Rekap Kajian Online Hamba Allah Ummi G-1
Senin, 17 April 2017, Jam 07:00 s.d selesai
Narsum : Ustadzh Kholid
Tema : Tauhid
Admin : Eyang Uthi - M3
Editor : Sapta
#############################
TAUHID YANG MURNI MERUPAKAN MUTIARA ISLAM YANG BERHARGA DAN SYIAR (CIRI) AGAMA ISLAM
Sungguh Al-Musthafa shallallahu ‘alaihi wasallam telah diutus dengan membawa cahaya tauhid yang dengannya Allah membersihkan jazirah arab dari najis berhala:
“dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” {QS. A-Isra’: 81}.
Sesungguhnya tauhid yang murni merupakan inti semua risalah samawiyah, merupakan mutiara Islam yang berharga sekaligus syiar (ciri) Islam. Tauhid yang murni inilah yang didakwahkan oleh seluruh Nabi dan Rasul semenjak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad –alaihim shalawatullah wasalamuhu-:
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” {QS. An-Nahl: 36}.
Atas dasar hakikat tauhid yang agung ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendidik umatnya, membangun dakwahnya, mendirikan bangunan dakwahnya yang besar, menumbuhkan generasi yang mentauhidkan Allah yang Maha Esa. Melepaskan umatnya dari seluruh sekutu-sekutu yang dibuat sebagai tandingan Allah, menyingkirkan kesyirikan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, juga kesyirikan dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam jiwa manusia dan dalam dada mereka yang tersembunyi. Maksud dari pernyataan kalimat tauhid (laa ilaha illallah): membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah, karena makna kalimat tauhid tersebut adalah tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, maka setiap sesembahan selain Allah adalah batil (salah/tidak benar), semua kenikmatan pasti akan lenyap kecuali kenikmatan akhirat.
Kalimat ini memiliki hakikat yang agung, bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini menunjukkan kepada penundukan akhlak manusia agar masuk ke dalam konteks tauhid yang murni. Adapun syarat kalimat tauhid (laa ilaha illallah) ada tujuh:
1. Ilmu terhadap makna kalimat tauhid yaitu tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Allah.
2. Yakin yang meniadakan keraguan.
3. Ikhlas yang meniadakan kesyirikan.
4. Jujur yang meniadakan kedustaan.
5. Penerimaan yang meniadakan penolakan.
6. Memenuhi (semua haknya) yang meniadakan sikap meninggalkannya.
7. Cinta yang meniadakan kebencian.
Dengan terkumpulnya tujuh hal di atas maka telah terealisasi tauhid ibadah dalam seluruh bentuknya: menujukan setiap point darinya kepada Allah saja. Tidak bernadzar dan menyembelih kecuali untuk Allah, tidak bertawakkal kecuali hanya kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak berharap, cemas, takut, raja’ kecuali kepada Allah dan dari Allah.
Sungguh benar-benar telah diuji kebanyakan manusia pada zaman kita dengan kejahilan (bodoh) terhadap tauhid, mereka meminta perlindungan kepada penghuni kubur, mendekatkan diri kepada mereka dengan sembelihan-sembelihan dan nadzar-nadzar, dengan tamimah (jimat) dan dupa, membenarkan penyihir dan pesulap, menghilangkan benteng, membaca tangan dan ramalan, tathayyur (menganggap sial dengan adanya hewan tertentu), meyakini kayalan, khurafat dan hal-hal yang batil. Mereka juga berhukum kepada selain hukum Allah dan menjadikan hukum buatan manusia sebagai hukum atas masalah yang terjadi di antara mereka. Mereka meninggalkan kitabullah dan sunnah Rasul-Nya di belakang punggung mereka. Innaa lillahi wainnaa ilaihi raji’uun.
Duh celaka, yaitu siapa yang bergantung kepada selain Allah atau menyembah selain-Nya bersamaan dengan menyembah Allah dan ridha dengannya! Celaka bagi siapa yang bergantung kepada selain Allah dab berharap kepada selain-Nya!
“manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” {QS. Yusuf: 39}.
Tidak ada jalan keluar bagi mereka kecuali dengan membersihkan hati dari kotoran syirik, Allah Ta’ala berfirman:
“dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” {QS. Al-An’am: 17}.
(Sumber : Makalah Makanatulmasjid filislam waahammiyatuhu fii binailmujtama’ yang dimuat di Majalah Ummati, Kuwait edisi 45 bulan Jumadi Tsani 1429 atau Juni 2008 halaman 63).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TANYA JAWAB
T : Assalamualaikum, Ustadz mau tanya, Jujur saja eyang uthi masih pas-pasan ilmu agama, kalau.yang disebut syirik dalam ucapan itu apa ya misalnya? Syukron ustadz.
J : Misalnya ucapan: ما شاء الله و شئت Semua terjadi dengan kehendak Allah dan engkau
Ini disampaikan Nabi dalam sebuah hadits,
وعن ابن عباس رضي الله عنهما أن رجلا قال: يا رسول الله ما شاء الله وشئت. فقال ( أجعلتني لله ندا ما شاء الله
وحده).
dari ibnu abbas bahwa seorang berkata: wahai rasulullah dgn kehendak Allah dan kehendakmu maka beliau berkata: apakah kamu jadikan aku sebagai tandingan Allah (ucapkan) masya Allah saja.
Artinya dgn menggunakan kata: "dan" terpahami menyamakan Rasulullah dgn Allah.
T : Assalamualaikum ustadz, afwan mau tanya, kalau tulisan-tulisan2 arab yang ditempel di dinding atau yang disimpan di dompet (isim) yang katanya berguna untuk menghalau bala/kejahatan, bagaimana ustadz? itu termasuk syirik apa bukan ya? Jazakallah khoir.
J : Itu terlarang, sebab tulisannya banyak yang tidak jelas maknanya. Juga terkadang tulisannya adalah jimat dengan rajah yang tidak bisa dibaca secara bahasa arab. Bisa jadi sebuah kesyirikan apabila diyakini bisa memberikan manfaat dan madharat.
T : Assalamualaikum ustadz, tanya apakah berdzikir dengan jumlah bilangan tertentu di bolehkan? atau itu termasuk syirik?
J : Tidak sampai syirik tapi menyelisihi sunnah Nabi apabila tidak ada contoh dalam bilangan tersebut dari Nabi dan dikhususkan bilangan tersebut sebagai satu bentuk ibadah tertentu.
Misalnya baca yasin sehari 41 kali nanti dimudahkan rezekinya. Nah Nabi tidak pernah menyontohkan dan mengajarkan seperti itu. Bila diamalkan sebagai sebuah ibadah dengan pahala lkemudaham rezeki maka ini menyelisihi sunnah Rasulullah tapi bila hanya memperbanyak baca yasin dengan niat memperbanyak baca al Quran karena yasin adalah surat dalam al Quran maka diperbolehkan karena perintah memperbanyak baca al Quran
T : Ustadz, bila kita hidupin murottal albaqarah karena sendirian dirumah, dengan niatnya untuk mengusir setan/jin bagaimana ustadz?
J : Boleh, tetapi lebih bagus lagi dibaca sendiri
T : Ustadz, bagaimana dengan memendam aria-ari ustadz?.
J : Boleh tidak apa-apa.
T : Bagaimana cara kasih pengertian ke saudara ya ustadz terkait ini, soalnya yang nawarin buat pasang /beli isim juga terkenal sebagai kyai yang dihormati. Malah setiap tahunnya di bulan maulid wajib di isi lagi katanya?
J : Itulah isim atau rajah seperti jimat diisi dengan khadam /jin. Diajari tentang tauhid dan aqidah yang benar nanti bisa berubah
T : afwan ijin bertanya ustadz Kholid, Apakah sesuatu yang diniatkan karena Allah apapun urusan itu selalu diberikan jalan lancar ciri-cirinya diridhoi Allah?
J : Insya Allah karena Allah menjanjikan kemudahan urusan orang yang bertakwa. Lihat surat atthalaq ayat 4
T : Jika ada orang yang tidak menguburkan ari-ari anaknya dan hanya di taruh dalam wadah dari tanah liat, kemudian kalau malam jumat katanya di ambil dibacain al fatehah dan minta agar kakaknya dalam bentuk ari-ari tersebut menjaga adiknya, apa itu sirik ustadz?
J : Ini khurafat dan wajib dihindari
T : Tanya lagi ustadz, kalau selamatan 4 bulanan itu bagaimana ustadz, apa ada tuntunannya atau tidak ya? Jazakallah khoir
J : Tidak ada tuntunan dari Nabi
T : Salah satu syarat kalimat tauhid adalah ikhlas, bagaimana cara mengikhlaskan hati agar selalu tertuju pada Allah padahal dalam prakteknya sangat sulit ?
J : Diantaranya:
- lebih banyak belajar tentang Allâh dengan tafakkur pada ayat-ayat Allâh baik kauliyah maupun Al Quran dan Sunnah nabi.
- Mengenal hakekat dunia sebenarnya.
- Memperbanyak ibadah dan amal shalih
- Bergaul dgn orang2 shalih yg bertauhid dgn benar
coba baca http://tautanpena.blogspot.co.id/2011/04/8-cara-untuk-belajar-ikhlas.html
T : Tanya ustadz, setiap amalan pasti ada balasannya itu janji Allah, bagaimana kalau beramal seseorang untuk mengejar janji Allah?
J : Boleh dan bagus. Sebab Allâh tidak berjanji kecuali untuk memotivasi kita untuk mendapatkannya. Masih termasuk ikhlas.
T : Bagaimana ya ustadz, sebaiknya kalau dilingkungan kita biasa melakukan selamatan 4 bulanan atau hal lainnya yang tidak ada tuntunan dari rosulallah saw, apa hadirnya kita berdosa atau tidak ustadz?
J : kita harus berdakwah dan menampakkan keislaman kita dengan tidak mengorbankan syariat islam namun tetap dalam koridor akhlak yang mulia.
T : Kalau diniatkan karena jaga silaturahmi antar tetangga, menurut ustadz boleh?
J : silaturrahmi bisa di lain waktu dan tidak boleh menyemarakkan sesuatu yang kita yakini salah.
T : Kalau di jawa dulu zaman belum ada islam setelah ada orang meninggal, dibuat kumpul sama tetangga, acara main mainan judi, mabuk-mabukkan, setelah islam masuk ke tanah jawa, masih ada kumpul kumpul tetangga, disertai diajak berzikir sampai saat ini diistilahkan slametan, bagamana itu ustadz?
J : Islamisasi tentunya bukan pada masalah ibadah murni. Tradisi tidak boleh jadi syariat dan dianggap ibadah. Nah disini harus lihat apakah hal itu sudah dianggap ibadah? Apakah yang tidak melakukan dianggap tidak fadhil atau tidak sempurna? Kalau sudah ada keyakinan pahala maka masuk zone ibadah dan tidak boleh dilakukan tanpa ada perintah dan contoh syariat sebagai konsekwensi dari syahadatain kita..
T : Jadi kita memang harus tegas dengan diri sendiri ya ustadz, tentang undangan tahlil, undangan 7 bulanan, undangan aqiqah di istilah ini selapanan, yang jumlah harinya ke -40 setelah bayi lahir, tidak perlu datang ?
J : Apabila acaranya aqiqah maka boleh.
T : Toyyib ust.adz, yang susah kalau tahlilan, nolak datang diomongin satu komplek, umi alirannya Muhammadiyah, ini pengalaman ana ustadz.
J : Yang penting jaga akhlaq mulia dalam bergaul dengan mereka
T : Ada satu lagi ustad, afwan banyak bertanya, Kemarin ana silaturahmi ke orang tua yang sakit, beliau pada masa sehatnya sering dimintai tolong, maksud ana dia teraphis, kemarin dia bilang begini ustadz, kalau ilmunya itu dia dapatkan karena amal dia yang diridhoi Allah, jadi tidak harus ahli ibadah saja untuk bisa mendapatkan hikmah/ilham dari Allah. Yang amal ibadahnya sedikit bahkan jarang sholat bisa mendapatkan kemulyaan kalau Allah ridho. Yang penting kita beramal dengan ikhlas apapun itu tidak usah banyak sholat atau ngaji atau amaliyah yang lainnya.
Bagaimana cara kita meluruskan pemikiran seperti yang diatas? Mohon bimbingannya ustadz, jazakallah khoir.
J : Itu pikiran diatas termasuk godaan syeitan...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
PENUTUP
DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik. Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.
======================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment