Suatu umat dan bangsa mengalami pasang surut, bahkan hingga tercatat dalam sejarah sebagai umat yang terpuruk. Allah swt. Berfirman,
”Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah kami selamatkan. Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa””(Huud: 116)
1. TIDAK MENCEGAH KERUSAKAN
Terjadinya kerusakan di muka bumi, baik kerusakan fisik lingkungan hidup maupun kerusakan moral dan peradaban manusia merupakan factor utama terjadinya kehancuran dan kebinasaan suatu umat dan bangsa. Hal inoi karena Allah swt. Tidak suka kepada siapapun yang melakukan kerusakan sebagimana firmannya,
”… dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”(al-Qashash: 77)
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk mencegah manusia dari melakukan kerusakan di bumi. Alllah swt. Berfirman,
”Maka setelah mereka melupakan apa yang di peringati kepada mereka, kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan kami timpakan kepada orang-orang zalim siksaan yang keras, di sebabkan mereka selalu berbuat fasik.”(al-A’raaf: 165)
Adanya orang-orang yang mencegah manusia dari melakukan kerusakan di bumi ini. Allah swt. Berfirman,
”Dan hendaklah kamu di antara segolongan orang yang menyeru pada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(Ali Imran: 104)”
2. TENGGELAM DALAM KENIKMATAN DUNIA
Pada dasarnya, dunia dengan segala kenikmatan yang terdapat di dalamnya bukanlah sesuatu yang harus dijauhi. Ia boleh saja dinikmati, namun tidak menyimpang dari ketentuan Allah swt.. bila tidak, umat ini justru akan tenggelam dalam kenikmatan itu yang membuatnya menjadi binasa. Rasulullah saw. Sudah mengingatkan soal ini kepada para sahabat yang berarti kepada kita semua dalam satu sabdanya,
”Akan datang suatu masa dimana kamu akan diperebutkan oleh umat lain sebagimana makanan lezat diperebutkan oleh orang yang lapar.” Para sahabat bertanya,” Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah?” beliau menjawab,”Tidak, bahkan jumlah kamu banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kalian terserang penyakit”wahn.” Mereka bertanya lagi,”Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah?” beliau menjawab,”terlalu cinta dunia dan takut kepada mati.”(HR Abu Daud)
Tidak bolehnya manusia tenggelam dalam kenikmatan dunia karena masih ada hari akhirat yang kekal, karenanya Rasulullah saw. Memberikan perumpamaan dunia dengan akhirat seperti tetesan air dari jari dengan ari yang berada di lautan. Beliau bersabda,
”Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelup-kan jari tangannya kedalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya”(HR Muslim dan Ibnu Majah)
Oleh karena itu, seseorang disebut tenggelam dalam kenikmatan dunia yang membuatnya lupa bahwa kehidupan di dunia ini hakikat nya adalah untuk mencari bekal menuju kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti. Allah swt. Berfirman,
”bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.”(at-Takaatsur: 1-4)
3. SENANG BERBUAT DOSA
Dosa adalah penilaian buruk yang diberikan Allah swt. Atas perbuatan manusia karena melangar aqidah, syari’ah, dan akhlak islam. Dosa akan menjadi factor kebinasaan bagi suatu umat atau bangsa. Mereka akan mendapatkan azab yang besar, termasuk di dalamnya permusuhan antar sesame manusi yang menyebabkan perpecahan yang sangat sulit untuk dipersatukan. Allah swt. Berfirman,
”Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia akan mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada .”(al-Ankabuut: 40)
Manakala kita tidak ingin mengalami kebinasaan, maka tidak ada pilihan kecuali terus melakukan gerakan perbaikandan pelestarian nilai-nilai kebaikan yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasulnya. Allah swt. Berfirman,
”Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zali, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.”(Huud: 117)
Doa penutup majelis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr.wb
--------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Salasa, 29 September 2015
Narasumber : Ustadz Kaspin Nur
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta
Narasumber : Ustadz Kaspin Nur
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta
Kajian Online Telegram Hamba اَﻟﻠﱣﻪ Ta'ala
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment