KAJIAN
ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT G-2
KAJIAN
RUTIN
Hari,
Tanggal: Selasa, 06 Agustus 2019
Pukul:
09.00 - 11.00 WIB
Tema:
Memaknai Pengorbanan Hajar
Narsum:
Ustadzah Riyanti
Notulen:
Sapta
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Belajar Pengorbanan Dari Kisah Siti
Hajar
"Sesungguhnya Shafaa dan Marwa
adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara
keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
Mengetahui." (Al
Baqarah : 158)
Menyoal
sa'i antara Shafaa dan Marwa, selain sebagai bentuk ibadah kepada sang pencipta
alam semesta, ini juga sebagai pengingat akan sosok wanita mulia bernama Siti
Hajar. Siti Hajar merupakan istri dari Nabi Ibrahim AS sekaligus ibunda dari
Nabi Ismail AS.
Siti
Hajar adalah wanita yang begitu mulia, cantik jelita lagi penuh kesabaran juga
ketegaran. Sebagai seorang istri, Siti Hajar begitu patuh pada suami. Ia juga
merupakan seorang wanita yang tawakal dan beriman dengan sungguh-sungguh hanya
kepada Allah semata. Wanita yang menjadi perantara munculnya mukjizat air
zam-zam ini bahkan dikenal sebagai sosok yang taat beribadah, tak pernah mengeluh
atau pun pantang menyerah dalam berbuat kebaikan.
Pernikahan Siti Hajar dan Nabi Ibrahim
AS
Siti
Hajar merupakan istri kedua dari Nabi Ibrahim AS. Melalui Siti Hajar juga, Nabi
Ibrahim AS memiliki buah hati dengan akhlak mulia yakni Nabi Ismail AS. Sebelum
menikah dengan Siti Hajar, Ibrahim telah menikah dengan Siti Sarah. Sayang,
pernikahannya dengan Siti Sarah tak kunjung memberikan buah hati di
keluarganya.
Siti
Sarah lantas meminta Ibrahim untuk menikah lagi. Awalnya, Ibrahim menolak
permintaan Siti Sarah karena baginya, Siti Sarah lah satu-satunya wanita yang
ada di hatinya. Namun Siti Sarah bersikeras meminta Ibrahim menikahi wanita
lain dan berharap dari pernikahan tersebut sang suami akan mendapatkan
keturunan.
Siti
Hajar dinikahi Nabi Ibrahim namun menyebabkan Siti Sarah sangat cemburu
Dengan
berat hati namun tetap menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, Ibrahim memenuhi
permintaan Siti Sarah untuk menikah lagi. Ibrahim lalu mempersunting Siti
Hajar. Dari pernikahannya dengan Siti Hajar, rupanya Ibrahim dikaruniai buah
hati. Siti Hajar hamil dan melahirkan bayi laki-laki tampan yang diberi nama
Ismail.
Kehamilan
juga kelahiran Ibrahim ini rupanya membuat Siti Sarah merasa cemburu. Wanita
itu meminta sang suami untuk membawa Siti Hajar ke tempat yang jauh. Ke tempat
di mana Siti Sarah tak lagi bisa menemukan Siti Hajar dan buah hatinya.
Siti Hajar Dibuang ke Lembah Gersang
Atas
kecemburuan istri pertamanya yang begitu menggebu-gebu, Nabi Ibrahim AS
memutuskan untuk membawa Siti Hajar ke tempat yang jauh menuju Baitul Haram.
Siti Hajar bersama Ismail buah hatinya dibawa menuju ke suatu lembah yang tiada
rumput maupun tumbuhan sekali pun di sana. Tak ada juga air atau tanda-tanda
kehidupan di sana.
Setelah
berada di atas lembah, Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya. Sebuah riwayat juga
menceritakan bahwa Ibrahim tak menoleh sekali pun kepada Siti Hajar meski
wanita tersebut menangis dan terus memanggil namanya.
Semakin
jauh Ibrahim meninggalkannya, Siti Hajar lalu mengejar suaminya dan mengatakan, "Apakah
Allah yang memerintahkan kepadamu untuk melakukan ini?."
"Benar" jawab Ibrahim. "Kalau Allah yang memerintahkan
demikian ini, niscaya Dia tidak akan menyia-nyiakan kami," ungkap Siti
Hajar.
Munculnya Air Zam-Zam
Saat
Ibrahim tak lagi kelihatan, Siti Hajar memandang semua wilayah di lembah,
kosong, gersang dan sangat panas. Wanita berhati mulia ini pun berlari dari
bukit Shafaa ke bukit Marwa sebanyak tujuh kali untuk mencari perbekalan dan
berharap bertemu sufi yang akan membantunya. Sayang, ia tidak menemukan apapun.
Di
tengah kebingungan juga kegelisahan yang menyelimuti hati juga pikirannya,
Allah memberikan mukjizatNya. Dari bawah kaki Ismail kecil yang sedang menangis
kehausan, muncul sumber mata air yang kini dikenal sebagai mata air Zam-Zam.
Air itulah yang membantunya bertahan. Tak hanya muncul air, beberapa waktu
kemudian juga lewat beberapa sufi yang akhirnya membantunya mengatasi segala
kesulitan di lembah gersang.
Siti
Hajar adalah sosok yang begitu tegar, tabah juga senantiasa bertawakal hanya
kepada Allah semata. Ia juga menjadi cerminan sebagai seorang istri yang kuat
dan tak mudah putus asa meski kesulitan bertubi-tubi menimpanya.
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA JAWAB
1.
Ustadzah
jika meneladani kisah Siti Hajar, ketika di uji dengan nabi Ibrahim
meninggalkannya dengan Ismail di padang pasir gersang, perasaan halus wanitanya
pasti keluar, sedih dan campur aduk yang lainnya, tapi ternyata dengan satu
pertanyaan saja, apakah ini perintah Allah, dan jawabannya iya, beliau
kendalikan semua rasa bergejolak dengan kesabaran yang luar biasa. Tapi
bagaimana dengan kehidupan istri, ketika diuji dengan sosok suami yg lalai
dalam agama dan lalai (misal sholat yang masih ada tinggalnya), cuek dengan
keluarga, nafkah memang masih tetap diberikan, tapi dari sisi perasaan si istri
sering si istri merasa tidak kuat lagi, ingin pisah saja, dan lain-lain. Ketika
kita dapat curhat seperti ini, apa saran terbaik untuk teman kita ini ustadzah?
Jawab:
Subhanallah.
Kalau kasusnya seperti ini perlu dilihat lagi tingkat masalahnya. Tingkat
levelnya. Misal kita ambil level tertinggi kasus serupa juga dialami Asiah
istri Firaun. Firaun sosok suami dan ayah terburuk sepanjang masa. Dan lihat
apa pilihan Asiah. Dalam konteks kekinian, si istri tersebut perlu ditanya. Apa
yg diharapkan dari pernikahan tersebut. Dulu itu karena dijodohin atau pilihan
sendiri. Kalau pilihan sendiri, untuk mengubah suami harus bertahap. Mulailah
dari yang kecil resikonya. Kalau ingin suami istiqomah sholat, libatkan anak
untuk mengajak ayahnya sholat. Bersekutulah dengan anak untuk menghadapi
ayahnya. Fokus untuk sholat dulu. Yang lain bertahap dalam ikhtiarnya. Masing-masing
kita punya batas kekuatan sabar. Maka mintalah kepada Allah agar kita punya
samudera kesabaran.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment