
Kajian Online HA
Ummi G2 & G5
Hari/Tgl: Rabu, 05
September 2018
Materi: Menutupi Aib
Sesama Muslim
NaraSumber: Ustadz Trisatya Hadi
Waktu Kajian: 16.00
- 19.00
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا
سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba
lainnya di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim no.
2590)
Dari Abdullah bin
Umar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا
يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ
عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim dengan muslim yang lain
adalah bersaudara, dia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya.
Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya. Barangsiapa yanga membebaskan seorang muslim dari suatu
kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan
barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya
pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim no. 2850)
Dari Ibnu Umar
radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menaiki
mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ
الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا
تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ
تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ
فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
“Wahai sekalian orang yang hanya berislam
dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di dalam hatinya. Janganlah
kalian menyakiti kaum muslimin, jangan pula kalian memperolok mereka, dan
jangan pula kalian menelusuri.mencari-cari aib mereka. Karena barangsiapa yang
mencari-cari aib saudaranya niscaya Allah akan mencari-cari aibnya, dan barang
siapa yang aibnya dicari-cari oleh Allah niscaya Allah akan mempermalukan dia
meskipun dia berada di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Daud no.
4236 dan At-Tirmizi no. 2032)
Penjelasan ringkas: Allah
Subhanahu wa Ta’ala senang untuk menutupi kesalahan hamba-hambaNya, dan Dia
menganjurkan agar para hamba-Nya juga melakukannya di antara sesama mereka.
Untuk itu Allah Ta’ala telah menyediakan bagi mereka pahala yang sesuai dengan
amalan baik mereka, yaitu Allah Ta’ala akan menyembunyikan aib dan mengampuni
dosa mereka pada hari kiamat karena mereka telah menyembunyikan aib saudaranya
di dunia.
Al-Qadhi Iyadh
rahimahullahu berkata, _“Tentang ditutupnya aib si hamba pada hari kiamat, maka
ada dua kemungkinan makna:
- Pertama:
Allah akan menutupi kemaksiatan dan aibnya dengan cara tidak mengumumkannya
kepada manusia di padang mahsyar.
- Kedua:
Allah Ta’ala tidak akan menghisab aibnya dan tidak akan menyebut aibnya
tersebut.” (Lihat Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim: 16/360)_
Makna pertama di
atas di dukung oleh hadits Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ
كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُوْلُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟
فَيَقُوْلُ: نَعَمْ، أَيْ رَبِّ. حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوْبِهِ وَرَأَى فِي
نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا
لَكَ الْيَوْمَ. فَيُعْطِي كِتَابَ حَسَنَاتِهِ
“Sesungguhnya (pada hari kiamat) Allah
akan mendekatkan seorang mukmin, lalu Allah meletakkan tabir dan menutupinya.
Lalu Allah berfirman, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah engkau tahu dosa
itu?” Dia menjawab, “Ia, betul saya tahu wahai Rabbku.” Hingga ketika Allah
telah membuat dia mengakui semua dosanya dan dia mengira dirinya sudah akan
binasa,, Allah berfirman kepadanya, “Aku telah menutupi dosa-dosa ini di dunia,
maka pada hari ini Aku mengampuni dosa-dosamu itu.” Lalu diberikanlah padanya
catatan kebaikan-kebaikannya.” (HR. Al-Bukhari no. 2261)
Sebaliknya, Allah
Ta’ala telah melarang dan mengharamkan untuk memata-matai dan mencari-cari aib
seorang muslim, walaupun itu dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Dan Allah
telah mempersiapkan hukuman yang menghinakan bagi pelakunya di dunia dan di
akhirat. Adapun di dunia maka Allah pasti akan menghinakan dirinya walaupun dia
tengah bersembunyi di dalam rumahnya. Adapun di akhirat, maka siksaan akhirat
lebih besar dan lebih hina, yaitu Allah akan membukan secara terang-terangan
semua dosa dan aibnya ketika di dunia, agar seluruh makhluk di padang mahsyar
bisa melihatnya, wal ‘iyadzu billah.Ini dosa jika dia sekedar mencari-cari aib
sesama muslim, walaupun dia tidak menceritakannya kepada orang lain. Akan
tetapi jika setelah dia mencari-cari tahu aib saudaranya lalu dia
menceritakannya kepada orang lain, maka dia telah terjatuh ke dalam dosa besar
kedua yang tidak kalah kecil dosanya dibandingkan dosa yang pertama, yaitu dosa
ghibah. Karena sungguh, barangsiapa yang melakukan hal itu maka dia adalah
termasuk orang-orang yang menghendaki kejelekan tersebar di tengah-tengah kaum
muslimin.
Dan jika demikian
keadaannya, maka atasnya firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ أَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ
فِي الَّذِيْنَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
_“Sesungguhnya orang
Orang yang menyenangi tersebarnya kekejian di tengah-tengah orang-orang yang
beriman, mereka akan memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” (QS. An-Nur:
19)"
Wallahu a'lam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB
T: Afwan ustadz ijin
bertanya, beda antara aib sama tabayyun bagaimana ya? Jika suami lalai kemudian
kita nyari solusi ke keluarganya tidak bisa, akhirnya ke pihak lain sebagai
penengah, termasuk aib kah? Afwan ustadz
J: Aib itu hal,
keadaan, sifat, atau prilaku yang tidak baik (negatif) yang dasarnya ada rasa
malu jika diketahui orang lain. Sedangkan tabayyun itu mengklarifikasi,
menanyakan kebenaran, ricek. Jika menutupi aib sesama Muslim dianjurkan, tentu
menjaga aib orang-orang terdekat semisal suami atau istri lebih diutamakan.
Seorang istri yang
salehah juga mampu menjaga diri mereka sekaligus menjaga kehormatan suami. Saat
suami tak di rumah, istri yang menjadi penjaga kehormatan suaminya di rumah.
Istri adalah representasi suami. Begitu juga sebaliknya. Allah SWT berfirman, "Sebab
itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)."
(QS an-Nisa [4]: 34)
Menceritakan aib
dibolehkan dengan syarat aib tersebut membahayakan pada akhirnya seperti
penyakit ke dokter, (dokter terikat kode etik). Sedangkan aib sendiri sesuai
syariat kita disuruh menutupinya, sampai kita memperbaikinya (taubat), begitu
pula aib pasangan kita atau org lain. Dibolehkan aib diceritakan tujuannya agar
si pelaku bertaubat dengan cara Yaitu hendaklah dilakukan dengan cara
bijaksana, menjunjung tinggi adab kesantunan, cara yang baik, kalimat yang
indah, menenangkan, dan bisa melapangkan dada, dengan lemah-lembut tanpa
kekerasan, nasihat secara diam-diam, sindiran dan bukan dengan cara
terang-terangan. Demikian ini akan lebih mudah diterima; karena adab dalam
menyampaikan, ungkapan cinta dan pujian memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Oanrg tempat kita
ceritakan hendaknya terpercaya yang bisa menjaga amanah, yang diharapkan dapat
memberikan solusi. Wallahu a'lam.
T: Pas banget
materinya. Tanya ustadz, misal saya tanpa sengaja diberitahukan aib orang
(masih tetangga), dan saya sering berinteraksi dengan beliau, jujur pertama
kali tahu aibnya lansung istighfar banyak-banyak dan diam, tidak ada sedikit
pun niat untuk menceritakan lagi pada orang lain walau untuk diambil ibrohnya,
karena beliau pun seusia ibu saya. Yang ingin saya tanyakan, apakah saya ikut
berdosa ketika diceritakan tentang aib tersebut karena yang menceritakan pun temannya
(yang punya aib) sendiri dan apakah hal tersebut termasuk ghibah? Walau yang
memulai pembicaraan bukan saya?
J: Mencerikan aib orang
lain ghibah, yang mendengarkan tidak masuk pelaku ghibah, dengan segera mengingatkan
atau menghindar.
T: Ustadz, jika kita
mencari-cari aib sesama muslim dan menceritakan kepada orang lain itu termasuk
dosa besar, jika itu pernah kita lakukan, apakah yang harus kita lakukan untuk
mendapatkan ampunan Allah dari dosa besar tersebut. Karena kadang tidak sengaja
kita mendengar maupun menambahi sesuatu hal yang kita tahu kepada orang lain?
J: Segera beristighfar
dan ber-azzam tidak melakukan lagi. Dan segera menghindar, mendoakan semoga dapat
hidayah, atau mengingatkan pelaku ghibah akan dosanya.
T: Ijin bertanya
ustadz. Ada seseorang yang menceritakan aibnya bahwa dia pernah mengugurkan
kandungan padahal belum menikah, ternyata beliau juga cerita ke teman saya A, dan
Saya taunya dari teman A. Apakah saya pura-pura tidak tahu saja ya ustadz,
daripada panjang cerita?
J: Betul, Itu aib,
cukup doakan saja dia (pelaku), untuk penyebar ingatkan, dan keep silent
T: Ustadz, jika kita
menonton tayangan televisi yang isinya berita gosip selebriti apakah termasuk
mencari cari aib?
J: Iya, lebih baik hindari,
boleh mendengar yg tujuannya untuk mengambil ibroh, dan tidak disebar.
T: Ustadz, ketika
sahabat curhat, lalu kita ngobrol dengan suami dan kembali menceritakan kisah
sahabat tersebut, apakah termasuk membuka aib?
J: Ya, kecuali sebagai
pelajaran untuk dicari solusi, atau ibrohnya, tanpa menyebut nama/identitasnya.
T: Ustadz, andai kita
buka aib orang, apakah tidak ada ampunan sama sekali dari Allah meski sudah
tobat?
J: Ampunan Pasti ada,
Allah maha pengampun. Istighfar, tidak mengulanginya lagi.
T: Ustadz, andai kita
harus berbohong ke banyak orang demi menutupi aib seseorang apakah
diperbolehkan?
J: Boleh jika tujuannya
untuk islah, atau menjaga agar tidak berselisih.
Berkata Ummu Kultsum
radhiyallahu ‘anha, “Aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memberikan keringanan (rukhshah pada apa yang diucapkan oleh
manusia (berdusta) kecuali dalam tiga perkara, yakni: perang, mendamaikan
perseteruan/perselisihan di antara manusia, dan ucapan suami kepada istrinya,
atau sebaliknya”.
T: Bagaimana hukumnya
membuka aib seseorang untuk kebutuhan mencari solusi agar aib tersebut tidak
berkepanjangan ustadz ?
J: Boleh untuk mencegah
mudhorot dan kerusakan yang lebih besar dengan merahasiakan indentitas
pelakunya, atau darurat, boleh diungkap karena harus berurusan dengan aturan
negara atau norma yang berlaku, jika dilindungi kode etik atau hukum yang
berlaku.
T: Ustad, semisalnya
ada yang menyebar aib seseoranf ke semua orang, dan ternyata itu tidak benar? haruskah
orang tersebut mengklarifikasi? karena dengan adanya fitnah soal aib itu
membuat orang itu terganggu dan itu tidak benar, tetapi membuat semua orang yang
tidak tahu apa-apa soal kebenaranya, jadi malah ikut-ikutan membenci orang yang
di fitnah mengenai adanya aib tersebut, kita memang tidak bisa menutup mulut
semua orang ustadz, dan itu sebenarnya ladang pahala buat orang yang difitnahkan,
menjadi tranfer pahala buat dia, tapi apa yang harus di lakukan ustadz, kasian orang
yang di fitnah itu.
J: Itu fungsi tabayyun,
saring sebelum sharing, harus diklarifikasi kebenaran, segera mencegah beredar
lebih luas. Makanya kita harus sangat berhati hati, jika sdh viral, bola liar,
dosanya juga akan terus mengalir. Naudzubillah. Segera meminta maaf ke yang
bersangkutan, taubatan nasuhah semoga Allah mengampuni dan orang yang
bersangkutan memaafkan.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment