KAJIAN
ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT G 2
KAJIAN
RUTIN
Hari,
Tanggal: Selasa, 20 Agustus 2019
Jam:
9.00 - 11.00 WIB
Tema:
Islam Agama yang Moderat
Narsum:
Ustadzah Riyanti
Notulen:
Sapta
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Makna Islam Moderat dalam Al-Quran
Islam
adalah agama kedamaian, keselamatan dan kasih sayang. Bukti paling konkrit
mengenai hal ini adalah, bahwa Allah Swt menamakan agama ini dengan sebutan
Islam. Secara literal, kata Islam diambil dari bahasa arab yang berasal dari
akar katasalima yaslamu salaman, sebuah kata-kata indah yang
menunjukkan arti kedamaian, keselamatan, keamanan, kenyamanan dan perlindungan.
Jika kita merenungkan dengan mendalam makna-makna tersebut, kita akan mendapati
bahwa semua prinsip dasar dalam agama Islam (sebagaimana diceritakan dalam
hadis Jibril) yaitu, Islam, iman dan ihsan semuanya merupakan manifestasi dari
makna tersebut.
Islam
Suatu
ketika Nabi Saw ditanya “siapakah muslim sejati?” beliau
menjawab “al-muslimu man salima an-nasu min lisanihi wa
yadihi (seorang dikatakan muslim sejati jika ucapan dan
perbuatanya tidak merugikan orang lain).
Salah
satu ciri agama Islam adalah moderat (pertengahan). Kemoderatan tersebut
terdapat pada setiap aspek kehidupan. Tidak hanya urusan
ibadah mahdhoh (vertikal), tetapi juga urusan ibadah ghoir
mahdhah(horizontal). Ciri ini disebut dalam Al Quran sebagai as-shirat
al-mustaqim(jalan yang lurus), berbeda dengan jalan yang dimurkai (al-maghdhubi
‘alaihim) dan yang sesat (al-dhallin) karena mereka melakukan banyak
penyimpangan.
Dalam
al-quran Allah swt memberikan predikat kepada umat Islam sebagai umat yang
moderat (wasathan). Firman Allah Al-Baqarah 143, “Dan demikian (pula) Kami
telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu.”
Moderat
(Wasatiyyah) berarti keseimbangan diantara dua sisi yang sama tercela, kiri dan
kanan, berlebihan (ghuluw) dan acuh (taqsir), seperti halnya sifat dermawan
yang berada di antara sifat pelit (bakhil) dan boros tidak pada tempatnya
(tabzir). Begitu juga dalam sistem ekonomi, Islam berada di antara sistem
ekonomi kapitalis dan sistim ekonomi sosialis.
Islam
tidak melarang umatnya untuk menjadi orang kaya bahkan Allah swt memerintahkan
untuk kita menjadi orang kaya sebagaimana tersirat dalam firman Allah surat
Al-Qoshosh ayat 77 dan surat Al-Jumuah ayat 10
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan”.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Sirkulasi
uang atau harta tidak boleh hanya berputar dikalangan kaum kapitalis (kaya),
tetapi harus didistribusikan juga kepada kaum sosialis yaitu fakir miskin atau
orang yang tidak mampu sehingga sistem perekonomian berjalan seimbang tidak
dimonopoli oleh kaum kapitalis. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat
Al-Hasyr ayat 7 :
“ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk
kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya”.
Kemoderatan
Islam pun terlihat dalam urusan akidah. Islam berada diantara paham yang tidak
mengakui adanya Tuhan (ateis) dan paham Animisme, dinamisme serta
Trinitas.
Pertanyaan
besar yang harus ditafakkuri adalah manusiakah yang menurunkan air hujan
dari langit? Manusiakah yang menciptakan hidup dan mati? Manusiakah yang
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan? Pantaskah kita mengatakan bahwa dunia ini ada
dengan sendirinya, air hujan turun dengan sendirnya, tumbuh-tumbuhan tumbuh
dengan sendirinya? Pantaskan kita menyembah patung yang dibuat oleh manusia.
Ini
menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Semuanya berjalan sesuai
dengan fitrahnya, tidak ada yang bertentangan dengan fitrah
manusia. Bahkan dalam urusan pernikahan tampak dengan jelas kemoderatannya.
Islam berada diantara paham melarang untuk menikah dan paham yang menganut seks
bebas (kumpul kebo).
Islam
mensyariatkan bagi setiap muslim yang sudah sanggup untuk segera menikah karena
itu merupakan fitrah manusia yang harus disalurkan demi menjaga keabsahan
statusnasabnya. Hal ini sesuai dengan prinsip dan tujuan Allah mensyariatkan
suatu hukum kepada manusia yang dikenal dengan Maqashid al-syariah yaitu
menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga nasab (keturunan),
menjaga harta.
Dalam
tafsir Al-Thabari juz III halaman 145 dijelaskan, ummatan wasathan di
tafsirkan sebagaiummatan ‘udulan yaitu umat yang adil dan proporsional.
Karena mereka umat yang adil, ditempat lain dalam Al-Quran mereka disebut
sebagaikhoiru ummah (umat yang terbaik) firman Allah surat Al-Imran:110.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Keterkaitan
ini mengesankan bahwa sikap moderat adalah yang terbaik, sebaliknya sikap
berlebihan (al-ghuluw) menjadi tercela yang harus kita hindari. Sikap
berlebihan ini pula yang menjadikan tatanan kehidupan umat terdahulu menjadi
rusak. (Sumber : Kompas Hal. 33, 24 Februari 2017
Wallahu
a'lam bishshowwab
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA JAWAB
1.
Bagaimana
hukumnya kalau kita berkunjung ke candi-candi atau museum-museum yang banyak
patung-patungnya walaupun niatnya memang hanya melihat-melihat saja?
Jawab:
Boleh
bunda. Asal tidak mengganggu akidah kita. Memahami sejarah dunia adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari bagian kita memahami sejarah berkembangnya Islam di
Indonesia.
2.
Ustadzah
antara pilihan memasukan anak perempuan ke pesantren, dibandingkan keinginan
ingin mendampingi anak perempuan tersebut menjelang masa balighnya, ingin
mengajarkan sendiri tentang bagaimana melalui masa balighnya, sementara jika
tidak dipesantren, pendidikan formal yang ada sangat rentan sekali, pergaulan,
akhlaq disekolah yang ada cukup mengkhawatirkan. Bagaimana berfikir moderat dalam
hal ini ustadzah?
Jawab:
Menyekolahkan
anak di pesantren jadi alasan banyak orangtua agar buah hatinya mendapat ilmu
agama yang mumpuni dari para ulama. Bersekolah di pesantren, berarti orangtua
harus berpisah jarak dengan anak. Tak bisa bertemu kapan pun dan hanya di
waktu-waktu tertentu saja. Hal ini bagi beberapa orangtua terasa berat, begitu
juga bagi anak.
Buya
Yahya, pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah, di Cirebon menjelaskan usia paling
tepat anak masuk pesantren. Menurut beliau, hal yang harus diperhatikan lebih
dulu adalah keadaan anak, lalu kondisi orangtua dan lingkungan. "Kalau di
dalam sebuah keluarga itu aman maka idealnya adalah setelah usia SD,
menjelang pubertas. Tapi kalau keluarga kurang aman, maka bayi pun perlu
dipondokkin. Contohnya ibunya yang hobi sinetron 24 jam. Lihat lingkungan
sekitar kita. Jika kita tinggal dilingkungan yg tidak atau kurang mendukung
proses belajar islam maka pertimbangan anak di ponpeskan bisa dimunculkan.
Jadi
3 hal tersebut menjadi faktor pertimbangan memutuskan bagi orangtua.
3.
Ustadz
maaf mau bertanya, saya anak satu-satunya dari orangtua yang berpisah, tapi belum
bercerai, tapi setelah orangtua sudah pada sepuh otomatis kan tanggng jawab
anak, di saya berencana mau mengumpulkan kedua orangtua ikut sama saya, tapi tetap
lah dalam tidurnya terpisah kamar, apakah saya harus selamatan lagi atas di
kumpulkanya kedua orangtua, atau bagaimana ya Ustadzah? karena selama ini kedua
orangtua masih hidup sendiri-sendiri. Terimakasih.
Jawab:
Niat
bunda sudah bagus. Mengumpulkan dua hati yang terpisah. Kalau belum bercerai kenapa
harus dlm kamar terpisah? Tapi jika terkumpul dalam satu kamar belum mungkin di
satu rumah sudah baik. Kalau bunda mau syukuran boleh, niatkan bersedekah
kepada tetangga terdekat kerabat
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment