Kajian Online Hamba الله SWT
Kamis, 11 Desember 2014
Narasumber : Ustadz Tribuwana
Rekapan Grup Nanda 119-120 (Shofie)
Tema : Pendidikan
Editor
: Rini Ismayanti
BEKERJA
DI RUMAH BELAJAR AN-NAML
PENDIDIKAN
anak sebagai amanat yang diemban—terutama oleh para orangtua—memang menuntut
eksplorasi, kreativitas, dan inovasi yang tak kenal henti. Dunia terus
berkembang dalam skala kemajuan yang cenderung tak terprediksi. Maka mendidik
anak pun bermakna menyiapkan anak untuk sebuah masa yang lebih maju seoptimal
mungkin.
Lompatan
kemajuan dunia ini tak seorangpun dapat memeberi estimasi yang cukup. Karena
itu, paradigma dalam mendidik anak
cenderung bagaimana olah potensi anak dapat berlangsung seoptimal mungkin dan
juga sedini mungkin. Sebab waktu sangatlah berharga dalam upaya melahirkan SDM
yang unggul. Asumsinya, semakin dini olah potensi anak dapat dilangsungkan,
semakin berkualitaslah outcome-nya, sehingga semakin siap pulalah dia
menghadapi kompetensi dalam hiruk-pikuk dunia di masa depan, insyaaAllah.
Bagaimana
tidak, posisi kita sebagai anak manusia ternyata sedikit sekali yang menyadari
urgensi menyiapkan diri sebagai Bapak/Ibu nya manusia.
“Sedikit
sekali Orangtua yang menyiapkan anaknya menjadi Orangtua,”
Demikianlah
apa yang saya cerna dari hasil sebuah
Talkshow Parenting di
salah
satu sudut kota Jakarta. Peran mendidik, tentu tidak bisa kita berpangku tangan
saat mendengarnya. Apalagi bagi akhwat (perempuan) profesi ini adalah suatu hal
yang niscaya, apapun prodi yang diambil
saat kuliah. Acuannya adalah al-ummu Madrasatul uula.
Persiapkan
diri!
Kita
tak selamanya muda, walaupun bangga dengan segudang karya, atau sibuk dengan
deretan agenda-agenda pergerakan, ada hal yang tak boleh kita lalaikan sebagai
ummat terbaik. Ya, Mempersiapkan diri menjadi orangtua serta sebagai penerbit generasi unggul. Karena
anak sebagai cikal bakal ummat, yang juga harus mendapat perhatian khusus untuk
mendidik dan membinanya , “tarbiyatul Aulad”.
Siapa
itu Anak
Jika
semua setuju dengan ungkapan bahwa anak adalah permata hati, kiranya tak cukup
demikan kita mengartikan, itu adalah sebuah analogi tentang betapa berharga nya
seorang anak. Tafakurilah! kita tidak punya banyak waktu untuk berbuat, bahkan
kewajiban yang harus kita kerjakan pun lebih banyak dari waktu yang tersedia.
Sebagai hamba beriman, kita pun menyadari akan kehidupan yang maha kekal tiada
akhir, sementara sedikit sekali umur dan amal kita yang bisa diandalkan sebagai
bekalan bagi kehidupan abadi kelak. Maka seorang anak hadir untuk kita sebagai
investasi akhirat.
Bagaimana
kita mendidiknya itulah yang akan kembali kepada kita. Anak yang sholeh mampu
memberikan sumbangan sebagai amal yang tidak putus ketika semua
amalan-amalan terputus oleh kematian.
Setiap
anak terlahir dalam keadaan fitrah. Fitrah adalah karakter asli, dan yang
penting kita catat bahwa dalam fitrahnya, Allah membekali seorang anak dengan
bibit iman masing-masing, maka tugas kita adalah menjaga ke-orsinilannya bahkan
harus mampu mengantarkannya kembali kepada Allah. Berat memang karena ia adalah
amanah yang langsung Allah berikan kepada setiap orangtua, tapi tak perlu
merasa terbebani karenanya, sebab kita punya kurikulum khusus dalam mendidik
mereka. Kurikulum yang sempurna tanpa harus melalui proses uji mutu, karena
jelas mutu nya telah teruji oleh ummat sebelum kita. salah satu kurikulum
tersebut Allah abadikan dalam surah Luqman ayat 16 dan seterusnya. merupakan
pola pendidikan yang tegas tapi tidak keras. Begitulah mendidik anak
seharusnya, tidak diperkenankan untuk mengarang bebas. Karena masalah anak adalah
masalah generasi, masalah peradaban. Mendidik anak dengan baik berarti
menyiapkan pondasi peradaban yang kokoh. Disinilah tugas mulia kita !
Yang
Harus dilakukan Orang Tua
Arus
Globalisasi yang semakin deras menjadi tantangan tersendiri untuk para orangtua
dan calon orangtua. seperti yang saya sebut diatas bahwa orangtua dituntut
untuk kreatif dan full inovasi agar tetap bisa mengarahkan mereka dan menjaga
mereka supaya tak terkikis di zamannya. dalam Hadist pun “Didiklah anak sesuai
dengan zamannya….”.
Menjaga
anak dari bahaya teknologi bukan berarti membuat mereka gaptek alias gagap
Menjaga
anak dari bahaya teknologi bukan berarti membuat mereka gaptek alias gagap
teknologi. Bunda achie -panggilan akrab Astri Ivo- memaparkan, bahwa orangtua
harus bisa mengukur sepatu mereka, artinya masuklah ke dunianya, jadilah teman
karib untuk anak, jangan terlalu saklek pada anak, mereka tidak suka digurui, kita harus menjadi
partisipant yang berperan aktif dalam aktifitas mereka. Berikan peraturan atas
kesepakatan bersama, jangan terlalu mendikte karena mereka punya freedom of
choice. Kalimat yang masih melekat ketika Bunda Achie menyampaikan ucapan
putranya saat ia memberi peraturan ; “Mom, I will be cooperate. but please
choose the World “.
Cerita
menarik lain yang disampaikan Dr. Sitaresmi Soekanto saat ditanya Haifa cucu
perempuannya, : “eyang uti, kenapa ko Rosulullah tidak pernah digambar ?”
pertanyaan sang cucu ini beliau akui lebih bingung untuk dijawab daripada
sederet pertanyaan Mahasiswa nya. Alhamdulillah sang eyang segera menemukan
kata yang pas, : “karenaaa…” dengan suara mengendap endap “karenaa kita akan
bertemu langsung di surga, jadi sekarang wajah beliau di keep dulu sama Allah,
biar surprise..” mendengar bahasa sang eyang yang akrab, gadis kecil pra TK itu
sangat antusias dan bersemangat seolah menjadi stimulus dalam setiap apa yang
hendak ia lakukan, mempunyai motivasi untuk melihat wajah Rosul SAW. Subhanallaah..
itulah anak dengan ragam kepolosannya.
Kemudian,
berdamailah dengan kekurangan anak, jangan hanya menerima kelebihannya saja,
mereka sangat butuh pengakuan dan rasa nyaman dari orangtua bagaimanapun
keadaan mereka, orangtua lah sebagai
pembentuk comfort zone bagi anak. didiklah dengan cinta, maka anak pun akan
tumbuh penuh cinta.
Prinsip Mendidik Anak
Aplikasi
pelaksanaan pendidikan tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya fondasi
filosofi yang kukuh dan kuat, karena ruh/jiwa pendidikan akan hidup dan lestari
serta berdaya guna manakala pendidikan itu selalu dilingkupi oleh
dasar-dasar filosofinya yang kukuh dan
kuat. Dasar filosofi ini hendaknya tertuang dalam setiap gerak dan langkah
kegiatan pendidikan. Filosofi ini merupakan landasan dalam terselenggaranya
pendidikan. Sebagai sebuah landasan pokok setidaknya dapat dijadikan suatu akar
yang saling mengikat, yang harus terus dipegang dalam melaksanakan praktek
pendidikan.
Ada
beberapa prinsip yang disampaikan secara tersirat oleh pemeran istri Ust.
Rahmat Abdullah dalam film Sang Murabbi dalam Talkshow ini, ialah :
Prinsip
Cinta, Kasih, Sayang dan Kerja Sama sebagai salahsatu kebutuhan
esensial
manusia secara psikis.
Prinsip
Tauhidiyah yang harus menjadi stimulasi edukatif yang permanen
dalam
proses mendidik anak
Prinsip
Ibadah, sebagai tugas kekhalifahan manusia di bumi
Prinsip
Akhlaq dan Kebiasaan yang Baik sebagai sayaarat utama pendidikan
Sebagai
Muslim kita sudah mempunyai the best role model / Qudwah
Hasanah.
Ialah Rosulullah SAW, insan mulia yang Allah sendiri menegaskan
keunggulannya
dan melantiknya langsung sebagai suri tauladan. Beliaulah
yang
harus selalu menjadi acuan.
Semangat
berbekal, semangat mempersiapkan diri untuk mencetak Generasi yang lebih Unggul
! Bersiaplah untuk menjadi Orangtua Hebat !Salam Proresif !
TANYA
JAWAB
Q
: Gimana cara mendidik anak dengann prinsip tauhid, misalnya anak biasa
bertanya tentang Allah, Allah itu di mana. Gimana cara seorang ibu menjelaskan
ke anak?
A
: Kalau anak tsb masih balita atau masa sekolah dasar memang harus ada bentuk
konkrit yang bisa dilihat. Misalnya pas hujan. Bunda bisa menerangkan bahwa air
hujan tidak serta merta turun sendiri, Tapi air hujan turun krn perintah Allah
dan diturunkan oleh malaikat yaitu pembantu Allah. Tapi Allah sama malaikat
tetap tidak akan terlihat. Trus misal nanyain wajah Allah gimana ma? Anak-anak
kan polos bertanyanya pasti mau liat Allah itu seperti apa..
Sama
seperti bu sita yang mengajarkan kepada cucunya yang bertanya bagaimana wajah
nabi Muhammad. Kita bisa menjawab bahwa kita bisa melihat wajah Allah ketika
kita sudah masuk surga dan kita beritahu bahwa masuk surga itu ada caranya lho
nak. Monggo bunda-bunda pasti punya cara sendiri untuk ngobrol dengan buah hati
bunda.Karena kadang-kadang cara yang a tidak efektif untuk bunda x tapi efektif
untuk bunda ya
Q
: Mba . aku punya keponakan. Dia itu orangnya aktif banget. Saking aktifnya klo
dibilangin ga pernah denger telinganya(nakal). Udah diapain aja sama ortu
nenek
dan saya , tapi tetep ky gt,,, kita harus gimana yaa ? Superrr skali
ini
anak...ada aja jawabannya klo dibilangin padahal masih usia 4th.
A
: Maaf mba saya kurang sependapat dengan mba tentang penyebutan nakal. Tolong
stigma nakal dihilangkan dari perkataan orang-orang disekitar keponakan mba. Kalo saya sebut aktif sj... Anak-anak kecil
memang seperti itu... Usia sebelum 7 th adalah usia bermain, usia 7-12 adalah
usia pengenalan aturan dan kedisiplinan..jadi tidak apa kalo keponakan mba aktif
sekali...yang perlu diperhatikan adalah apakah aktifnya menyakiti diri sendiri
atau temannya...kadang anak-anak yang aktif hanya minta diperhatikan oleh orang
disekitarnya jadi tidak usah panik dengan menyebut anak nakal dsb. Anak-anak
adalah peniru yang baik
Q
: Kalo ada anak kecil suka mengancam biasanya dia melihat perilaku itu dan
menirukannya. Menghukum anak yang salah dengann mengancam samakah?
A
: Kenapa harus dengan mengancam? Coba diberikan konsekuensi logis ke anak kalo mereka
berbuat salah. Contohnya kalo mereka tidak bobok siang maka mereka tidak boleh
main keluar. Berikan konsekuensi yang logis dan bisa mereka terima dan usahakan
jangan membiasakan mengancam.
Q
: Misal gini mba, dia tidak mau dilarang dan kita akan kunciin dia dikamar
mandi
atau klo ngomong ga baik dikasih saos/cabe . termasuk mengancam kah ? Itu
sering saya lakukan ke dia ,,,
A
: Astaghfirullah.. Gak boleh gtu mba. Sakit hatinya anak kecil diperlakukan seperti
itu
Q
: Jadi solusi terbaik menghadapi anak seperti ini gimana mba?? Saya jugaa
sering liat anak seperti itu..
A
: Anak kecil yang seperti itu dalam kondisi lagi marah sebaiknya malah dipeluk
bukan dimarahin. Kalo hatinya sudah tenang baru kita nasehati. Tidak efektif
kalo kita menasehati anak ketika anak itu msh marah atau ngamuk
Sabar
mba...tetaplah memeluk apapun kondisi anak saat itu
Q
: Ustdz.. saya klo gemes sama ponakan suka meluk dia ato cium dia.. itu juga
sekalian
klo dia ga bisa dilarang.. saya pasti bilang.. dicium ntar.. itu gpp ya? Sekarang
sih dia masih umur 4thn.. masih ga malu2.. abang nya yang udh
kelas
3 SD kadang masih suka saya gituin.. atau.. ada batasan umur ya
anak-anak
itu dipeluk dan dicium. Ibu dulu klo marah suka meluk.. klo ga pura-pura
nangis..Jadi nya sekarang kebawa ke ponakan..
A
: Ya kalo untuk memeluk anak kandung sampai kapanpun gpp...tapi kalo ponakan
kalo dia sudah malu ga usah dipeluk-peluk ya
Q
: Klo yang udh gede malah yang meluk2 saya ustdz..klo lagi ngumpul.. lagi main
bersama pasti saya sasaran keganasan mereka.. Kadang yang kecil suka ikutan
niru abangnya...
A
: Gpp kalo msh pelukan wajar mba
Q
: Ustz ponkan aku juga aktaf banget mungkin sperti yang dikata mba tadi, tapi
klo dia mulai aktif yang over ato mulai pukul-pukul apa,, pasti aq blangnya,
"nanti klo msh mukul-mukul nanti masuk neraka loh sama Allah nanti di
neraka tangan yang mukul itu kena api" . Trus ponakan langsung nurut n
diem ,,itu cara yang salah ato gax ustz?
A
: Gak mba,
Q
: Klo tidur bareng rame-rame gimana ustd? Mereka udah baliq.. Paling saya pilih
paling pinggir.. kalo pulang kampung .. karena saya yang blum nikah. Mereka
suka nibrung tidur bareng.. satu ranjang kadang berempat.. apa gpp ya ustdz?
A
: Ga boleh mba. Meskipun saudara tetap ada aturan dalam agama kita dalam hal
muamalah dan kegiatan sehari-hari
Q
: Ponakan aku itu pasti yang d bilangin apa, n hbungannya dengan neraka langsung
takut. Aktifnya lngsung diem, dia umurnya baru 4 th. Berarti bener ya,, syukron
ustzh.
