Kajian Online Telegram Hamba الله Ta'ala Ummi 23
Selasa,16 Des2014
Materi: Tadabur qur'an
N.sumber: ust.Rizalwahid
Admin: Meisha
Notulen:Laela
Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah Dzat yg meninggikan langit tanpa tiang serta
menghamparkan bumi luas membentang.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Qudwatunaa.
Imaamul mujahidin Nabiyyuna Muhammad SAW.
InsyaAllah hari ini izinkan ana sedikit berbagi tanpa ada maksud
menggurui. Semoga kita termasuk orang2 yg mengamalkan kewajiban saling
menasehati.Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw bersabda: sesungguhnya Allah
mempunyai keluarga diantara manusia. Para sahabat bertanya, siapa mereka ya
Rasulullah? Rasulullah menjawab, para ahli Al-Qur'an, merekalah keluarga Allah
(ahlullah/ahlul qur'an) dan hamba pilihanNya.
(HR. Ahmad)
Yang dimaksud ahlul qur'an bukan sekedar menghafal dan membacanya saja.
Ahlul qur'an (sejati) adalah yang mengamalkannya. Meskipun ia belum hafal
Al-Qur'an.
Orang-orang yang menjalankan/
mengamalkan Al-Qur'an adalah ia yang menjalankan perintah dan menjauhi
larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang digariskan Al-Qur'an.
Mereka itulah yang dimaksud ahlul qur'an, keluarga Allah serta orang-orang
pilihan Allah.Merekalah hamba yang istimewa..Adapun orang-orang yang hafal
Al-Qur'an, membaguskan bacaannya, namun jika ia menyepelekan batasan-batasan
yang digariskan Al-Qur'an, ia bukan termasuk dari ahlul qur'an. Tidak pula
termasuk dari orang-orang khususnya Allah.
Jadi, Ahlul qur'an adalah orang yang berpedoman dengan Al-Qur'an (dalam
setiap gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Qur'an sebagai
panutan. Mereka mengambil fikh, hukum-hukum Al-Qur'an, serta menjadikannya
sebagai pedoman dalam beragama. Sebagai contoh, kita dapat mengamalkan ilmu
dari majelis taklim yang kita ikuti yang didalamnya disyiarkan ayat Al-Qur'an.
Allah menciptakan kematian dan
kehidupan semata-mata untuk menguji manusia, sejauh mana ia akan mempersiapkan
diri menghadapi hari esok baik di dunia maupun hari esok yang bermakna kiamat
dan kembali kepada Akhirat
Ayat tersebut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari
Jadi, dgn ayat tersebut kita termotivasi untuk terus berbuat baik.
Karena kesempatan hidup kita di dunia ini hanya sekali dan sebentar Kita
termotivasi untuk terus ber-fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan.
Begitu pun dengan ayat lain, kita bisa langsung mengaplikasikan nya dalam
kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah, jika kita sudah mempunyai modal bisa membaca
dan menghafal Al-qur'an, selanjutnya kita harus bisa mentadaburi ayat-ayat
tersebut dan mengamalkan nya. Smga kita bisa menjadi ahlul qur'an dan ahlulloh
dgn memperbanyak mendawamkan (membaca-menghafal-mengamalkan) Al-Qur'an.
Mari sejenak kita baca kisah hikmah berikut ini..
Ada seorang remaja bertanya kepada kakeknya:
“ Kakek, apa gunanya aku membaca Al qur’an, sementara aku tidak mengerti arti dan maksud dari Al qur’an yang kubaca “.
Lalu si kakek menjawabnya dengan tenang:
“ Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku dengan sekeranjang air. “
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tapi semua air yang dibawanya habis …sebelum ia sampai di rumah.
Kakeknya berkata :
“ Kamu harus berusaha lebih cepat “ Kakek meminta cucunya kembali ke sungai. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong (tanpa air) sebelum sampai di rumah.
Dia berkata kepada kakeknya: “ tidak mungkin bisa membawa sekeranjang air. Aku ingin menggantinya dengan ember “
“ Aku ingin sekeranjang air, bukan dengan ember “ Jawab kakek:
Si anak kembali mencoba, dan berlari lebih cepat lagi. Namun tetap gagal juga. Air tetap habis sebelum ia sampai di rumah. Keranjang itu tetap kosong.
“ Kakek…ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja. Air pasti akan habis di jalan sebelum sampai di rumah “
Kakek menjawab:
“ Mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? Coba lihat dan perhatikan baik-baik apa yang terjadi dengan keranjang itu “
Anak itu memperhatikan keranjangnya, dan ia baru menyadari bahwa keranjangnya yang tadinya kotor berubah menjadi sebuah keranjang yang BERSIH, luar dan dalam.
“ Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti sama sekali. Tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu sadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupanmu.
Subhanallah..Tidak ada yang sia-sia ketika kita membaca Al Qur’an. Mari kita lebih sering lagi membacanya. Meski tanpa tahu artinya, namun tetap berusaha untuk memahami artinya yah.. karena bagaimanapun juga lebih baik bila kita memahami arti dan kandungannya.
Keep Tilawah...
Sekian yg bisa di sampaikan..moga yg berbicara mampu mengamalkan apa yg
di sampaikan .
Tanya jawab
PERTANYAAN
No.1
Bagaiman jika kita baca qur'an terburu2 krn kita d kejar2 dgn waktu yg
sgt singkat. Apakah itu bs menjadi pemahaman kita terhadap qur'an? Apa
tergantung diri kita ya?? Terkadang iman kita naik kadang turun.. Seperti halny
odoj kholas yg d tunda2 . Hal ini berkaitan dgn diri saya. Istighfar bnyk2
No.2
5'f pk ustadz..mau tanya..
Saya sering melihat d sekitar saya mereka baca al qur'an tapi...g pakai
hijab / kerudung..cm bju biasa...apakah itu boleh / sah dlm ajrn islam..??
mereka tu kn orang arab, yg tau
mkna & artinya..tpi kok cara'y bgtu...
Mohon penjelasan'y pk ustadz..
Sebelum & sesudah'y trimakasih..
Tanya dek ust...
NO.3
Diantara byk perbedaan ttg boleh tdknya wnt haidh dan nifas membaca al
quran, jk ditarjih dalilnya, mn dalil yg terkuat? Mhn disertakan dalil
terkuatnya..
NO.4
mushaf yg spt apa yg tdk boleh disentuh wnt haidh dan nifas?
Jazakallah khoir katsir atas jwbnnya...
JAWABAN
Jawaban no.1
terburu buru atau isti'jal adalah sifat yg tidak baik..bahkan
Rasulullah pun Allah larang untuk terburu2 dalam menerima/mengucapkan wahyu
(QS:Al Qiyaamah:16). Hayati agar qur'an sampai ke hati. Karena tujuan kita
membaca quran bukan hanya sekedar "kholas" tapi jauh dr itu agar jiwa
kita terwarnai oleh Qur'an
Jawabqn no.2
Al quran adalah kitab suci. Maka salah satu adabnya adalah berpakaian
yg syar'i. Namun jika kita bertemu orang yg tidak berhijab baca quran, maka
nasehati dengan lembut tanpa menyinggung ha
Jawaban nomor 3 dan 4:
Khilafiyah di kalangan ulama,
jika ditarjih maka pertanyaan berikutnya adalah tarjih menurut siapa? akhirnya
kembali lagi pada khilafiyah:)
saya pribadi lebih setuju pendapat wanita haid boleh memegang dan
membaca al Quran, mengikuti pendapat Ibnu Abbas dan jumhur ulama tafsir.
Berikut perbedaan di kalangan.ulama.
1. Terlarang bagi wanita haid untuk membaca al-Quran. Ini adalah
pendapat Umar bin Khattab, yang diikuti jumhur (mayoritas) ulama dan juga
dikenal sebagai pendapat dalam mazhab Syafii.
Dasar pendapat ini adalah
Firman Allah Ta'ala:
"Tidaklah menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan." (Al Waqi'ah
: 79)
2. Tidak terlarang bagi wanita haid untuk membaca al-Quran.
Yang dikenal berpendapat seperti ini adalah Ibnu Abbas, Abu Hanifah,
al-Bukhari, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Hazm, dan lainnya.
Di antaranya mereka berpegang pada sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam kepada Aisyah yang sedang haidh saat pelaksanaan haji
“lakukanlah semua apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji kecuali
thawaf di Baitullah hingga engkau suci”
( HR. al-Bukhori dan Muslim).
Kesimpulan yang bisa dilambil dari hadis ini adalah bahwa apabila
seorang yang berhaji dibolehkan membaca Al Qur'an maka demikian pula bagi
wanita haid, karena yang dikecualikan dalam larangan Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam kepada Aisyah yang sedang haid hanyalah Thawaf.
Adapun mengenai firman Allah,
"Tidaklah menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan." (Al
Waqi'ah : 79),
jumhur ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud "nya" pada
kata "menyentuhnya" adalah alquran yang tersimpan di langit (lauh
mahfuzh). Hal ini sesuai dengan ayat sebelumnya yaitu,
"dan sesungguhnya al-Quran yang sangat mulia" (ayat 77)
"dalam kitab yang terpelihara (lauh mahfuzh)" (ayat 78)
Berkaitan dengan hal tersebut, maka "al-muthohharun"
ditafsirkan para ulama sebagai "para malaikat"
3.Selain 2 pendapat di atas, adalagi satu pendapat yaitu, membolehkan
wanita haid membaca Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan dalam
kondisi takut lupa akan hafalannya bila masa haidnya terlalu lama. Juga dalam
membacanya tidak terlalu banyak. Pendapat ini adalah pendapat Malik sebagaimana
disebutkan dalam kitab Bidayatul Mujtahid.
Demikian kajian kali ini
Semoga bermanfaat.
Penutup
Do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment