Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Rabu, 4 Oktober 2015
Narasumber : Ustadz
Kaspin
Rekapan Grup Bunda M6
Tema : Syakhsiah Islamiah
Editor
: Rini Ismayanti
LOYALITAS DAN
PENOLAKAN
Syahadat tauhid
terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terdiri atas kalimat nafii(laa) yang
berarti tidak dan manfi (ilah) yang dinafikan atau ditolak. Bagian kedua
terdiri atas itshaat (illa) yang berarti kecuali yaitu untuk mengukuhkan
danmutshat (Allah) yang dikecualikan atau dikukuhkan. Dengan demikian laa
ilaaha illallah berarti menolak segala ilah berupa apa pun dan dalam wujud apa
pun dan hanya mengakui satu ilah yaitu Allah. Bagian pertama syahadat tauhid
merupakan penolakan terhadap segala bentuk ilah yang diwujudkan dengan
mengkafiri, memusuhi, memisahkan diri, membenci, dan merobohkannya; sedangkan
bagian kedua merupakan pengukuhan terhadap loyalitas kepada Allah yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan, pembelaan, kedekatan, dan kecintaan
kepada-Nya.
Keikhlasan ibadah dan
pengabdian seorang hamba kepada Allah hanya akan sempurna bila ia menolak
segala bentuk penghambaan kepada tuhan palsu dan hanya memberikan loyalitas
penghambaan kepada Allah.
Dalam melaksanakan
ajaran-ajaran Islam termasuk dalam hal wala’ wa bara’(loyalitas dan penolakan),
seorang muslim tidak cukup dengan mengikhlaskan niatnya ke[pada Allah. Ia harus
melakukan semua itu dengan kehendak Allah yang kemudian dituangkan dalam konsep
yang diturunkan kepada Rasul-Nya, sebagai tuntunan dan panduan.
Syahadat rasul
memberikan pengertian kepada muslim untuk mengakui Muhammad bid Abdullah
sebagai rasul-Nya. Beliaulah yang menyampaikan minhajul wala’ wa bara’ dari
Allah, mulai dari dasar-dasar fisiologis hingga teknis pelaksanaannya. Rasul
saw. memberikan tuntunan, panduan, dan keteladanan. Kewajiban seorang mukmin
adalah melaksanakan dan mempraktekkannya dalam kehidupan mereka sehar-hari.
Syahadat tauhid mengikat seorang muslim untuk mengikhlaskan ibadahnya hanya
kepada Allah; syahadat rasul mengikatnya untuk mengikuti tuntunan Rasul-Nya
saw. dalam ibadah, baik yangmahdhah maupun ghairu mahdhah (dalam ibadah yang
bersifat vertikal berupa-ritual-ritual peribadatan maupun ibadah horizontal
dalam bermuamalah dengan sesama makhluk.
Tuntunan dan
keteladanan semacam ini mutlak diperlukan. Tanpanya, implementasi wala’ wa
bara’ yang lahir dari aqidah tauhid yang tak kenal kompromi terhadap tuhan
selain Allah akan menjadikan seorang mukmin melampaui batas. Ia menjadi radikal
dan ekslusif dalam berinteraksi dengan orang lain yang tidak satu aqidah
dengannya. Padahal wala’ wa bara’ tidak harus diwujudkan dalam bentuk
radikalisme dan eksklusivisme yang kadang justru kontra produktif terhadap
dakwah itu sendiri.
Dalam shahih Muslim
disebutkan bahwa cara beragama yang paling dicintai Allah adalah Al-hanifiyatus
sambah (kemurnian aqidah dan keluwesan dalam bermuamalah). Betapapun telah
terjadi penolakan dan kebencian terhadap kemusyrikan dan permusuhan terhadap
kaum musyrikin sejak mereka menyatakan syahadatain di Makkah, namun para
shahabat baru diizinkan perang pada tahun kedua hijriyah, padahal banyak di
antara mereka yang sudah mendesak untuk perang. Abu Dzar Al Ghifari misalnya,
dengan sangat radikal memaksa untuk menyatakan syahadatain itu secara lantang
dihadapan kaum musyrikin. Rasulullah saw. mencegahnya bahkan akhirnya beliau
saw. menyuruhnya pulang kampung dan baru boleh menemui beliau saw. kelak
setelah kaum muslimin mendapatkan kemapanan sosial politik. Patung dan
berhala-berhala yang disembah kaum musyrikin dan dipasang di Ka’bah yang suci
itu baru dihancurkan pada saat penaklukan (Fathu Makkah), sepuluh tahun setelah
mereka hijrah ke Madinah. Bukan berarti mereka mentolerir keberhalaan, namun
untuk wala’ wa bara’ pun harus didasarkan kepada sunnah yang dituntunkan Nabi
saw
TANYA JAWAB
Q : Mau tanya ajah pak
ustdz. Berkaitan dengan syahadat:
Jika seseorang sudah mengakui illah nya dan rasulnya kemudian masih mengikuti kebiasaan adat istiadat seperti suro-an... Percaya pada jimat, bahkan memilikinya... Dan mengikuti ritual-ritual. Maka bagaimana status syahadatnya...?
A : Itu musyrik bu
Jika seseorang sudah mengakui illah nya dan rasulnya kemudian masih mengikuti kebiasaan adat istiadat seperti suro-an... Percaya pada jimat, bahkan memilikinya... Dan mengikuti ritual-ritual. Maka bagaimana status syahadatnya...?
A : Itu musyrik bu
Q : Terus syahadatnya gimana? Ibadah dan ke
islamanannya bagaimana ustdz?
A : Kita ga bisa memvonis...syahadat nya bisa batal...namun perlu hati-hati, karena bisa jadi kemudian orang itu insyaf. Status nya masih muslim, kecuali dia terang terangan mengaku kafir. Inilah proses kehidupan dia. Dia harus sadar segera. Atau sadarkanlah oleh ibu
A : Kita ga bisa memvonis...syahadat nya bisa batal...namun perlu hati-hati, karena bisa jadi kemudian orang itu insyaf. Status nya masih muslim, kecuali dia terang terangan mengaku kafir. Inilah proses kehidupan dia. Dia harus sadar segera. Atau sadarkanlah oleh ibu
Q : Wong kalo lebaran ada sesajen di pojok.. Katanya
buat karuhun... Jadi daripada gimana sekarang jaga jarak. Gmn dong ustdz.
Ngomongnya pinteran orang yang udah tua. Takut nyinggung juga
A : Kalau dakwah sama orang tua...ingatkan akan kematian dan juga banyak ngasih hadiah...bukan ngemeng doang
A : Kalau dakwah sama orang tua...ingatkan akan kematian dan juga banyak ngasih hadiah...bukan ngemeng doang
Q : Contohnya ?
A : Contohnya kasih kain batik...atau kain sarung...tapi kain sarungnya yg longgar ya. Jangan ngasih kain kafan...itu pasti menyinggung. Apalagi lengkap dengan keranda dan ambulans. Ya kasih hadiah yang wajar aja...seperti kue putu atau serabi bolehlah. Kalau pake gigi palsu jangan kasih apel...nanti tanggal diapel. Kalau diabetes jangan dikasih sirup. Kalau darah tinggi jangan kasih hadiah ikan asin toh?
A : Contohnya kasih kain batik...atau kain sarung...tapi kain sarungnya yg longgar ya. Jangan ngasih kain kafan...itu pasti menyinggung. Apalagi lengkap dengan keranda dan ambulans. Ya kasih hadiah yang wajar aja...seperti kue putu atau serabi bolehlah. Kalau pake gigi palsu jangan kasih apel...nanti tanggal diapel. Kalau diabetes jangan dikasih sirup. Kalau darah tinggi jangan kasih hadiah ikan asin toh?
Q : Tadz tanya.. Ada
orang islam, sholatnya ga pernah bolong.. tapi untuk melakukan sesuatu masih
percaya itungan hari dan tanggal jawa.. Bahkan untuk kelahiran anak nya berdoa
semoga d hari tertentu karena percaya bahwa hari itu jumlahnya tinggi jadi
rejeki juga tinggi.. Itu gimana tadz??
A : Itu aqidahnya belum lurus. Harus belajar lagi...dan dapat penerangan yg jelas dalam aqidah.
A : Itu aqidahnya belum lurus. Harus belajar lagi...dan dapat penerangan yg jelas dalam aqidah.
Q : Tanya ustad, orang tua untuk menikahkan
anaknya masih pake itungan jawa berdasarkan weton, itu bagaimana ya ustad? Saya
sebagai anak ngikut tapi ngga mempercayai begtuan. Gimana ya ustadz?
A : Ikutin aja. Tapi jangan diyakini. Semua kebaikan dan keburukan sudah di tentukan. Kita ikut sebagai menghormati dan bakti pada orang tua. InsyaAllah. Ada hal yang lebih besar yang harus diselamatkan...harmonisasi hubungan keluarga. Tapi nanti juga mereka akan menghargai keyakinan kita. Bahkan mungkin berubah. Ada waktunya dan harus sabar. Hitungan hitungan gitu bisa menjerumuskan ke syirik memang...jadi bicarakan pelan pelan dan bijak. Ini masalah keyakinan. Orang dulu berhitung menggunakan hari lahir atau apalah gituh...orang sekarang berhitung kalau mau nikah biasanya tanggal tanggal habis karyawan gajihan. Jadi hati hati aja. Dulu juga waktu saya nikah gituh...keluarga bini ada yg berhitung gitu...dan dia ngikut dengan hari yang saya usulkan. Dia juga mikir (kali?) kalau ga jadi apa mau dia tanggung jawab? Jadi...kondisional dan proporsional aja. Ini masalah pendekatan nya ya. Kalau masalah keyakinan nya ini adalah jelas musyrik. Jangan di yakini.
A : Ikutin aja. Tapi jangan diyakini. Semua kebaikan dan keburukan sudah di tentukan. Kita ikut sebagai menghormati dan bakti pada orang tua. InsyaAllah. Ada hal yang lebih besar yang harus diselamatkan...harmonisasi hubungan keluarga. Tapi nanti juga mereka akan menghargai keyakinan kita. Bahkan mungkin berubah. Ada waktunya dan harus sabar. Hitungan hitungan gitu bisa menjerumuskan ke syirik memang...jadi bicarakan pelan pelan dan bijak. Ini masalah keyakinan. Orang dulu berhitung menggunakan hari lahir atau apalah gituh...orang sekarang berhitung kalau mau nikah biasanya tanggal tanggal habis karyawan gajihan. Jadi hati hati aja. Dulu juga waktu saya nikah gituh...keluarga bini ada yg berhitung gitu...dan dia ngikut dengan hari yang saya usulkan. Dia juga mikir (kali?) kalau ga jadi apa mau dia tanggung jawab? Jadi...kondisional dan proporsional aja. Ini masalah pendekatan nya ya. Kalau masalah keyakinan nya ini adalah jelas musyrik. Jangan di yakini.
Q : Tanya ustdz
kaspin..semua muslim pastinya sudah tahu kalimat tauhid..hanya implementasi dalam
kehidupan sehari-hari yang berbeda..ada yang sesuai sunnah rasul dan ada yang
tidak. Yang tidak sesuai sunah rasul itu apakah bukti belum ada loyalitas terhadap
penghambaan kepada Allah??
A : Ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan nya bu. Sebab itu perlu kita tahu sejarah rosul. Bacalah kitab siroh nabawiyah.
A : Ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan nya bu. Sebab itu perlu kita tahu sejarah rosul. Bacalah kitab siroh nabawiyah.
Q : Tad...Bila orang yang semasa hidupnya pernah
merasa punya kelebihan misal, busa mengobati orang, bisa melihat orang yang
mencuri kalo ada pasien yang kemalingan n seterusnya.. Kita gak tau dia uda
taubat apa belum. Tapi disaat kematiannya saya dengar sebenarnya dia sudah lama
mati tapi kelihatan hidup karena jin dalam tubuhnya. Nah kalo yang seperti itu
gimana tad ??
A : Itu ya begitu. Kita juga jangan meyakini bahwa ia telah mati sementara jasadnya diambil jin gituh. Itu memang belum mati. Kalau ada keanehan ya itu sebab mungkin dulu dia punya perjanjian dengan bangsa jin. Wallahu'alam. Tidak ada makan siang gratis....bangsa jin akan terus menyiksa orang minta bantuan pada mereka dg cara yg mereka bisa. Bahkan ketika sakaratul maut. Jadi...waspada lah. Jadikan setan itu musuh...karena ia memang musuh. Jangan mintol sama musuh.
A : Itu ya begitu. Kita juga jangan meyakini bahwa ia telah mati sementara jasadnya diambil jin gituh. Itu memang belum mati. Kalau ada keanehan ya itu sebab mungkin dulu dia punya perjanjian dengan bangsa jin. Wallahu'alam. Tidak ada makan siang gratis....bangsa jin akan terus menyiksa orang minta bantuan pada mereka dg cara yg mereka bisa. Bahkan ketika sakaratul maut. Jadi...waspada lah. Jadikan setan itu musuh...karena ia memang musuh. Jangan mintol sama musuh.
Q : Tanya
tadz.....bagaimana kalau orang tuanya tetap memusuhi anaknya ketika si anak
memeluk agama islam bahkan dikeluarkan dari ahli waris....apakah si anak tetap
wajib mendoakan orang tuanya meski orang tuanya seperti itu??
A : Silaturahmi, jaga akhlak dengan mereka, menghormati dan berbakti tetap wajib, untuk doa yang terbaik agar mereka diberikan hidayah, masuk dalam islam.
A : Silaturahmi, jaga akhlak dengan mereka, menghormati dan berbakti tetap wajib, untuk doa yang terbaik agar mereka diberikan hidayah, masuk dalam islam.
Q : Tanya tad. Sebatas
apa kebencian kita pada saudara yang zolim pada kita. Bila mereka datang ke rumah
kita, apakah kita berhak untuk menerimanya ? Karena jika kita menerimanya pasti
yang ada ghibah..
A : Menerima, menjaga akhlak kepada siapapun. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akan kamu kerjakan. (QS. 5:8)
A : Menerima, menjaga akhlak kepada siapapun. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akan kamu kerjakan. (QS. 5:8)
Jika memang sebuah
kebaikan dilakukan oleh saudaramu maka akuilah dan nilailah sebagai kebaikan.
Walaupun ada ketidak senangan di dalam hatimu. Jangan biarkan sikap “terlanjur benci”
menjadi tali pegangan hidupmu. Al Imam IbnuHazm (MudaawatunNufuushal
47) menegaskan,
“Termasuk bentuk
kedzaliman terburuk adalah mengingkari orang yang sering menyakiti pada saat
sesekali ia berbuat kebaikan”
Dia memang selalu
menyakiti dan menganggu hati. Mungkin tangan dan lisannya tidak bisa selamat
dari mencaci dan mencela kita. Akan tetapi, pada saat ia melakukan kebaikan,
maka akuilah bahwa memang ia telah melakukan kebaikan. Termasuk dzalim jika
kita selalu menilainya berbuat salah, padahal belum tentu ia salah. Menerima,
menjaga akhlak kepada siapapun, termasuk ke saudara yang mungkin bersalah kepada
kita adalah sikap yang mulia, kecuali memang dia masih berbuat dzolim, kita
harus tegas, dan ada kewajiban untuk mencegahnya dan memberitahunya. Wallahu
a'lam.
Q : Tapi tad..ada ultimatum dari suami kalau dia tidak suka jika si fulan itu datang ke rumah..karena prilakunya itu selalu berulang..
A : Nah itu perbuatan berulang bisa masuk kondisi dzolim yang diperbolehkan kita menegur dan mengambil sikap..tafaddhol bunda
Q : Masalahnya, beliau lebih tua dari saya tad
A : Lakukan perintah suami sepanjang perintahnya tidak untuk maksiat. Semoga barokah...
Q : Jika
seseorang dalam kesehariannya bisa dikatakan taat dan patuh dalam menjalankan
kewajiban sebagai seorang muslim, ia melaksanakan sholat, sedekah, zakat dll,
namun dalam waktu-waktu tertentu masih menjalankan tradisi di desa tempat ia
tinggal seperti acara kenduren (mengumpulkan orang-orang, masing-masing membawa
makanan dan saling tukar makanan tsb serta mendo'akannya dengann tujuan sebagai
ungkapan rasa syukur) . Yang saya tanyakan bagaimana Islam memandang
perbuatan tersebut ustadz..?? Apakah diperbolehkan perbuatan yang seperti itu
dengan dalih yang penting tidak syirik..
A : Tentang kenduren, ini latar belakangnya apa, doa kepada siapa, melalui siapa/apa? Klo tujuannya seperti sesajen, doa dengan tawasul orang yang sudah meninggal, atau acaranya di kuburan, ini bisa saja jatuh kepada syirik.
A : Tentang kenduren, ini latar belakangnya apa, doa kepada siapa, melalui siapa/apa? Klo tujuannya seperti sesajen, doa dengan tawasul orang yang sudah meninggal, atau acaranya di kuburan, ini bisa saja jatuh kepada syirik.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dpatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment