Home » , , » BERSANDAR KEPADA ALLAH

BERSANDAR KEPADA ALLAH

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Monday, April 9, 2018


Image result for bersandar pada allah
Rekap Kajian link  Online HA Ummi G1 - G6
Hari/ Tgl: Selasa, 20 Maret 2018
Materi :BERSANDAR KEPADA ALLAH
NaraSumber : Ustadzah Endria
Waktu Kajian: 14.00 wib – Selesai
Editor: sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖




 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 Alhamdulillaahi Robbil ‘alamiin
  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ 
لاحول ولاقوة الا بالله

Jama’ah Majelis Hamba اللهِ yang semoga selalu diberi curahan rahmat dan hidayah اللهِ سبحانه وتعالى

Sungguh beruntung seorang Muslim yang telah bisa menyandarkan diri kepada اللهِ ‎‎سبحانه وتعالى sepenuh jiwanya. Disadarinya bahwa tidak ada sandaran lain baginya dalam perkara apa saja kecuali hanya kepada Allah. Bahkan hanya Nama Allah lah yang selalu memenuhi dadanya dan jiwanya. Orang seperti ini tidak saja ia telah mendapatkan jalan kebahagiaan yang selalu menyertainya di dunia ini. Tetapi juga akan menjadi orang yang beruntung kelak di akhirat nanti.

Apa yang dimaksud bersandar kepada Allah ?

Yang dimaksud dengan menyandarkan diri kepada Allah adalah menyerahkan urusan kepada Allah سبحانه وتعالى
tentunya setelah kita berusaha dan berikhiyar.

  Mengapa manusia memang seharusnya bersandar hanya kepada اللهِ سبحانه وتعالى saja - tidak kepada selain diriNya ?

Ada sedikitnya LIMA alasan prinsip mengapa kita harus bersandar kepada اللهِ dalam menjalani kehidupan ini?

Pertama : Karena kita ini manusia, kita adalah makhluk yang sangat lemah.

Allah سبحانه وتعالى berfirman,

وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
Dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. An-Nisa’: 28)

Karena kasih sayang Allah kepada orang beriman. Dia memerintahkan agar bersabdar kepada Allah saja segala urusannya.


Kedua: Karena memang tidak ada kekuatan kecuali miliknya Allah saja.

Kelemahan manusia mengharuskannya untuk meminta pertolongan kepada Sang Pemilik kekuatan. Yang tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dariNya.

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Tidak ada yang memiliki daya dan kekuatan kecuali hanya Allah.

Akan tetapi kebanyakan manusia lupa kepada Allah. Mereka tidak mengerti bahwa Allah Maha Hidup, Maha Kaya yang bisa mencukupi semua kebutuhan manusia kapan pun, Maha Kuat yang bisa mengangkat semua beban manusia, Maha Luas yang bisa menampung segala kesempitan hidup, Maha Pandai yang bisa memberikan ilmu-Nya kepada orang-orang bodoh yang mau meminta ilmu kepada-Nya.


Ketiga: Karena kita manusia itu bodoh tidak tahu apa-apa kecuali Allah menunjuki.

Jika manusia membiarkan diri terus dalam kebodohannya. Tidak bersandar meminta ilmu dan petunjuk dari Allah, maka manusia dalam ketidak tahuannya itu akan membiarkan syetan menggiring hati dan pikirannya untuk bergantung kepada selain Allah ‎‎سبحانه وتعالى dan jatuhlah ia pada kesalahan yang besar sehingga menyebabkan kerugian baik di dunia maupun di akhirat.

Allah ‎‎سبحانه وتعالى memerintahkan kita untuk meminta ilmu kepadaNya.

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. Thaha: 114)

Keempat: Karena اللهِ adalah satu-satunya Dzat yang bisa kita andalkan dan Dia adalah Sebaik-baik Sandaran.

Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunia kita, menghilangkan kesedihan dan kegelisahan kita. Dan seluruh kebutuhan yang kita perlukan akan dicukupiNya, jika kita hanya bersandar kepadaNya dengan ikhlas.

Lawan ikhlas adalah syirik. Jika diri kita bersandar kepadaNya dengan keadaan bersih dari syirik maka janji اللهِ pasti akan dipenuhiNya. Akan tetapi jika kita tidak bersandar dengan sepenuhnya, alias dibarengi kesyirikan maka ibadah dan pengharapan kita tidak akan pernah diterimaNya sampai kita bertaubat nasuha.

وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Dan Allah adalah Sebaik-baik Sandaran. (QS Ali 'Imron : 163)

Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.

Karena itu penuhilah jiwa kita hanya beribadah kepadaNya. Bersandar serta berharap hanya kepadaNya.

Allah adalah Al-Wakiil Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi  صلى الله عليه وآله وسلم

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
"Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata"

Jama’ah رحمه الله تعالى ...

Dalam menjalani kehidupan riil, sayang sekali jika kita lebih sering memilih bergantung pada selain Allah dan menyandarkan kehidupan kita pada kekuatan diri kita sendiri, atau pada jenis pekerjaan yang kita geluti, kepada atasan kita, kepada pejabat, penguasa dan konglomerat, dll.

Padahal mereka semua juga manusia yang lemah seperti kita, mereka hanya mendapatkan sedikit titipan kekayaan, kekuatan, dan kekuasaan yang pada hakikanya semuanya berasal dari Allah سبحانه وتعالى.

Kenapa kita meminta kepada manusia yang sama-sama tidak berkuasa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.

Apabila kita menghambakan diri kepada selain Allah maka kita telah menyusahkan diri kita sendiri. Apabila kita menghambakan diri kita kepada banyak tuan, maka kita akan menerima perintah-perintah dari banyak tuan, dan itu membuat badan menjadi capek.

Hidup serasa sempit dan melelahkan. Itulah bagian dari hukuman Allah atas kesalahan yang dilakukannya.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).

Orang yang berbuat dzalim akan menanggung akibatnya baik di dunia dan di akhirat. Dan menyekutukan Allah diantaranya adalah dengan bergantung, berharap, dan meminta pertolongan kepada selain Allah. Inilah yang termasuk kedzaliman yang besar yang berujung pada neraka, na’udlubillah.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)


Kelima: Hanya Allah سبحانه وتعالى saja yang berkuasa untuk menolong dan memenuhi segala keperluan kita.

"Hasbunallah wani'mal wakiil" (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran)

Yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Nabi Ya'qub 'alaihis salaam berkata :

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS Yusuf : 86)

Hasbunallahu wani'mal wakiil adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

من قال في كل يوم حين ي وحين يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ، وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛ كفاه الله ما أهمه من أمر الدنيا والآخرة

"Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan "Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa 'alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul 'Arsyil 'Adhiim" (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa 'Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat"(Al Hadist).

Jika kita berloyal kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya dan naunganNya.

Dan jika kita takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah akan menjadikan diri kita aman dari segala yang kita takutkan dan kawatirkan.

Allah bahkan akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang kita butuhkan.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS At-Tholaq : 2-3)

Maka janganlah enggan untuk datang dan bersandar kepada Allah agar pertolongan Allah segera diberikan kepada kita.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar : 36)

"Hasbullah wa ni'mal wakiil" juga diyakini sebagai ungkapan yang dalam bahwa Allah adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting.

Bahkan perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan juga merupakan tempat bertumpu seorang Muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya.

Perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya:

"Laa haula wa laa quwwat illa billah" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah).

 "Hasbunallahu wani'mal wakiil" adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi ketenteraman.

Maka jika kita ditimpa suatu kesulitan apa pun, maka segeralah menghambakan diri kepada Allah dengan lebih sungguh-sungguh. Sering mengucapkan "Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil" (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik sandaran)

 ان شاء الٌله hati kita akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah سبحانه وتعالى semata.

Sebelum mengakhiri materi ini, mungkin terlintas pertanyaan, apa yang menjadi sebab datangnya pertolongan dan perlindungan Allah ?

Jawabannya adalah kekuatan kita dalam BERIBADAH KEPADANYA.

Semakin kuat dan bertambahnya penjiwaan penghambaan (peribadatan) kita hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula kita mendapatkan perlindungan Allah Azza wa Jalla.

Karena itu jangan pernah kita lelah dalam beribadah apalagi malas. Kuatkan hati kita dan tambahlah penghambaan kita kepadaNya agar menambah penjagaan dan perlindunganNya bagi diri kita.

Jama’ah رحمه الله تعالى....

Marilah sejak saat ini kita menjadi manusia yang hanya menyandarkan kehidupannya pada Allah, agar kehidupan  terarah pada jalan yang Allah ridhoi sehingga lebih terasa mudah dan ringan.

Fokuskan diri kita hanya kepada Allah. Robb Yang Maha Baik, Maha Lembut, Maha Kasih, Maha Cinta, Maha Pemaaf, dan Maha Pemurah. Hanya menerima perintah-perintah dari tuan yang satu, Tuhan yang memaafkan setiap kesalahan dan memberikan upah yang banyak atas kebaikan yang sedikit. Sehingga di akhirat kelak kita akan memasukannya ke dalam surga-Nya.

Manusia hanya berusaha dan hasilnya ada di Tangan Allah سبحانه وتعالى .
Orang yang menyadari bahwa hasil ada di Tangan Allah akan menerima dengan lapang dada atas semua keputusan-Nya.

Apapun yang diputuskan Allah adalah baik karena itu berasal dari Dzat yang Maha Baik, sehingga manusia tidak perlu menggugat dan protes pada-Nya. Sebagai hamba yang baik kita akan mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap takdir yang telah ditetapkan Allah pada diri kita apa pun bentuknya.

Tugas manusia hanya beribadah kepadaNya tetapi tidak juga harus mutlak bergantung pada ibadah itu. Karena ibadah kita tidak bisa memasukkan diri kita ke dalam surga. Allah lah yang memasukkan seseorang ke dalam surga. Karena itu selain memohon pertolongan, hidayah, juga mintalah rahmat dan kasih sayangNya karena اللهِ aja memasukkan kita ke dalam syurga Nya karena sebab rahmat kebaikanNya.

Rasulullah  صلى الله عليه وآله وسلم bersabda,

لَنْ يَدْخُلَ أَحَدٌ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ، قَالُوْا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ بِرَحْمَتِهِ

Nabi bersabda: ‘Seseorang tidak akan masuk surga dengan amal ibadahnya’, para sahabat bertanya: ‘bagaimana dengan engkau wahai Rasulallah?’, Rasulullah menjawab, ‘begitu pula denganku kecuali jika Allah telah menjatuhkan rahmat-Nya’. (HR. Bukhari & Muslim).

Sebuah doa yang Rasulullah  صلى الله عليه وآله وسلم ajarkan kepada Fatimah -radhiallohu anha- :

مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِيْ مَا أُوْصِيْكِ بِهِ ؟ أَنْ تَقُوْلِيْ إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ

Apa yang menghalangimu dari mendengarkan wasiatku kepadamu ? Hendaklah engkau membaca (doa ini) apabila berada di waktu pagi hari dan sore hari:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلىَ نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Wahai Dzat Yang Maha Hidup Kekal, Wahai Dzat Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah semua urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku walaupun hanya sekejap mata”. (HR. Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, no. 48 dan dihasankan oleh al-Albani).

Hal itu menunjukkan bahwa seorang hamba harus senantiasa merasa bergantung kepada Allah dalam setiap keadaan.

Karena itu,
Mari membiasakan diri untuk Selalu Kembali kepada Allah meskipun dalam permasalahan yang sepele.

DAN JANGAN SEKALI-KALI kita bergantung kepada selain Allah سبحانه وتعالى

Karena sikap seseorang yang menyandarkan segala urusannya kepada selain اللهِ  maka ia telah melakukan perbuatan yang termasuk merusak hati.

Sesungguhnya hati manusia dapat menjadi rusak disebabkan oleh beberapa perusak, di antaranya adalah bergantungnya seseorang kepada selain Allah.
Orang yang bergantung kepada selain Allah telah merugi dengan kerugian yang besar karena telah bergantung kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan madharat.

Imam Ibnul Qayyim telah membuat perumpamaan berikut: “Perumpamaan orang yang bergantung kepada selain Allah itu laksana orang yang berteduh dari dingin dan panas dengan sarang laba-laba, yang merupakan selemah-lemahnya rumah” (Madârij as-Sâlikîn, jilid 1, hlm. 492)

Semoga Allah سبحانه وتعالى memberi bimbingan kepada kita untuk dapat selalu bergantung kepada-Nya dan melindungi hati-hati kita dari sikap ketergantungan kepada selain-Nya.


 والله أعلم بالصواب

➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA JAWAB


TJ - G4

Tanya: Ijin bertanya ummi, ada yang bilang bersandar kepada Allah itu setelah ikhtiyar dan doa. Tapi ada juga ya bersandar itu dari benar-benar awal, kalau ikhtiar itu kan jalan pemikiran manusia. Biar Allah yang menentukan ikhtiar kita seperti apa. Bagaimana menurut ustadzah, manakah yang seharusnya dilakukan dahulu? Mohon pencerahannya.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bersandar kepada اللهِ سبحانه وتعالى itu aslinya meliputi seluruh kondisi kita dalam keadaan sadar. Sadar yang dimaksud adalah hati yang sadar dalam iman. Ketika hati merasa menjadi hamba اللهِ maka setiap saat itulah diri kita harus selalu bersandar kepada اللهِ.

Akan tetapi bersandar kepada اللهِ juga sering difahami ketika kita sudah melakukan berikhtiar baru meneyrahkan diri kepada Allah. Itu bisa saja dibenarkan. Hanya saja penyandaran diri Yang InsyaAllah akan mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna adalah ketika dari sejak awal musibah atau bahkan dalam setiap keadaan diri kita dalam kondisi apa saja.
Dengan kata lain bersandar kepada Allah sebaiknya sudah dimulai bersamaan dengan kondisi kesadaran iman kita setiap saat. Yakni sebelum datangnya musibah, saat menjalani musibah dan bahkan setelah musibah itu berlalu.

Dalam setiap keadaan apalagi saat kita ingin melakukan sesuatu yang baik dengan mengucapkan kalimatul Basmalah,  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
Dengan mengucap basmalah mengandung banyak makna termasuk didalamnya adalah kita telah bersandar kepada Allah memohon pertolonganNya dalam hal yang akan akan kita lakukan tersebut.

Seseorang diantara kita tanpa bersandar kepada dalam setiap keadaan maka tidak akan mungkin menjadi hamba اللهِ yang terbimbing ke jalan yang benar. Karena kebaikan yang ada pada diri manusia itu adalah datang dari Allah. Bagaimana mungkin kita tidak bersandar kepadaNya dalam setiap keadaan kita ? Padahal diri kita tidak mungkin mampu menghasilkan kebaikan sedikitpun tanpa Allah سبحانه وتعالى mmeberkkan karunia kebaikan itu kepada kita.
Adapun bersandar saat datangnya musibah bisa aplikasikam dengan cara yang lebih intensive lagi dalam mendekat kepada Allah, menghamba dan bergantung sepenuhnya kepada DiriNya dengan sepenuh keyakinan jiwa kita.

Kesimpulannya. Sebaiknya bersandar kepada اللهِ itu meliputi seluruh waktu dan keadaan kita. Terutama dalam setiap mendapatkan suatu perkara atau masalah yang kita alami.
 والله أعلم بالصواب

Tanya: Asalamualaikum, bunda ijin bertanya sebagai manusia yang lemah kadang untuk urusan rezeki sudah bergantung kepada Allah tapi kadang hati yang imannya lemah seorang wiraswasta menjerit dagang sepi banyak tagihan banyak untuk membayar karyawan kebutuhan hidup banyak, bagaimana bunda doa untuk hati agar tenang dan dilimpahkan rezeki supaya tidak iri melihat orang-orang yang rezekinya lancer? syukron
Jawab: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 
Bismillah . Allah سبحانه وتعالى itu tahu keadaan kita bunda sayang… Jikapun keadaan kita benar-benar dalam keadaan terjepit maka Dia lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Permasalahannya untuk mendapatkan pertolongan اللهِ agar kebaikan itu segera diturunkan kepada kita tentu harus ada sebab-sebabnya.

Penuhi dulu sebab-sebab turunnya pertolongan اللهِ . Apa itu ?

Pertama: Kita bertaubat kepada اللهِ سبحانه وتعالى
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)

Dengan banyak bertaubat ان شاء الٌله diri kita akan lebih bersih dari noda dosa sehingga bisa lebih khusyu’ dalam setiap ibadah. Jika ibadah khusyu’ maka doa pun akan mudah terkabul.

Kedua: Bertekadlah untuk berubah.
Hijrahlah kepada jalan yang اللهِ ridhoi dalam semua sisi kehidupan kita. Sadari bahwa keadaan sulit yang sedang kita hadapi adalah ujian yang diturunkan اللهِ kepada kita karena kesalahan kita sendiri. Sehingga penyadaran diri seperti ini ان شاء الٌله akan lebih mudah menggiring hati kita untuk kembali bersandar dan bersimpuh dihadapanNya dengan penuh rasa hina dan pengharapan untuk ditolongNya.
Bagi Allah itu sangat mudah jika DiriNya ingin menolong sebesar apapun urusan kita. Tetapi masalahnya sudahkah diri kita bersungguh2 berdoa memohon pertolonganNya?
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar Ro’du: 11)

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita rajin merenung. Ketahuilah bahwa setiap musibah yang menimpa kita dan datang menghampiri keluarga ini, itu semua disebabkan karena dosa dan maksiat yang pernah kita perbuat. Karena itu lakukan introspeksi. Koreksi diri dan keluarga kita hal apa saja kiranya yang masih belum sesuai dengan tuntunan Islam. Dan segera lakukan perbaikan. Seraya selalu memohon ampunan atas kesalahan dan dosa kita di masa lalu.

Ketiga: Perhatikan urusan makan kita. Baik dari dzat nya maupun hasil dari sumber yang halal atau haram?
Bisa jadi sebab kesulitan kita karena selama ini kita tidak memperhatikan kehalalan makanan kita. Sehingaa doa-doa kita tidak terkabul dan urusan kita terus menggantung.

Keempat: Ikuti bagaimana اللهِ mengajarkan kepada kita agar pertolonganNya turun :

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

Sabar disini sebagian ulama ada yang menafsirkan sabar berupa amal puasa. Karena dengan puasa otomatis kita menahan atau bersabar secara lahir dan bathin. Jadi perbanyak puasa. Apalagi di bulan Rajab yang mulia ini. Adapun dengan sholat yang dimaksud adalah perbaik sholat kita. Baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.
Maksudnya adalah tingkatkan tidak hanya kekhusyu’an nya tetapi juga tata caranya pelajari dan ikuti bagaimana yang sesuai dengan yang diajarkan oleh  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم . Terkait meningkatkan kuantitas sholat kita artinya adalah dengan menambah seringnya melakukan sholat atau perbanyak sholat. Bertekadlah tidak hanya melakukan sholat wajib saja tetapi juga kita kerjakan dengan rajin sholat-sholat sunnah. Terutama sholat sunnah rawatib dan juga sholat tahajjud.

InsyaAllah pertolongan اللهِ atas segala kesulitan kita akan segera diberikanNya. Karena اللهِ itu Robb yang Maha Memenuhi Janji. Silahkan diamalkan doa yang diajarkan  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم sbb :

Allahumma aslihli diniladzi huwa 'ismatu amri. Wa aslihli dunyayalati fiha ma'asyi. Wa aslihli fi akhirotilati fiha ma'aadi. Waj'alil hayata ziyadatii fi kuli khoir. Waj'al mauta rohatali min kuli syarri.
Artinya :
Ya Allah mohon kebaikan pada urusan agamaku karena itu adalah penjaga semua urusanku. Aku mohon kebaikan pada urusan duniaku karena itu tempat hidupku. Aku mohon kebaikan pada urusan akhiratku karena itu tempat kembaliku. Jadikanlah hidup ini tambahan kebaikan bagiku, dan jadikanlah kematianku waktu istirahat bagiku dari segala keburukan. (HR. Muslim)
 والله أعلم بالصواب


Tanya: Assalamualaikum ustadzah. Bagaimana menindaklanjuti sikap umat muslim seperti saya, seharusnya lebih terfokus pada ibadah dahulu daripada urusan dunia, tapi kadang setiap kali berdoa, kadang jarang kita meminta keselamatan akhirat, yang kita minta bagaimana cara melunasi utang yang menumpuk atau berdoa meminta rezeki yg banyak dan halal. Pola pikir masyarakat rata-rata sudah ke arah materi saja, kurang kearah ibadah dan agama. Trimakasih
Jawab: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته 
 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kalau bunda sudah memiliki kesadaran atas kekurangan atau kekeliruannya itu MasyaAllah sudah sangat bagus. Tinggal meluruskan niat untuk mengikuti jalan yang semestinya itu. Meniti apa saja yang membawa akibat kebaikan diri kita di akhirat kelak jauh lebih baik daripada sibuk dalam urusan dunia. Karena dunia ini melakaikan. Dan ketika Allah tidak menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Dia akan membiarkannya sibuk dengan urusan dunia hingga lupa dan melalaikan nasib dirinya di akhirat.

Masalahnya memang mengetahui saja tidak cukup bunda. Harus ada iman di hati kita dan tekad untuk berubah menjadi lebih baik, menjadi hamba yang taat dan tekun dalam menegakkan hukum-hukum اللهِ. Iman dan tekad ini hanya akan terbangun dengan dimilikinya ilmu agama. Jadi untuk lebih ringkasnya jawaban ini. Coba perbanyak istighfar. Karena banyak sekali keutamaan dari istighfar.

Dengan melazimkan istighfar maka اللهِdapat menjadi turunnya pertolongan Allah dari apa saja yang kita butuhkan. Doa yang diajarkan  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم terkait lilitan hutang banyak bunda. Diantaranya adalah sbb :

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdo’a agar telindung dari utang. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallamberdo’a dalam shalatnya:

اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْـمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْـمَمَـاتِ ، اَللّٰهُمَّ إِنِّـيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْـمَأْثَمِ وَالْـمَغْرَمِ
Ya Allâh sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepadamu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.

Ada seorang yang bertanya kepada beliau, “Mengapa engkau sering kali berlindung kepada Allâh dari utang?” Beliau menjawab :

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkari.

Doa yang lebih pendek:
-      Allahummakfini bi khalaalika 'an haroomika wa aghnini bifadhlika 'amman siwaaka.
-      Allahumma inni as alukal huda wattuqo wal 'afwaafa wal ghoniy.
Semoga اللهِ سبحانه وتعالى segera menolong bunda dengan pelunasan beban hutang dan kesulitan yang lain. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
 والله أعلم بالصواب

----------

TJ - G1

Tanya: afwan ustadzah ijin bertanya, hidup manusia tidak terlepas dari segala bentuk ujian dan musibah, bagaimana menata hati ini agar bisa ikhlas menjalani ujian yang Allah berikan? bukankah manusia ini harus berusaha dahulu sambil bersandar kepadaNya? afwan yang fakir ini ustadzah.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dalam keadaan diuji oleh اللهِ sebaiknya kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Karena setiap manusia diciptakan oleh Allah pasti akan di uji sehingga Dia melihat siapa diantara manusia itu yang paling baik amalnya.

Cara menata hati agar ikhlas menjalani berbagai ujian yang Allah turunkan adalah dengan mengingat beberapa hal berikut (seminimalnya) :

a.   Berkeyakinan bahwa ketika اللهِ mencintai kita maka اللهِ akan berikan ujian pada diri kita. Dan setiap ujian bagi orang beriman terdapat kebaikan didalamnya. Karena itu yakinlah bahwa dibalik ujian kita akan dapatkan banyak hikmah kebaikan dari Allah. Diantaranya adalah Ampunan dan Pahala, yakni dengan catatan jika kita sabar dan ridho menerima ujian dari اللهِ tsb.
b.   Bahwa اللهِ itu maha baik. Allah tidak pernah mendzalimi hambaNya sedikitpun. Maka selalu berprasangka baiklah kepada Allah. Sehingga ujian yang kita jalani akan menjadi sebab turunnya cintaNya kepada kita atas kesabaran kita.
c.   Setiap ujian itu pasti akan ada akhirnya. Sebagaimana dunia ini pasti akan berakhir maka ujian pun juga pasti memiliki batas akhir. Apalagi usia kita akan dibatasi oleh maut (kematian), karena itu teruslah istiqomah dalam ketaatan kepada اللهِ saja. Serahkan segala beban ujian kepada اللهِ minta penyelesaianNya, dan lapaskan hati dengan hanya bersandar kepadaNya. Bagaimana dengan ikhtiar ... tetap saja lakukan semampu kita. Selepasnya terkait hasil serahkan saja kepada Allah سبحانه وتعالى .
d.   Laa yukalifullahu nafsan ilaa wus’ahaa. اللهِ itu ketika menguji hambaNya tidak akan pernah melebihi batas kemampuan si hamba dalam menyangga ujian tsb. Jadi yang harus kita lakukan adalah terus bertahan dalam kesabaran dan istiqomah dalam ketaatan serta yakim bahwa pertolongan اللهِ pasti akan datang.

Dengan demikian insyaAllah hati kita akan mendapatkan ketenangan. Karena telah benar2 bersandar kepada Dzat Yang Maha Baik dan dengan cara yang terbaik.
 والله أعلم بالصواب


Tanya: Assalamualaikum ustadzah. Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa menjalani kehidupan dan menyadari bahwa semua yang terjadi di dunia ini sudah ketentuan/takdir Allah?
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan mentadabburi firman اللهِ سبحانه وتعالى berikut ان شاء الٌله hati kita akan lebih kuat dan seharusnya akan berprasangka baik kepada اللهِ سبحانه وتعالى :

Pertama:

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ  ؕ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ  ؕ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Tagabun: 11).

Tetaplah beriman kepada اللهِ ukhti. Dan kuatkan kesabaran kita agar musibah itu akan menjadi sebab turunnya petunjuk (hidayah) Allah dan juga menjadi mesin penghasil ampunanNya bagi diri kita.

Sebagaimana tuntunan اللهِ سبحانه وتعالى pada firman berikut :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)

Mengapa kita sangat membutuhkan ampunan اللهِ ?
Karena jika kita tidak dalam keadaan berlumuran dosa tentulah jiwa kita sakinah (tentram) sehingga dalam melaksanakan ibadah kita akan lebih khusyu’ dan doa2 kita akan lebih mustajab.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ  ؕ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186).

Dari ayat diatas selain berisi perintah agar kita selalu berdoa kepada اللهِ juga perintah untuk beriman (yakin) bahwa اللهِ memiliki kemuliaan dan keagungan sebagaimana yang terkandung di dalam nama dan sifatNya.
Setelah beriman dan bersandar hanya kepadaNya. Selanjutnya harus dibuktikan dengan amal ibadah yang kita lakukan dengan ihlas, bersih dari syirik.
Dengan demikian ان شاء الٌله doa kita akan maghbul. Segala beban ujian takkan lagi terasa berat karena kita telah mengadarkan semua kepada Dzat yang tepat yakni اللهِ Azza wa Jalla.
 والله أعلم بالصواب

----------

TJ - G2

Tanya: Ustadzah saya mau bertanya, kalau ada masalah lalu kita minta wasilah melalui orang yang ilmu agama nya lebih tinggi dari kita apakah kita tidak termasuk org yg tdk bersandar kpd Allah? Jazakillah khoir ustadzah
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Perlu difahami dengan baik bab wasilah (perantara). Karena perkara ini bisa menjerumuskan pada kesyirikan. Allah سبحانه وتعالى itu lebih senang jika ketika diri kita berdoa kepadaNya secara langsung. Tidak perlu melalui perantara orang lain.
Perantara antara hamba dan Allah yang membuat seseorang meminta do’a padanya, meminta syafa’at padanya, dan bertawakkal padanya. Perantara semacam ini jika ada yang menetapkannya, ia kafir secara ijma’ (kata sepakat) ulama.
Karena perlu dipahami bahwa tidak ada perantara antara diri kita dan Allah dalam hal ibadah. Bahkan kita harus beribadah dan berdo’a pada Allah secara langsung TIDAK PERLU melalui perantara.
Syafa’at atau pertolongan Allah  itu kita memintanya kepada Allah dan tanpa perlu melalui perantara. Kemudian kita pun bertawakkal pada Allah juga tanpa melalui perantara.

Karena Allah سبحانه وتعالى berfirman:   ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir: 60).

Adapun kalau kita ingin mencari sebab agar doa-doa kita segera mendapat “respond” اللهِ maka اللهِ mengajarkan kepada kita agar melakukan tawassul atau amal shalih yang kita lakukan. Seperti, kita perbanyak membaca Al Qur’an agar اللهِ mengabulkan doa yang kira panjatkan. Atau dengan Shodaqoh kita. Atau dengan amal birrul walidayyin (berbakti kepada orang tua kita) dlsb.

Bikin Allah ridho kepada kita dengan amal2 sholih yang kita lakukan. Dan upaya ini harus dilakukan dengan sungguh2 dan disertai hati yang ihklas. Dengan demikian insyaAllah doa kita akan lebih didengar dan segera dikabulkannya.

Berikut dasar dalilnya, yakni firman اللهِ سبحانه وتعالى:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah : 35).

Jika kita ingin dibantu doa oleh orang lain, insyaAllah ibu kita lebih mustajab doanya daripada siapa pun.
 والله أعلم بالصواب


Tanya: Tanya Ustadzah, terkadang masih banyak kita lihat disekitar kita ada yang giat ibadahnya, tetapi masih mengerjakan atau mengamalkan hal2 yan menyimpang, seperti datang ke orang pintar; berdo'a dengan membakar kemenyan; dan sebagainya. Apakah kita wajib mengingatkan dengan berdakwah kepada mereka?
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ini adalah bentuk ibadah kepada اللهِ yang TIDAK IHLAS. Mengapa? Karena ikhlas itu selalu tercermin pada sikap yang konsisten mentauhidkan اللهِ سبحانه وتعالى.
Lawan dari ikhlas adalah syirik. Jadi orang yang tampak rajin ibadah tetapi masih berbuat syirik maka ibadahnya tidak diterima oleh اللهِ سبحانه وتعالى . Karena hanya ibadah yang ihlas ( bersih dari kesyirikan ) yang akan diterimaNya.
Kemusyrikan tidak hanya menghinakan diri manusia tetapi juga bisa menjadi sebab nasibnya akan berada di neraka selamanya. Na’udzubillahi minfzalik.
Benar ukhti... kewajiban kita untuk mendakwahi mereka. Karena  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم mengajarkan kepada kita ketika kita mendapati suatu kemungkaran maka lakukan tiga urutan langkah ini. Yakni :

·         Perangi dengan tangan kita. Jika kemungkaran itu dahsyat maka kita harus lawan dan perangi tidak hanya sebatas jiwa saja tetapi dengan raga kita. Termasuk kekuatan yang kita miliki harus kita kerahkan, misal kita punya kekuasaan atau pengaruh maka harus berjihad dengannya.
·         Perangi dengan lisan kita. Yakni dakwahi dengan cara yang cerdas dan benar bisa juga dengan melakukan peneguran2 baik dari lisan kita, atau di zaman now ini kita bisa melakukan peringatan2 melalui akun2 sosmed, wag dlsb.
·         Perangi dengan hati. Artinya kita harus mengingkarinya dengan hati kita sebagai ungkapan hati bahwa diri kita tidak setuju dengan kemungkaran tsb.
Dan inilah serendah-rendah iman.
 والله أعلم بالصواب


Tanya: Afwan ustadzh tanya, bagaimana jika ada orang yang lebih percaya pengobatan alternatif daripada medis, apakah orang tersebut dikatakan musrik ustadzh? Contohnya tukang urut patah tulang yang bisa menyembuhkan tanpa operasi hanya menggunakan minyak urut tapi bsa sembuh, syukron ustadzh atas pencerahannya.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 والله أعلم بالصواب  Saya tidak faham. Karena tentu kita tidak bisa menghukumi sebagai kesyirikan jika memang tidak ada unsur-unsur yang memenuhi kesyirikan. Bisa jadi ada orang yang memang diberi keahlian oleh اللهِ سبحانه وتعالى dalam hal memijat. Jadi jika si tukang pijat tsb tidak menggunakan mantra-mantra yang syirkiyyah sebelum melakukan pemijatan ان شاء الٌله aman.
Tetapi jika ia mengucapkan mantra atau lafadz yang tidak jelas. Biasanya dicampur dengan ayat-ayat Al Qur’an untuk meyakinkan bahwa yang dibaca adalah ayat2 Al Qur’an. Sedangkan ada mantra lain yang ia sisipkan di dalamnya bacaannya tadi tidak diperdengarkan kepada kita maka jelas itu mengandung sihir. Dan haram hukumnya.
Sebaiknya memang ke dokter lebih aman ان شاء الٌله. Adapun jika ingin pergi ke alternatif (selain pengobatan medis) maka istiqorohlah terlebih dahulu. Minta petunjuk kepada اللهِ سبحانه وتعالى agar kita salah langkah yang berisiko jatuh pada kesyirikan.
Sekali lagi...
Allahu a’lam bishowwab

Tanya: assalamualaikum ustadzah, kalau misalnya kita habis sholat malam, berdoa meminta petunjuk kemudian besok atau lusanya kita bermimpi, apakh penafsiran mimpi tersebut boleh dipercaya atau tidak? Itu termasuk syirik atau bukan?
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Jika mimpi tsb baik maka insyaAllah itu isyarat dari اللهِ سبحانه وتعالى Tetapi jika mimpi tersebut berisi yang tidak baik maka berasal dari syetan.
 والله أعلم بالصواب


----------

TJ - G-5

Tanya: afwan ijin bertanya ustadzah, jika kita sudah pasrah bersandar kepada Allah namun tetap saja ujian datang membolak balikkan hati; bagaimana agar kita selalu istiqomah menjaga penyerahan diri kita itu ustadzah? Jazakillah khoiyr ustadzah
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Subhanallah bunda ini pertanyaan yang bagus. Memang ujian itu hampir bisa dikata seolah tak ada hentinya dalam kehidupan kita. Tak jarang membuat hati jatuh bangun untuk bertahan darinya. Bagaimana agar hati kita tetap pada keadaan yang ideal, yang baik dan yang benar serta istiqomah dalam kebenaran itu?

Pertama: Tentu kita harus menyibukkan diri kita dengan ILMU. Karena dengan ilmu (agama) akan memberi tambahan wawasan kita terutama tentang ma’rifatullah (pengetahuan kita tentang Allah).
Semakin kita mengenal اللهِ, memahami makna yang terkabdung di dalam Nama-Nama dan Sifat-SifatNya maka hati kita akan lebih jernih dan bijak dalam memandang suatu ujian.

Kedua: Amalkan segera setiap ilmu yang kita dapat. Jangan tunda apalagi meremehkannya.

Ketiga: Perbanyak merenung memikirkan keagungan اللهِ dan berusahalah selalu khusyu’ saat beribadah kepadaNya. Hingga terjaga hubungan kedekatan kita dengan اللهِ سبحانه وتعالى .

Keempat: Berusahalah memenuhi seluruh waktu-waktu kita dengan berdzikir. Ucapkanlah kalimat2 dzikir apa saja yang kita fahami maknanya agar kita saat melafadzkan kalimat dzikir tersebut kita bisa menghayatinya dan merasakan kehadiran اللهِ di dalam hati kita. Jika keadaan kedekatan seperti ini telah bisa kita hadirkan setiap saat maka tidak ada yang lebih menentramkan daripada mengingat DiriNya.

Kelima: Setiap selesai sholat bacah doa yang diajarkan oleh  Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم , yakni yang berbunyi :
- ALLAHUMMA YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA WA ‘ALAA THOO'ATHIK.
Artinya: Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu.
  والله أعلم بالصواب

----------

TJ - G6

Tanya: Bunda Endria.... Kadangkala ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan misalnya anak sakit. Timbul khawatir yang berlebihan. Was-was dan ragu akankah anak sembuh dengan obat ini? Apakah rasa takut, was-was ragu merupakan tanda-tanda kita belum bersandar sama Allah. Bagaimana caranya menghilangkan perasaan tersebut?
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bisa jadi demikian bunda. Karena diantara sifat penyadaran diri kepada اللهِ yang benar adalah tidak ada lagi rasa kekhawatiran di hati kita. Semua sudah kita gantungkan kepada Allah. Kita yakin kepadaNya dan kita pasrah berserah diri terhadap kegala keputusanNya. Keimanan kita selalu diiringin dengan prasangka baik bahwa setiap ketetapan اللهِ itu selalu baik.

Jikapun masih ada perasaan khawatir maka benar itu berarti kita belum bersandar kepada Allah dengan benar. Jelas bahwa was-was yang datang itu adalah dari syetan. Karena itu harus segera kita buang. Kita hilangkan dan kembali beriman (yakin) kepada Allah. Dan berlindung kepada اللهِ dari godaan dan kedatangannya.

Segera bertaubatlah kepada اللهِ سبحانه وتعالى dengan istighfar yang mengandung makna permohonan ampunan dan pertaubatan. Seperti :

Astaghfirllaahalladzii laa illaah ilaa Huwal Hayyul Qoyyum wa atuubu ilaik.

Panjatkan pula doa yang juga diajarkan oleh Nabi  صلى الله عليه وآله وسلم berikut :

أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ
A'uudzu billaahi wa qud-ratihii min-syarri maa ajidu wa u-khaadzir.
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”. (HR Muslim).

 والله أعلم بالصواب

Tanya: Bunda, bersandar kepada Allah sudah kita lakukan. Tapi ada saja terkadang yang membuat kita khilaf dan lupa ada Allah bersama kita saat ujian kesabaran setiap hari datang. Bagaimana kita menyikapi ini bunda, mohon pencerahannya.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
ان شاء الٌله jawaban2 saya terdahulu sudah cukup menjawab pertanaan ini ya bunda sikahkan dicermati kembali. Sebagai tambahan saja disini bahwa setiap saat kita harus ingat bahwa:
Syetan itu berada didalam aliran darah kita. Mereka akan terus mencari celah kita kapan saatnya bisa mereka perdaya. Pintu syetan yang sangat mudah menguasai hati kita adalah ketika kita mudah terpancing oleh Amarah.

Karena itu hindari nafsu atau dorongan untuk marah. Karena syetan akan betah berada di tubuh kita. Berjuanglah dengan sekuat tenaga kita agar menjadi seorang yang sabar. Upaya diatas akan lebih mudah jika kita iringin dengan kebiasaan berdzikir kepada اللهِ dimanapun dan kapanpun.

Berdzikir lah dengan lafadz yang mudah dan mengena hati kita seperti :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang dicintai oleh Ar Rahman, ringan diucapkan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia). HR. Bukhari no. 7563 dan Muslim no. 2694)

Atau jika kondisi sedang ribet boleh hanya dengan SUBHANALLAH saja asal menghayati maknanya. Dengan demikian insyaAllah hati kita akan selalu tertaut mengingat Allah sehingga syetan tidak mampu mendekat pada diri kita.
 والله أعلم بالصواب.

----------

TJ - G3

Tanya: Ustadzah, kadang saya merasa Allah sangat marah kepada saya oleh sebab dosa sosa saya yang lampau, sehingga ada doa saya yang sudah saya pinta sejak belasan tahun yang lalu belum juga dikabulkan oleh Allah. Gimana caranya Ustadzah, agar jati bisa kembali menghasilkan penerimaan dan mengusir pikiran negatif tersebut. Saya juga tidak mengerti kenapa sekarang ini saya malas sekali sholat sunnah. Semua jenis sholat sunnah. Adakah cara agar saya bisa kembali senang beribadah? Terimakasih.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Pertama yang harus diluruskan adalah bahwa menyangka اللهِ marah kepada diri kita. Ini adalah prasangka yang bathil (salah). Sedangkan اللهِ سبحانه وتعالى itu Maha Suci. Allah Maha Suci dari segala cela dan kesalahan. Karenanya tidak seharusnya kita biarkan pikiran seperti ini ada dalam diri kita. اللهِ itu sebagaimana prasangka kita. Jika kita berprasangka baik maka rahmat dan kasih sayangNya akan selalu meliputi diri kita. Tetapi jika kita menyangka yang buruk, maka siapkah diri kita mendapatkan keburukan yang ditimpakan اللهِ ?
Bagaimana cara meluruskan hati yang seperti ini? Dengan banyak bertaubat dan perbaiki seluruh amal ibadah kita. Banyak berdzikir kepada اللهِ secara rutin dan penuh keihlasan hati. Karena bisa jadi sudah banyak jin yang berada di tubuh kita sehingga selalu keburukan yang kita pikirkan dan kemalasan ibadah yang keterusan. Jika begini malaikat tak mau mendekat. Sedangkan syetanlah yang menajadi sahabat. Na’udzubillahi mindzalik.
Segeralah bertaubat saudariku. اللهِ sangat mencintai hamba-hambaNya yang setelah mengadari ia melakukan diaa kemudian segera bertaubat kepadaNya.
Di dalam Al Qur’an اللهِ سبحانه وتعالى berfirman :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

Dengan bertaubat insyaAllah kemudahan akan turun dan diri kita kembali dalam ridho dan kasih sayangNya. Tidak inginkah kita menjadi hamba yang disayangiNya ?
 والله أعلم بالصواب


Tanya: Ustadzah, adakah kehidupan seseorang yang kecilnya sudah begitu dekat dengan Allah, dan ketika dia sudah dewasa dan berkeluarga, malah kok dia berjarak dengan Allah, bagaimana ya ustadzah caranya agar dia kembali lagi ibadahnya seperti dimasa kanak-kanak, dikala dia masih bersama ibunya, sedih saya ustadzah, dikala sujud ditahajud saya tidak pernah lupa selalu berdoa untuknya.
Jawab:  بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Subhanallah... Bunda banyak jalan untuk kembali kepada اللهِ dan jangan tunda-tunda hal itu. Karena kita tidak tahu sampai kapan umur kita. Bertaubatlah segera kepada اللهِ dan mintalah hidayah kepadaNya. Minta juga segala kebaikan yang menjadi sebab ridho اللهِ kepada kita. Dua-dua berikut bisa diamalkan say ...

Allahummaghfirlii khotii-ati, wa jahli, wa isroofii fi amri. Wa maa Anta a'lamu bihi minni.
Allahummaghfirli jaddi wa hazlii, wa khotho'i wa 'amdi wa kulli dzalika 'indi.
Allahummaghfirli qoddamtu, wa maa akhhortu wa maa asrortu, wa maa a'lantu wa maa Anta a'lamu bihi minnii.
Antal muqqodimu wa Antal muakhiru wa Anta kulli syai'in qodiir.

Artinya :
“Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, keberlebih-lebihan dalam perkaraku, dan apa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku.
Ya Allah, ampunilah diriku dalam kesungguhanku, kelalaianku, kesalahanku, kesengajaanku, dan semua itu adalah berasal dari sisiku.
Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, segala dosa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, dan dosa yang Engkau lebih mengetahui daripadaku,
Engkaulah Yang Maha Mendahulukan dan Yang mengakhirkan, dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR. Bukhari 6398 dan Muslim 2719).

Allaahumma innii a-'uudzubika min zawaali ni'matik, wa takhawwuli 'aafiyatik, wa fujaa-ati niq-matik, wa jamii-'i sakhotik
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu. (HR. Muslim 2739).

اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، وَمَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ مِمَّا سَأَلَكَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِمَّا تَعَوَّذَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَمَا قَضَيْتَ لِيْ مِنْ قَضَاءٍ فَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ رُشْدًا.
(رواه الحاكم، وصححه الألباني)

1. Allahumma innii as aluka minal khoiri kullihi, 'aajilihi wa aajilihi, maa 'alimtu minhu wa maa lam a'lam,
2. Wa a'uudzu bika minassyarri kullihi, 'aajilihi wa aajilihi, wa maa 'alimtu minhu wa maa lam a'lam,
3. Wa as alukal jannata wa maa qorroba ilaihaa min qoulin au 'amalin,
4. Wa a'uudzu bika minannaari wa maa qorroba ilaihaa min qoulin au 'amalin,
5. Wa as aluka mimmaa sa-alaka bihi muhammadun -shallallahu 'alaihi wa sallam-,
6. Wa a'uudzu bika mimmaa ta'awwadza bihi muhammadun -shallallahu 'alaihi wa sallam-,
7. Wa maa qodhoita lii min qodhoo-in faj'al 'aaqibatahuu rusydaa.

Artinya:
1. Ya Allah, aku meminta seluruh kebaikan, baik yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui,
2. Dan aku berlindung dari seluruh keburukan, yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui.
3. Dan aku meminta surga dan yang mendekatkan kepadanya dari perkataan atau perbuatan,
4. Dan aku berlindung dari neraka dan yang mendekatkan kepadanya dari perkataan atau perbuatan.
5. Dan aku meminta segala sesuatu yang diminta oleh Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam-
6. Dan berlindung dari segala yang diminta perlindungannya oleh Nabi Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam-.
7. Dan apapun yang Engkau takdirkan untukku, maka jadikanlah kebaikan pada akhirnya."
(HR. Hakim dan di shahihkan Syeikh Albani).

Selamat kembali berjuang meraih jalan kehidupan yang diridhoi اللهِ . Manfaatkan Bulan Rajab ini sebaik-baiknya. Terutama untuk kembali bertaubat kepada اللهِ dan memperbanyak ibadah kepadaNya. Semoga اللهِ merahmati dan memberi hidayah kepada kita semua. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
 والله أعلم بالصواب


=========================

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official





Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!