Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Selasa, 6 Februari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G2
Narasumber : Ustadz
Kholid
Tema : Kajian Umum
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang tercerai
berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun
generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan
menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya
kita awali dengan lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
SUDAHKAH ANDA MENCINTAI NABI DENGAN BENAR?
Hak Nabi n adalah hak yang paling besar dari hak-hak mahluk. Allah
berfirman :
إِنَّآ أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا لِّتُوْمِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya.Dan bertasbih kepada-Nya di
waktu pagi dan petang. (QS. al-fath/48:8-9)
Oleh karena itu wajib untuk mendahulukan kecintaan kepada Nabi di
atas kecintaan seluruh manusia sampai diri sendiri, anak maupun orang tua. Nabi
bersabda :
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
Demi Allah, Tidak sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dia
cintai daripada anaknya, orang-tuanya dan manusia semuanya. (Bukhari dan
Muslim)
Mencintai Nabi adalah sebuah kewajiban besar dan penting bagi
setiap muslim, berdasarkan al-Qur`an, as-Sunnah dan Ijma’.
Diantara dalil kewajiban cinta kepada Nabi adalah ayat yang jelas
mewajibkan cinta Nabi seperti firman Allah:
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai
adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS.
at-taubah/9:24)
al-Qaadhi ‘Iyaadh berkata: Cukuplah ayat ini menjadi motivator dan
pengingat serta petunjuk dan hujjah kewajiban mencintai Rasulullah. (lihat
Asy-Syifaa 2/563).
ayat berisi mendahulukan Nabi dari diri sendiri dalam firman
Allah:
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri
mereka sendiri (QS. al-Ahzab/33:6)
ayat berisi kewajiban setiap hamba mencintai Allah dan ini merupakan
bentuk ibadah yang paling agung. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.”
[Al-Baqarah:165]
ayat ini berisi kewajiban mencintai Rasulullah karena mencintainya
termasuk mencintai yang Allah cintai sehingga jadi konsekuensi cinta kepada
Allah.
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap kecintaan
dan pengagungan kepada manusia hanya dibolehkan dalam rangka mengikuti
kecintaan dan pengagungan kepada Allah. Seperti mencintai dan mengagungkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya ia adalah penyempurna
kecintaan dan pengagungan kepada Rabb yang mengutusnya. Ummatnya mencintai
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah telah memuliakannya. Maka
kecintaan ini adalah karena Allah sebagai konsekuensi dalam mencintai Allah.”
(Jalaa’ul Afhaam fii Fadhlish Shalaati was Salaam ‘alaa Muhammad Khairil Anaam
(hal. 297-298), tahqiq Syaikh Masyhur Hasan Salman).
sedangkan dari Sunnah nabi banyak, diantaranya sabda Rasulullah:
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
Demi Allah, Tidak sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dia
cintai daripada anaknya, orang-tuanya dan manusia semuanya. (Bukhari dan
Muslim)
Oleh karena itu Ahlus Sunnah mencintai Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan mengagungkannya sebagaimana para Sahabat Radhiyallahu
anhum mencintai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari kecintaan
mereka kepada diri dan anak-anak mereka, sebagaimana yang terdapat dalam kisah
‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, yaitu sebuah hadits dari Sahabat
‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.
“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau
menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar
berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh
engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya,
hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada
beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi
diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau
benar), wahai ‘Umar.’” (HR. Al-Bukhari (no. 6632))
Berdasarkan hadits di atas, maka mencintai Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah wajib dan harus didahulukan daripada kecintaan kepada
segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah, sebab mencintai Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam
mencintai Allah. Mencintai Rasulullah adalah cinta karena Allah. Ia bertambah
dengan bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan
berkurang dengan berkurangnya kecintaan kepada Allah.
Hal ini dikuatkan dengan hasil dari mencintai Rasulullah yaitu
merasakan manisnya iman apabila hanya Allah dan Rasul-Nya yang paling ia
cintai. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada
seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah
dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai
seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau
untuk dilemparkan ke dalam api.” ( HR. Al-Bukhari (no. 16), Muslim (no. 43
(67)), at-Tirmidzi (no. 2624), an-Nasa-i (VIII/96) dan Ibnu Majah (no. 4033))
Maksudnya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakkan kewibawaan
dan kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu tidak ada seorang
manusia pun yang lebih dicintai dan disegani dalam hati para Sahabat kecuali
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (‘Aqiidatut Tauhiid (hal. 149), oleh
Dr. Shalih al-Fauzan)
Untuk membuktikan kebenaran cinta kita, bisa dilihat kepada tanda
tandanya.... (bersambung).
Sudah banyak materinya.
Silahkan klo ada tanya jawab.
Nanti bila dirasa perlu pekan depan kita bahas tanda2 cinta yang benar
kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam.
TANYA JAWAB
Q : Klo kita mencintai Nabi berarti apakah kita harus melakukan yang
nabi lakukan? Misalnya kita harus mencium hajar aswad? Sehingga rebutan?
A : Memang kita semampunya melakukan yang beliau lakukan apalagi yang
bersifat ibadah. Mencium hajar aswad
sunnah tapi menyakiti orang lain dilarang Nabi.
Maka tidak dianjurkan bila sampai menyakiti orang lain.
Q : Afwan ust , apabila di saat kita berdo'a dengan meminta kepada-Nya
agar dipertemukan dengan Rosulallah di akhirat nanti ,di saat itu hati kita
bergetar n sampai menangis. Apakah ini salah satu tanda jika qt Cinta kepada
beliau ust ?
A : Insya Allah
Q : Ustadz, salah satu contoh amalan ummat Nabi Muhammad SAW untuk
mencintai Nabi Muhammad SAW adalah dengan bersholawat. Bisa dicontohkan ustadz
Sholawat yang tidak boleh Kita ikuti? Contoh kasus: Karena di masyarakat
traditional di Banten sini (Tangerang), masih sering ibu-ibu MT, membacakan
pujian kepada Nabi Muhammad SAW, mereka menyebutnya Marhabanan atau Rawian atau
membaca kitab barjanji.
Misal juga ketika acara syukuran hamil, syukuran aqiqah gunting
rambut, walimatul haji & Umroh,
berdiri dengan membaca Sholawat seperti layaknya menyambut kehadiran
Nabi Muhammad SAW hadir, apakah maknanya
Dan apakah tradisi ini sesuai Sunnah? Batasan mana yang dibolehkan? Sebelumnya
mohon maaf dengan panjangnya pertanyaan.& Jazakallahu khairan ustadz atas
ilmu Dan jawabannya.
A : Nanti dibahas khusus tentang shalawat
Q : Afwan ustadz nyambung apabila kita berdo'a di yaumil akhir
kelak bolehkah kita berdoa minta di pertemukan dengan Allah azza wajalla dn
Rosulullah salaullahu alaihiwasalam ...
A : Sangat dianjurkan karena seorang akan dibangkitkan bersama
orang yang dicintaiinya. Klo cinta Rasul
pasti ingin ketemu dan tinggal bersamanya.
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment