Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Selasa, 13 Februari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G3
Narasumber : Ustadz
Robin
Tema : Kajian Umum
Editor : Rn
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang tercerai
berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun
generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan
menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya
kita awali dengan lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
Adab Bercanda
Islam adalah agama pertengahan (wasathan), yang mengatur segala
permasalahan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Mulai dari masalah
kenegaraan, sampai masalah ringan seperti bercanda.
Islam mengajak duduk tenang belajar, juga aktif berolahraga.
Mengajak khusyu ibadah juga giat berdagang. Juga, mengajak serius menjalani
hidup tapi tidak lupa bersantai.
Dalam Islam bersantai dan bercanda-tawa ini dibolehkan sebagaimana
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam juga melakukannya.
Di antara contoh paling terkenal dalam hal ini adalah candaan
Rasulullah saw terhadap seorang nenek tua, tentang surga.
Diriwayatkan dari Al-Hasan Radhiyallahu ‘anhu (Ra), dia berkata,
seorang nenek tua mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Saw). Nenek
itu berkata, wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke
dalam surga!’ Nabi menjawab: Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua.
Nenek tua itu pun pergi sambil menangis.
Nabi berkata: “Kabarkanlah kepadanya bahwa wanita tersebut tidak
akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua.
Rasulullah lalu membaca ayat:
“Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara
langsung. Lalu Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Yang penuh cinta lagi
sebaya umurnya.”
(QS. Al-Waqi’ah: 35-37)
Sebagaimana Rasulullah saw telah mencotohkan adab berdagang, adab
berumah tangga, adab bertetangga, dst, maka dalam bercanda ini pun ada
adab-adab yang beliau ajarkan.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu, yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah."
(QS. Al-Ahzab:21)
Berikut ini adab bercanda yang digariskan manusia terpilih, Al
Mustofa, shallallahu `alayhi wasallam:
1. Tidak Berdusta
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku juga bercanda, namun
aku tidak mengatakan kecuali yang benar.”
(HR. Ath-Thabrani)
Dalam hadits lain beliau bersabda,
“Celakalah seorang yang berbicara dusta untuk membuat orang
tertawa, celakalah ia, celakalah ia.”
(HR. Ahmad)
Dua hadits ini merupakan peringatan keras bagi kita semua.
Di zaman medsos ini terkadang ada BC candaan yang bersifat dusta.
Bedakan, antara BC fiktif, dan BC dusta.
Fiktif boleh, asal memang jelas dari awal bahwa itu fiktif. Adapun
dusta, nuansanya dibuat seolah benar padahal dusta (misal ada data hari, jam
dll).
Yang paling sering di BC biasanya candaan berbahasa asing (resep
nasi briyani dari India, kisah sedih dari Thailand dll). Padahal ketika dicek
dengan google translate, jelas isinya berbeda. Dan ini termasuk dusta dalam
candaan.
2. Tidak Menghina dan
Mempermainkan Agama
Allah berfirman:
لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka
lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda
gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Mengapa kepada Allah,dan
ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.”
(QS. At-Taubah: 65)
Tidak sedikit pelawak yang jatuh dalam larangan ini. Jangan kita
ikut2an jatuh.
3. Tidak Menghina Orang Tua
Orang Lain
Dari Abdullah bin ‘Amru radhiyallahu ‘anhuma dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya termasuk
diantara dosa terbesar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, ”
Beliau ditanya; “Bagaimana mungkin seseorang tega melaknat kedua orang tuanya?”
Beliau menjawab: “Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang
tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama.”
(HR. Bukhari)
Ini juga terkadang menjadi lawakan di televisi, yang ditiru juga
di masyarakat. Misal dengan mengatakan; "Ibu Lo pasti ngidam XXX ya waktu
hamil Lo" dst.
Padahal ini termasuk dosa besar.
4. Tidak Banyak Tertawa
Sesuatu yang berlebihan itu pasti tidak baik. Susu yang
menyehatkan pun (bahkan disunnahkan Nabi) akan jadi penyakit jika diminum 1
galon misalnya. Bahkan tilawah quran dilarang berlebihan (kalau kita sih lebih
banyak kekurangannya). Maka apalagi dengan bercanda.
“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa
dapat mematikan hati.”
(HR. At-Tirmidzi)
"...Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu
benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis..."
(HR. Muslim)
5. Tidak Bercanda tentang
Nikah, Talak, dan Rujuk
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ وَالرَّجْعَةُ
“Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap
serius: nikah, talak, dan rujuk”.
(HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Khususnya tentang talak (cerai), hal ini sangat perlu hati2.
Karena di antara amal tertinggi setan adalah memisahkan sepasang manusia yang
sebelumnya bersatu dengan akad suci.
Mayoritas ulama mengatakan bahwa nikah, talak dan rujuk akan sah
walaupun bercanda. Karenanya, sangat perlu diwaspadai.
6. Tidak Menakut-nakuti
Seseorang atau Mengambil Hartanya
Suatu hari seseorang menyembunyikan cambuk milik sahabat yang sedang
tertidur. Waktu terbangun, orang itu
ketakutan karena merasa kehilangan cambuk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Saw) bersabda: “Tidak
halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lain.”
(HR. Abu Dawud)
Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam juga bersabda,
لَا يَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ صَاحِبِهِ لَاعِبًا وَلَا جَادًّا وَإِنْ أَخَذَ عَصَا صَاحِبِهِ فَلْيَرُدَّهَا عَلَيْهِ
“Janganlah salah seorang kalian mengambil barang temannya (baik)
bermain-main maupun serius. Meskipun ia mengambil tongkat temannya, hendaknya
ia kembalikan kepadanya.”
(HR. Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim)
Menyembunyikan sandal, ponsel, buku, dll milik teman dengan maksud
bercanda termasuk yang tidak disukai dalam Islam berdasarkan hadits2 ini.
7. Tidak Memutus
Persaudaraan
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
(QS. Al-Hujurat: 10)
Jangan sampai candaan kita yang kita maksudkan untuk mencairkan
suasana dan mendekatkan hati justru menimbulkan permusuhan.
Lihat dengan siapa kita bercanda, perhatikan kata-kata yang
dipakai, sesuaikan dengan tempat dan kondisi.
Di antara syariat agung dalam Islam ini adalah bolehnya berdusta
untuk mendamaikan sesama muslim yang bertengkar.
Perhatikanlah, jika dusta termasuk dosa yang diharamkan dicampur
dalam candaan (adab no.1), tetapi justru diperbolehkan jika dipakai dalam
rangka mendamaikan perseteruan sesama muslim.
Semoga Allah memudahkan kita ikhlas dalam setiap candaan, berharap
hanya ridho Allah semata.
TANYA JAWAB
Q : Kalau bercanda dengan suami dengan kata-kata yang kurang baik
bagaimana hukumnya?
Contoh : "sayangku...nyuk"
"Si papah jelek"
A : Kurang baik atau tidak bisa sangat subjektif. Jika situasinya
sambil senyum, saying-sayangan, mesra, kata-kata tersebut di atas tidak apa2-apa.
Q : Bagaimana sikap kita, jika postingan becandaan (yang melanggar
adab di atas) yang dikirimkan ke grup, kita baca atau kita lihat dan kita menjadi
geli/tertawa, ...meski tau salah, tapi kita memang merasa lucu karenanya...
A : Melanggar adab tdk serta merta haram. Tergantung
pelanggarannya juga. Jika tidak parah, mungkin sekedar kita ingatkan sambil
bercanda dll. Sesekali karena lupa kita ikut tertawa mudah-mudahan Allah
memaafkan.
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment