Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 2 Maret 2016
Narasumber : Ustadz Undang
Rekapan Grup Nanda M115 (Layla)
Tema : Kajian Islam
Editor : Rini Ismayanti
INDAHNYA
PACARAN SETELAH MENIKAH
Menikah ??? Lalu
Pacaran..???
Sesuatu banget
Sesuatu banget
Pernah liat pasangan
pasangan muda mudi jalan bersama, makan bersama, nonton film bersama seperti
layaknya pasangan yang tak terpisahkan. meraka kadang sampai berikrar kalo akan
selalu bersama dunia dan akherat.
Bagi sebagian mereka
pegangan tangan, cium tangan, sampai ke yang lebih dalam lagi dilakukan. Banyak
dari mereka sampai melakukan hal hal yang hanya diperbolehkan bagi sepasang
suami istri. Hari hari mereka terasa indah katanya.
Ada yang melalukan itu
dalam hitungan hari, atau bahkan tahun. Ada yang berlanjut sampai nikah dan ada
pula yang akhirnya putus di tengah jalan
kalo dah gini siapa
yang rugi???
Dalam islam jelas
dilarang berduaan dua orang yang bukan mukhrim karena yang ketiga adalah
syetan.
Biar aman kita harus
jadi mukhrim dulu dangan orang yang kita cintai.
menikah adalah cara
yang diajarkan islam dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia akan pasangannya.
Setelah menikah kita bisa melakukan apa saja dengan pasangan kita. dan isnya
Allah bernilai pahala.
Semoga Allah
memudahkan semua urusan kita
Aamiin.
Nah disinikan indahnya
pacaran setelah menikah. Kita ga takut atau ngumpet ngumpet. Kita ga takut
diketahui oarang lain. Kita bisa melakukan apa aja. kan sudah halal hehheheh.
beda sekali sama yang pacaran sebelum nikah kan.
kita akan selalu
saling mengingatkan atau memeberi semangat. Karena dasar dari cinta ini adalah
Allah, so semua mencari ridho Allah. Setelah nikah bukan pertengkaran yang
didapat tapi kedekatan yang muncul. Dengan berjalannya waktu cinta dan sayang
akan semakin kuat karena bukan didasari dengan kebohongan dan pura pura.
Karena menikah itu
adalah satu kebaikan maka seharusnya harus di mulai dengan yang baik pula.
Misalnya, ketika kita ingin lulus ujian, maka kita harus belajar yang giat
bukan bermalas-malasan.
Ayat Allah masih jelas
tertera dalam kitabNya, bahwa pria yang baik akan mendapatkan wanita yang baik
pula dan sebaliknya. Dan ayat itu masih sama dengan pada saat Allah turunkan
beribu tahun yang lalu. Janji Allah pun tergambar melalui ayat itu dan Allah
Maha Menepati janji. Lalu mengapa kita masih meragukan janji Allah itu??
Masih haruskah
berpacaran??
Mengenal lawan jenis
dengan dalih untuk mengenal pribadi masing-masing. Padahal kenyataannya, hanya
sedikit kejujuran yang di tampakkan pada saat pacaran. Rasa takut yang besar untuk
di tinggal pasangannya atau hendak mengambil hati pasangannya membuat mereka
menyembunyikan keburukan yang terdapat dalam dirinya.
Sudah menjadi rahasia
umum, jika usia pacaran yang lama tak menjamin bahwa itu menjadi suatu jalan
untuk memuluskan hubungan menuju jenjang pernikahan. Sudah tak menjamin adanya
pernikahan setelah sekian lama menjalin masa pacaran, juga banyak di bumbui
pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah. Maksiat yang terasa nikmat.
Zaman sekarang,
berpacaran sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri. Si pria seolah
menjadi hak milik wanita dan si wanita kepunyaan pribadi si pria. Mereka pun
bebas melakukan apapun sesuai keinginan mereka. Yang terparah adalah sudah
hilangnya rasa malu ketika melakukan hubungan suami istri dengan sang pacar
yang notabene bukan mahram. Padahal pengesahan hubungan berpacaran hanya berupa
ucapan yang biasa di sebut “nembak”, misalnya “I Love You, maukah kau menjadi
pacarku?” dan di terima dengan ucapan “I Love You too, aku mau jadi pacarmu”.
Atau sejenisnya. Hanya itu. Tanpa adanya perjanjian yang kuat (mitsaqan
ghaliza) antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Tanpa adanya akad yang
menghalalkan hubungan tersebut. Hubungan pacaran tak ada pertanggungjawaban
kecuali pelanggaran terhadap aturan Allah. Karena tak ada yang namanya pacaran
islami, pacaran sehat atau apalah namanya untuk melegalkan hubungan tersebut.
Kita berlelah
melakukan hubungan pacaran. Melakukan apapun guna menyenangkan hati sang
kekasih (yang belum halal) meskipun hati kita menolak. Jungkir balik kita
mempermainkan hati. Hingga suka dan sedih karena cinta, cinta terlarang. Hati
dan otak di penuhi hanya dengan masalah cinta. Kita menangis karena cinta, kita
tertawa karena cinta, kita meraung-meraung di tinggal cinta, kita pun mengemis cinta.
Hingga tak ada tempat untuk otak memikirkan hal positif lainnya. Tapi sayang,
itu hanya cinta semu. Sesuatu yang semu adalah kesia-siaan. Kita berkorban
mengatasnamakan cinta semu. Seorang pacar, hebatnya bisa menggantikan prioritas
seorang anak untuk menghormati orangtua. Tak sedikit yang lebih senang
berdua-duaan dengan sang pacar di banding menemani orangtua. Pacar bisa jadi
lebih tau sedang dimana seorang anak di banding orang tuanya sendiri. Seseorang
akan rela menyenangkan hati pacarnya untuk di belikan sesuatu yang di suka di
bandingkan memberikan kejutan untuk seorang ibu yang melahirkannya. Seseorang
akan lebih menurut pada perintah sang pacar di banding orang tuanya. Hubungan
yang baru terjalin bisa menggantikan hubungan lahiriah dan batiniyah seorang
anak dengan orangtua.
Jika pun akhirnya
menikah, maka tak ada lagi sesuatu yang spesial untuk di persembahkan pada
pasangannya. Sebuah rasa yang seharusnya di peruntukan untuk pasangannya karena
telah di umbar sebelumnya, maka akan menjadi hal yang biasa. Tak ada lagi rasa
“greget”, karena masing-masing telah mendapatkan apa yang di inginkan pada masa
berpacaran. Bisa jadi, akibat mendapatkan sesuatu belum pada waktunya maka
ikrar suci pernikahan bukan menjadi sesuatu yang sakral dan mudah di permainkan.
Na’udzubillah.
Parahnya jika
tiba-tiba hubungan pacaran itu kandas, hanya dengan sebuah kata “PUTUS” maka
kebanyakan akan menjadi sebuah permusuhan.
Terdengar berlebihan.
Tapi itulah kenyataannya, hati adalah suatu organ yang sensitif. Bisa naik secara
drastis, tak jarang bisa jatuh langsung menghantam ke bumi. Apa yang di rasakan
hati akan terlihat pada sikap dan perilaku. Hati yang terpenuhi nafsu akan
enggan menerima hal baik.
Ada orang bilang,
jangan pernah bermain dengan hati. Karena dari mata turun ke hati, kemudian tak
akan turun kembali. Akan ada sebuah rasa akan mengendap di dalam hati.
Jika rasa itu baik dan
di tujukan pada seseorang yang halal (suami atau istri) maka kebaikan akan
terpancar secara lahiriah. Bukan sebuah melankolisme yang kini merajalela.
Banyak pelajaran dari
sekitar. Kenapa masih harus berpacaran??
Karena ingin ada teman
yang selalu setia mendengar tiap keluh kesah?? Tak selamanya manusia bisa
dengan rela mendengarkan keluhan manusia lainnya. Hanya Allah yang tak pernah berpaling
untuk hambaNya. Bisa jadi secara fisik sang pacar rela mendengar dengan
seksama, tapi dia juga manusia yang akan merasa bosan jika selalu di cecoki
dengan berbagai keluhan.
Mungkin masih banyak
lagi kesia-siaan dalam berpacaran. Dan sesungguhnya belum tentu sang pacar akan
menjadi pasangan kita kelak.
Pacaran ibarat minuman
beralkohol, banyak yang mengelak bahwa dengan berpacaran mereka memiliki
semangat baru dan sederet hal positif yang mereka kumandangkan. Tapi sama
halnya dengan alkohol, maka manfaat yang di dapat jauh lebih kecil di banding
kemudharatan yang di hasilkan. Karena segala sesuatu yang di larang Allah,
pasti ada sebab dan manfaatnya.
Kemudian ada yang
berdalih, toh pacaran itu tidak merugikan orang lain. Tidak merugikan orang
lain, namun hukum Allah jauh lebih baik untuk di ikuti ketimbang menurutkan
hawa nafsu yang berakhir pada jurang kebinasaan.
Kembali ke pernikahan,
suatu kebaikan maka tak pantas jika di awali dengan keburukan. Allah tak akan
ingkar janji, karena jodoh telah Allah tetapkan di Lauh Mahfuzh. Tinggal kita
melakukan usaha yang baik, yang Allah ridhai. Supaya tiap langkah kita, hanya
berisi keridhaan Allah dan mendapat keberkahanNya. Aamiin.
Demikian Paparan dari ana
Demikian Paparan dari ana
TANYA
JAWAB
Q
: Apa yang bikin kita
susah mendapatkan jodoh ?
A : a. Usaha Belum
Sempurna “Usaha sudah dibuat tetapi usaha yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai itu tidak dilakukan, alias belum sempurna.
b. Belum Benar-benar Bersedia “Pasangan sudah ada tetapi orang yang
hendak mencari jodoh itu belum benar-benar bersedia. Orang yang bersedia adalah
orang yang benar-benar merasakan dirinya siap menjadi suami, dan siap menjadi
isteri.
c. Tidak adadaya penarik “dalam diri kita harus ada semacam magnet
yang nantinya bisa menarik pasangan kita atau siapapun untuk sayang pada kita.
Daya tarikan ini berpusat di hati, caranya ialah dengan mengisi hati kita
dengan sifat-sifat yang sempurna dan positif. Kalau kita benci pada orang, maka
sangat mungkin orang yang sayang pada kita akan jauh bahkan enggan untuk kita
pinang. “Kita perlu perbanyakkan istighfar, solat taubat, solat hajat,
istikharah, witir dan sebagainya untuk membersihkan hati kita. Maka hati kita
akan jadi magnet untuk menarik orang yang sesuai dengan kita.
d. Doa belum terkabul “Kita berdoa untuk mendapatkan jodoh. Allah
SWT telah berfirman: “Mintalah kepada-Ku nescaya Aku perkenankan…”
Persoalannya, kenapa masih tidak bertemu jodoh? Salah satu puncak doa tidak
makbul ialah hati masih kotor, rezeki masih belum berkah, zakat masih belum
sempurna dan sebagainya. Hati yang masih kotor bermakna masih benci atau sakit
hati pada orang.
e. Restu Ibu Bapa belum didapat “Jodoh yang sulit ditemukan mungkin
juga disebabkan restu orang tua belum didapat atau belum sepenuhnya didapat.
Orang tua masih enggan melepaskan anaknya. Maka dari itu, mintalah izin orang
tua terutama kepada Ibunya.
f. Faktor Metafizikal “Kadang-kadang sulit bertemu jodoh juga
disebabkan ada faktor-faktor metafizikal yang sulit dijelaskan. Jika hal
seperti mitafisik tersebut terjadi, maka segera bentengi diri atau pulihkan
diri dengan mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa, minta pada-NYA agar segala
yang tidak baik bisa segera hilang dari dalam diri.
Wallahu a'lam
bish-showab
Q : Kadang orang gampang
dapat pacar bahkan pacarnya lebih dari 1 tapi kita mau serius cari 1 aja susah
dapat.. solusinya gimana klo jodoh belum datang ?
A : Dalam hal ini,
janganlah kamu berburuk sangka terhadap Allah. Mungkin ada sebagian orang yang
mempertanyakan bahkan seperti kecewa terhadap keputusan Allah atas jodohnya.
Kenapa sih, sampai
saat ini jodoh hamba belum tiba juga? Apa kurangnya hamba ya Allah, segala
perintah-Mu sudah hamba ta’ati. Tapi kenapa masalah seperti ini bisa terjadi
sama hamba.
Contoh ya
Contoh ya
Ingat..! Mau se-alim
apapun kamu bahkan ganteng/cantik itu bukan jaminan bahwa jodoh kamu akan
datang begitu saja dengan cepat. Banyak pembelajar sebenarnya yang bisa kita
ambil dalam hal ini. Seperti contoh, lihatlah gaya orang yang berpacaran saat
ini. Mengaku saling mencintai tapi ujung-ujungnya nangis sampai ada yang tersakiti,
abis itu update status lagi di sosial media sambil selfie dengan wajah yang
keluar air mata.
Dalam contoh yang di
atas kita dapat menyimpulkan bahwa, pacaran itu belum tentu se-indah yang ada
di hayalan mu dan bisa saja kita menjadi korban seperti contoh dia atas.
Mungkin inilah
alasannya mengapa Allah tidak ingin terburu-buru mendekatkan mu dengan pasangan
mu (Pria/Wanita). Allah akan melindungi hamba-hamba yang benar-benar menaati
perintah-Nya. Jadi, janganlah buruk sangka terlebih dahulu dan jangan sampai
kita menjadi korban seperti kisah di atas.
Bentuk kasih sayang
Allah ini mungkin jarang sekali terpintas di benak kita. Tapi ada baiknya kita
untuk selalu bersabar dan mengambil pelajaran atas apa yang terjadi saat ini.
“Rencana Allah itu
lebih indah dari apa yang kita bayangkan dan inilah cara Allah melindungi
dirimu.”
Wallahu a'lam
bish-showab
Q : Begini ustadz..ana
punya teman..diajak ta'aruf oleh ikhwan karena ikhwan tersebut tidak mau
pacaran..tapi pengen datang langsung ke ortu si akhwat...namun si akhwat menolak
dengan alasan belum siap membawa ikhwan tersebut ke ortunya...nah sekarang si
akhwat mo hijrah ke bandung...dan si ikhwan bilang napa harus ke bandung juga,
berarti ukhti gak serious dengan ana...?? Setelah itu si akhwat marah karena dibilangin
begitu...apa sebaiknya yang harus dilakukn ustadz...salahkah jika si akhwat
ambil keputusan tuk berhenti ta'aruf...?? Makasih ustadz sebelumnya..
A : Taa'ruf merupakan
penjajakan untuk saling mengenal antar masing-masing calon. Kalau memang cocok
bisa dilanjutkan pada proses khitbah (lamaran). Belum ada ikatan sama sekali
kecuali sekedar kesepakatan tertentu. Karena itu, jika ternyata salah satu
pihak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan syariat, maka
menjadi hak pihak lain untuk menelaah kembali taaruf yang telah dilakukan atau
bahkan menghentikan proses selanjutnya.
Dalam kasus ini yang
ikhwan sudah betul, tetapi yang akhwat belum niat
Afwan
Wallahu a'lam
Afwan
Wallahu a'lam
Q : Ustadz bagaimana
apabila ada seorang perempuan yang sudah terlanjur mlakukan zina...kemudian dia
sdar dan ingin bertobat.. apakah stelah bertaubat diharuskan ia menikah dengan
laki-laki yang sudah menzinahi dia..? A : Tidak harus
ولا يجب على الزاني أن يتزوج ممن زنى بها ، وليس هذا شرطا في التوبة ، لكن إن تابا إلى الله تعالى ، ورأيا أن يتم الزواج بينهما فلا حرج في ذلك .
ولهذا ينبغي أن ينظر قريبك في حال الفتاة وحال أهلها ، فإن رآها مناسبة له ، وعلم أنها تابت واستقامت ، فليستخر الله تعالى وليتزوجها ، وفي ذلك إحسان إليها ؛ وهو أولى الناس بذلك الإحسان ، لأنها إن كانت قد أساءت وأذنبت ، فهو شريكها في ذلك كله ، وربما كان بدعوته هو وتزيينه ؛ فليتحمل معها ما اشتركا فيه ، بل لو لم يكن شريكها في ذلك ، وعلم أنها تابت وصدقت توبتها ، وأراد أن يتزوجها ليعفها ويستر عليها ، كان قصدا نبيلا يؤجر عليه إن شاء الله .
Tidak wajib bagi
seorang yang berzina untuk menikahi orang yang berzina dengannya. Dan ini pun
bukan syarat (sah) dari taubatnya. Akan tetapi, jika keduanya bertaubat kepada
Allah dan berkeinginan melanjutkan hubungan keduanya dengan pernikahan, maka
itu tak mengapa.
Karena itu,
sepantasnya kerabatmu itu melihat keadaan si wanita dan keluarganya. Jika ia
melihat bahwa wanita itu cocok baginya dan ia pun mengetahui bahwa wanita itu
telah bertaubat dan lurus (akhlaknya, maka hendaknya ia beristikharah (memohon
petunjuk kepada Allah agar ditunjuki mana yang baik untuk agama dan dunianya)
dan nikahilah wanita itu. (Karena) dengan demikian ia telah berbuat baik kepada
si wanita, sedangkan ia orang yang paling pantas untuk melakukan kebaikan itu.
Sebab, bagaimanapun
wanita itu telah melakukan kesalahan dan dosa, namun dia lah yang menyertai
wanita itu dalam melakukan seluruh kesalahan itu dan bisa jadi itu hasil dari
ajakannya dan bujukannya. Maka hendaknya ia dan wanita itu memikul bersama apa
yang telah mereka lakukan. Bahkan, seandainya ia bukan orang yang melakukan
kemaksiatan bersamanya sedangkan ia mengetahui bahwa wanita itu telah bertaubat
dan jujur taubatnya dan ia hendak menikahi wanita itu agar ia bisa menjaga
kehormatannya dan menutup aibnya, tentu saja ini niat baik yang berpahala,
insya Allah.
Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
"Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lain. Maka janganlah ia menzalimi saudaranya dan
jangan pula meninggalkannya (membiarkannya sengsara). Siapa yang memenuhi
kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang
membebaskan seorang muslim dari kesusahan, niscaya Allah akan membebaskannya
dari berbagai kesusahan di hari kiamat nanti. Dan siapa yang menutup aib
seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat nanti. "
(HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580)
Wallahu a'lam bish-showab
Q : Maaf ustadz, bagaimana
kita tahu bahwa dia adalah jodoh kita? Adakah adab-adab pacaran setelah
menikah ustadz?
A : Kalau akad nikah
sudah di lalui... Adab nya adab suami istri kan sudah halal. Jadi ketika yang
di haramkan sebelum nikah akan halal setelah nikah, indahnya pacaran setelah
menikah. Kita ga takut atau ngumpet ngumpet. Kita ga takut diketahui oarang lain.
Kita bisa melakukan apa aja, kan sudah halal . Beda sekali sama yang
pacaran sebelum nikah kan. Kita akan selalu saling mengingatkan atau
memeberi semangat. Karena dasar dari cinta ini adalah Allah. Semua mencari ridho
Allah. Setelah nikah bukan pertengkaran yang didapat tapi kedekatan yang
muncul. Dengan berjalannya waktu cinta dan sayang akan semakin kuat karena
bukan didasari dengan kebohongan dan pura pura.
Wallahu a'lam
bish-showab
Q : Ustadz mau
bertanya, gimana caranya biar dapat jodoh sedangkan kita tidak punya teman
dekat laki-laki ?
A : Jodoh tidak di
tentukan punya teman dekat laki2 atau tidak
Allah memberikan rizki
sesuai dengan kebutuhan hambaNya dan di waktu yang menurut Allah terbaik untuk
kita mendapatkannya. Jodoh adalah salah satu rizki yang Allah persiapkan untuk
kita. Allah akan memberikan jodoh pada kita di saat yang tepat. Bukan sesuai
dengan keinginan kita. Seringnya kita menginginkan sesuatu hanya berdasarkan
pada keinginan bukan pada kebutuhan. Allah Maha Tahu, kapan kita akan siap
untuk menerima sebuah tanggung jawab besar untuk membentuk suatu peradaban
kecil yang di mulai dari sebuah keluarga. Bentuk ikhtiarnya bisa minta tolong
di carikan laki2 yang sholeh kepada Guru ngaji kita. Dan kita sami'na wa athona
pada pilihan nya
Wallahu a'lam
bish-showab
Q : Assalamu'alaikum
ust, mau nanya : agak berbeda, ada perasaan trauma untuk menikah, disebabkan
paham dengan sifat diri, takut gak bisa nyambung., Itu gimana ustd?
A : Tak perlu risau
mba. Menikah bukan hanya penyatuan dua insan berbeda dalam satu bahtera tanpa
visi dan tujuan yang pasti, berlayar tanpa arah atau berlayar hanya menuju
samudera duniawi. Menikah adalah penggenapan setengah agama karena
menikah adalah sarana ibadah kepada Allah. Dalam tiap perbuatan di dalam
rumah tangga dengan berdasarkan keikhlasan dan ketaqwaan maka ganjarannya
adalah pahala. Tapi jika menikah hanya berdasarkan nafsu atau bahkan
mengikuti perputaran kehidupan dunia, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang
di niatkan. Setelah menikah akan saling belajar memahami karakter
masing-masing. Karena awal nya niat karena Alloh
Alloh akan memudahkan segala urusan kita dan menghilangkan gundah kita mba. Wallahu a'lam bish-showab
Alloh akan memudahkan segala urusan kita dan menghilangkan gundah kita mba. Wallahu a'lam bish-showab
Q : Mau tanya ustadz,
apakah ada istilah terlambat menikah?? Cukupkah ikhtiar kita untuk mendapatkan
jodoh, dengan memperbaiki diri di mata allah,dan memantaskan diri???
A : Tidak ada istilah
terlambat menikah itu hanya istilah yang di buat mahluk.
Alloh memberikan rizki
sesuai dengan kebutuhan hambaNya dan di waktu yang menurut Alloh terbaik untuk
kita. Jodoh adalah salah satu rizki yang Alloh persiapkan untuk kita tapi
apakah kita sudah ikhtiar atau belum.
Pertama, kajilah
kembali persoalan pernikahan ini, dari segi keindahan maupun tanggung-jawabnya.
Jangan menyepelekan, namun juga jangan ketakutan. Bersikaplah adil.
Mempersiapkan diri untuk memikul beban, tapi tetap bersemangat tinggi
menyongsong hari-hari yang penuh sakinah.
Kedua, pikirkan setiap
peluang dan jalan-jalan ke arah pernikahan yang mungkin bisa kita dapatkan,
sejauh itu halal dan benar. Jangan membuat sekat-sekat sehingga ia akan
memenjara diri sendiri, namun juga jangan tergiur oleh aneka bujuk rayu yang
bisa menyeret kita ke sudut-sudut menakutkan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
senantiasa melindungi diri kita.
Ketiga, jangan takut
untuk menempuh risiko. Kalau dipikirkan, di dunia ini tidak ada yang tidak
berisiko. Kesendirian ada risiko, melaju ke pernikahan adalah risiko,
berumah-tangga pun tidak sepi dari risiko. Bukan risiko yang perlu ditakutkan,
tapi takutlah jika kita jatuh ke lubang-lubang dosa karena salah melangkah.
Terakhir, jawablah
seluruh tawaran pernikahan yang datang kepada kita, seideal atau sesederhana
apapun tawaran itu dengan jawaban ini, “Saya tidak begitu saja menolak atau
menerima, namun beri saya waktu untuk istikharah. Biarlah petunjuk Allah yang
akan menjawab ajakan ini.” Lalu tunaikan istikharah sesuai sunnah Rasul Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Jangan putus-putus menunaikan itu hingga hati Anda
dilapangkan untuk memilih satu dari dua jawaban, menerima atau menolak.
Wallahu a`lam
bish-showab
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment