Home » , , , » Islam Agama yang Moderat

Islam Agama yang Moderat

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, April 14, 2020


KAJIAN ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT G 2
KAJIAN RUTIN
Hari, Tanggal: Selasa, 20 Agustus 2019
Jam: 9.00 - 11.00 WIB
Tema: Islam Agama yang Moderat
Narsum: Ustadzah Riyanti
Notulen: Sapta
┈┈ ✿⊱┈┈


Makna Islam Moderat dalam Al-Quran

Islam adalah agama kedamaian, keselamatan dan kasih sayang. Bukti paling konkrit mengenai hal ini adalah, bahwa Allah Swt menamakan agama ini dengan sebutan Islam. Secara literal, kata Islam diambil dari bahasa arab yang berasal dari akar katasalima yaslamu salaman, sebuah kata-kata indah yang menunjukkan arti kedamaian, keselamatan, keamanan, kenyamanan dan perlindungan. Jika kita merenungkan dengan mendalam makna-makna tersebut, kita akan mendapati bahwa semua prinsip dasar dalam agama Islam (sebagaimana diceritakan dalam hadis Jibril) yaitu, Islam, iman dan ihsan semuanya merupakan manifestasi dari makna tersebut.

Islam

Suatu ketika Nabi Saw ditanya “siapakah muslim sejati?”  beliau menjawab “al-muslimu man salima an-nasu min lisanihi wa yadihi (seorang  dikatakan muslim sejati  jika ucapan dan perbuatanya tidak merugikan orang lain).

Salah satu ciri agama Islam adalah moderat (pertengahan). Kemoderatan tersebut terdapat pada setiap aspek kehidupan. Tidak hanya urusan ibadah mahdhoh (vertikal), tetapi juga urusan ibadah ghoir mahdhah(horizontal). Ciri ini disebut dalam Al Quran sebagai as-shirat al-mustaqim(jalan yang lurus), berbeda dengan jalan yang dimurkai (al-maghdhubi ‘alaihim) dan yang sesat (al-dhallin) karena mereka melakukan banyak penyimpangan.  

Dalam al-quran Allah swt memberikan predikat kepada umat Islam sebagai umat yang moderat (wasathan). Firman Allah Al-Baqarah 143, “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Moderat (Wasatiyyah) berarti keseimbangan diantara dua sisi yang sama tercela, kiri dan kanan, berlebihan (ghuluw) dan acuh (taqsir), seperti halnya sifat dermawan yang berada di antara sifat pelit (bakhil) dan boros tidak pada tempatnya (tabzir). Begitu juga dalam sistem ekonomi, Islam berada di antara sistem ekonomi kapitalis dan sistim ekonomi sosialis.

Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi orang kaya bahkan Allah swt memerintahkan untuk kita menjadi orang kaya sebagaimana tersirat dalam firman Allah surat Al-Qoshosh ayat 77 dan surat Al-Jumuah ayat 10

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Sirkulasi uang atau harta tidak boleh hanya berputar dikalangan kaum kapitalis (kaya), tetapi harus didistribusikan juga kepada kaum sosialis yaitu fakir miskin atau orang yang tidak mampu sehingga sistem perekonomian berjalan seimbang tidak dimonopoli oleh kaum kapitalis. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 7 :

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.

Kemoderatan Islam pun terlihat dalam urusan akidah. Islam berada diantara paham yang tidak mengakui adanya Tuhan (ateis) dan paham Animisme, dinamisme serta Trinitas. 

Pertanyaan besar yang harus ditafakkuri adalah manusiakah yang menurunkan air hujan dari langit? Manusiakah yang menciptakan hidup dan mati? Manusiakah yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan? Pantaskah kita mengatakan bahwa dunia ini ada dengan sendirinya, air hujan turun dengan sendirnya, tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan sendirinya? Pantaskan kita menyembah patung yang dibuat oleh manusia.

Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Semuanya berjalan sesuai dengan fitrahnya,   tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia. Bahkan dalam urusan pernikahan tampak dengan jelas kemoderatannya. Islam berada diantara paham melarang untuk menikah dan paham yang menganut seks bebas (kumpul kebo).

Islam mensyariatkan bagi setiap muslim yang sudah sanggup untuk segera menikah karena itu merupakan fitrah manusia yang harus disalurkan demi menjaga keabsahan statusnasabnya. Hal ini sesuai dengan prinsip dan tujuan Allah mensyariatkan suatu hukum kepada manusia yang dikenal dengan Maqashid al-syariah yaitu  menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga nasab (keturunan), menjaga harta.

Dalam tafsir Al-Thabari juz III halaman 145 dijelaskan, ummatan wasathan di tafsirkan sebagaiummatan ‘udulan yaitu umat yang adil dan proporsional. Karena mereka umat yang adil, ditempat lain dalam Al-Quran mereka disebut sebagaikhoiru ummah (umat yang terbaik) firman Allah surat Al-Imran:110.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Keterkaitan ini mengesankan bahwa sikap moderat adalah yang terbaik, sebaliknya sikap berlebihan (al-ghuluw) menjadi tercela yang harus kita hindari. Sikap berlebihan ini pula yang menjadikan tatanan kehidupan umat terdahulu menjadi rusak. (Sumber : Kompas Hal. 33, 24 Februari 2017

Wallahu a'lam bishshowwab


┈┈ ✿⊱┈┈
TANYA JAWAB


1.    Bagaimana hukumnya kalau kita berkunjung ke candi-candi atau museum-museum yang banyak patung-patungnya walaupun niatnya memang hanya melihat-melihat saja?
Jawab:
Boleh bunda. Asal tidak mengganggu akidah kita. Memahami sejarah dunia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bagian kita memahami sejarah berkembangnya Islam di Indonesia.


2.    Ustadzah antara pilihan memasukan anak perempuan ke pesantren, dibandingkan keinginan ingin mendampingi anak perempuan tersebut menjelang masa balighnya, ingin mengajarkan sendiri tentang bagaimana melalui masa balighnya, sementara jika tidak dipesantren, pendidikan formal yang ada sangat rentan sekali, pergaulan, akhlaq disekolah yang ada cukup mengkhawatirkan. Bagaimana berfikir moderat dalam hal ini ustadzah?
Jawab:
Menyekolahkan anak di pesantren jadi alasan banyak orangtua agar buah hatinya mendapat ilmu agama yang mumpuni dari para ulama. Bersekolah di pesantren, berarti orangtua harus berpisah jarak dengan anak. Tak bisa bertemu kapan pun dan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Hal ini bagi beberapa orangtua terasa berat, begitu juga bagi anak.

Buya Yahya, pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah, di Cirebon menjelaskan usia paling tepat anak masuk pesantren. Menurut beliau, hal yang harus diperhatikan lebih dulu adalah keadaan anak, lalu kondisi orangtua dan lingkungan. "Kalau di dalam sebuah keluarga itu aman maka idealnya adalah setelah usia SD, menjelang pubertas. Tapi kalau keluarga kurang aman, maka bayi pun perlu dipondokkin. Contohnya ibunya yang hobi sinetron 24 jam. Lihat lingkungan sekitar kita. Jika kita tinggal dilingkungan yg tidak atau kurang mendukung proses belajar islam maka pertimbangan anak di ponpeskan bisa dimunculkan.
Jadi 3 hal tersebut menjadi faktor pertimbangan memutuskan bagi orangtua.


3.    Ustadz maaf mau bertanya, saya anak satu-satunya dari orangtua yang berpisah, tapi belum bercerai, tapi setelah orangtua sudah pada sepuh otomatis kan tanggng jawab anak, di saya berencana mau mengumpulkan kedua orangtua ikut sama saya, tapi tetap lah dalam tidurnya terpisah kamar, apakah saya harus selamatan lagi atas di kumpulkanya kedua orangtua, atau bagaimana ya Ustadzah? karena selama ini kedua orangtua masih hidup sendiri-sendiri. Terimakasih.
Jawab:
Niat bunda sudah bagus. Mengumpulkan dua hati yang terpisah. Kalau belum bercerai kenapa harus dlm kamar terpisah? Tapi jika terkumpul dalam satu kamar belum mungkin di satu rumah sudah baik. Kalau bunda mau syukuran boleh, niatkan bersedekah kepada tetangga terdekat kerabat




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!