Rekap
Kajian Online HA Ummi G3
Hari/Tgl:
Senin, 6 Agustus 2018
Materi: Menjadi Ibu Yang Pandai Mengelola Stres
Nara
Sumber: Bunda Azzam
Waktu
Kajian: 06.30 - 11.00
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
MENJADI
IBU YG PANDAI MENGELOLA STRES
Mukaddimah
Apa
itu Stres?
Stres
adalah suatu kondisi yang sangat umum. Anda merasa jantung Anda berdebar
kencang, telapak tangan berkeringat, dan perut bergejolak saat Anda sedang
stres, mungkin ketika Anda akan menghadapi wawancara kerja atau acara penting
seperti pernikahan. Anda juga merasakannya saat Anda terbebani dengan
pekerjaan, ketika Anda sedang mengalami krisis, atau ketika Anda menghadapi
sumber rasa takut seperti anjing yang marah atau saat terbang dengan pesawat.
Tetapi
berlawanan dengan kepercayaan umum, stres sebenarnya merupakan respons
biologis. Tubuh kita telah dirancang untuk dapat mendeteksi dan bereaksi
terhadap stres. Bahkan, stres bersifat baik. Stres hanya menjadi berbahaya bila
bersifat kronis.
Tanda
dan Gejala Stres
Di
bawah ini adalah beberapa tanda dan gejala stres kronis yang paling sering
ditemui:
otot
tegang terutama di sekitar leher, rahang, bahu, dan punggung perasaan lelah
terus menerus lekas marah dan menyebabkan perubahan suasana hati depresi dan
kecemasan mandul produksi air mani atau sel telur rendah peningkatan tekanan
darah, glukosa, dan kadar kolesterol buang air besar tidak teratur dan/atau
susah palpitasi atau denyut jantung tidak teratur kesulitan bernapas merasa
kelaparan gangguan tidur seperti insomnia kesulitan dalam berkonsentrasi
kesulitan dalam mempertahankan atau menurunkan berat badan hilangnya dorongan
seksual kerentanan terhadap infeksi kulit tidak sehat dan rambut rontok nyeri
dada mual, sakit kepala, dan pusing
Namun,
hal-hal berikut adalah hal-hal yang paling sering disarankan oleh para ahli
kesehatan untuk mengatasi stres secara tepat, yaitu:
1.
Latihan Pernapasan: sederhana, namun sangat efektif untuk mengendalikan tingkat
stres karena membantu Anda tetap tenang dan membuat tubuh tenang. Pernapasan
meredakan ketegangan otot dan mengurangi perasaan cemas.
2.
Konseling: Berbicara tentang penyebab stres Anda dengan seorang ahli atau
dengan teman atau keluarga juga dapat sangat membantu mengatasi masalah pikiran
Anda. Terapi menulis juga merupakan cara yang sangat populer untuk menangani
dan mengelola stres.
3.
Tidur: Dengan tidur sebanyak mungkin, Anda dapat membantu tubuh Anda untuk
rileks. Tidur juga membantu menekan nafsu makan dan memperbaiki sistem
kekebalan tubuh.
Rujukan
http://www.stress.org/stress-is-killing-you/http://www.psychologytoday.com
Sebagai
perempuan yang sudah menikah maka status menjadi berbeda, dia harus menjadi
istri dan ibu dari anak-anak yang diamanahkan Allah dalam keluarga. Dan seiring
berjalannya waktu, akan begitu banyak hal/masalah/trouble/ujian dan cobaan yang
akan membersamai perjalanan bahtera rumah tangga.
Jika
di bagian mukaddimah di atas di sebutkan hal-hal penyebab stres, maka di sini
kita akan bahas dari sudut pandang agama.
Beberapa
hal pemicu timbulnya stress:
1.
Mengalami ujian berat (bisa dalam ekonomi/keuangan, kesehatan fisik, atau
psikologis, anak, keluarga inti maupun keluarga besar)
2.
Kurangnya pemahaman agama
3.
Lingkungan yang kurang empaty dan tidak mensupport untuk menemukan jalan keluar
4.
Kurangnya penerimaan diri terhadap masalah yang muncul alias baperan
5.
Negatif thingking terhadap banyak hal
6.
Salah memilih teman untuk curhat
7.
Suka membanding-bandingkan apapun tentang dirinya dan orang lain
8.
Kurangnya rasa syukur, dan tidak bersabar
9.
Memiliki hati yang suka melihat orang susah, dan susah untuk suka jika orang
lain sukses. Intinya adalah iri dan dengki
10.
Kurangnya meng upgrade pengetahuan yang berkembang, tentunya hal-hal yang
sifatnya positif. Sehingga tidak terjebak pada stigma, "kata orang tua2
dulu kan..."
Dari
10 hal yang bisa menjadi pemicu timbulnya stres pada ibu, maka kita coba untuk
mengupasnya.
1.
Ujian yang berat.
Terkadang
kita tidak memyadari bahkan bisa jadi tidak paham apa itu sebenarnya makhluk
bernama ujian. Dalil-dalil bahwasannya sebagai hamba Allah kita pasti akan di
uji.
A'udzubillahiminassyaithonirojiim
Firman
اللهِ: "Apakah Manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
saja mengatakan 'KAMI TELAH BERIMAN' sedang mereka tidak diuji lagi?"
(Surat al-Ankabut : 2)
Firman
اللهِ: A'udzubillahiminasysyaithonirojiim
"KAMI
memberikan cobaan kepada kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan" (Surat al-Anbiya : 35).
Makna
dan Hikmah Musibah dikehidupan kita
Ada
3 makna Musibah
1.1.
Hukuman اللهِ
1.2.
Penghapusan Dosa
1.3.
Ujian Kenaikan Derajat dimata اللهِ
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Sesungguhnya
اللهِ tidaklah menetapkan suatu
Keputusan kecuali akan berakibat Baik kepadanya"
(Hadist Riwayat Ibnu Hibban dari Anas)
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda, "Bila اللهِ
menghendaki kebaikan bagi HambaNya, maka Didahulukan baginya Hukuman di-Dunia
berupa Musibah dan Kesusahan agar terhapus Dosa2nya" (Hadist Riwayat
Turmidzi)
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda, "Umat-Ku
adalah Umat yang di-Rahmati, mereka tidak akan di-Azab di-Akhirat. Sesungguhnya
Azabnya diberikan di-Dunia, yaitu Berupa Fitnah, Guncangan Jiwa, Mati terbunuh
dalam Jihad fi Sabilillah" (Hadist Riwayat Abu Dawud, Thabrani,
al-Hakim,Baihaqi)
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم bersabda,
"Sesungguhnya orang2 Sholeh akan diperberat Musibah atas mereka, kecuali akan dihapuskan Dosa2nya
dan akan ditingkatkan Derajatnya"
(Hadist Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban,
al-Hakim,
Baihaqi)
2.
Minimnya pengetahuan agama.
Pemahaman
agama yg minim terutama ttg akidah dan keyakinan yg kokoh dlm diri, sangat
berkolerasi bagi setiap kita yg tertimpa ujian, kita akan mudah limbung dan
menyalahkn keadaan.
Rasul
mengajarkan satu doa saat kita diuji:
Rasulullah
صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda, dari Abdullah bin Abbasرضي الله عنـه
berkata: "Jika sedang menghadapi
sebuah Kesusahan, Nabi صلى الله عليه وآله وسلم biasa Membaca Do'a:
«لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ العَلِيمُ الحَلِيمُ لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ
الأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ»
"Tiada
Tuhan yang berhak disembah selain الله Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain الله
Pemilik 'Arsy yang Agung. tiada Tuhan yang berhak disembah selain الله
pemilik langit, pemilik bumi dan pemilik 'Arsy yang Mulia."
(Hadist
Riwayat Bukhari No : 7426, dan Muslim No : 27)
Lima
alasan mengapa Allah menguji kita:
2.1.
Untuk mengarahkan.
Kadang,
Allah akan menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita bergerak. Masalah
sering menunjukkan arah baru dan memotivasi kita untuk berubah. Allah mencoba
untuk mendapatkan perhatian kita. "Kadang-kadang
butuh situasi yang menyakitkan untuk membuat kita mengubah cara pandang kita
terhadap dunia."
2.2.
Untuk mengoreksi.
Beberapa
pelajaran hanya dapat kita pahami melalui rasa sakit dan kegagalan. Anggap
saja, ketika kecil Ibu kita melarang untuk bermain api, bisa terbakar. Saat itu
kita tak terlalu memperhatikan, walau tidak terbakar, kita tahu rasa sakit
melepuh terkena api. Kadang-kadang kita hanya akan belajar harga/nilai dari
sesuatu(kesehatan, uang, sebuah hubungan) dengan kehilangan itu. "Ini
mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan peraturan."
2.3.
Untuk Melindungi.
Sebuah
masalah bisa menjadi anugrah yang menyamar untuk mencegah kita dari disakiti
oleh sesuatu yang lebih serius. Tahun lalu temanku dipecat karena menolak untuk
melakukan 'sesuatu' yang tidak etis. Bos-nya memaksa dia untuk melakukannya,
tapi ia menolak. Lalu ia dipecat begitu saja.
Dia
tidak lagi bekerja adalah sebuah masalah, tapi itu menyelamatkannya.
Setahun
berhenti bekerja, kemudian sekarang ia telah menjadi kepala bidang marketing di
perusahaan cukup ternama. "Allah melindungi kita dengan cara yang tak
terduga. Dengan cara yang sedikit sakit. Tapi sakit dari Allah adalah yang
terbaik."
2.4.
Untuk Memeriksa.
Manusia
itu layaknya kantong teh. Jika ingin tahu apa yang ada di dalam mereka, cukup
masukkan ke air panas dan melebur. Apakah pernah, masalah tidak membentuk
dirimu? Semakin banyak masalah yang kau hadapi, kita akan semakin tahu siapa
diri kita sebenarnya. Cukup sedikit menambah kesabaran dan jangan kehilangan
iman.
2.5.
Untuk Menyempurnakan.
Masalah,
ketika kita menanggapinya dengan benar itu akan membangun karakter(akhlak)
kita. Bukankah Rosulullah diutus Allah ke dunia hanya untuk menyempurnakan
akhlak?
"Masalah
membantu kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran mengembangkan kekuatan
karakter dalam diri kita dan membantu kita lebih mempercayai Allah. Yakinlah,
Allah memiliki rencana terbaik untuk kita."
(Sumber:
Islam Practice)
3.
Lingkungan/teman yg kurang mendukung untuk mencari solusi.
Bisa
jadi kita adalah orang yg mnjd tmn curhat bagi orang lain yg sdg ada masalah.
Coba kita simak, jika posisi kita sbg tmn spt tulisan berikut
Pentingnya
kita memahami perasaan orang lain :
Nabi
Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجَى رَجُلَانِ
دُونَ الْآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ
“Jika
kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/berbisik bisik berduaan
sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia.
Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih” (HR. Bukhori no.
6290 dan Muslim no. 2184).
Islam
menuntunkan kepada umatnya agar menjaga perasaan orang lain. Ajaran Islam
menawarkan kebahagiaan dunia sekaligus
akhirat. Allah senang melihat tanda-tanda bahagia, itu tampak dalam diri kita.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ
يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
Sesungguhnya
Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba” (HR. Tirmidzi dan An
Nasai).
Maka
betapa indahnya Islam, agama yang mencintai kebahagiaan pada dirimu, dan
mengenyahkanmu dari duka cita, di dunia dan di akhirat.
Islam
agama yang mengajarkan kepada kita untuk menjaga perasaan orang lain. Kita juga
dianjurkan untuk menyenangkan hati mereka. Bahkan menyakiti hati orang lain itu
merupakan perkara yang diharamkan oleh Islam.
Banyak
fakta dan data sekitar kita berkaitan dengan hal-hal kecil dan sederhana tetapi
sesungguhnya mengantarkan pada kebahagiaan atau sebaliknya menyebabkan
kesedihan seseorang. Berikut ini beberapa fenomena sekitar kita:
Banyak
pemuda dan pemudi sehat wal afiat tak bersedia berdiri dari kursi prioritas
sekalipun di hadapannya ada ibu hamil berdiri dengan membawa banyak tentengan.
Pikir mereka, “Gue juga bayar, gue juga pegal kalau berdiri, gue duluan yang
dapat kursi ini.”
Mereka
tidak berpikir sebaliknya, kalau gue yang gak hamil aja gak kuat berdiri lama,
apalagi yang hamil, apalagi yang gendong anak.
Dalam
konteks rumah tangga, masih banyak suami yang tidak bisa menjaga perasaan
istrinya. Ada perempuan cantik lewat, langsung menyindir istri, “Coba istriku
secantik itu, kamu mustinya begitu dong… Bisa jaga badan, pakai make ub!”
Suami
seperti ini tidak mikir, berapa juta Rupiah yang dikeluarkan perempuan cantik
itu sehingga bisa terawat kayak gitu, “Kasihan istriku harus rela badannya
melar karena melahirkan anak-anakku. Gajiku juga tidak cukup beli perawatan
wajah dan muka yang jutaan. Aku akan makin sayang sama istri.” Mustinya kan
mikir begitu tho.
Atau,
istri yang tidak bisa jaga perasaan suami juga banyak. “Lihat tuh Mas, tetangga
pada punya furniture baru, motor baru, mobil baru, padahal gajinya sama kayak kamu, sabetannya
banyak kali yaa. Kamu ini gaji segitu-gitu aja, gak nyari tambahan, buat makan
aja kurang, dasar suami Gj!”
Istri
seperti ini tidak mikir, seberapa ketat istri tetangganya tersebut dalam
mengatur keuangan, hanya makan tahu tempe atau nasi dengan garam agar bisa
menabung, juga tidak pernah jalan-jalan ke mall, atau memanggil semua
abang-abang makanan yang lewat, karena masalah keuangan bukan hanya penghasilan
yang sedikit, tapi juga pengeluaran yang berlebihan.
Muslim
yang baik adalah yang mampu menjaga
perasaan orang lain dari kejahatan lisan.
”Orang
Islam adalah orang yang menyelamatkan orang lainnya dari lidah dan tangannya.” (HR.
Bukhari)
Bagaimana
mungkin kita mengaku Islam, tapi tak mampu menjaga perasaan orang lain dari
kejahatan lisan dan perbuatan kita.
“Sesungguhnya
ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang diridhai Allah yang ia
anggap biasa, lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan
ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah
murka yang ia anggap biasa lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR.
Bukhari)
Nah,
selain perlu belajar menjaga perasaan orang lain. Sebaliknya, kita pun penting
untuk membentengi hati kita agar tak mudah baperan. Jangan sampai cuma dengar
perkataan selentingan saja langsung tersinggung, langsung mendoakan orang lain
yang menyakiti hati kita agar masuk neraka.
Orang
baperan juga tidak sesuai sunah Rasulullah. Bukankah Rasulullah adalah seorang
pemaaf? Dan bukankah dalam Quran sangat banyak anjuran untuk memaafkan? Mengapa
kita malah gampang sekali bawa perasaan dan mendendam?
“Dan
orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qur'an Surat Ali ‘Imran:
134)
Dalam
mengarungi rumah tangga, akan sangat banyak hal yang berpotensi membuat baper,
perkataan pasangan hidup, perkataan mertua, ipar, tetangga, sungguh bahaya jika
hati kia ringkih karena mudah baper.
Mendengar
selentingan sedikit saja, langsung marah-marah. Di jalan raya disalip
pengendara lain, langsung emosi tinggi. Dengar gosip tetangga langsung pindah
rumah. Dinasehati langsung ngurung diri bahkan ingin nyepi pindah rumah dekat
kuburan....
Seringkali
orang yg gampang baperan terkadang jadi orang yg paling sulit dinasehati.
Karena mereka lebih mengikuti perasaannya sendiri dan fokus pada diri,
introvert.
Padahal
daripada menyuruh orang lain menjaga perasaan kita, lebih mudah untuk membuat
perasaan kita lebih kebal dan tak gampang baper. Bagaimana caranya?
3.1.
Menyadari bahwa jika kita 'lembek' terhadap dunia ini, maka dunia ini akan
terasa 'keras' untuk kita.
Kalau
kita perhatikan sejarah Nabi, tidak ada Sahabat yang baperan kan?
Bahkan
Rasulullah sekalipun ditimpuki batu oleh penduduk Thaif, sekalipun sudah
diusir, dihinakan, dibilang 'gila', bahkan beliau diberi wewenang untuk meminta
pada Allah agar penduduk Thaif dimusnahkan, Beliau tidak melakukannya.
Betapa
dahsyat karakter beliau yang tidak gampang terbawa perasaan dan emosi.
Setidaknya, kita sebagai umat beliau, bersedialah minimalisir sifat gampang
baperan.
Dikomentari
mertua (buat yang sudah rumah tangga), tak usahlah dimasukkan ke hati begitu
dalam. Mendapat undangan nikah teman (buat yg masih jomblo), tak perlu lah
langsung berlinang air mata. Gagal taaruf, janganlah langsung menarik diri dan
tak mau percaya proses taaruf lagi. Musti bye bye baper lah yaa.
Kalau
kita terlalu lembek, semua orang terasa kejam pada kita. Tapi kalau kita tegas
dan tidak mengikuti perasaan, maka segalanya akan lebih mudah dijalani
Mertua
meledek rumah berantakan, nyengir aja sambil bilang “Iya nih Bu…”
Diledekin
sebagai jomblo “Kapan sih nikahnya? Gak ada yang mau sama lo ya?”
Nyengir
aja santai, “InSyaaAllah tahun ini. Doain ya.” Tak perlu baperan, tersinggung
lah ya.
3.2.
Menyadari bahwa memaafkan itu adalah ciri-ciri penghuni surga.
Setiap
ada orang yg bikin kita tersinggung, bersyukurlah. Barangkali itu adalah tiket
supaya kita bisa ke surga. Barangkali amalan ibadah kita kurang baik, shalat
sekadarnya, waktu shalat malam bablas tidur terus, ngaji quran nggak kuat sejuz
sehari,
Barangkali
dengan memaafkan orang lain, Allah ridho dan memaafkan dosa-dosa kita. Ada 1
pintu di surga yg khusus utk orang-orang yang mudah memaafkan:
“Sesungguhnya
Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali
orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad)
(sumber
copas one day one hadist)
4.
Kurangnya penerimaan diri terhadap masalah yang muncul.
Kadang
kita menganggap diri kita lemah, tak bisa apa-apa. Padahal kita punya potensi yang
belum tergali. Dan yakinlah setiap kita pasti punya kelebihan.
Kelebihan
adalah anugrah, sekaligus merupakan fitnah (ujian). Setiap manusia disertakan
kelebihan padanya, sebanyak kelebihannya itulah ujian yang akan dihadapinya.
Namun
demikian manusia harus tetap meningkatkan kelebihannya dan sekaligus siap
menghadapi ujiannya.
Itulah
yang dikatakan "SUKSES" yakni seberapa banyak ujian yang diberikan
dan seberapa banyak yang mampu diselesaikan dengan penuh kesabaran.
Rosululloh
saw bersabda :
عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ
الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ
الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
"Besarnya
pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai
suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa yang
ridha (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan (Allah), dan
barangsiapa murka maka baginya kemurkaan (Allah)." (HR. Ibnu Majah)
Tetaplah
bergerak pasti akan menemukan ruang penyelesaian masalah dan tetaplah berjalan
dalam ikhtiar, tambahkan dengan do'a, insya'Allih akan ketemu jalan menuju
KESUKSESAN.
5.
Negatif thinking terhadap banyak hal
Ini
menyebabkan apapun yang ia hadapi selalu salah dan menyulitkan. Maka terapinya
adalah
#
Bila Hari Ini Belum dapat Memberi Kebahagiaan pada Sesama, usahakan Hari Ini
Tidak Menyakiti Orang lain.
# Bila Hari Ini Belum dapat Melakukan Amal
Sholeh, usahakan Hari Ini Tidak Melakukan Dosa.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Berakhlak Mulia, usahakan Hari Ini Tidak Menyimpan
Hati Buruk pada Sesama.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Menghargai Orang lain, usahakan Hari Ini Tidak
Memberi nilai Berlebih pada Diri Sendiri.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Memberi Manfaat, usahakan Hari Ini Tidak Memberi
Mudharat bagi Sesama.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Menciptakan Suasana yang Menyenangkan bagi Orang
lain, usahakan Hari Ini Tidak Melakukan Kemarahan dan Kebencian pada Sesama.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Mengingat Kebaikan Orang, usahakan Hari Ini dapat
Melupakan Keburukan Orang lain.
#
Bila Hari Ini Belum dapat Beramal dengan Ikhlas, usahakan Hari Ini dapat
Membebaskan Diri dari Pujian Org lain.
6.
Salah memilih teman: kita adalah makhluk sosial.
Pasti
butuh orang lain untuk menjadi teman curhat. Bisa kita pahami koridor memilih
teman, agar kita tak dijerumuskn oleh teman yang salah.
Teman
yg harus di hindari
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ
فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang
itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara
kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR. Abu Dâwud
& at-Tirmidzi).
Syaikh
‘Abdul Muhsin Al-Qâsim (Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah
Syariah Madinah). berkata : “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan
teman pergaulannya.
Berdasar
sabda Rasululloh saw. dan pendapat Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim diatas,
menunjukkan betapa pentingnya seorang muslim harus memilih teman, utamya teman
dekat (teman kepercayaan).
Beberapa
macam yang tidak boleh di jadikan teman :
6.1.
Syaithon
Firman
Alloh Ta'ala
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ
لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
Barang
siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman
yang seburuk-buruknya. (QS. 4/An-Nisaa' 38).
حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ
يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ 38
Sehingga
apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) dia
berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara
masyrik dan magrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman". (QS.
43/Az-Zukhruf 38)
6.2.
Orang yang membantu syaithon menyesatkan manusia.
Alloh
Ta'ala berikut berfirman.
وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ
فِي الْغَيِّ ثُمَّ لا يُقْصِرُونَ
Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan
fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya
(menyesatkan). (QS. 7/Al-A'roof 202).
6.3
Orang yg berpaling dari Al-Qur'an
Alloh
Ta'ala berikut berfirman.
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ
الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ 36
Barang
siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertainya. (QS. 43/Az-Zukhruf 36)
6.4.
Orang yang diluar kalanganmu
Sebagaimana
yang Firman Alloh berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ
بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ 118
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3/Ali 'Imron 118).
6.5.
Orang yang dimurkai Alloh
Hal
ini diterangkan melalui Firman Alloh Ta'ala sebagai berikut :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ
تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ
عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ 14
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا
شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 15
Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah
sebagai teman..? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan (kamu) bukan dari
golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka
mengetahui. Allah telah menyedia kan bagi mereka azab yang sangat keras,
sesungguhnya amat buruk lah apa yang telah mereka kerjakan. (QS.
58/Al-Mujaadilah 14-15).
Ibnu
Atha’illah berkata: “Berkawan/berteman dengan seorang bodoh yang tidak
memperturutkan hawa nafsunya, itu jauh lebih baik daripada berkawan dengan
seorang berilmu namun selalu memperturutkan hawa nafsunya.”
Orang
berilmu yang memper turutkan hawa nafsu, biasanya akan membenarkan kemaksiatan
yang dilakukannya dengan dalil-dalil. Dikhawatirkan, lambat laun kita pun akan
membenarkan kemaksiatan tersebut hanya karena bersandar pada dalil-dalil yang
diplintir untuk pembenaran perbuatannya.
والله أعلم بالصواب
7.
Suka membanding2kan apapun dg orang lain. Terutama sikap kita sbg ibu pada
anak.
Coba
kita simak tulisan yang saya copas dari yayasan buah hati bunda elly risman
Dr.
Justin Coulson, praktisi parenting dan psikolog University of Wollongong,
mengatakan bahwa membandingkan seorang anak dengan saudaranya akan mengajarkan
mereka bahwa hidup adalah tentang kompetisi dan perbandingan, dan mereka selalu
merasa dirinya tidak pernah cukup baik daripada oranglain. Hal ini merusak
harga diri, menghilangkan motivasi, dan meningkatkan kecemasan.
Sally-Anne
McCormack, psikolog klinis yang tergabung dalam Australian Psychological
Society ini mengatakan bahwa anak-anak kita sangat menghargai penilaian kita.
Sebelum mereka memiliki suara hati sendiri, mereka mendengar apa pendapat kita
tentang dirinya. Jika kita terus mengatakan, “Kamu tidak sebaik kakakmu”, maka
mereka tumbuh dengan kepercayaan bahwa "Aku tidak akan pernah sebaik
kakakku”.
Yang
jadi pembanding tak kalah berat beban jiwanya. Elly Risman, psikolog yang juga
direktur Yayasan Kita dan Buah Hati menyatakan bahwa anak yang menjadi pembanding
merasa berat memikul penghargaan yang diberikan padanya. Dianggap hebat walau
nun jauh di lubuk hatinya yang terdalam dia merasa, “Ah, enggak segitunya. Ga
enak juga di"iriin" saudara
sendiri” . Ia mengalami konflik batin yang membuatnya tidak nyaman.
[BEGINI
SEHARUSNYA]
7.1.
Terima anak kita seutuhnya. Ketahui apa kelebihan, kesukaan, dan kekuatan
masing-masing anak. Perlakukan mereka sesuai dengan keunikan masing-masing.
Fokus pada kelebihannya, bantu ia menyiasati kekurangannya. Yaitu dengan beri pujian
atas perilakunya yang baik, dan beri dukungan atas kekurangan yang dimilikinya.
7.2.
Boleh membanding-bandingkan anak kita, asal dengan satu syarat: bandingkan ia
dengan dirinya sendiri.
“Tahun
lalu kakak pernah dapat nilai 9 kan.. kakak cukup puas dengan nilai yang
sekarang?”
“Kemarin
Kakak berani, coba ingat-ingat apa yang Kakak pikirkan saat itu sehingga Kakak
berani”
“Kamu
semakin pintar ya”
Tidak
bijak membandingkan ubi dengan anggur. Keduanya berbeda, namun keduanya
bermanfaat bagi kita.
8.
Kurangnya rasa syukur dan tidak bersabar
Sabar
adalah menahan diri pada saat menerima Musibah atau pada waktu berbuat untuk
tidak bertindak Mengikuti Hawa Nafsu
yang berten tangan dengan اللهِ (al-Qur'an) dan Rasulullah (al-Hadist)
KAMI
mengujI kalian terkadang dengan musibah dan keni'matan, hingga KAMI melihat
Siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang sabar dan siapa yang
putus asa".
Firman
اللهِ: A'udzubillahiminasy syaithonirojiim "Katakanlah : 'Hai
Hamba2KU yang Beriman, ber taqwalah kepada Tuhanmu. Orang2 yang berbuat Baik
di-Dunia ini memperoleh Hasanah (kebaikan). Dan Bumiاللهِ itu
adalah luas. Sesungguhnya hanya orang2 yang Bersabarlah yang dicukupkan Pahala
mereka tanpa batas'. (Surat Az-Zumar : 10)
Kalimat
itu senada dengan sabda Rasululloh saw. beriikut :
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ
إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ،
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh
menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini
tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan
kesenangan dia SYUKUR, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya dan
apabila tertimpa kesusahan, dia pun SABAR, maka yang demikian itu merupakan
kebaikan baginya”. (HR Muslim)
SYUKUR
dan SABAR sebagai instrumen pokok yang harus menjadi bagian dari sifat dasar
yang selanjutnya menjadi sikap hidup seorang mukmin sehingga ia menjadi pribadi
yang menakjubkan/mangagumkan.
SYUKUR
: Perlu menjadi suatu keyakinan mendalam bahwa syukur merupakan instrumen dari اللَّهَ utk
menuju kebaikan bagi diri sendiri dan syukur juga merupakan alasan اللَّهَ
untuk melipat-gandakaan nikmat yang telah dikaruniakan pada hamba-Nya.
Firman
اللَّهَ Ta'ala :
......أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ
حَمِيدٌ
........... "Bersyukurlah kepada اللَّهَ. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada اللَّهَ),
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya اللَّهَ Maha
Kaya lagi Maha Terpuji." (QS : 31/Luqman 12)
Firman
اللَّهَ juga :
..........لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
.......
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih (QS. 14/Ibrahim 7)
Sabar
Sebagai Penolong
Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya اللَّهَ beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2/Al Baqoroh 153)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan
mintalah pertolongan (kepada اللَّهَ) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. 2/Al
Baqoroh 45)
SABAR
: Tidak kalah pentingnya dengan syukur, sabar juga merupakan instrumen
pembentuk insan menjadi luar biasa/menakjubkan.
Sabar
Sebagai Unsur Pokok penyebab Kemenangan sebagaimana firman اللَّهَ
berikut :
الآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ
وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا
مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ
وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Sekarang
اللَّهَ telah meringankan kepadamu dia telah mengetahui bahwa padamu
ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada
seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu
orang, dengan seizin اللَّهَ. Dan اللَّهَ beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8/Al Alfaal 66)
Sabar
Sebagai Ampunan, Anugrah & Akhir Yang Baik.
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ
كَبِيرٌ
kecuali
orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh;
mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar (QS. 11/ Huud 11)
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ
صَبَرُوا .......
Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar......
(QS : 41/Fushshilat 35)
وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ
وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
Dan orang-orang yang sabar karena mencari
keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami
berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan
(yang baik), (QS : 13/Ro’ad 22).
Dari
uraian di atas mestinya harus dapat difahami dan disikapi, hidup tidak akan
bisa lepas dari ujian dan harus difahami pula bahwa baik-buruk, sempit-lapang,
susah-senang merupakan ujian.
Dalam
mensikapi setiap UJIAN seorang muslim harus selalu "berproses dengan petunjuk اللَّهَ dan
Rasul-Nya serta dilandasi dengan SYUKUR dan SABAR", inilah yang saya
maksud dengan "MENGUNTAI UJIAN" bila seorang muslim mampu bersikap
dan berbuat demikian إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan "MENUAI HIKMAH" yang besar dari kehidupan ini.
والله أعلم بالصواب
(Copas
artikel ust Suminto hadi)
9.
Susah melihat orang bahagia. Dan bahagia jika melihat orang susah.
Orang
yang iri dan dengki selalu merasa susah bila melihat orang lain senang. Dan
sebaliknya, ia akan merasa senang bila orang lain kesusahan. Biasanya orang
yang iri dengki akan mencelakakan orang lain dengan lisan, tulisan, dan
perbuatannya.
“Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’:
32]
“Waspadalah
terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala
sebagaimana api memakan kayu”. [HR. Abu Dawud]
belajar
dari kisah abd bin auf
ABDUL
RAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN*
Jika
tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat
kisah bisnis Abdul Rahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu
ketika Rasulullah Saw berkata, Abdul Rahman bin Auf r.a akan masuk surga
TERAKHIR karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab
paling lama.
Maka
mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa
kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.
Setelah
Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu
harganya jatuh.
Abdul
Rahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma
busuk milik sahabat r.a tadi dengan
harga kurma bagus. Semuanya bersyukur.. Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan
tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdul Rahman bin Auf.
Sahabat gembira. Abdul Rahman bin Auf r.a pun gembira. Semua happy! Sahabat
lain gembira sebab semua dagangannya laku. Abdul Rahman bin Auf r.a gembira
juga sebab... berharap jatuh miskin!
MasyaAllah..hebat.
Coba kalau kita?
Usaha
baru goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdul
Rahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu,
sebab sudah miskin.
Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang
terbaik..
Tiba-tiba,
datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya,
di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa
menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !
Utusan
Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdul Rahman bin Auf r.a dengan harga
10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Allahuakbar..Orang
lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras
jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:
"Wahai
manusia, di langit ada rezeki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan
pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi..yang
lebih banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang
busuk?
ALLAH
Azza WaJalla lah yang Memberi Rezeki.
Ibroh
dari kisah ini sangat special buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN
bahwa rezeki itu totally dari Allah.
Bukan
hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik
yang akan memberi kita omzet yang banyak.
Kadang-kadang,
KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...
Semoga
kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha
kita.....rizki sdh ditetapkan Allah bg masing2 hambaNya....ketika kita punya
hati iri dengki kpd saudara kt yg dikaruniai lebih di atas kita....disitulah
ternyata iman kita sangat lemah...kr tdk percaya taqdir Allah...bahkan dr iri
dan dengki itu...semua ibadah kita akan musnah dan hanguss...sia sia...sbgmna
api membakar kayu bakar...Naudzubillah...smg kita menjdi hamba yg sll ridho dg
taqdir Allah... Aamiiin...
10.
Selalu meng upgrade diri dari hal-hal positif
Berkumpul
bersama orang shalih adalah cara terindah untuk meng #UPGRADE diri kita di
tengah keterbatasan, sehingga kita terus berusaha untuk #MENJADI_BENAR bukan
merasa benar.
Dgn
bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita akan lebih PD, punya pemikiran yang
jauh lebih matang dan tidak mudah labil. Bukan hanya up grade perkembangan ilmu
pengetahuan terbaru saja, upgrade ruhiyah jauh lbh penting.
Caranya
adalah dengan menjaga kualitas ibadah yaumiyahnya (7 sunnah nabi). Yakni sholat
jamaah, tilawah, menjaga wudhu, sedekah, tahajjud, dhuha, puasa sunnah. Seberapa intenskah kita melakukannya? Jika
mmg tak bisa sekaligus 7, maka pilihlah yg paling memungkinkan untuk dilakukan.
Karena Allah lbh suka amalan yg sedikit tapi istimror. Dan ktk itu
didawamkan/kontinue maka hubungan dg Allah pun akan mendekati maksimal.
Demikian
yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan kata, afwan minkum.
Bogor
5 agustus 2018
By
Azizah bunda Azzam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
JAWAB
T:
Masha allah luar biasa, kolestrol dan lain-lain disangka pengaruh makanan saja
tetapi termasuk gejaya stress. Pertanyaan, Apabila hal itu terjadi baiknya ke
dokter mana konsultasinya, kebanyakan di rujuk ke dokter syaraf atau penyakit dalam,
mohon saran. Jazakillah
J:
Kalau
kolestetol cek lab sudah menunjukkan begitu, harusnya ya ke dokter. Minum obat
dan cek ulang. Jangan lupa jaga pola makannya. Terus perbanyak istighfar
T:
Kadangkala kita akan menyadari sesuatu itu
baik dari Allah ketika sudah terlambat. Bagaimana caranya agar kita selalu
terkait percaya bahwa semua yang terjadi itu adalah yang terbaik dari Allah. Apalagi
kalau sedang benar-benar diberi masalah. Mohon penjelasannya bunda.
J:
Kan
dalilnya apapun yang terjadi Allah sudah tuliskan 50 ribu tahu sebelum bumi di
ciptakan. Jadi tugas kita adalah sabar menerima, dan terus ikhtiar mencari jalan
keluar. Kadang kita itu maunya begitu diuji pengen segera dapat hikmahnya apa,
atau malah bertanya kenapa saya yang diuji begini. Padahal kita tahu saat anak
kita ujian UN ato SBMPTN, yang namanya penguji/pengawas itu diam. Dia hanya
bertugas kasih soal, dan anak kita diminta jawab sesuai dengan kisi-kisi yang sudah
diajarin sebelum ujian tiba. Itu kenapa jangan bertanya kenapa saya diuji, karena
saat anak di uji guru itu diam. Tapi guru sudah pasti punya jawaban kan untuk
soal yang di bagikan. Hanya saja bisakah anak menjawab seperti maunya guru?
T:
Ummi,
apakah termasuk istri yang tidak bersyukur kepada suami jika istri selalu
kurang respek terhadap suami karena istri merasa bahwa suami tidak pernah
memberi contoh yang baik dalam beragama, dan kebiasaan-kebiasaan suami yang
kurang baik, sehingga istri merasa tidak perlu taat terhadap suami, sebatas
manakah seorang istri harus taat terhadap suami?
J:
Istri
wajib taat pada suami, jika suami belum bisa menjadi qudwah dan qowwam yang
baik, maka itulah ladang dakwah buat istri untuk mmbimbingnya mengenal agama.
Ada banyak contoh teman-teman saya yang begitu sabar membimbing suaminya sampai
detik ini bertahun-tahun lalu, terus berdoa, terus menjaga diri dan menjadi
istri yang sholihah dan qanitat, tentunya terus berdoa. Yakin bahwa Allah
pemilik hati setiap hamba. Mohon dengan tulus agar hati sang qawwam di balikkan
untuk mudah menerima nasehat, dan menjalankan syariat. Alhamdulillah
kesungguhan dari doa dan usaha di jawab Allah dengan suami yang perlahan mau
berubah dan menjadi imam yang baik
Ladang
amal yang banyak untuk berdakwa ya. Seperti istri abu tholhah yang kemudian mempersiapkan
suaminya menjadi mujahid, beliau yang menuntun mengenal islam.
T:
Assalamualaikum
bunda Azam. Saya harus bagaimana ya bun menghadapi hidup diusia sesudah pensiun
ini? Saya pernah sendirian bunda dirumah, itu benar-benar ga enak bunda, sterss
tidak ada yang diajak ngobrol. Terus sekarang ada anak dan cucu. Anak kerja, cucu
saya yang ngurus bunda, cape memang tapi saya ada hiburan. Masalahnya banyak
kegiatan saya yang tersita karena tidak bisa keluar. Saya berada diposisi serba
salah ya bun, bak buah simalakama. Masih adakan bunda yang seusia saya mondok lagi.
Masih wajarkah bunda?
J:
MasyaAllah,
betapa perjuangan seorang ibu itu tak pernah mengenal kata final. Apapun demi
anak akan dilakukannya. Barokallah ibu, sungguh tak semua orang punya kesempatan
sama seperti ibu.
Solusi
yg mgkn bisa dilakukan adalah:
1.
Masalah dengan cucu yang masih bayi. Mungkin kalo acaranya hanya pengajian sebentar
di majlis dekat rumah, jika memungkinkn bisa dibawa plus minta pengasuh ikut
bawain perlengkapan bayi yang lumayan. Nanti pulangnya pengasuh juga jemput ke
majlis kalau sudah bubar pengajian.
2.
Kalau memang tak ingin membawa cucu serta dalam kegiatan, maka hati nenek harus
tegel kata orang jawa, alias tega, alias harus percaya bahwa cucu aman
ditinggal pada yang ngasuh. Dan sebisa mungkin tetap harus ada komunikasi
berkala saat ditinggal, untuk ngecek ke rumah keadaan cucu. Tegaskan cucu belum
boleh disuapin, tidak boleh ini itu dan harus ini itu pada jam-jam tertentu.
3.
Jika agendanya keluar kota, maka sebaiknya ada yang di rumah, entah ponakn atau
siapa yang bantu ngawasin cucu, atau agenda keluar kotanya saat ibunya cucu
libur kerja. Jadi baby aman sama emaknya sendiri.
4.
Bicara dengan anak mantu, hari-hari dimana ibu juga perlu keluar untuk
sosialisasi, dan tak terkurung dengan rutinitas. Tugas nenek hanya membantu
mengawasi cucu, orangtua tugas utamanya menjaganya full.
5.
Masalah keinginan mondok, saya belum tahu adakah pondok yang khusus ibu-ibu
untuk belajar tentang agama, apa di bandung aa gym punya gak ya...Bisa nyari-nyari
info dulu sebelum memastikan mau dimana.
6.
Perlu disadari, bahwa ketika kita momong bayi, maka sebenarnya kita sedang
meletakkan pondasi terkuat dalam dirinya tentang akidah dan sebagainya. Dan itu
berpahala besar insyaAllah
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment