Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 2 Maret 2016
Narasumber : Ustadzah Malik
Rekapan Grup Bunda M15
Tema : Syakhsiyah
Islamiyah
Editor : Rini Ismayanti
HIDUP DI BAWAH NAUNGAN TAUHID
Sering orang bertanya,
“Apakah Allah itu ada?” ”Dimana Allah?” Keberadaan Allah hanya bisa kita akui
bila kita memiliki landasan tauhid yang benar. Allah memang tidak menampakkan
wujudnya, tapi Allah dengan segala sifatnya dapat kita rasakan keberadaan-Nya.
Kejelasan tauhid akan tergambar dari kalimat syahadat yang kita ucapkan. Dari
kalimat ini akan terjalin hubungan yang harmonis, penuh kecintaan kepada Allah.
Kecintaan kepada Allah akan melahirkan pengorbanan kepada-Nya untuk berjuang di
jalan-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.
Zat Allah lebih besar
dari apa yang kita perkirakan. Manusia tidak akan sanggup memikirkan zat Allah.
Allah berfirman,
“katakanlah Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.” (QS.112:1-2)
“Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan
Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS.6:103)
Tauhid yang murni
hanya akan tercapai bila kita mengenal hakekat penciptaan kita, begitu juga
dengan zat yang menciptakan kita. Betapa indah hidup di bawah naungan kasih
sayang dan belain Allah. Namun banyak diantara kita sulit untuk memurnikan
tauhidnya, karena selain tidak kenal dengan Allah, mereka masih menyekutukan
Allah dengan tandingan-tandingan yang lain.
Setiap insan
mendambakan kehidupan yang baik, penuh kebahagiaan, bebas dari rasa takut, dan
memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat merasakan kehidupan
yang demikian. Banyak orang yang selalu dihantui rasa takut dan kecemasan luar
biasa, mereka merasa tidak ada yang menjamin kehidupannya. Ada di antara mereka
yang mendapat jaminan akan tetapi harus mengorbankan sebagian dari
kebahagiaannya. Ia selalu terombang-ambing dalam keraguan karena harapannya ada
pada lebih dari satu pihak yang ia takuti. Bila menyenangkan yang satu, yang
lain marah; mendapat jaminan dari yang satu namun yang lain mengancam. Ini
terjadi apabila orang memiliki lebih dari satu tuhan. Dua kondisi digambarkan
Al-Qur’an seperti seorang budak yang menjadi milik satu tuan dan budak lain
yang menjadi milik lebih dari satu tuan, yang mana masing-masing tuan menuntut
loyalitas darinya.
“Allah membuat
perumpamaan (yaitu) seorang budak yang dimiliki oleh beberapa orang yang
berserikat namun mereka saling berselisih dan seorang budak yang menjadi milik
penuh seorang tuan. Adakah kedua budak itu sama halnya?” (Terjemah Q.S.
Az-Zumar : 29)
Kehidupan yang baik
hanya akan didapatkan apabila orang hanya ber-wala’ kepada satu tuhan yang Maha
Sempurna yaitu Allah. Aqidahnya tentang Dzat Allah, sifat-sifat, nama-nama
(asma), dan perbuatan-Nya harus benar-benar sesuai prinsip-prinsip tauhid yang diajarkan
oleh Rasulullah saw., yaitu mentauhidkan Allah dalam hal:
1. Asma dan sifat
Dalam hal asma dan
sifat ia yakin bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat sempurna, tidak
ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
2. Rububiyah
Ia yakin bahwa Allah
adalah Tuhan yang mencipkan dirinya, menciptakan alam semesta serta segala yang
ada di langit dan di bumi sebagai fasilitas hidup. Allah swt. Tundukkan seluruh
alam beserta seisinya untuk jaminan kehidupannya, memberi rezeki tiada
habis-habisnya, memelihara, dan melindungi keselamatannya.
3. Mulkiyah
Ia yakin bahwa Allah
adalah Yang Menguasai seluruh kerajaan langit dan bumi. Allah adalah Pemilik
dari segala kerajaan.
“Engkau berikan
kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari
siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki
dan engkau hinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di tangan Allah-lah segala
kebaikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (terjemah Q.S.
Ali Imran: 26)
4. Uluhiyah
Bahwa karena
sifat-sifat kesempurnaan-Nya itu, Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak
disembah.
Dengan demikian,
ketika mengikrarkan Laa ilaaha illallah seseorang yakin seyakin-yakinnya bahwa
tidak ada tuhan selain Allah, tidak ada yang dicintai dan dituju selain Allah;
Raja Yang ditaadi dan disembah.
Bila demikian yang
diyakini seseorang, pada saat itulah ia merasakan kehidupan yang baik yang
Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih.
Kita bisa lihat kreasi
Allah denga kasat mata. Tidak perlu ke gunung, lembah atau pantai. Pandangi
saja diri kita. Renungkan mata yang elok ini, mata mengantarkan kita melihat
indahnya dunia. Hidung yang sempurna bertengger di wajah mampu menghirup udara
segar, tanpa indra kecil itu tentulah kita tidak bisa bernafas. Subahanallah,
mampukah kita membuat penggantinya, bila salah satu indera kita itu tidak
berfungsi?
Secara tekstual,
kreasi Allah itu adalah Al-Quran. Ialah pedoman hidup yang banyak ditinggalkan kaum
muslimin sekarang ini, akibatnya banyak kaum muslimn yang kehilangan arah.
Wallahua'lam bish
showab
TANYA
JAWAB
Q
: Assalamualikum
ustadzah ,,Bagaimana caranya kita menjelaskan keberadaan Allah kepada Anak
Balita,,kadang saya suka bingung untuk menjelaskannya
A : Mengenal Allah yang bisa disampaikan kepada anak-anak usia dini, diantaranya:
A : Mengenal Allah yang bisa disampaikan kepada anak-anak usia dini, diantaranya:
1. Pada fasa
gramatikal dimana anak menangkap informasi lebih pada kontekstual bahasa dan
belum terlalu banyak mempertanyakan makna dibaliknya maka perbanyaklah
mengenalkan kalimat Laa ilaha ha illlah,Tidak ada Tuhan selain Allah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha
Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia” – (Q.S. Al-Baqarah 163).
Apabila menjumpai anak
yang kritis dan bertanya Tuhan itu apa, maka kita bisa menjawab dengan bahasa
sederhana yang menggambarkan konsep ketuhanan yang disebutkan diatas. Jika anak
terus bertanya maka kita bisa mengenalkan lebih dalam lagi tentang sifat-sifat
Allah yang dijelaskan dalam Al-quran. Insya Allah akan dibahas lebih mendetail
dalam lanjutan artikel ini.
2. Jika menemui anak
yang kritis dan bertanya mengapa tuhan hanya ada satu, maka kita bisa
menyampaikan sifat Allah selanjutnya yaitu Allah tidak memiliki dan tidak
membutuhkan mitra/partner. Jelaskan bahwa jika ada lebih dari satu Tuhan pasti
akan terjadi kekacauan. Kita bisa memberikan contoh dari hal yang lebih dekat
dengan kehidupan mereka. Misalnya, jika ada 2 supir yang mengendalikan satu
mobil pasti akan terjadi kekacauan. Jika anak bertanya dari mana kita
mengetahuinya, sampaikan bahwa hal tersebut disampaikan Allah dalam Al-quran :
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan“.(QS: Al-Anbiyaa Ayat: 22)
3. Dalam kesempatan
lain kita bisa mengenalkan Allah dengan diawali diskusi bertema keluarga.
Misalnya, tanyakan kepada anak kita siapa nama ibu dan ayah mereka, siapa nama
ayah dan ibu dari orang tua mereka, siapa saja nama saudara-saudara mereka dll.
Kemudian lanjutkan diskusi ringan pada pembicaraan yang lebih dalam tentang
mengenal Allah bahwa Allah tidak memiliki anak dan tidak memiliki orang tua sebagaimana
dijelaskan dalam Al-quran : “Tidak Dia beranak, dan tidak Dia diperanakkan.”
(Al-ikhlas ayat 3).
4. Mungkin kita
menjumpai anak yang kritis dan bertanya tentang seperti apakah Allah itu. Atau
mungkin kita secara sengaja ingin menambah materi pengenalan Allah. Buatlah
diskusi ringan di rumah yang diawali dengan bertanya tentang perbedaan wajah
setiap orang, perbedaan jenis-jenis hewan lalu masuklah pada pembicaraan yang
lebih dalam tentang Allah bahwa Allah yang menciptakan semua makhluk berbeda dari
makhluknya dan tidak ada satupun yang menyerupai dan menandingi Allah,
sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-quran : “… Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat” (QS. Asy-Syura
: 11)
5. Manfaatkanlah
kesempatan emas saat menemui kejadian-kejadian istimewa di sekitar kita.
Sebagai contoh mungkin anak kita menemukan binatang yang mati. Bukalah sebuah
diskusi sederhana tentang konsep mati atau sudah tidak hidup lagi. Sebutkanlah
ciri-ciri sederhana yang tampak kasat mata mereka tentang perbedaan makhluk
yang masih hidup dengan yang sudah mati. Sampaikanlah bahwa semua makhluk yang
hidup akan mati pada akhirnya, sementara Allah selalu ada, hidup kekal/abadi
dan tidak akan mati. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran : “Dialah Yang Awal
(tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)… ” – (QS. Al-Hadid
: 3)
6. Dalam sebuah
kesempatan dimana balita kita sedang membutuhkan pertolongan, ajarkan mereka
untuk meminta tolong dengan cara yang baik saat mereka tidak mampu
menyelesaikan masalah mereka sendirian. Sampaikan bahwa meminta tolong setelah
apa yang diusahakan tidak berhasil adalah sesuatu yang wajar bagi setiap orang.
Setiap manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Lalu masuklah pada
materi yang lebih dalam tentang pengenalan Allah. Allah mandiri/tidak
membutuhkan bantuan makhluk-Nya, hanya zat lemah yang membutuhkan pertolongan
sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran : “Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri… ” –
(QS.Al-Baqarah : 255)”
7. Saat kita
menemukkan anak kita sulit tidur, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengenalkan
Allah. Sampaikanlah bahwa Allah menjadikan malam untuk beristirahat bagi
manusia serta menciptakan siang untuk mencari karunia Allah. Semua manusia
membutuhkan tidur untuk beristirahat karena yang tidak mengantuk dan tidak
tidur hanyalah Allah sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran : “tidak
mengantuk dan tidak tidur” (al¬Baqarah(2): 225)
8. Saat kita bersama
anak-anak kita melihat sesuatu yang baru atau yang membuat ia merasa tertarik
untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, usahakalah untuk selalu menyertakan
Allah didalamnya. Sampaikanlah bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu,
yaitu semua makhluk, alam semesta serta isinya. Adapun beberapa benda di
sekitar mereka yang dibuat oleh manusia, sesungguhnya bahan bakunya berasal
dari ciptaan Allah. Ajak anak untuk membedakan mana benda ciptaan Allah secara
langsung, mana benda yang dibuat dan dikembangkan oleh manusia.
Allah menciptakan
segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu (Q.S Az-Zumar 62)
9. Ketika kita menemui
anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana wujud Allah, sementara
jawaban-jawaban yang secara eksplisit ditulis di dalam Al-quran belum juga
memenuhi kepuasan mereka dalam bertanya. Sampaikanlah bahwa kita dapat
mengetahui kebesaran Allah dengan hanya melihat tanda-tanda kekuasan-Nya.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran bahwa apa yang diciptakan
Allah merupakan tanda kesempurnaan dan kekuasaan Allah.
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.Ali Imran 3:190-191)
Ajaklah anak berdiskusi
tentang fenomena di sekitar mereka serta bagaimana Allah memberikan manfaat
dari setiap penciptaannya. Berikan mereka pertanyaan-pertanyaan sederhana
tentang apa yang akan terjadi jika penciptaan tersebut ditiadakan.
10. Mungkin kita
menemui balita yang sangat kritis bertanya mengapa kita tidak bisa melihat
Allah. Sampaikanlah bahwa kita bisa memahami keberadaan Allah melalui
ciptaan-Nya meskipun saat ini kita belum bisa melihat Allah. Bagaimana mungkin
ada penciptaan jika tidak ada penciptanya. Sehingga meskipun kita saat ini
belum bisa melihat Allah kita yakin Allah itu ada dengan segala kebesaran-Nya
karena kita dapat melihat bukitainya melalui ciptan-Nya. Meskipun begitu,
walaupun kita tidak bisa melihat Allah, Allah bisa melihat kita sebagaimana
yang difirmankan dalam Al-Quran : ”Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib
di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S
Al-Hujurat 18)
“Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas
‘Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia
bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (Qs. Al-Hadid :4)
Ingatkanlah mereka
untuk senantiasa berbuat kebaikan dimanapun dan kapanpun karena Allah
senantiasa melihat kita.
11. Ketika anak
bertanya tentang keberadaan Allah janganlah kita menjawab bahwa Allah ada
dimana mana meskipun dalam Al-quran Allah berfirman
Dan kepunyaan
Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(115)
Penafsiran bahwa Allah
ada di mana mana merupakan penafsiran yang salah.
Dalam Q.S As Sajadah
ayat 4 :
Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari
pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?”
Yaitu Rabb Yang Maha
Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy .” (QS. Thoha : 5)
Sehingga saat anak
bertanya dimanakah Allah, Allah ber-istiwa/bersemayam diatas Arsy, atau menetap
tinggi di atas Arsy. Arsy secara bahasa artinya singgasana raja namun
Arsy yang dimaksud didalam ayat Al-Quran adalah sebuah singgasana milik Allah
yang dipikul oleh para malaikat. Namun bersemayamnya Allah tidaklah sama dengan
bersemayamnya para raja sebagaimana Allah menegaskan dalam quran bahwa tidak ada
satupun yang menyerupai-Nya.
“(Dia) Pencipta langit
dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan
dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S As Syura ayat 11)
12. Ketika anak
bertanya bagaimana ia bisa melihat Allah. Sampaikanlah bahwa ada diantara para
penghuni surga yang sangat spesial yang mendapat hadiah tambahan yang istimewa
yaitu dapat bertemu langsung dengan Allah. sebagaimana disampaikan dalam
Al-quran : “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik
(surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidak
ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga,
mereka kekal di dalamnya” (QS Yunus:26)
13. Mungkin kita
menemui anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana Allah membuat ini
dan itu. Sampaikanlah bahwa bagi Allah menciptakan sesuatu sangatlah mudah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”
– (QS. Yasin: 82)
14. Jadikanlah
kejaidan di sekita mereka sebagai kesempatan mengenalkan bahwa Allah
menciptakan segala sesuatu dengan tujuan, tidak ada satupun yang sia-sia
“Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka “(Qs. Ali Imran 3 : 191).
Demikian beberapa poin
pengenalan Allah yang bisa kita mulai pada awal-awal usia anak-anak kita.
Konsep yang lebih dalam dapat kita sampaikan di tahapan selanjutnya.
Q : Seperti yang bunda
paparkan diatas berkaitan dengan uluhiyah, yang mana kesempurnaan itu
milik Allah....Bagaimana yaa bund, menghadapi orang yang merasa bahwa dirinya
sudah sempurna sehingga sombong dan lupa pada syukur nikmat yang sudah
diterimanya. Apalagi kemudian malah menjelek jelekkan agamanya sendiri bahkan
menghujat siapapun yang sedang melaksanakan agamanya tersebut. Bund konsep
kesempurnaan seperti apakah yang harus kita jelaskan supaya bisa memahamkan
orang lain tentang konsep kesempurnaan milik Allah tersebut.....
Q : Tanya ya
Bunda tentang mulkiyah.. terjemah Q.S. Ali Imron : 26.
Tidak sedikit Orang yang banyak mengeluh ketimbang bersyukur.. tidak menyadari akan halnya nikmat ALLAH yang begitu tiada terhingga.. Bagaimana kita memberi pemahamannya? takut di salah arti..
Tidak sedikit Orang yang banyak mengeluh ketimbang bersyukur.. tidak menyadari akan halnya nikmat ALLAH yang begitu tiada terhingga.. Bagaimana kita memberi pemahamannya? takut di salah arti..
A : Rosulullah
mengajarkan kepada kita
“man ro a munkaron falyirhu biyadihi, faillam yastati fabilisanihi faillam yastati fabiqolbihi kadzalika adh aful iman”
“man ro a munkaron falyirhu biyadihi, faillam yastati fabilisanihi faillam yastati fabiqolbihi kadzalika adh aful iman”
Barang siapa yang melihat kemungkaran maka
ubahlah dengan tanganmu (kuasamu) jika tak mampu ubahlah dengan lisanmu dan
jika tak mampu ubahlah dengan hatimu itulah selemah-lemahnya.
Sayangku banyak cara
bisa kita lakukan untuk meningatkan saudara kita akan tetapi kita harus
berbekal, bekal terbaik dengan keteladanan perbaiki pemahamanmu. Mengingatkan
tak berarti dengan menyampaikan dan tak mesti juga kita yang harus menyampaikan
karenanya kenalilah objek dakwahmu....
InsyaAllah dengan begitu akan mudah bagi kita menyampaikan kebenaran....
InsyaAllah dengan begitu akan mudah bagi kita menyampaikan kebenaran....
Menyentuh hatinya
insyaAllah akan mudah menyampaikan yang lainnya
Doakan coz hanya Allah
saja yang mampu mebolak balikkan hati
Kita hy memakaimalkan
usaha dan doa...hasilnya terserah Allah yang bkehendak...wallahu alam
Q : Bunda mau tanya
bagaimana kiat agar kita tidak gampang mengeluh ketika tertimpa
masalah,musibah,,apakah masih wajar kita manusia kala waktu ada rasa mengeluh
hinggap di diri kita,,bagaimana solusinya..mohon pncerahan nya
bunda,,jazakillah
A : Bangun positif
thinking kepada Allah bahwa apa yang berlaku adlh tarbiyah dan bentuk kasih
sayangnya, terus belajar ikhlas, ikhlaskan apa yang berlaku kepada Allah. Yakinlah
bahwa Allah menyayangi karenanya engkau diuji.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment