Hari / Tanggal : Jum'at, 23 Januari 2015
Narasumber : Ustadz Khalid Syamhudi Al Bantani Lc
Tema : Hadist
Notulen : Ana Trienta
Tiga wasiat penting rasululloh
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Kosa kata / مفردات :
اتَّقِ الله : Bertakwalah kepada Allah
حيثما : Dimana saja
السيئة : keburukan
أتبع : Ikutilah
خالق : pergaulilah
تمحـها : menghapus-(nya)
بـخُلُق : (dengan) akhlak
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Takhrij hadits / تخريج الحديث
Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh : Ahmad (V/153, 158, 177), at-Tirmidzi (no. 1987), ad-Darimi (II/323), dan al-Hâkim (I/54) dari seorang shahabat Rasulullah yang bernama Abu Dzar al-Ghifâri.
Diriwayatkan juga oleh Ahmad (V/236); ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabîr (XX/296, 297, 298) dan dalam al-Mu’jamush Shaghîr (I/192), dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyâ' (IV/418, no. 6058) dari Shahabat Mu’adz bin Jabal.
Hadits ini dihukumi hasan oleh Imam at-Tirmidzi, an-Nawawi dalam al-Arba’în dan Riyâdush Shâlihîn, dan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shâghîr no. 97.
Penjelasan hadits / شرح الحديث
Hadits yang mulia ini berisi wasiat berharga dari Rasululloh kepada kita semua dalam mengarungi kehidupan dunia ini. Wasiat ini berhubungan dengan hubungan kita kepada Allah, diri sendiri dan orang lain. Setiap kita mesti akan berhubungan dengan sang pencipta kita dan ini dapat diwujudkan dengan benar hanya dengan takwa kepadaNya disetiap saat. Juga setiap kita akan berhubungan dengan diri sendiri sebagai insan yang tidak luput dari kesalahan dan dosa, maka caranya adalah dengan mengiringi kesalahan dan dosa dengan taubat yang merupakan amalan sholih dan kebajikan yang dapat menghapus dosa kesalahan tersebut. Sehingga bila seorang berbuat dosa maka segera mengiringinya dengan taubat dan menambah amal kebaikan yang dapat menghapusnya. Allah berfirman yang artinya,
“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. (Qs Hûd/11: 114).
Demikian juga kita tidak mungkin lepas dari masyarakat dan orang lain disekitar kita, karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Sebab itu beliau mewasiatkan dengan menjadikan akhlak mulia sebagai dasar dalam pergaulan ini. Bergaul dengan orang lain dengan akhlak mulia dapat dijabarkan oleh sabda beliau yang lainnya, yaitu sabda beliau :
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْه
Siapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan masuk syurga maka hendaknya kematian menjemputkanya dalam keadaan ia beriman kepada Allah dan hari akhir dan hendaknya ia bergaul dengan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain bergaul dengannya (HR Muslim).
Demikian indahnya wasiat ini, sehingga siapa yang ingin selamat dunia akherat maka hendaknya mengamalkan tiga wasiat Rasululoh ini. Semoga kita dapat mewujudkannya!
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
- Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
- Semangatnya Nabi dalam mengarahkan umatnya kepada setiap kebaikan.
- Wajib bagi seseorang untuk memenuhi hak Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
- Wajibnya bertakwa kepada Allah dimana pun seseorang berada. Yaitu dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya, baik saat bersama orang lain maupun ketika sendirian.
- Wasiat takwa adalah wasiat yang paling agung.
- Wajib seseorang memenuhi hak dirinya dengan bertobat dan berbuat kebajikan.
- Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
- Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia dan Anjuran bergaul bersama manusia dengan akhlak yang baik.
- Akhlak yang baik termasuk dari kesempurnaan iman dan sifat orang-orang yang bertakwa, serta termasuk puncak dari agama Islam yang lurus.
- Akhlak yang baik termasuk asas dari peradaban hidup manusia, sebagai sebab bersatunya umat, tersebarnya rasa cinta, dicintai Allah Ta’ala, dan diangkatnya derajat pada hari Kiamat.
- Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Semoga bermanfaat.
TANYA JAWAB
1. Tentang hadist di awal banyak di antara kita masa lalu nya kurang ilmu.. minim pengetahuan agama, egois masih tinggi. Nah saat itu ada perselisihan dalam keluarga dan terlanjur masing sakit dengan kata-kata yang buruk. Hadist di atas berbunyi iringi keburukan dengan kebaikan. Nah saat kita sadar untuk berbuat kebaikan kayaknya sulit untuk diterima, ibarat pepatah katanya kalo piring yang sudah pecah walau di lem lagi tapi bekas retaknya tetap terlihat.. gimana?
Jawab:
Kebaikan yang menghapus keburukan. Tergantung jenis keburukannya. Kalo karena akhlak yang buruk maka dengan akhlak yang mulia akan menghapusnya. Kalo dalam rumah tangga pernah kdrt maka harus dengan sebaliknya yang bisa hapus
2. Membangun akhlakul karimah itu apakah berhubungan juga dengan lingkungan? dulu teman sekosan saya rajin tahajud dan kalau malam shalat saya jadi pengen ikutan. Nah sekarang udah jarang lagi karena di lingkungan baru. Gimana cara membangun motivasi ibadah sunah saat jarang ada yang mengingtkan?
Jawab
Nah itu soal ibadah kalau soal berinteraksi dengan sesama masalah akhlakul karimah. Akhlak karimah dibentuk dengan ibadah yang benar dan aqidah yang benar. Semua yang mampu mengenal Allah dengan baik dan benar akan menimbulkan sifat dan sikap yang terkontrol dengan baik sehingga dengan di hiasi ibadah yang benar akan muncul buah akhlak yang mulia
3. Ustadz mau tanya kalo kita sholat berjamaah dengan suami kebetulan kita udah belajar tahsin ternyata ada bacaannya yang tidak pas pengucapannya sesuai tahsinnya.. apa baiknya kita tetap berjamaah untuk selanjutnya? Atau menunggu imam kita belajar tahsin dulu untuk memperbaiki bacaan nya?
Jawab
Ikut jamaah dulu dengan terus meminta dengan sopan dan baik suami perbaiki bacaan. Terutama alfatihah jangan sampai keluar dari maknanya karena salah makhrajul huruf yang berakibat fatal.
Bacaan tilawah Raja Salman bin Abdul Aziz
itu ketika masih menjadi gubernur Riyadh sebelum menjadi putra Mahkota. putra mahkota sekaran amir muqrin bin abdul aziz dulu gubernur Madinah.
Doa Kafaratul Majelis...
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment