KAJIAN
ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT G3
KAJIAN
RUTIN
Hari,
Tanggal: Selasa, 27 Agustus 2019
Jam:
20.00 smp selesai
Tema:
Munafik (Sesi Aqidah)
Narsum:
Ustadz Farid Nu'man
Notulen:
Sapta
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Golongan Munafiqun; Deskripsi,
Karakter, dan Sikap
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
📕
Definisi An Nifaaq
Imam
Ibnul Atsir Rahimahullah berkata tentang makna An Nifaaq:
وهو
أن يُقِرَّ بِلِساَنه ولا يَعْتَقد بقَلْبه
An Nifaaq adalah menyatakan secara
lisannya namun tidak meyakini dalam hatinya. (An Nihaayah Fi Ghariibil Hadiits wal Atsar, 4/340)
📙
Kafirkah Orang Munafiq Itu ?
Para
ulama memasukan An Nifaaq sebagai salah satu bentuk kekafiran secara bathin.
وقيل
: الكُفْر على أرْبَعَة أنْحاء : كُفْر إنْكار بالاّ يَعْرِف اللّه أصْلاً ولا يَعْتَرِف
به
وكُفْر جُحود ككُفْر إبليس يَعْرِف اللّه بقَلْبه
ولا يُقِرّ بِلسانه
وكُفْر عِناَد وهو أنْ يَعْتَرف بقَلْبه ويَعْتَرف
بِلِسانه ولا يَدِين به حَسَداً وبَغْياً ككُفْر أبي جَهْل وأضْرَابه وكُفْر نِفَاق وهو أن يُقِرَّ بِلِساَنه ولا يَعْتَقد
بقَلْبه
Dikatakan bahwa kekafiran itu ada
empat sisi:
1. Kafir karena inkar, yaitu tidak
mengenal Allah dan tidak mengakuiNya.
2. Kafir karena Juhud (menolak), yaitu
seperti kekafiran Iblis. Mengimani Allah dihatinya tapi tidak mengikrarkan di
lisannya.
3. Kafir karena 'inad (membangkang),
yaitu pengakuan di hati dan di lisan namun tidak beragama dengannya, karena
dengki dan melawan, seperti Abu Jahal dan semisalnya.
4. Kekafiran karena Nifaaq, yaitu
mengikrarkan di lisannya namun tidak meyakini di hatinya.
(An
Nihaayah, 4/340, Taajul ‘Aruus, 14/51, Tahdzibul Lughah, 3/363, Kitaabul
Kulliyaat, Hal. 1221, Lisanul ‘Arab, 5/144)
📘 Macam-Macam Kemunafikan
Imam
Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah mengatakan :
الأول
: النفاق الأكبر ، وهو أن يظهر الإنسان الإيمان بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم
الآخر ، ويبطن ما يناقض ذلك كله أو بعضه . وهذا هو النفاق الذي كان على عهد رسول الله
صلى الله عليه وسلم ، ونزل القرآن بذم أهله وتكفيرهم ، وأخبر أنهم في الدرك الأسفل
من النار .
والثاني
: النفاق الأصغر ، أو نفاق العمل ، وهو أن يظهر الإنسان علانية صالحة ، ويبطن ما يخالف
ذلك
1.
An
Nifaq Al Akbar (Nifaq Besar)
Yaitu seorang manusia yang menampakkan
iman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, dan hari akhir,
tapi dihatinya bertentangan dengan itu, baik sebagian atau keseluruhannya.
Kemunafikan jenis ini ada pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
dan Al Quran turun dengan mencela mereka dan mengkafirkan mereka, dan
mengabarkan bahwa mereka di neraka yang paling bawah.
2.
An
Nifaaq Al Ashghar (Nifaq Kecil), atau kemunafikan dalam amal perbuatan.
Yaitu menusia yang menampakkan
keshalihan, namun dia menyembunyikan dihatinya yang sebaliknya.
(Jaami’
Al ‘Uluum wal Hikam, 2/343)
📓 Dalil-Dalil Kekafiran Kaum
Munafiqun
Allah
Ta'ala berfirman:
وَعَدَ
اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا
Allah telah menyediakan bagi kaum
munafiq laki-laki dan perempuan, dan orang-orang kafir, yaitu neraka jahanam,
mereka kekal abadi di dalamnya.
(QS. At Taubah: 68)
Ayat
lainnya:
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafiq
berada di neraka yang paling bawah, dan mereka sama sekali tidak memiliki
penolong. (QS. An Nisa: 145)
Imam
Ibnu Taimiyah Rahimahullah menjelaskan:
وَمِنْ
هُنَا فَإِنَّ كُل مَا ذُكِرَ فِي الْقُرْآنِ مِنْ وَعِيدٍ لِلْكَافِرِينَ يَدْخُل
فِيهِ أَهْل النِّفَاقِ الأَْكْبَرِ ؛ لأَِنَّ كُفْرَهُمُ اعْتِقَادِيٌّ حَقِيقِيٌّ
، لَيْسَ مَعَهُ مِنَ الإِْيمَانِ شَيْءٌ . وَحَيْثُ قُرِنَ الْكُفَّارُ بِالْمُنَافِقِينَ
فِي وَعِيدٍ ، يُرَادُ بِالْكُفَّارِ مَنْ كَانَ كُفْرُهُمْ مُعْلَنًا ظَاهِرًا ، وَبِالْمُنَافِقِينَ
أَهْل الْكُفْرِ الْبَاطِنِ
Dari sinilah bahwasanya setiap ancaman
yang disebutkan dalam Al Quran yang ditimpakan kepada orang-orang kafir maka
orang yang nifaq akbar termasuk di dalamnya, karena kekafiran mereka adalah
kekafiran keyakinan yang hakiki, dan
sama sekali tidak ada iman padanya. Pada saat orang-orang kafir dan
munafiq dibarengkan dalam hal ancaman, maka maksud dari orang-orang kafir
adalah orang yang kekafirannya nyata dan jelas, ada pun munafiqin adalah yang
memang batinnya kafir.
(Al Iman, Hal. 48-50)
📗 Karakter Dasar Kaum Munafik
Al
Quran dan As Sunnah telah menerangkan sejumlah karakter dasar kaum munafik.
Sehingga gelagat dan tanda kemunafikan bisa ditangkap dan dilihat, walau dalam
hatinya kita tidak mengetahui pasti apakah seseorang masuk kategori munafik
tulen atau tidak. Ini juga menjadi evaluasi bagi kita, apakah ciri dan bakat
munafik juga ada dalam diri kita. Dengan kata lain, bisa jadi ada seorang
merasa beriman, tetapi dalam perilakunya beririsan dengan perilaku kaum munafik.
Karakter
tersebut kami sebutkan beberapa saja, antaranya:
1.
Suka
merusak
Allah ﷻ
berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي
الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ
وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ (12)
Dan jika dikatakan kepada mereka: “Janganlah kalian melakukan kerusakan di
muka bumi.” Mereka menjawab: “Kami ini hanyalah orang-orang yang melakukan
perbaikan.” Ketahuilah, sesungguhnya mereka itu perusak tetapi mereka tidak
menyadarinya. (QS. Al Baqarah: 11-12)
2.
Suka
dan Pandai Bersilat Lidah
Allah ﷻ
berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ
النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ
وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
Dan jika dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kalian sebagaimana
orang-orang beriman.” Mereka menjawab:
“Apakah kami mesti beriman seperti orang-orang bodoh itu beriman?” Ketahuilah,
sesungguhnya mereka itu yang bodoh tetapi mereka tidak mengetahui. (QS. Al
Baqarah: 13)
3.
Bermuka
Dua
Allah ﷻ
berfirman:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا
آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ
مُسْتَهْزِئُونَ (14)
Dan
jika mereka berjumpa dengan orang-orang beriman mereka berkata: “Kami ini
beriman.” Dan jika mereka kembali kepada syetan-syetan (pembesar-pembesar)
mereka, mereka mengatakan: “Kami masih bersama kalian, sesungguhnya kami hanya
memperolok-olok semata.”
(QS. Al Baqarah: 14)
4.
Menghalangi
kaum muslimin menjalankan perintah Allah ﷻ dan RasulNya
Allah ﷻ
berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا
أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada peraturan
hukum yang Allah telah turunkan dan kepada
hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia)
dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An Nisa: 61)
5.
Lebih
suka berkumpul dengan orang kafir dan mengolok-olok kaum muslimin
Allah ﷻ
berfirman:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ
أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا
مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ
اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. (QS. An Nisa: 140)
6.
Memilih
orang kafir sebagai pemimpin dan meninggalkan orang Islam
Allah ﷻ
berfirman:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ
عَذَابًا أَلِيمًا الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
Berikan
kabar gembira kepada kaum munafik dengan mendapatkan azab yang pedih, yaitu
orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain
orang-orang beriman. Apakah mereka mengharapkan kehormatan dari mereka? Padahal
seluruh kehormatan itu milik Allah semata. (QS. An Nisa: 138-139)
7.
Menyebut
orang beriman ditipu oleh agamanya
Allah ﷻ berfirman:
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَؤُلَاءِ دِينُهُمْ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah),
ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya."
(Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Anfal: 49)
8.
Malas
mendirikan shalat
Allah ﷻ
berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ
وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ
النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.
(QS. An Nisa: 142)
Dan
masih banyak lagi karakter mereka dalam Al Quran.
📓 Bagaimana menyikapi mereka?
Selama
mereka masih hidup, Allah ﷻ memerintahkan kita untuk hati-hati
dan waspada terhadap mereka, walau secara muamalah sama dengan umat Islam
lainnya. Karena secara zahir mereka menampakkan Islam, walau mereka juga
menolak disebut kafir, dan tidak mau mengakui kekafirannya. Biarlah Allah ﷻ yang memerangi mereka dengan caraNya.
Allah
ﷻ berfirman:
هُمُ
الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya)
maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah
mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al Munafiqun: 4)
📕 Jika Orang Munafik Wafat
Ada
pun menyikapi kaum munafiq yang wafat, jika dia An Nifaaq Al Akbar, dan terang
benderang kemunafikannya, maka tidak menshalatkannya. Ada pun jika
kemunafikannya masih samar, atau An Nifaaq Al Ashghar maka masih dishalatkan.
Allah
ﷻ berfirman:
وَلَا
تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ
كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu sekali-kali
menyalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah
dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At Taubah: 84)
Ayat ini berkenaan dengan wafatnya gembong
munafik pada masa Nabi, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul, tetapi larangannya
berlaku umum untuk mayit munafik lainnya.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan:
وهذا
حكم عام في كل من عرف نفاقه، وإن كان سبب نزول الآية في عبد الله بن أُبَيّ بن سلول
رأس المنافقين
Hukum ini berlaku umum untuk setiap orang
yang dikenal kemunafikannya, walaupun sebab turunnya ayat ini tentang Abdullah
bin Ubai bin Salul, Sang gembong munafik. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/193)
Hanya saja, di zaman ini untuk menyebut
person to person, atau nunjuk hidung orang,
bahwa dia seorang munafik tidaklah mudah. Butuh kajian yang mendalam dan
ekstra hati-hati. Untuk hukum syara’ dan nilai normatifnya, bahwa mayat munafik
tidak dishalatkan adalah sudah final dan jelas. Tetapi, ketika hukum itu
diturunkan dan diterapkan terhadap
pribadi-pribadi manusia, maka perlu dilihat kasus perkasus. Sebagai contoh, apa
yang pernah memanas di Pilkada DKI, tentang pemilih gubernur non muslim, di
mana pemilihnya itu beragam, mulai dari orang awam agama, abangan, terpelajar,
sampai memang yang menjadi pembela setianya dan menjadi tentaranya. Tentunya
ini dihukumi tidak sama.
Khusus
orang-orang awamnya, benarkah dia membenci Islam tapi mengaku Islam? Ataukah
dia hanya ikut-ikutan saja? Apakah dia
hanyalah orang awam yang tertipu oleh ketidaktahuan dan keluguannya? Seperti
tukang sayur, tukang ojek, orang-orang jompo yang tidak tahu menahu hiruk pikuk
dan info politik di media, medsos, dan sebagainya.
Di
sini peran ulama yang wara’, berilmu, dan takut kepada Allah ﷻ, sangat diperlukan agar umat tidak
bertindak sendiri.
Wallahu
A’lam
📔📙📘📗📕📓📒
✍
Farid Nu'man Hasan
📡 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA JAWAB
1.
Ustadz
izin bertanya. Seperti dijelaskan di atas, menyikapi orang munafik adalah hati-hati
dan waspada. Apakah hanya cukup dengan hati-hati dan waspada ustadz? Karena kalau
mereka didiamkan semakin menjadi-jadi, menghina ulama dan agama. Marah dan
kesal melihat mereka ustadz. Bahkan sampai mendoakan supaya mereka dilaknat
Allah. Sebegitu banyak orang mendoakan buruk terhadap mereka tapi mereka
semakin sombong dan takabur.
Jawab:
Dulu,
para sahabat Nabi ﷺ pun sangat ingin memerangi kaum
munafiq, karena begitu menyebalkan perilaku mereka terhadap umat Islam dan
nabinya. Tapi, Rasulullah ﷺ melarangnya, sebab kaum munafiqin
hidup bersama mereka, sehingga Rasulullah mengatakan: "Jangan sampai orang
kafir mengatakan 'Lihat Muhammad membunuh sahabatnya sendiri' "
Oleh
karena itu, Allah berfirman: fahdzarhum
qatalahumullah (waspadalah, biar Allah yang memerangi mereka). Wallahu
A’lam
2.
Bagaimana
cara Allah memerangi mereka ustadz?
Jawab:
Di
dunia, Allah berikan penyakit hati yang bertambah-tambah. Fazaadahumullah maradha... Orang beriman membenci mereka, itu sudah
suatu siksaan bagi mereka. Di akhirat Allah Ta'ala tempatkan di keraknya
neraka. Wallahu A’lam
3.
Bagaimana
supaya kita terhindar dari an nifaaq ini ustadz?
Jawab:
Minta
kepada Allah iman yang tulus dan taqwa yang sebanar-benarnya. Hidup bersama
orang-orang shalih. Membaca sirah nabawiyah dan sahabat. Banyak istighfar dan
bertobat dari sifat dasar munafiq, dusta, tdk amanah, inkar janji. Wallahu
A’lam.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment