata orang yang terkenal jujur tadi
ternyata ia adalah pembohong pada kenyataannya (di belakang hari terbukti
segala apa yang ia lakukan adalah kebohongan), maka ia termasuk orang yang
fasik Semoga kita dilindungi dari sifat-sifat munafiq ...
Q : Pak ustad gimana kita di hadapan orang
munafik? Di depan kita dia baik, dan ga tau nya di belakang kita di omongin...kadang
saya emosi pa ustad..
A : Maafkan ia, redam emosi, minta
pertolongan orang ketiga yang dikenal bijak, agar bisa diluruskan segala hal
yang sudah terjadi, sehingga bisa diperbaiki. Ikhlaskan, karena berbahagialah setiap kita yang dibicarakan
dibelakang, orang yang membicarakan kita adalah atm berjalan kelak di yaumil
mahsyar
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment