Kajian Online Hamba Allah Ummi G1
Senin, 1 Mei 2017, Jam. 9'00 WIB - selesai
Materi : Tarhib Ramadhan
Narasumber : Ustadz Syaikhul Muqorobin
Moderator : Lina Soewarman
Notulis : Harna Y.
Editor : Sapta
***************************
MUQADIMAH
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته..
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد
Lantunan syukur mari kita ucapkan kepada Allah Azza wa Jalla...
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat yang telah mati, memepersatukan bangsa2 yang tercerai berai, membimbing manusia yg tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yg tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Telah hadir ditengah2 kita Ustadz Robin yg akan berbagi ilmu pada kita semua. Sebelum itu alangkah indahnya jika kita awali dgn lafadz Basmallah
***************************
MATERI
Rasulullah shallallahu `alayhi wasallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Shalat lima waktu, Jum'at ke Jum'at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar. [HR. Muslim No.344].
Di antara hikmah yang dikandung hadits ini adalah dijelaskannya konsep perubahan orang-orang beriman.
Pentingnya titik perubahan sebagai pangkal perubahan, yang dalam hadits ini diwakili 3 titik; sholat, Jumat, dan Ramadhan. Perubahan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Setiap makhluk mengalami perubahan. Jangankan sifat-sifat fisik dan psikis, bahkan takdir saja bisa berubah. Baik ke arah positif maupun negatif.
Abu Darda` meriwayatkan dari Nabi shallallahu `alayhi wasallam tentang firman Allah;
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
"Setiap waktu Dia dalam kesibukan." (QS Ar Rahman:29)
Beliau bersabda, "Kesibukan Allah adalah; mengampuni dosa, menghapus kesalahan, mengangkat derajat suatu kaum dan menjatuhkan kaum yang lainnya" (Shahih Ibnu Majah Juz 1:40 no.167)
Titik tolak perubahan itu sering kali ditemukan pada amal ibadah yang dilaksanakan secara kontinyu seperti disebutkan dalam hadits ini: sholat, jum`at, dan ramadhan. Kontinyuitas seperti ini akan membuat pelakunya tetap dalam kebaikan.
Perubahan sejati diwujudkan dengan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak terpuji dan membinasakan.
Allah azza wa jalla berfirman;
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An Nisa: 31)
Dari tiga hikmah konsep perubahan orang beriman ini, kita coba ambil sudut pandang kesuksesan Ramadhan yang jarang dilihat orang;
Makan. Tidak bisa dipungkiri makan memiliki aktivitas yg sangat Maka tidak salah jika kesuksesan Ramadhan kita juga bisa dilihat dari sudut pandang ini.
Di antara tanda kesuksesan Ramadhan adalah;
- Belanja bulanan untuk makan pribadi di Bulan Ramadhan lebih sedikit daripada bulan2 lain.
Menjelang ramadhan, hitunglah rata2 belanja makan kita pada bulan-bulan yang lalu, kemudian tetapkan anggaran bulan belanja makan kita di Bulan Ramadhan lebih sedikit daripada bulan2 lain. Tentu saja anggaran ini harus dibedakan dengan belanja sedekah makanan untuk berbuka misalnya. Silahkan perbesar anggaran sedekah, infaq, zakat dll, tapi usahakan menahan anggaran belanja makan pribadi. Jelas sekali, bahwa aktivitas utama kita di Bulan Ramadhan adalah Puasa.
Bagaimana mungkin anggaran belanja makan pribadi kita meningkat, sedangkan kita benar-benar berpuasa? Bagaimana mungkin anggaran belanja makan pribadi kita meningkat, sedangkan kita mengurangi makan kita dari 3x menjadi 2x? Pasti ada bahan muhasabah, ada bahan evaluasi, yang hendaknya mnjadi perbaikan di Bulan Ramadhan kali ini, jika demikian kondisi kita di Ramadhan2 sebelumnya.
- Tanda kesuksesan kedua, terkait makan di Bulan Ramadhan, mungkin agak sensitif: Berat Badan.
Jika berat badan kita setelah Ramadhan lebih besar dibanding sebelum Ramadhan, maka tidak salah jika disimpulkan kita makan lebih banyak di Bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lain. Bukankah kita sedang berpuasa, sedang belajar merasakan lapar, sedang berempati dengan mereka yang kekurangan? Jangan sampai kita lebih banyak merasakan kekenyangan yang sangat sehingga sedikit beribadah, dibanding kelaparan yang sangat yang mengajak berempati kepada fakir miskin.
Adalah sesuatu yang logis, masuk akal, dan bahkan sesuai syariat, jika anggaran belanja dan berat badan kita menurun selama Ramadhan.
Kedua tanda logis ber-Ramadhan ini, dapat dicapai dengan memperhatikan pola makan kita.
Tips Pola Makan Ramadhan:
- Sahur Tidak Berlebihan
Akhirkan sahur kita, ini adalah sunnah mulia. Perbanyak minum air putih, bukan perbanyak makan berat. Sebagian kita berpikir perlu banyak makan sahur agar tidak cepat lapar. Lho, bukannya puasa ingin mengajarkan kita rasa lapar sehingga lebih berempati kepada kaum fakir miskin? Hadapilah rasa lapar yang pasti muncul seberapa banyak pun kita makan sahur. Ya, berapa banyak pun kita makan sahur, kita pasti akan lapar juga di tengah siang.
Jika rasa lapar itu pasti datang, mengapa kita tidak memilih sahur yang sehat dengan banyak air, buah, dan sayur. Jika rasa lapar itu pasti datang, mengapa kita tidak memilih makan tidak sampai kekenyangan, sehingga subuh pun bisa khusyu` dan habis subuh tidak memgantuk karena terlalu banyaknya karbohidrat yang harus diproses dan tingginya gula dalam darah!. Perbanyak air putih saat sahur, dan jangan lupakan beberapa butir kurma.. Keduanya termasuk sunnah.
- Berbuka Tidak Berlebihan
Perut kita kosong saat berbuka. Jangan paksakan makan berlebih. Cukuplah air putih dan sedikit makanan kecil (lagi2 sunnah mengajarkan kita kurma). Jangan gelap mata dengan berbagai makanan manis dan makanan berlimpah. Ingat, kita sedang belajar lapar. Berlapar-lapar demi Allah azza wa jalla. Setelah ifthar dan sholat magrib (di masjid bagi lelaki), bolehkah kita menikmati makan sepuasnya?
Tunggu dulu, masih ada tarawih. Kekenyangan, apalagi karena karbohidrat dan gula, dijamin mempengaruhi kekhusyuan kita dalam rakaat-rakaat tarawih. Ingat Ramadhan adalah bulan ibadah, bukan bulan makan-makan. Cukup sedikit nasi, dan lauk yang tidak berlebih sbg energi. Setelah ifthar dan sholat magrib, dan tarawih bolehkah kita menikmati makan sepuasnya?
Tunggu dulu. Bukankah kita mau tidur? Makan adalah proses mengambil energi tuk beraktivitas, sejak kapan tidur memerlukan energi banyak?
Maka hindarilah makan berat setelah tarawih. Cukuplah apa yg telah kita konsumsi sebelum tarawih. Jika tilawah pun telah usai, hendaknya kita tidur, agar dapat bangun lebih awal keesokan harinya.
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk yaitu perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”(HR At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132), di-shahih-kan olehAl-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah (2265))
Imam Syafii dikenal sebagai ulama yang tidak pernah mengenyangkan perutnya, sebagaimana demikian amalan para Salaf. Ibnu Abi Hatim dari Ar Robi’ menambahkan kondisi Imam Syafii tersebut dengan mengatakan; “Karena yang namanya kenyang membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, lebih banyak tidur dan malas ibadah.” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 36).
***************************
TANYA JAWAB
T : Ustadz pasti badannya ideal karena mempraktekkan pola makan seperti ini. Ingin banget bisa lepas dari karbo dan gula, tapi kue-kue dan jajanan itu menggoda banget.
J : Saya berusaha menjaga berat badan sesuai IMT normal. IMT dihitung dg cara (Berat Badan dalam kg) dibagi (Tinggi Badan dalam meter dikuadratkan). Angka 18.5 - 24.9 adalah angka normal.
T : Setiap ifthor kami biasa membuat es buah agak banyak. Anak-anak jadi lebih banyak makan buah dan susu. Seperti itu bolehkah? Kan tidak membuat ngantuk itu?
J : Sebaiknya buah tidak dicampur dengan susu. Apalagi susu kental manis sebenarnya lebih banyak gulanya daripada gizinya. Bagi anak-anak masih agak mending, tapi bagi orang dewasa bisa berakibat pada tingginya gula darah yang memicu kantuk. Coba ganti dengan cincau murni ditambah madu. Bagi yang dewasa akan lebih segar dengan tambahan perasan jeruk nipis atau lemon.
T : Ada yang cerita, kurma yg ada di Indonesia sudah terlalu banyak gula. Jadi kurma mana yang kami konsumsi sebaiknya beli dimana?
J : Silahkan beli kurma dari sumber yang dipercaya baik. merk date crown juga cukup bagus. Yang perlu diingat, karena kurma sunnah bukan berarti boleh banyak-banyak. Tetap sewajarnya saja.
T : Bismillah ustadz saya mau bertanya : bagaimana dengan kebiasaan ketika adzan magrib saya hanya minum atau sekedar ngemil setelah itu saya siap-siap teraweh, nah makan nasinya setelah pulang dari mesjid, sehatkah?
J : Boleh saja makan beratnya setelah tarawih, tapi tidak berlebihan, dan diperhitungkan juga cemilan setelah magribnya. Jika cemilannya banyak, sebenarnya itu sudah menggantikan makan berat juga. Jangan lupa perbanyak buah dan sayur.
T : Materi yang menarik, saya orang dengan penyakit maag akut, tapi tiap ramadhan, penyakit ini tidak pernah muncul, mungkin karena makan yang teratur, tapi ya itu berat badan naik setiap habis ramadhan, tapi ini karena perasaan yang nyaman, makan yang sangat-sangat teratur dan terjaga, karena takut sakit di bulan ramadhan (membela diri).
J : Diperhatikan saja komposisi makannya. Jika komposisinya sehat, mencakup buah dan sayur yang cukup dan sedikit karbohidrat misalnya, insya Allah lebih stabil berat badannya. Yang perlu diingat, jangan kekenyangan. Justru bisa memahan diri ketika nyaman itu penting.
T : pertanyaan saya ustadz, tiap ramadhan saya mengatur jadwal ketat untuk diri sendiri, tidak online, tidak nonton tv, dan menetapkan target di awal ramadhan. bolehkah menetapkan target yang agak berlebih khusus ramadhan? misal khatam 5 kali, sedekah sekian, dan lain-lain. setidaknya lebih dari bulan-bulan biasanya, saya takut karena kejar target itu, jadi mengubah hakikat ibadah itu sendiri?!
J : Jika target itu untuk beribadah kepada Allah, dan kita ikhlas, bukan karena perasaan ingin bangga, walaupun hanya di dalam hati, maka target-target seperti itu adalah baik
T : Rasullullah saw hidupnya sangat sangat sederhana, bagaimana pola makan Rasulullah saw saat puasa, padahal roti gandum pun beliau jarang punya? Bagaimana pula sedekah beliau saat puasa Ramadhan? karena yang saya tahu baju beliau buat sholat pun bergantian dengan siti Aisyah? Afwan saya yang fakir ilmu ini ustadz.
J : Saya belum pernah mendengar kalau beliau shallallahu `alayhi wasallam bergantian baju dengan Aisyah. Setahu saya beliau memiliki baju yang cukup.
Pola makan beliau memang sangat sederhana. Dalam keseharian di luar Ramadhan, beliau jarang kenyang, tidak pernah dua hari berturut merasa kenyang, sebagaimana diriwayatkan Imam at Tirmidzi. Terkadang lauk terbaik beliau adalah cuka. dan terkadang beliau puasa sunnah hanya karena tidak ada lauk di pagi hari di rumahnya. Jika semua itu amalan beliau di luar ramadhan, maka tentu amalan beliau di ramadhan lebih kuat lagi.
Adapun sedekah beliau, maka disebutkan dalam hadits shahih sebagaimana angin yang berhembus, seolah tiada hentinya.
“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”(HR. Muslim)
T : Tanya lagi ustadz, bagaimana dengan perempuan yang makan obat agar tidak haid. bolehkah?
J : Obat tidak haid hukumnya mubah, menurut sebagian ulama, selama tidak ada efek yan g membahayakan kesehatannya. Namun secara pribadi, saya menyarankan alami saja.
Bahkan wanita yg haid sdgkan ia di bulan Ramadhan, tetap mendapatkan pahala walaupun tdk berpuasa. Dan ia akan mendapatkan pahala lagi ketika mengganti puasanya di luar ramadhan.
Ia tidak berpuasa karena Allah (saat haid), dan ia mengganti puasanya karena Allah.
T : Bagaimana hukumnya puasa Ramadhan bagi wanita hamil khususnya hamil tua dan menyusui?
J : Ulama sepakat bumil dan busui boleh tidak puasa, namun ulama berbeda pendapat tentang ganti puasa Bumil dan Busui. Sebagian ulama mewajibkan ganti pada bulan-bulan lain, sedangkan sebagian ulama lain mencukupkan dengan membayar fidyah (memberi makan fakir miskin) sebagai ganti puasanya.
T : Apakah ada tip-tips khusus agar wanita hamil dan menyusui bisa tetap berpuasa penuh?
J : Bagi bumil dan busui, tidak perlu memaksakan diri jika tidak kuat berpuasa. Jika memaksakan diri sehingga berakibat buruk pada kesehatan diri dan janin, justru mendatangkan dosa. Jalani ramadhan dengan sehat, atur pola makan yang baik, jika mampu puasalah, jika tidak berbukalah. Saat tidak puasa, perbanyak tilawah, perdengarkan kalimat-kalimat yang baik kepada janin atau bayi, semoga Allah menjadikannya anak-anak sholih dan mujahid sholih.
T : Ustadz mau tanya, amankah yang punya maag konsumsi misal air perasan lemon atau jeruk nipis saat sahur? Karena saya mual jika minum air putih.
J : Justru maag bisa diterapi dengan perasan jeruk nipis/lemon. Mudah-mudahanan Allah menyehatkan bunda. Dipotong-potong masukin air buat Refill seharian kita minum Bun, jangan diperas.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
PENUTUP
DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik. Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.
======================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment