Home » , , , » Menjadi Ibu Yang Pandai Mengelola Stres

Menjadi Ibu Yang Pandai Mengelola Stres

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, September 28, 2018


Hasil gambar untuk cara mengelola stress
Rekap Kajian Online HA Ummi G3
Hari/Tgl: Senin, 6 Agustus 2018 
Materi:  Menjadi Ibu Yang Pandai Mengelola Stres
Nara Sumber: Bunda Azzam
Waktu Kajian: 06.30 - 11.00
Editor: Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖




MENJADI IBU YG PANDAI MENGELOLA STRES

Mukaddimah

Apa itu Stres?

Stres adalah suatu kondisi yang sangat umum. Anda merasa jantung Anda berdebar kencang, telapak tangan berkeringat, dan perut bergejolak saat Anda sedang stres, mungkin ketika Anda akan menghadapi wawancara kerja atau acara penting seperti pernikahan. Anda juga merasakannya saat Anda terbebani dengan pekerjaan, ketika Anda sedang mengalami krisis, atau ketika Anda menghadapi sumber rasa takut seperti anjing yang marah atau saat terbang dengan pesawat.

Tetapi berlawanan dengan kepercayaan umum, stres sebenarnya merupakan respons biologis. Tubuh kita telah dirancang untuk dapat mendeteksi dan bereaksi terhadap stres. Bahkan, stres bersifat baik. Stres hanya menjadi berbahaya bila bersifat kronis.

Tanda dan Gejala Stres

Di bawah ini adalah beberapa tanda dan gejala stres kronis yang paling sering ditemui:

otot tegang terutama di sekitar leher, rahang, bahu, dan punggung perasaan lelah terus menerus lekas marah dan menyebabkan perubahan suasana hati depresi dan kecemasan mandul produksi air mani atau sel telur rendah peningkatan tekanan darah, glukosa, dan kadar kolesterol buang air besar tidak teratur dan/atau susah palpitasi atau denyut jantung tidak teratur kesulitan bernapas merasa kelaparan gangguan tidur seperti insomnia kesulitan dalam berkonsentrasi kesulitan dalam mempertahankan atau menurunkan berat badan hilangnya dorongan seksual kerentanan terhadap infeksi kulit tidak sehat dan rambut rontok nyeri dada mual, sakit kepala, dan pusing

Namun, hal-hal berikut adalah hal-hal yang paling sering disarankan oleh para ahli kesehatan untuk mengatasi stres secara tepat, yaitu:

1. Latihan Pernapasan: sederhana, namun sangat efektif untuk mengendalikan tingkat stres karena membantu Anda tetap tenang dan membuat tubuh tenang. Pernapasan meredakan ketegangan otot dan mengurangi perasaan cemas.

2. Konseling: Berbicara tentang penyebab stres Anda dengan seorang ahli atau dengan teman atau keluarga juga dapat sangat membantu mengatasi masalah pikiran Anda. Terapi menulis juga merupakan cara yang sangat populer untuk menangani dan mengelola stres.

3. Tidur: Dengan tidur sebanyak mungkin, Anda dapat membantu tubuh Anda untuk rileks. Tidur juga membantu menekan nafsu makan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Rujukan http://www.stress.org/stress-is-killing-you/http://www.psychologytoday.com

Sebagai perempuan yang sudah menikah maka status menjadi berbeda, dia harus menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang diamanahkan Allah dalam keluarga. Dan seiring berjalannya waktu, akan begitu banyak hal/masalah/trouble/ujian dan cobaan yang akan membersamai perjalanan bahtera rumah tangga.

Jika di bagian mukaddimah di atas di sebutkan hal-hal penyebab stres, maka di sini kita akan bahas dari sudut pandang agama.

Beberapa hal pemicu timbulnya stress:

1. Mengalami ujian berat (bisa dalam ekonomi/keuangan, kesehatan fisik, atau psikologis, anak, keluarga inti maupun keluarga besar)
2. Kurangnya pemahaman agama
3. Lingkungan yang kurang empaty dan tidak mensupport untuk menemukan jalan keluar
4. Kurangnya penerimaan diri terhadap masalah yang muncul alias baperan
5. Negatif thingking terhadap banyak hal
6. Salah memilih teman untuk curhat
7. Suka membanding-bandingkan apapun tentang dirinya dan orang lain
8. Kurangnya rasa syukur, dan tidak bersabar
9. Memiliki hati yang suka melihat orang susah, dan susah untuk suka jika orang lain sukses. Intinya adalah iri dan dengki
10. Kurangnya meng upgrade pengetahuan yang berkembang, tentunya hal-hal yang sifatnya positif. Sehingga tidak terjebak pada stigma, "kata orang tua2 dulu kan..."

Dari 10 hal yang bisa menjadi pemicu timbulnya stres pada ibu, maka kita coba untuk mengupasnya.

1. Ujian yang berat.

Terkadang kita tidak memyadari bahkan bisa jadi tidak paham apa itu sebenarnya makhluk bernama ujian. Dalil-dalil bahwasannya sebagai hamba Allah kita pasti akan di uji.

A'udzubillahiminassyaithonirojiim
Firman اللهِ: "Apakah Manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan 'KAMI TELAH BERIMAN' sedang mereka tidak diuji lagi?" (Surat al-Ankabut : 2)

Firman اللهِ: A'udzubillahiminasysyaithonirojiim
"KAMI memberikan cobaan kepada kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan" (Surat al-Anbiya : 35).

Makna dan Hikmah Musibah dikehidupan kita

Ada 3 makna Musibah
1.1. Hukuman اللهِ
1.2. Penghapusan Dosa
1.3. Ujian Kenaikan Derajat dimata اللهِ

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم    bersabda, "Sesungguhnya اللهِ tidaklah menetapkan suatu Keputusan kecuali akan berakibat Baik kepadanya" (Hadist Riwayat Ibnu Hibban dari Anas)

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم   Bersabda, "Bila اللهِ menghendaki kebaikan bagi HambaNya, maka Didahulukan baginya Hukuman di-Dunia berupa Musibah dan Kesusahan agar terhapus Dosa2nya" (Hadist Riwayat Turmidzi)

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم   Bersabda, "Umat-Ku adalah Umat yang di-Rahmati, mereka tidak akan di-Azab di-Akhirat. Sesungguhnya Azabnya diberikan di-Dunia, yaitu Berupa Fitnah, Guncangan Jiwa, Mati terbunuh dalam Jihad fi Sabilillah" (Hadist Riwayat Abu Dawud, Thabrani, al-Hakim,Baihaqi)

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم    bersabda, "Sesungguhnya orang2 Sholeh akan diperberat Musibah  atas mereka, kecuali akan dihapuskan Dosa2nya dan akan ditingkatkan  Derajatnya" (Hadist Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban,
al-Hakim, Baihaqi)

2. Minimnya pengetahuan agama.

Pemahaman agama yg minim terutama ttg akidah dan keyakinan yg kokoh dlm diri, sangat berkolerasi bagi setiap kita yg tertimpa ujian, kita akan mudah limbung dan menyalahkn keadaan.

Rasul mengajarkan satu doa saat kita diuji:

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم Bersabda, dari Abdullah bin Abbasرضي الله عنـه berkata:  "Jika sedang menghadapi sebuah Kesusahan, Nabi  صلى الله عليه وآله وسلم biasa Membaca Do'a:

«لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ العَلِيمُ الحَلِيمُ  لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ»

"Tiada Tuhan yang berhak disembah selain الله Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain الله Pemilik 'Arsy yang Agung. tiada Tuhan yang berhak disembah  selain الله pemilik langit, pemilik bumi dan pemilik 'Arsy yang Mulia."
(Hadist Riwayat Bukhari No : 7426, dan Muslim No : 27)

Lima alasan mengapa Allah menguji kita:

2.1. Untuk mengarahkan.

Kadang, Allah akan menyalakan api di bawah kita untuk membuat kita bergerak. Masalah sering menunjukkan arah baru dan memotivasi kita untuk berubah. Allah mencoba untuk mendapatkan perhatian kita.  "Kadang-kadang butuh situasi yang menyakitkan untuk membuat kita mengubah cara pandang kita terhadap dunia."

2.2. Untuk mengoreksi.

Beberapa pelajaran hanya dapat kita pahami melalui rasa sakit dan kegagalan. Anggap saja, ketika kecil Ibu kita melarang untuk bermain api, bisa terbakar. Saat itu kita tak terlalu memperhatikan, walau tidak terbakar, kita tahu rasa sakit melepuh terkena api. Kadang-kadang kita hanya akan belajar harga/nilai dari sesuatu(kesehatan, uang, sebuah hubungan) dengan kehilangan itu. "Ini mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan peraturan."

2.3. Untuk Melindungi.

Sebuah masalah bisa menjadi anugrah yang menyamar untuk mencegah kita dari disakiti oleh sesuatu yang lebih serius. Tahun lalu temanku dipecat karena menolak untuk melakukan 'sesuatu' yang tidak etis. Bos-nya memaksa dia untuk melakukannya, tapi ia menolak. Lalu ia dipecat begitu saja.
Dia tidak lagi bekerja adalah sebuah masalah, tapi itu menyelamatkannya.
Setahun berhenti bekerja, kemudian sekarang ia telah menjadi kepala bidang marketing di perusahaan cukup ternama. "Allah melindungi kita dengan cara yang tak terduga. Dengan cara yang sedikit sakit. Tapi sakit dari Allah adalah yang terbaik."

2.4. Untuk Memeriksa.

Manusia itu layaknya kantong teh. Jika ingin tahu apa yang ada di dalam mereka, cukup masukkan ke air panas dan melebur. Apakah pernah, masalah tidak membentuk dirimu? Semakin banyak masalah yang kau hadapi, kita akan semakin tahu siapa diri kita sebenarnya. Cukup sedikit menambah kesabaran dan jangan kehilangan iman.

2.5. Untuk Menyempurnakan.

Masalah, ketika kita menanggapinya dengan benar itu akan membangun karakter(akhlak) kita. Bukankah Rosulullah diutus Allah ke dunia hanya untuk menyempurnakan akhlak?
"Masalah membantu kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran mengembangkan kekuatan karakter dalam diri kita dan membantu kita lebih mempercayai Allah. Yakinlah, Allah memiliki rencana terbaik untuk kita."
(Sumber: Islam Practice)

3. Lingkungan/teman yg kurang mendukung untuk mencari solusi.

Bisa jadi kita adalah orang yg mnjd tmn curhat bagi orang lain yg sdg ada masalah. Coba kita simak, jika posisi kita sbg tmn spt tulisan berikut

Pentingnya kita memahami perasaan orang lain :

Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,

إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجَى رَجُلَانِ دُونَ الْآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ

Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/berbisik bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih” (HR. Bukhori no. 6290 dan Muslim no. 2184).

Islam menuntunkan kepada umatnya agar menjaga perasaan orang lain. Ajaran Islam menawarkan   kebahagiaan dunia sekaligus akhirat. Allah senang melihat tanda-tanda bahagia, itu tampak dalam diri kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ

Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba” (HR. Tirmidzi dan An Nasai).

Maka betapa indahnya Islam, agama yang mencintai kebahagiaan pada dirimu, dan mengenyahkanmu dari duka cita, di dunia dan di akhirat.
Islam agama yang mengajarkan kepada kita untuk menjaga perasaan orang lain. Kita juga dianjurkan untuk menyenangkan hati mereka. Bahkan menyakiti hati orang lain itu merupakan perkara yang diharamkan oleh Islam.
Banyak fakta dan data sekitar kita berkaitan dengan hal-hal kecil dan sederhana tetapi sesungguhnya mengantarkan pada kebahagiaan atau sebaliknya menyebabkan kesedihan seseorang. Berikut ini beberapa fenomena sekitar kita:

Banyak pemuda dan pemudi sehat wal afiat tak bersedia berdiri dari kursi prioritas sekalipun di hadapannya ada ibu hamil berdiri dengan membawa banyak tentengan. Pikir mereka, “Gue juga bayar, gue juga pegal kalau berdiri, gue duluan yang dapat kursi ini.”

Mereka tidak berpikir sebaliknya, kalau gue yang gak hamil aja gak kuat berdiri lama, apalagi yang hamil, apalagi yang gendong anak.

Dalam konteks rumah tangga, masih banyak suami yang tidak bisa menjaga perasaan istrinya. Ada perempuan cantik lewat, langsung menyindir istri, “Coba istriku secantik itu, kamu mustinya begitu dong… Bisa jaga badan, pakai make ub!”

Suami seperti ini tidak mikir, berapa juta Rupiah yang dikeluarkan perempuan cantik itu sehingga bisa terawat kayak gitu, “Kasihan istriku harus rela badannya melar karena melahirkan anak-anakku. Gajiku juga tidak cukup beli perawatan wajah dan muka yang jutaan. Aku akan makin sayang sama istri.” Mustinya kan mikir begitu tho.

Atau, istri yang tidak bisa jaga perasaan suami juga banyak. “Lihat tuh Mas, tetangga pada punya furniture baru, motor baru, mobil baru,  padahal gajinya sama kayak kamu, sabetannya banyak kali yaa. Kamu ini gaji segitu-gitu aja, gak nyari tambahan, buat makan aja kurang, dasar suami Gj!”

Istri seperti ini tidak mikir, seberapa ketat istri tetangganya tersebut dalam mengatur keuangan, hanya makan tahu tempe atau nasi dengan garam agar bisa menabung, juga tidak pernah jalan-jalan ke mall, atau memanggil semua abang-abang makanan yang lewat, karena masalah keuangan bukan hanya penghasilan yang sedikit, tapi juga pengeluaran yang berlebihan.

Muslim yang baik adalah yang  mampu menjaga perasaan orang lain dari kejahatan lisan.

Orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang lainnya dari lidah dan tangannya.” (HR. Bukhari)

Bagaimana mungkin kita mengaku Islam, tapi tak mampu menjaga perasaan orang lain dari kejahatan lisan dan perbuatan kita.

Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang diridhai Allah yang ia anggap biasa, lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka yang ia anggap biasa lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari)

Nah, selain perlu belajar menjaga perasaan orang lain. Sebaliknya, kita pun penting untuk membentengi hati kita agar tak mudah baperan. Jangan sampai cuma dengar perkataan selentingan saja langsung tersinggung, langsung mendoakan orang lain yang menyakiti hati kita agar masuk neraka.

Orang baperan juga tidak sesuai sunah Rasulullah. Bukankah Rasulullah adalah seorang pemaaf? Dan bukankah dalam Quran sangat banyak anjuran untuk memaafkan? Mengapa kita malah gampang sekali bawa perasaan dan mendendam?

Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Qur'an Surat Ali ‘Imran: 134)

Dalam mengarungi rumah tangga, akan sangat banyak hal yang berpotensi membuat baper, perkataan pasangan hidup, perkataan mertua, ipar, tetangga, sungguh bahaya jika hati kia ringkih karena mudah baper.

Mendengar selentingan sedikit saja, langsung marah-marah. Di jalan raya disalip pengendara lain, langsung emosi tinggi. Dengar gosip tetangga langsung pindah rumah. Dinasehati langsung ngurung diri bahkan ingin nyepi pindah rumah dekat kuburan....

Seringkali orang yg gampang baperan terkadang jadi orang yg paling sulit dinasehati. Karena mereka lebih mengikuti perasaannya sendiri dan fokus pada diri, introvert.

Padahal daripada menyuruh orang lain menjaga perasaan kita, lebih mudah untuk membuat perasaan kita lebih kebal dan tak gampang baper. Bagaimana caranya?

3.1. Menyadari bahwa jika kita 'lembek' terhadap dunia ini, maka dunia ini akan terasa 'keras' untuk kita.

Kalau kita perhatikan sejarah Nabi, tidak ada Sahabat yang baperan kan?
Bahkan Rasulullah sekalipun ditimpuki batu oleh penduduk Thaif, sekalipun sudah diusir, dihinakan, dibilang 'gila', bahkan beliau diberi wewenang untuk meminta pada Allah agar penduduk Thaif dimusnahkan, Beliau tidak melakukannya.
Betapa dahsyat karakter beliau yang tidak gampang terbawa perasaan dan emosi. Setidaknya, kita sebagai umat beliau, bersedialah minimalisir sifat gampang baperan.

Dikomentari mertua (buat yang sudah rumah tangga), tak usahlah dimasukkan ke hati begitu dalam. Mendapat undangan nikah teman (buat yg masih jomblo), tak perlu lah langsung berlinang air mata. Gagal taaruf, janganlah langsung menarik diri dan tak mau percaya proses taaruf lagi. Musti bye bye baper lah yaa.

Kalau kita terlalu lembek, semua orang terasa kejam pada kita. Tapi kalau kita tegas dan tidak mengikuti perasaan, maka segalanya akan lebih mudah dijalani

Mertua meledek rumah berantakan, nyengir aja sambil bilang “Iya nih Bu…”
Diledekin sebagai jomblo “Kapan sih nikahnya? Gak ada yang mau sama lo ya?”
Nyengir aja santai, “InSyaaAllah tahun ini. Doain ya.” Tak perlu baperan, tersinggung lah ya.

3.2. Menyadari bahwa memaafkan itu adalah ciri-ciri penghuni surga.

Setiap ada orang yg bikin kita tersinggung, bersyukurlah. Barangkali itu adalah tiket supaya kita bisa ke surga. Barangkali amalan ibadah kita kurang baik, shalat sekadarnya, waktu shalat malam bablas tidur terus, ngaji quran nggak kuat sejuz sehari,

Barangkali dengan memaafkan orang lain, Allah ridho dan memaafkan dosa-dosa kita. Ada 1 pintu di surga yg khusus utk orang-orang yang mudah memaafkan:
Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad)
(sumber copas one day one hadist)

4. Kurangnya penerimaan diri terhadap masalah yang muncul.

Kadang kita menganggap diri kita lemah, tak bisa apa-apa. Padahal kita punya potensi yang belum tergali. Dan yakinlah setiap kita pasti punya kelebihan.
Kelebihan adalah anugrah, sekaligus merupakan fitnah (ujian). Setiap manusia disertakan kelebihan padanya, sebanyak kelebihannya itulah ujian yang akan dihadapinya.
Namun demikian manusia harus tetap meningkatkan kelebihannya dan sekaligus siap menghadapi ujiannya.

Itulah yang dikatakan "SUKSES" yakni seberapa banyak ujian yang diberikan dan seberapa banyak yang mampu diselesaikan dengan penuh kesabaran.

Rosululloh saw bersabda :

عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa yang ridha (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan (Allah), dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan (Allah)." (HR. Ibnu Majah)

Tetaplah bergerak pasti akan menemukan ruang penyelesaian masalah dan tetaplah berjalan dalam ikhtiar, tambahkan dengan do'a, insya'Allih akan ketemu jalan menuju KESUKSESAN.

5. Negatif thinking terhadap banyak hal

Ini menyebabkan apapun yang ia hadapi selalu salah dan menyulitkan. Maka terapinya adalah
# Bila Hari Ini Belum dapat Memberi Kebahagiaan pada Sesama, usahakan Hari Ini Tidak Menyakiti Orang lain.
 # Bila Hari Ini Belum dapat Melakukan Amal Sholeh, usahakan Hari Ini Tidak Melakukan Dosa.
# Bila Hari Ini Belum dapat Berakhlak Mulia, usahakan Hari Ini Tidak Menyimpan Hati Buruk pada Sesama.
# Bila Hari Ini Belum dapat Menghargai Orang lain, usahakan Hari Ini Tidak Memberi nilai Berlebih pada Diri Sendiri.
# Bila Hari Ini Belum dapat Memberi Manfaat, usahakan Hari Ini Tidak Memberi Mudharat bagi Sesama.
# Bila Hari Ini Belum dapat Menciptakan Suasana yang Menyenangkan bagi Orang lain, usahakan Hari Ini Tidak Melakukan Kemarahan dan Kebencian pada Sesama.
# Bila Hari Ini Belum dapat Mengingat Kebaikan Orang, usahakan Hari Ini dapat Melupakan Keburukan Orang lain.
# Bila Hari Ini Belum dapat Beramal dengan Ikhlas, usahakan Hari Ini dapat Membebaskan Diri dari Pujian Org lain.

6. Salah memilih teman: kita adalah makhluk sosial.
Pasti butuh orang lain untuk menjadi teman curhat. Bisa kita pahami koridor memilih teman, agar kita tak dijerumuskn oleh teman yang salah.

Teman yg harus di hindari

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR. Abu Dâwud & at-Tirmidzi).

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim (Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah). berkata : “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya.

Berdasar sabda Rasululloh saw. dan pendapat Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim diatas, menunjukkan betapa pentingnya seorang muslim harus memilih teman, utamya teman dekat (teman kepercayaan).

Beberapa macam yang tidak boleh di jadikan teman :

6.1. Syaithon

Firman Alloh Ta'ala
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا 
Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (QS. 4/An-Nisaa' 38).

حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ  38
Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan magrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman". (QS. 43/Az-Zukhruf 38)

6.2. Orang yang membantu syaithon menyesatkan manusia.

Alloh Ta'ala berikut berfirman.

وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لا يُقْصِرُونَ
 Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan). (QS. 7/Al-A'roof 202).

6.3 Orang yg berpaling dari Al-Qur'an

Alloh Ta'ala berikut berfirman.

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ  36
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. 43/Az-Zukhruf 36)

6.4. Orang yang diluar kalanganmu

Sebagaimana yang Firman Alloh berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ  118

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3/Ali 'Imron 118).

6.5. Orang yang dimurkai Alloh

Hal ini diterangkan melalui Firman Alloh Ta'ala sebagai berikut :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ  14
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ  15

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman..? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan (kamu) bukan dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyedia kan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruk lah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 58/Al-Mujaadilah 14-15).

Ibnu Atha’illah berkata: “Berkawan/berteman dengan seorang bodoh yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, itu jauh lebih baik daripada berkawan dengan seorang berilmu namun selalu memperturutkan hawa nafsunya.”

Orang berilmu yang memper turutkan hawa nafsu, biasanya akan membenarkan kemaksiatan yang dilakukannya dengan dalil-dalil. Dikhawatirkan, lambat laun kita pun akan membenarkan kemaksiatan tersebut hanya karena bersandar pada dalil-dalil yang diplintir untuk pembenaran perbuatannya.

والله أعلم بالصواب

7. Suka membanding2kan apapun dg orang lain. Terutama sikap kita sbg ibu pada anak.

Coba kita simak tulisan yang saya copas dari yayasan buah hati bunda elly risman

Dr. Justin Coulson, praktisi parenting dan psikolog University of Wollongong, mengatakan bahwa membandingkan seorang anak dengan saudaranya akan mengajarkan mereka bahwa hidup adalah tentang kompetisi dan perbandingan, dan mereka selalu merasa dirinya tidak pernah cukup baik daripada oranglain. Hal ini merusak harga diri, menghilangkan motivasi, dan meningkatkan kecemasan.

Sally-Anne McCormack, psikolog klinis yang tergabung dalam Australian Psychological Society ini mengatakan bahwa anak-anak kita sangat menghargai penilaian kita. Sebelum mereka memiliki suara hati sendiri, mereka mendengar apa pendapat kita tentang dirinya. Jika kita terus mengatakan, “Kamu tidak sebaik kakakmu”, maka mereka tumbuh dengan kepercayaan bahwa "Aku tidak akan pernah sebaik kakakku”.

Yang jadi pembanding tak kalah berat beban jiwanya. Elly Risman, psikolog yang juga direktur Yayasan Kita dan Buah Hati menyatakan bahwa anak yang menjadi pembanding merasa berat memikul penghargaan yang diberikan padanya. Dianggap hebat walau nun jauh di lubuk hatinya yang terdalam dia merasa, “Ah, enggak segitunya. Ga enak  juga di"iriin" saudara sendiri” . Ia mengalami konflik batin yang membuatnya tidak nyaman.

[BEGINI SEHARUSNYA]

7.1. Terima anak kita seutuhnya. Ketahui apa kelebihan, kesukaan, dan kekuatan masing-masing anak. Perlakukan mereka sesuai dengan keunikan masing-masing. Fokus pada kelebihannya, bantu ia menyiasati kekurangannya. Yaitu dengan beri pujian atas perilakunya yang baik, dan beri dukungan atas kekurangan yang dimilikinya.

7.2. Boleh membanding-bandingkan anak kita, asal dengan satu syarat: bandingkan ia dengan dirinya sendiri.
Tahun lalu kakak pernah dapat nilai 9 kan.. kakak cukup puas dengan nilai yang sekarang?”
Kemarin Kakak berani, coba ingat-ingat apa yang Kakak pikirkan saat itu sehingga Kakak berani”
Kamu semakin pintar ya”

Tidak bijak membandingkan ubi dengan anggur. Keduanya berbeda, namun keduanya bermanfaat bagi kita.

8. Kurangnya rasa syukur dan tidak bersabar

Sabar adalah menahan diri pada saat menerima Musibah atau pada waktu berbuat untuk tidak bertindak  Mengikuti Hawa Nafsu yang berten tangan dengan اللهِ (al-Qur'an) dan Rasulullah (al-Hadist)

KAMI mengujI kalian terkadang dengan musibah dan keni'matan, hingga KAMI melihat Siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang sabar dan siapa yang putus asa".

Firman اللهِ: A'udzubillahiminasy syaithonirojiim "Katakanlah : 'Hai Hamba2KU yang Beriman, ber taqwalah kepada Tuhanmu. Orang2 yang berbuat Baik di-Dunia ini memperoleh Hasanah (kebaikan). Dan Bumiاللهِ itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang2 yang Bersabarlah yang dicukupkan Pahala mereka tanpa batas'. (Surat Az-Zumar : 10)

Kalimat itu senada dengan sabda Rasululloh saw. beriikut :

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan dia SYUKUR, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya dan apabila tertimpa kesusahan, dia pun SABAR, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya”. (HR Muslim)

SYUKUR dan SABAR sebagai instrumen pokok yang harus menjadi bagian dari sifat dasar yang selanjutnya menjadi sikap hidup seorang mukmin sehingga ia menjadi pribadi yang menakjubkan/mangagumkan.

SYUKUR : Perlu menjadi suatu keyakinan mendalam bahwa syukur merupakan instrumen dari اللَّهَ utk menuju kebaikan bagi diri sendiri dan syukur juga merupakan alasan اللَّهَ untuk melipat-gandakaan nikmat yang telah dikaruniakan pada hamba-Nya.

Firman اللَّهَ Ta'ala :

......أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
 ........... "Bersyukurlah kepada اللَّهَ. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada اللَّهَ), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya اللَّهَ Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS : 31/Luqman 12)

Firman اللَّهَ juga :

 ..........لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
....... "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. 14/Ibrahim 7)

Sabar Sebagai Penolong

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya اللَّهَ beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2/Al Baqoroh 153)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Dan mintalah pertolongan (kepada اللَّهَ) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. 2/Al Baqoroh 45)

SABAR : Tidak kalah pentingnya dengan syukur, sabar juga merupakan instrumen pembentuk insan menjadi luar biasa/menakjubkan.

Sabar Sebagai Unsur Pokok penyebab Kemenangan sebagaimana firman اللَّهَ berikut :

الآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ 
Sekarang اللَّهَ telah meringankan kepadamu dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin اللَّهَ. Dan اللَّهَ beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8/Al Alfaal 66)

Sabar Sebagai Ampunan, Anugrah & Akhir Yang Baik.

 الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ 
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar (QS. 11/ Huud 11)

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا .......
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar...... (QS : 41/Fushshilat 35)

وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ
 Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (QS : 13/Ro’ad 22).

Dari uraian di atas mestinya harus dapat difahami dan disikapi, hidup tidak akan bisa lepas dari ujian dan harus difahami pula bahwa baik-buruk, sempit-lapang, susah-senang merupakan ujian. 

Dalam mensikapi setiap UJIAN seorang muslim harus selalu "berproses dengan  petunjuk اللَّهَ dan Rasul-Nya serta dilandasi dengan SYUKUR dan SABAR", inilah yang saya maksud dengan "MENGUNTAI UJIAN" bila seorang muslim mampu bersikap dan berbuat demikian إِنْ شَاءَ اللَّهُ akan "MENUAI HIKMAH" yang besar dari kehidupan ini.
والله أعلم بالصواب

(Copas artikel ust Suminto hadi)
                 
9. Susah melihat orang bahagia. Dan bahagia jika melihat orang susah.

Orang yang iri dan dengki selalu merasa susah bila melihat orang lain senang. Dan sebaliknya, ia akan merasa senang bila orang lain kesusahan. Biasanya orang yang iri dengki akan mencelakakan orang lain dengan lisan, tulisan, dan perbuatannya.

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’: 32]

Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. [HR. Abu Dawud]

belajar dari kisah abd bin auf

ABDUL RAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN*

Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdul Rahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu ketika Rasulullah Saw berkata, Abdul Rahman bin Auf r.a akan masuk surga TERAKHIR karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdul Rahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat r.a tadi  dengan harga kurma bagus. Semuanya bersyukur.. Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdul Rahman bin Auf. Sahabat gembira. Abdul Rahman bin Auf r.a pun gembira. Semua happy! Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku. Abdul Rahman bin Auf r.a gembira juga sebab... berharap jatuh miskin!

MasyaAllah..hebat. Coba kalau kita?
Usaha baru goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdul Rahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
 Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdul Rahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Allahuakbar..Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:

"Wahai manusia, di langit ada rezeki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )

Jadi..yang lebih banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?

ALLAH Azza WaJalla lah yang Memberi Rezeki.

Ibroh dari kisah ini sangat special buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah.
Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.

Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...

Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua,  yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita.....rizki sdh ditetapkan Allah bg masing2 hambaNya....ketika kita punya hati iri dengki kpd saudara kt yg dikaruniai lebih di atas kita....disitulah ternyata iman kita sangat lemah...kr tdk percaya taqdir Allah...bahkan dr iri dan dengki itu...semua ibadah kita akan musnah dan hanguss...sia sia...sbgmna api membakar kayu bakar...Naudzubillah...smg kita menjdi hamba yg sll ridho dg taqdir Allah... Aamiiin...

10. Selalu meng upgrade diri dari hal-hal positif

Berkumpul bersama orang shalih adalah cara terindah untuk meng #UPGRADE diri kita di tengah keterbatasan, sehingga kita terus berusaha untuk #MENJADI_BENAR bukan merasa benar.

Dgn bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita akan lebih PD, punya pemikiran yang jauh lebih matang dan tidak mudah labil. Bukan hanya up grade perkembangan ilmu pengetahuan terbaru saja, upgrade ruhiyah jauh lbh penting.

Caranya adalah dengan menjaga kualitas ibadah yaumiyahnya (7 sunnah nabi). Yakni sholat jamaah, tilawah, menjaga wudhu, sedekah, tahajjud, dhuha, puasa sunnah.  Seberapa intenskah kita melakukannya? Jika mmg tak bisa sekaligus 7, maka pilihlah yg paling memungkinkan untuk dilakukan. Karena Allah lbh suka amalan yg sedikit tapi istimror. Dan ktk itu didawamkan/kontinue maka hubungan dg Allah pun akan mendekati maksimal.

Demikian yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan kata, afwan minkum.

Bogor 5 agustus 2018
By Azizah bunda Azzam

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

TANYA JAWAB


T: Masha allah luar biasa, kolestrol dan lain-lain disangka pengaruh makanan saja tetapi termasuk gejaya stress. Pertanyaan, Apabila hal itu terjadi baiknya ke dokter mana konsultasinya, kebanyakan di rujuk ke dokter syaraf atau penyakit dalam, mohon saran. Jazakillah
J: Kalau kolestetol cek lab sudah menunjukkan begitu, harusnya ya ke dokter. Minum obat dan cek ulang. Jangan lupa jaga pola makannya. Terus perbanyak istighfar


T:  Kadangkala kita akan menyadari sesuatu itu baik dari Allah ketika sudah terlambat. Bagaimana caranya agar kita selalu terkait percaya bahwa semua yang terjadi itu adalah yang terbaik dari Allah. Apalagi kalau sedang benar-benar diberi masalah. Mohon penjelasannya bunda.
J: Kan dalilnya apapun yang terjadi Allah sudah tuliskan 50 ribu tahu sebelum bumi di ciptakan. Jadi tugas kita adalah sabar menerima, dan terus ikhtiar mencari jalan keluar. Kadang kita itu maunya begitu diuji pengen segera dapat hikmahnya apa, atau malah bertanya kenapa saya yang diuji begini. Padahal kita tahu saat anak kita ujian UN ato SBMPTN, yang namanya penguji/pengawas itu diam. Dia hanya bertugas kasih soal, dan anak kita diminta jawab sesuai dengan kisi-kisi yang sudah diajarin sebelum ujian tiba. Itu kenapa jangan bertanya kenapa saya diuji, karena saat anak di uji guru itu diam. Tapi guru sudah pasti punya jawaban kan untuk soal yang di bagikan. Hanya saja bisakah anak menjawab seperti maunya guru?


T: Ummi, apakah termasuk istri yang tidak bersyukur kepada suami jika istri selalu kurang respek terhadap suami karena istri merasa bahwa suami tidak pernah memberi contoh yang baik dalam beragama, dan kebiasaan-kebiasaan suami yang kurang baik, sehingga istri merasa tidak perlu taat terhadap suami, sebatas manakah seorang istri harus taat terhadap suami?
J: Istri wajib taat pada suami, jika suami belum bisa menjadi qudwah dan qowwam yang baik, maka itulah ladang dakwah buat istri untuk mmbimbingnya mengenal agama. Ada banyak contoh teman-teman saya yang begitu sabar membimbing suaminya sampai detik ini bertahun-tahun lalu, terus berdoa, terus menjaga diri dan menjadi istri yang sholihah dan qanitat, tentunya terus berdoa. Yakin bahwa Allah pemilik hati setiap hamba. Mohon dengan tulus agar hati sang qawwam di balikkan untuk mudah menerima nasehat, dan menjalankan syariat. Alhamdulillah kesungguhan dari doa dan usaha di jawab Allah dengan suami yang perlahan mau berubah dan menjadi imam yang baik
Ladang amal yang banyak untuk berdakwa ya. Seperti istri abu tholhah yang kemudian mempersiapkan suaminya menjadi mujahid, beliau yang menuntun mengenal islam.


T: Assalamualaikum bunda Azam. Saya harus bagaimana ya bun menghadapi hidup diusia sesudah pensiun ini? Saya pernah sendirian bunda dirumah, itu benar-benar ga enak bunda, sterss tidak ada yang diajak ngobrol. Terus sekarang ada anak dan cucu. Anak kerja, cucu saya yang ngurus bunda, cape memang tapi saya ada hiburan. Masalahnya banyak kegiatan saya yang tersita karena tidak bisa keluar. Saya berada diposisi serba salah ya bun, bak buah simalakama. Masih adakan bunda yang seusia saya mondok lagi. Masih wajarkah bunda?
J: MasyaAllah, betapa perjuangan seorang ibu itu tak pernah mengenal kata final. Apapun demi anak akan dilakukannya. Barokallah ibu, sungguh tak semua orang punya kesempatan sama seperti ibu.

Solusi yg mgkn bisa dilakukan adalah:

1. Masalah dengan cucu yang masih bayi. Mungkin kalo acaranya hanya pengajian sebentar di majlis dekat rumah, jika memungkinkn bisa dibawa plus minta pengasuh ikut bawain perlengkapan bayi yang lumayan. Nanti pulangnya pengasuh juga jemput ke majlis kalau sudah bubar pengajian.

2. Kalau memang tak ingin membawa cucu serta dalam kegiatan, maka hati nenek harus tegel kata orang jawa, alias tega, alias harus percaya bahwa cucu aman ditinggal pada yang ngasuh. Dan sebisa mungkin tetap harus ada komunikasi berkala saat ditinggal, untuk ngecek ke rumah keadaan cucu. Tegaskan cucu belum boleh disuapin, tidak boleh ini itu dan harus ini itu pada jam-jam tertentu.

3. Jika agendanya keluar kota, maka sebaiknya ada yang di rumah, entah ponakn atau siapa yang bantu ngawasin cucu, atau agenda keluar kotanya saat ibunya cucu libur kerja. Jadi baby aman sama emaknya sendiri.

4. Bicara dengan anak mantu, hari-hari dimana ibu juga perlu keluar untuk sosialisasi, dan tak terkurung dengan rutinitas. Tugas nenek hanya membantu mengawasi cucu, orangtua tugas utamanya menjaganya full.

5. Masalah keinginan mondok, saya belum tahu adakah pondok yang khusus ibu-ibu untuk belajar tentang agama, apa di bandung aa gym punya gak ya...Bisa nyari-nyari info dulu sebelum memastikan mau dimana.

6. Perlu disadari, bahwa ketika kita momong bayi, maka sebenarnya kita sedang meletakkan pondasi terkuat dalam dirinya tentang akidah dan sebagainya. Dan itu berpahala besar insyaAllah



•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!