A
: Jangan terlalu sering diancam dengan neraka. Lebih baik dijanjikan masuk
surga kalo dia berbuat baik. Kalo terlalu sering mengancam nanti anak menjadi
pendendam. Bagaimana kalo mulai hr ini kita biasakan membacakan atau mendongeng
cerita tentang surga dan neraka,,tentang para nabi dan rasul Allah,,tentang
para sahabat nabi Muhammad. Anak-anak lebih
suka didongengin daripada suruh baca sendiri
Q
: Pernah diceritain tapi dia ga mu dengerin , dia lebih suka nonton filmnya,,
udah saya belikn vcd seri akhlak mulia, nabi&rasul, musikal anak muslim
A
: Hebat mb...gpp kalo awalnya tidak suka...harus pelan-pelan dan telaten dan
ditemani. Karena kalo tidak ditemani nanti ganti channel. Padahal sekarang
banyak tontonan tv yang tidak bermanfaat buat anak-anak
Q
: Mba ada seorng anak usia 20th. Dia mau berhijrah. Ke islam syar'i. Tapi tak direstui
orangtua? Tak dapat dukungan, bagaimana cara anak bersikap tetapi sopan dan
santun?
A
: Tetap bersikap baik kepada orangtua dan tetap istiqomah untuk menjalankan syariat
Islam secara kaffah,,,kalo akhlak kita baik insyaaAllah orangtua akan berbalik
arah mendukung kita
Q
: Ustdz abang saya suka belikan mainan anaknya banyak-banyak... padahal anaknya
ga minta. Kadang udah ada.. dibelikan lagi.. jadinya klo kerumah dia itu penuh
sama mainan anaknya aja.. mungkin karena anak pertama ato apa ga tau. Klo lagi jalan rame-rame.. anak nya lempeng
aja.. bapaknya yang sibuk nawarin mainan ke anaknya. Klo dibilangin dia suka
jawab.. ntar.. coba aja klo udh punya anak. Tiap lihat mainan.. pasti keingat
anak katanya.. Klo saya sih ngelihat nya mubazir.. mending beliin ke yang
lain..
A
: Ya mb mending beliin buku bacaan anak-anak yang islami saja. Ntar suatu saat
pasti anaknya penasaran pengen baca,
Iya... malah kecil-kecil
segala
gadget dibeliin... mending ngasih buat tante nya aja.. Saat Anak
Atau
Adikmu Main iPad, Anak-Anak Bos Google dan Apple Asyik Main Tanah di
Sekolah,
marilah kita kembali kealam
Q
: Waaalaikumsalam masih di boleh bertanya tidak ya ustadz,,, klo boleh gimana
sih cara melarang anak yang sudah terlanjur nakal agar tidak bergaul dengan teman-temannya
yang sangat nakal pdahal masih 10th tapii sering bohong,bahkan sudah berani
pada ibu dan kakaknya,karena dia anak yatim membuat ibu tidak berani kasar dan
tegas padanya, kira-kira bagaimana ya ustadz cara mendidiknya, terimakasih
ustadz.
A
: Yang pertama dengan banyak berdoa agar anak tsb segera baik. Yang kedua dengan
memberikan pengertian kepada anak bahwa bohong tidak baik. Bisa atau tidak
kalau membawa pindah anak ke lingkungan yang lebih baik? Ibu dan kakak tetap harus
tegas untuk urusan akhlak yang tidak baik seperti berbohong. Tapi tegas bukan
berarti kasar dan keras. Jelaskan bahwa apa yang anak lakukan tidak baik dan
akan membawa konsekuensi tersendiri kalo
dia suka bohong Misalnya tidak akan disayang Allah dll Untuk terapinya bisa dengan
mengajarkan ke anak hapalan quran atau kegiatan keagamaan lainnya. Sehingga
anak tidak larut dalam kegiatan yang tidak terarah. Jelaskan juga bahwa ayahnya
yang sudah meninggal pasti akan sedih kalo dia suka berbohong Intinya penyadaran
ke anak lewat dirinya dulu
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment