Kita belajar siroh Nabawi
hari ini
Membangun Pondasi Masyarakat Islam
Setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sampai
dikota Madinah dan tinggal di rumah kediaman Abu Ayyub alA-Anshari dan
sebelumnya unta tunggangan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berhenti di
suatu tempat di Madinah, maka kaum muslimin menjadikannya sebagai tempat untuk
menunaikan shalat. Tempat itu merupakan tempat penjemuran kurma milik Suhail dan
Sahl, dua anak yatim dari Bani Najjâr yang berada dalam pemeliharaan As’ad bin
Zurârah.
Ketika tunggangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berhenti di tempat
itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هَذَا إِنْ شَاءَ اللهُ الْمَنْزِلُ
Insya Allah, tempat ini (untuk) rumah. (HR Bukhâri)
Kemudian Rasulullah n memanggil kedua anak yatim itu dan menawar
tanah itu untuk dijadikan masjid. Tetapi kedua anak itu berkata: “Justru kami
ingin memberikannya kepada anda, wahai Rasulullah”. Meski demikian, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam merasa enggan menerima pemberian dua anak kecil
ini, sehingga beliau n tetap membelinya. Dan di atas tanah ini, Masjid Nabawi
dibangun.
Dalam riwayat Imam Bukhâri Rahimahullahu lainnya diceritakan, ketika Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam hendak memerintahkan pembangunan masjid, beliau
shalallahu ‘alaihi wasallam mengirim utusan ke Bani Najjâr memanggil mereka.
Ketika mereka sudah datang, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda
kepada mereka:
يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ هَذَا قَالُوا لَا وَاللَّهِ لَا
نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ
"Wahai Bani Najjâr, hargailah kebun kalian ini untukku!" Mereka
menjawab: "Demi Allah , tidak! Kami tidak akan meminta harganya kecuali
kepada Allah Ta’ala ".
Ternyata ada yang menceritakan bahwa di tempat ini terdapat
kuburan orang-orang musyrik, dataran yang agak tinggi, dan ada juga pohon
kurma. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar kuburan
orang-orang musyrik ini digali dan tulang-belulangnya dikeluarkan, dataran yang
agak tinggi diratakan, dan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan
agar memotongi pohon-pohon kurma tersebut dan menyusunnya diarah kiblat masjid.
Setelah itu, pembangunan masjid pun dimulai. Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam sendiri berbaur bersama para sahabat membawa batu bata yang masih
mentah. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam membacakan syair:
هَذَا الْحِمَـالُ لَا حِمَـالَ خَيْبَرْ هَذَا أَبَرُّ رَبَّنَا وَأَطْهَرْ
Yang dibawa ini bukanlah beban dari Khaibar. Ini lebih kekal, lebih bermanfaat dan lebih suci di sisi Rabb kami.
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam juga berseru:
اللَّهُمَّ إِنَّ الْأَجْرَ أَجْرُ الْآخِرَهْ فَارْحَمْ الْأَنْصَارَ
وَالْمُهَاجِرَهْ
Ya Allah, sesungguhnya ganjaran itu adalah ganjaran akhirat. Berilah rahmat kepada kaum Anshâr dan kaum Muhajirin.
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa mereka memindahkan bebatuan
sambil membawakan syair, sementara itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
juga berbaur bersama mereka. Mereka mengumandangkan syair:
اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَهْ فَانْصُرْ الْأَنْصَارَ
وَالْمُهَاجِرَهْ
Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat. Maka berilah pertolongan kepada kaum Anshâr dan Muhajirin.
Dalam pembangunan masjid ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam mengutamakan orang-orang yang ahli. Dalam sebuah riwayat disebutkan,
bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat yang
ikut bekerja membangun masjid:
"Dekatkanlah al-Yamâmi ke tanah itu, karena
sentuhan dia terbaik di antara kalian, dan paling kuat adonannya”.
Dalam riwayat lain, al-Yamâmi berkata: “Aku mencampurkan tanah, lalu
seakan campuranku ini menakjubkan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam dan bersabda:
'Biarkanlah al-Yamaami al-Hanafi dengan tanah, karena dia paling ahli di antara
kalian dalam urusan tanah'."
Para sahabat tidak ketinggalan untuk membantu pembangunan ini. Abu Bakar
mengangkat batu dan menyusunnya, juga Umar bin al-Khaththab dan Utsman bin
Affaan tidak ketinggalan mengangkat batu-batu dan menyusunnya untuk dijadikan
dinding masjid.
‘Ammar bin Yâsir Radhiyallahu ‘anhu termasuk sahabat yang sangat bersemangat
dalam pembangunan ini. Saat yang lain membawa satu batu bata, dia membawa dua.
Satu untuk dirinya, sedangkan yang satu lagi untuk Rasulullah shalallahu
'alaihi wa sallam . Melihat perbuatan 'Ammar ini, Rasulullah shalallahu 'alaihi
wa sallam mengusap punggung ‘Ammâr seraya bersabda: “Wahai Ibnu Sumayyah,
orang-orang ini mendapatkan pahala satu, tetapi engkau mendapatkan pahala dua,
bekal terakhirmu adalah satu hirupan susu, dan engkau akan dibunuh oleh
kelompok pembangkang”.
Hadits ini termasuk di antara bukti kenabian Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasallam, karena di kemudian hari ‘Ammâr Radhiyallahu ‘anhu meninggal dengan
cara yang telah dijelaskan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits
di atas.
Pembangunan masjid Nabawi membutuhkan waktu dua belas hari. Setelah itu,
dilanjutkan dengan membangun kamar-kamar untuk istri-istri Nabi dengan
cara yang sama sebagaimana membangun masjid. Saudah bin Zum’ah Radhiyallahu
‘anha , salah seorang istri Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memiliki tempat
tersendiri, dan begitu pula dengan 'Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Dua rumah inilah
yang pertama kali dibangun untuk istri-istri beliau. Keduanya berdampingan
dengan masjid dan sangat sederhana, terbuat dari tanah dan pelepah kurma, atau
batu yang disusun dan atapnya pelepah kurma. Kemudian dilanjutkan dengan
rumah-rumah berikutnya jika beliau shalallahu ‘alaihi wasallam sudah menikah
lagi. Setelah semuanya selesai, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pindah
dari rumah Abu Ayyub Radhiyallahu ‘anhu ke tempat yang baru dibuat itu.
Pada tahun pertama hijrah ini pula disyariatkan adzan dengan lafazh yang kita
dengar sekarang. Demikian, menurut pendapat yang râjih. Driwayatkan, saat
'Abdullah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu bermimpi tentang lafazh-lafazh adzan lalu
diceritakan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi shalallahu
‘alaihi wasallam memerintahkan kepada Bilal bin Rabbah Radhiyallahu ‘anhu untuk
mengumandangkan adzan dengan lafazh-lafazh tersebut. Ketika adzan ini terdengar
oleh 'Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, ia pun bergegas menemui
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan mimpinya yang sama
dengan mimpi 'Abdullah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu .
Awal mulanya, di masjid Nabi ini belum ada mimbar sebagai tempat berkhutbah.
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah sambil bersandar pada sebuah
batang kurma. Tentang batang kurma ini, terdapat peristiwa yang menjadi bukti
kebenaran kenabian Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dibuatkan mimbar dan kemudian
shalallahu ‘alaihi wasallam pindah tempatnya dalam menyampaikan khutbah, batang
kurma yang biasa dijadikan sandaran beliau itu menangis layaknya anak kecil.
Mendengar tangisan pohon ini, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pun kembali
kepadanya dan memeluknya sehingga diam.
Alangkah indahnya keterangan yang disampaikan oleh Hasan al-Bashri setelah
membawakan riwayat ini. Beliau Rahimahullah berkata: “Wahai kaum muslimin, kayu
bisa merintih karena merindukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka
bukankah orang-orang yang berharap bisa berjumpa dengan Rasulullah lebih
pantas untuk merindukannya?”
Sumber: as-Siratun-Nabawiyah fi Dhau`il Mashâdiril Ashliyyah, Dr
Mahdi Rizqullah Dan Shahih as-Siroaah an-Nabawiyah karya Ibrohim al-‘Aliy
Sudahkan kita menanamkan pada diri kita
kerinduan kepada Rasulullah?
Sudahkah kita berusaha juga menanamkan
kecintaan kepada Rasulullah pada anak-anak kita?
TANYA JAWAB
Pertanyaan M10
1. Ustadz.. bagaimana cara kita menjelaskan kepada anak-anak kita tentang menjalani sunnah rosul dan meninggalkan yang bukan sunnahnya seperti perayaan ulang tahun
Jawab
Semua masalah itu bersumber dari ketidak tauan anak terhadap syariat. Berawal tidak tertanamnya tauhid dan cinta syariat. Coba kita renungkan sedikit kenapa sekarang kita senang dengan syariat dan ingin sekali menjalani sunnah Rasulullah? Padahal dulu boro-boro mau jalankan tau juga nggak. Sama dengan anak-anak mereka mendapatkan ajaran yang menyelisihi sunnah Rasulullah banyak sekali, di TV, Radio, disekolah, di lingkungan sekitar bahkan dimana-mana. Nah kita perlu ajak anak-anak untuk mengerti Rasulullah dan syariat Islam baru nanti sedikit demi sedikit akan tumbuh keinginan yang mungkin ditandai dengan pertanyaan apakah ini diperbolehkan dalam Islam atau tidak. lalu mereka akan terikat dengan syariat dengan proses pengenalan yang lebih jauh lagi. semua butuh bertahap dan contoh dari orang tua sangat berpengaruh.
Pertanyaan M12
1. Assalamu alaikum ust, mo tanya, untuk pembentukan masyarakat seperti yang Rasulullah lakukan sehingga bisa sampai terbentuk peradaban islam yang mendunia, harus kita awali dari mana? Sehingga apa yang kita lakukan memang betul-betul mengikuti thoriqoh dakwah
rasul. Jazakillah khoir katsir atas jawabannya
Jawab
Rasulullah shalallahu
'alaihi wa sallam dalam pembentukan masyarakat dengan pendidikan dan pembinaan
individu sehingga di masa dakwah beliau di Makkah focus dalam hal ini dengan
mendahulukan penanaman tauhid kepada para sahabatnya lalu memberikan perhatian
besar juga kepada pembinaan rumah tangga yang menjadi komponen pembentukan satu
masyarakat sehingga banyak sekali aturan dan contoh beliau dalam pembentukan
rumah tangga yang islami baru setelahnya terbentuk masyarakat seperti di
Madinah dan kuat datanglah perintah untuk melakukan perlawanan kepada para
musuhnya baik secara perang atau yang lainnya. dengan terus menjadikan syiar
tauhid sebagai dasar dalam pembinaan semua bidang kehidupan yangdibutuhkan
masyarakat. semua bisa dilihat dari sejarah dakwah beliau. wallahu a'lam.
2. Bagaimana cara menanamkan cinta kepada rasullulah terhadap anak cukup dengan
menceritakan siroh dan mengajarkan shalawat kah? Atau ada lagi?
Jawab
Menanamkan
cinta kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tentunya dengan
mengenalkannya secara lengkap kepada anak-anak dengan cerita sejarah dan
kemulian akhlak dan pribadi beliau sehingga tertanan dihati anak tersebut satu
sosok yang penuh keistimewaan yang membuat mereka mengidolakannya. Juga jangan
lupa mengajarkan ibadah dengan menjelaskan bahwa itu semua diambil dari contoh-contoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Perbanyak disebutkan nama beliau dan
menganjurkan mereka untuk bershalawat ketika menyebut atau mendengar nama beliau
dengan shalawat yang sudah diajarkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
Adapun mengajarkan shalawat-shalawat yang bukan dari Rasulullah hasilnya jauh dari yang
diharapkan sebab realitanya mereka yang mengajari shalawat-shalawat yang bermacam-macam
itu perhatiannya kepada lirik nada dan irama lebih dominan daripada arti
sesungguhnya dari shalawat. Sehingga banyak juga shalawat jadi hiburan semata
dan bukan untuk sarana mencintai Rasulullah sebagaimana yang dipropagandakan
dimana-mana.
Pertanyaan M15
1. Ustad, bagaimana caranya menjadikan muhammad saw sebagai idola untuk
remaja sedangkan para remaja sibuk dengan idola artis atau pemain bola? Fenomena
ini sudah mengakar
Jawab
Memang kita kalah promosi dari berita artis dan pemain
sepak bola. Lihat promosi dan iklan mereka ada dimana-mana sehingga dengan bentuk
tubuh yang indah, pakaian mewah dan mobil mewah serta kekayaan yang berlimpah
ruah ada pada mereka, seakan-akan mereka hidup bahagia dengan semua itu.
Jadilah anak-anak yang tidak memiliki pondasi iman kuat dan tidak tertanan
akherat oriented lebih mengidolakan artis dan pemain sepak bola daripada
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu apa yang sudah kita
berikan untuk mempromosikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam baik secara
kuantitas dan kualitas bisa nyamai promosinya mereka? Kalo belum dan jelas tidak
akan bisa menyamainya. Maka sudahkah menanamkan dalam diri anak-anak
keyakinanan bahwa kebahagian hakiki adalah diakherat bukan dunia atau kita
sendiri masih lebih yakin berbahagia kalau punya uang banyak dan bekerja siang
malam daripada meyakini kebahagian akibat ibadah dan merindukan akherat? Kalo
yang pertama hendaknya kita terus menanamkan dalam keseharian kita mendekatkan
sang anak kepada akherat. Klo kedua maka kita lebih butuh kepada perbaikan
daripada anak-anak kita. maka mulailah dari diri kita dahulu.
Pertanyaan M11
1. Assalamualaikum... Bagaimana cara menanamkan kecintaan kita dan anak-anak kepada Allah dan Rasulullah dalam
kehidupan sehari-hari? Karena kadang dalam keseharian disibukkan dengan rutinitas dunia yang tiada habis-habisnya? Benarkah ada doa/amalan tertentu yang bisa membuat seseorang
bermimpi bertemu Rasulullah?
Jawab
Cinta adalah sebuah
anugerah yang Allah berikan pada setiap hati makhluknya. Sebagai manusia yang
memiliki akal, kita harus bisa menempatkan cinta itu pada Allah dan manusia
yang tepat, manusia yang dapat membimbing kita meraih kebahagiaan di dunia dan
di akhirat, yaitu Rasulullah. Lalu bagaimanakah cara kita agar dapat mencintai
Rasulullah sepenuh hati? Berikut adalah cara mencintai beliau sesuai syari’at
Islam serta mencontoh para salaf ash-sholih:
1. Tauhidkan (Esa-kan) Allah. Rasulullah diutus Allah untuk
menyeru kita kembali meyakini bahwa Allah adalah satu dan melarang kita
mendekati syirik. Dengan tauhid yang kuat dalam dada kita, insya Allah kita
akan mudah mendekatkan pada ajaran beliau.
2. Ikuti ajaran Rasulullah dan menjauhi larangannya. Manusia akan
selalu taat kepada orang yang dicintainya. Begitu juga orang yang mencintai
Rasulullah yang mulia, ia akan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mengikuti jejak beliau, bersegera mewujudkan teladannya dan bersegera menjahui
larangannya.
3. Perbanyaklah shalawat dan salam kepada Rasulullah dengan
yang telah dicontohkan dan diperintahkan Rasulullah. Bershalawat kepadanya
memliki berbagai faedah dan manfaat diantaranya dapat mendatangkan kebajikan,
dikabulkannya berbagai do’a, mendapatkan syafa’at, mendatangkan shalawat Allah
atas hambanya, dan selamat dari kebakhilan.
4. Bencilah orang yang Allah dan Rasul-Nya benci, musuhi orang
yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, jauhi orang yang menyalahi sunnahnya, serta
bencilah semua perkara yang menyalahi Syariat.
5. Cintailah orang-0rang yang dicintai Rasulullah.
Rasulullah sangat mencintai isteri-isterinya, keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan seluruh umat Islam yang berpegang teguh pada ajarannya, maka cintailah pula
mereka semua.
6. Benarkan dan yakinilah berita-berita yang beliau
sampaikan.
7. Laksanakan ibadah kepada Allah dengan tata-cara yang
telah diajarkan oleh Rasulullah tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi
8. Cintailah beliau melebihi kecintaan kepada diri sendiri,
keluarga dan seluruh manusia
9. Belalah selalu ajaran Rasulullah. Cara membela ajaran
beliau adalah dengan menghafal, memahami dan mengamalkan hadits-hadits
Rasulullah. Hidupkan pula sunnahnya dan sebarkanlah kepada masyarakat.
Mudah-mudahan dengan ini kita dan anak-anak kita bisa mencintai Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam
Tafadhol bila sudah cukup kajiannya bisa
di tutup bunda ya. Kita tutup dengan membaca Hamdalah,
Kafaratul majlis dan alfatihah,,
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
ُ
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa
atuubu ilaika
“Maha Suci
Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq
disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”.
-----------------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Selasa, 31 Maret 2015
Narasumber : Ustadz Kholid Al Bantani Lc
Tema : Siroh
Notulen : Ana Trienta
Kajian Online WA Link Bunda 2 Hamba اَللّٰه Ta'ala
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment