Rekap
Kajian Online HA Ummi G1
Hari/Tgl: Kamis, 9 Agustus 2018
Materi:
Agama Dan Politik
Nara
Sumber: Ustadz Robin
Waktu
Kajian: 09.00 - 13.06 WIB
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Seringkali
orang bertanya kenapa agama dibawa-bawa dalam politik atau politik membawa-bawa
agama. Dan sering timbul pertanyaan, bagaimana dapat suatu partai politik
didasarkan kepada agama, seperti halnya dengan partai politik Islam, Masyumi
pada era Bung Karno.
Pertanyaan
itu timbul sebab seringkali orang mengartikan yang namanya agama itu hanyalah
semata-mata satu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan Yang Maha Kuasa
saja. Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-macam agama. Akan tetapi tidak
tepat bagi agama yang bernama Islam yang hakikatnya lebih dari sekedar itu.
Jika
kita meminjam perkataan seorang orientalis, H.A.R. Gibb, maka kita dapat
simpulkan dalam sebuah kalimat, “Islam is much more than a religious system.
It is a complete civilization.” Islam itu adalah lebih dari sistem
peribadatan. Ia adalah satu kebudayaan yang paling lengkap sempurna!
Lebih
dari itu!
Islam
adalah satu falsafah hidup, satu levens-filosofie, satu ideologi, satu sistem
perikehidupan untuk kemenangan manusia sekarang dan nanti.
Oleh
karena itu bagi kita seorang Muslim tidak dapat melepaskan diri dari politik.
Dan sebagai orang berpolitik, kita tidak dapat melepaskan diri dari ideologi
kita, yakni ideologi Islam. Bagi kita, menegakkan Islam tidak dapat dilepaskan
dari menegakkan masyarakat, menegakkan Negara, menegakkan kemerdekaan.
Islam
dan penjajahan adalah paradox, satu pertentangan yang tak ada persesuaian di
dalamnya. Dengan sendirinya seorang muslim, seorang yang berideologi Islam, tak
akan dapat menerima penjajahan bagaimana pun bentuknya. Memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan bagi kita, bukan semata-mata lantaran didorong oleh
aspirasi nasionalisme atau kebangsaan. Akan tetapi, hakikatnya adalah karena
kewajiban yang tidak dapat dielakkan oleh tiap-tiap muslim yang mukallaf.
Maka
dapat dimengerti bahwa di dalam sejarah negeri kita, Indonesia, dalam menentang
penjajahan dan kolonialisme, kaum muslimin dari abad ke abad tampil terdepan
dengan semangat perjuangan dan pengorbanan yang menyala-nyala. Perjuangan Imam
Bonjol, Diponegoro yang kesemuanya adalah pendekar muslim Indonesia, menjadi
sumber inspirasi bagi bangsa kita dan keturunan selanjutnya.
Bukan
kita hendak berbangga dengan jasa-jasa mereka. Kita juga tak ingin bermegah
dengan perbuatan orang-orang yang telah mendahului kita. Tetapi revolusi yang
meletus di tanah air kita pada tahun 1945 lalu cukup memberi ukuran bagi kita,
dan umat Islam sekarang ini, sebuah pembuktian bahwa ruh Islamnya tidaklah
mati. Bahkan ia adalah sumber yang tak kunjung kering, pendorong yang mahahebat
dalam perjuangan menentang penjajahan apapun bentuknya. Sejarah membuktikan
bahwa umat Islam Indonesia tidaklah kalah dari umat Islam di Negara lain. Ia
bahu-membahu berjuang dan berjihad dalam pelbagai lapangan dengan tujuan yang
satu, Allah.
“Katakanlah
(Muhammad), inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada jalan Allah dengan yakin. Mahasuci Allah dan aku tidak termasuk
orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
—
Taken
from: M. Natsir, Februari 1950 (dengan sedikit perubahan)
==========
TANYA
JAWAB
T:
Afwan
ustadz, ijin bertanya jika seseorang ingin berqurban tapi mendahulukan bantuan
ke gempa Lombok bagaimana ustadz? Apakah saudara-saudara kita di Lombok nanti
mendapat daging kurban yang berlimpah disekitar kita? sepertinya tidak tega
saja kita makan daging Qurban tapi di Lombok serba kekurangan?
J:
Dua-duanya
bu. Sumbang ke lombok juga, qurban juga.
Ingat
kisah ibu tukang cuci yang bahkan berqurban di tengah kesulitannya. Qurban yang
murah banyak, jika kita cari di internet misalnya. Bantuan ke Lombok
disesuaikan dengan kebutuhan mereka saja tidak perlu dalam bentuk qurban. Usahakan
dulu, kalau ternyata nanti kita tidak mampu qurban, ya tidak apa-apa. Tapi kalau
sebenarnya kita masih mampu, jangan sampai kita memiskinkan diri di hadapan
Allah.
T:
Kalau mampu berarti setiap tahun harus Qurban Ustadz? Karena ada yang
beranggapan, “oh sudah pernah qurban maka tidak qurban lagi”?!
J:
Qurban
ibadah tahunan. Jika Allah kasih rizkinya tiap tahun, ya qurban tiap tahun. Sama
seperti zakat kan tahunan juga. Puasa juga dan seterusnya. Ibadah-ibadah yang
terkait dengan waktu yang berulang, maka diamalkan berulang. Beda dengan
Aqiqah, sunnah atas kelahiran. Karena lahirnya cuma sekali, ya aqiqah sekali. Tapi
qurban adalah ibadah bulan dzulhijjah, maka tiap masuk dzulhijjah, mari kita
amalkan.
T:
Afwan satu lagi ustadz, tentang Qurban bada Haji yang wajib dipenuhi sebagai
syarat wajib haji. Jika Mekkah saja sudah berkecukupan bukankah Mekkah bisa
membuat daging-daging Qurban itu berbentuk daging awet, sosis ataupun cornet
kemudian disumbangkan ke Negara-negara yang berhak tidak hanya saat Qurban
saja?
J:
Ya
bisa saja. Tapi itu kan haknya pemerintah Mekkah. Bisa jadi sudah dilakukan,
kita saja yang tidak tahu. Atau memang belum dilakukan, ya kita perlu masuk
politik dan jadi penguasa Mekkah supaya bisa mengubah kebijakannya.
T:
Masuk
politik menakutkan ya ustadz, takut tidak kuat iman.
J:
Kalau
orang baik takut tidak kuat iman, nanti orang jahat yang tidak takut apapun
malah menguasainya. Kalau pun tidak masuk, minimal kita mendukung yang paling
dekat dengan islam.
T:
Ustadz ijin bertanya. Untuk dakwah ke kalangan ibu-ibu MT, mengenai mengenalkan
tentang bahwa berpolitik itu harus tahu, cuma terbatasi mungkin ruangnya,
sebaiknya dimulai dengan bagaimana ya ustadz? Karena pasti jawaban mereka: “ah
yang penting apa-apa murah....” Dan Kalau sekiranya ada yang kasih uang dari
salah satu partai bukan Islam, sebaiknya diambil uangnya kemudian disumbangkan saja
atau dipakai, boleh tidak? Afwan
J:
Bisa
dikasih pemahaman tentang selain murah, bahwa sebagai muslim kita punya tanggungjawab
terhadap Allah. Jangan sampai apa-apa murah, negara maju tapi kekafiran di mana-mana.
Misal seperti negara maju, anak mudanya biasa zina. Orang tuanya biasa
selingkuh, minuman keras dijual bebas. Apakah mau seperti itu? Belum lagi
masalah di negara azan tidak boleh pakai speaker, atau ulama islam ditangkapi. Ini
harus menjadi kepedulian kita semua, terkait uang suap untuk nyoblos, yang
paling bagus ditolak. Itu uang haram.
T:
Afwan ustadz, saya sebenarnya kurang mengikuti politik, tapi tadi malam
menyimak obrolan di salah 1 stasiun tv yang melibatkan 2 kubu koalisi, melihat
dari perdebatan itu kenapa malah jadi kelihatan kurang baik dua-duanya ya ustd?
afwan, terus terang malah jadi galau, mohon pencerahan ustadz.
J:
Ikut
ulama dan orang yang terlihat islamnya baik. tidak usah bingung, ulama sudah
mengeluarkan ijtima misalnya, ya ikut itu saja.
T:
Bagaimana kalau bukan ditujukan perorangan tapi lebih ke masyarakat, misalnya
diberi uang untuk perbaikan jalan atau pengadaan seragam gitu Ustadz?
J:
Perbaikan
jalan dll itu kan hak dia untuk membangun jalan, untuk nyumbang masjid dll,
tanpa perlu embel-embel. Kalau dia pakai embel-embel nanti nyoblos saya ya, ya
itu tanggungjawab RT RW setempat. Kita sebagai warga ya biasa lewat jalan situ,
masa harus menghindari jalan yang dia bangun.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment