Kajian Online HA G3-Ummi
Hari/tgl: Selasa, 24 April 2018
Materi: Tahap-tahapan Tazkiyatun Nafs
Nara Sumber: Ustadzah Lilah
Wakyu Kajian: 10.00 smp selesai
Editor: Sapta
=========================
MATERI
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا
بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا
وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا
إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha
Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan
bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang
bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya,
dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam baginya
dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.
Alhamdulillah...tanpa terasa kita sudah memasuki bulan
Sya'ban
Banyak persiapan mungkin sudah kita lakukan Jelan
Ramadhan
Namun yang terpenting adalah kita menuju Ramadhan
dengan hati yang bersih.
Berikut beberapa tahapan kita membersihkan hati dan
jiwa.
TAHAP-TAHAPAN PEMBERSIHAN JIWA (TAZKIYATUN NAFS)
Tentunya kita sudah sering mendengar hadist Rasul yang
menyatakan, "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin dimintakan
tanggung jawab atas kepemimpinannya itu." Jadi Allah akan meminta
pertanggungjawabkan pada diri kita semua, karena setiap orang adalah pemimpin,
minimal memimpin keluarga dan dirinya sendiri.
Jika kita membandingkan dengan hasil survey pada buku
di atas, milyuner-milyuner (yang tentu juga merupakan seorang pemimpin,
misalnya pemimpin perusahaan) yang sekuler (dan kemungkinan besar atheis) saja
menempatkan nilai-nilai spiritual pada posisi penting dalam kehidupannya di
dunia, apalagi kita yang tahu bahwa kita pasti diminta pertanggung jawabannya.
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan." (QS.
66:6)
Abdullah bin Abbas menerangkan bahwa kata pelihara ini
berarti "mendidik" diri dan keluarganya. Ingat doa yang diajarkan
Rasul SAW:
"Ya Allah karuniakanlah pada jiwa ini ketakwaan
kepada-Mu dan sucikanlah jiwaku, karena engkaulah pelindung dan
pemiliknya."
Tahap Mensucikan Jiwa
At-Tathahharu
At-Takhaluq
Al-Iqtida'
1. At-Tathahharu
Artinya: Mengangkat dan membersihkan jiwa dari
segala penyakitnya.
Pembersihan diri ini diawali dengan taubat. Taubat
yaitu kembali pada pangkuan dan pelukan Allah, meninggalkan segala dosa dan
maksiat serta berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Dan kemudian memulai
hari-hari anda dengan indah yang dihiasi dengan keimanan dan keta'atan. Diri
anda akan terasa ringan dan "plong" apabila anda berhasil mengangkat
penyakit-penyakit hati atau penyakit jiwa/batin.
Apa saja penyakit jiwa?
Kufur, Nifaq. Yaitu ingkar kepada Allah. Bila seseorang ditimpa bencana dan ancaman
kematian, maka ia akan memohon kepada Allah dalam segala posisi saking
takutnya, tetapi setelah bencana itu diangkat oleh Allah, ia lupa bahwa dengan
kekuasaan Allahlah hal itu terjadi.
Firman Allah:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada
Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalan yang sesat), seolah-olah
dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa
yang selalu mereka kerjakan.” (QS 10:12)
Syirik & Riya’
Syirik: menyekutukan Allah dengan selain Allah.
Riya’: syirik kecil, karena adanya pada diri manusia
itu sendiri.
Perumpamaan Rasul SAW: “Riya’ itu bagaikan semut
hitam, di atas batu hitam, di dalam hutan belantara yang gelap pada waktu malam
hari." Riya’ menyebabkan seluruh amal yang kita kerjakan karena Riya’ akan
ditolak oleh Allah. Ingat salah satu doa yang diajarkan Rasulullah yang termuat
dalam Al-Ma’tsurat: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
menyekutukan-Mu terhadap apa-apa yang aku ketahui. Dan ampunilah aku terhadap
apa-apa yang tidak aku ketahui.”
Hubbud dunya, atau cinta dunia (wahn).
Firman Allah:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia;
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS 3: 14).
Hasad (kedengkian).
Orang yang hasad tidak senang bila orang lain
mendapatkan rezeki, nikmat, dll dari Allah. Rasulullah menasehati
kita, “Jauhi sifat hasad, karena tanpa terasa kebaikan amal kita habis
seperti api menghabiskan sepotong kayu.” Ingat kisah seorang sahabat
miskin (seorang buruh panggul) yang dikatakan Rasul SAW sebagai ahli syurga
padahal ketika diselidiki oleh seorang sahabat lain amalan lainnya biasa saja.
Ternyata rahasianya adalah bahwa tiap malam ia berdoa agar terhindar dari sifat
hasad dan mendoakan orang lain yang berniat atau telah melakukan kezaliman atas
dirinya untuk diampuni oleh Allah.
Ujub, yaitu kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri. Kekaguman itu
bisa terhadapkekaguman fisiknya (narsisme), ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan
yang paling bahaya adalah terhadap amal perbuatannya sendiri. Yang disebut
terakhir Allah menggambarkan dalam surat 49:17 bahwa orang yang ujub merasa
telah memberikan ni’mat (rezeki, sedekah) kepada orang lain dan merasa bangga
disebut sebagai yang menyedekahi. Dengan kata lain ia melakukan amal
perbuatannya karena ingin dilihat orang lain. Silakan dicek pula surat 7:44
(bacaan para penghuni surga ketika masuk surga).
Takabbur, atau sombong.
Awal dari takabbur ini adalah sifat ujub. Bermula
kagum pada diri sendiri kemudian ia merendahkan orang lain. Cukup banyak ayat
yang menerangkan sifat takabbur ini. Lihat surat An-Nahl (16): 22–25. Cara
untuk menghilangkan sifat ini adalah banyak berdzikir (kagum pada Allah).
Ittiba’ul Hawa, atau selalu mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu
tidak mau dibatasi. Allah mengijinkan disalurkannya nafsu, tetapi semua ada
batasnya. Oleh karena itu fungsi kajian Tazkiyatun Nafs ini adalah supaya nafsu
tersalurkan sesuai porsinya.
Dan masih banyak lagi penyakit-penyakit hati yang
nampak maupun tersirat dalam jiwa dan batih manusia, yang mengakar dalam hati
insan.
2. At-Takhalluq
Yaitu memasukkan/menghiasi ke dalam jiwa itu segala
sesuatu yang selayaknya berada di dalam jiwa. Ya, setelah jiwa dibersihkan dan
disucikan dengan berbagai cara dengan usaha (juhud) dan sungguh-sungguh
(ijtihad) dan latihan (riyadhah) baik dengan taubat, muhasabah, dan sebagainya.
Kini, jiwa yang sudah mulai bersih dari noda penyakit hati/jiwa/batin itu
dihiasi dengan sesuatu yang selayaknya ada di dalam jiwa, istilahnya kembali
pada fitrah manusia dan selayaknya manusia dengan akhlaq-akhlaq baik (akhlaqul
karimah) yang berhubungan dengan jiwa atau hati Baik itu husnudzhan, sabar,
tawadhu'(rendah hati), jujur, amanah, tawakkal, sabar, tawadhu’, tadharru’,
qana’ah, iffah, dan lain-lain sebagainya.
3. Al-Iqtida'
Yaitu meneladani perilaku yang bersumber dari
nama-nama Allah (Asma’ul Husna) yang perilaku Rasul. Allah S.W.T mempunyai 99
nama (asmaul-husna), dari nama-nama yang baik itu dapat menjadi media kita
untuk sadar atau was-was, atau bisa juga disebut media menambah iman kita.
Diantaranya nama Allah itu yaitu Maha Adil, ya dengan nama ini kita
tahu Allah itu maha adil, jadi apapun yang menimpa kita itu adalah adilnya
Allah walau akal kita tidak sanggung melihat hikmahnya. Dengan ini kita akan
terjauhi dari sifat Dzhan , yaitu berburuk sangka kepada Allah.
Kemudian menjadikan sifat-sifat pribadi yang karimah
(akhlaqul karimah)-nya rasul pada kepribadian jiwa kita. Dengan mengamalkan
sunnah-sunnah beliau dan menjauhi apa yang dijauhi oleh beliau.
Jalan Membersihkan Jiwa:
Shalat, Zakat, infaq, Puasa, Haji, Tilawah Al-Qur’an, Dzikir,
Tafakkur, Mengingat Mati dan Pendek Angan-angan, Muraqabah, Muhasabah,
Mujahadah dan Mu’aqabahAmar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Jihad Pelayanan dan Tawadhu’
(merendahkan hati). Mengetahui pintu-pintu masuk syetan ke dalam jiwa dan
menutup jalan-jalannya. Mengetahui berbagai penyakit hati dan kesehatannya
berikut cara melepaskannya.
==========
TANYA JAWAB
Tanya: Ijin bertanya, keinginan untuk memperbaiki diri sangat kuat tapi setiap
kali mau beribadah selalu ada aja halangan terutama, waktu mau sholat anak tidak
mau ditinggal sampai waktu sholat itu habis sering kali seperti itu. Anak masih
usia 1 tahun, tapi lengket banget sama saya, diajak siapa pun tidak mau, ditaruh
tidak mau. Apa bisa mengganti waktu sholat yang terlewati tadi? diqhodo apa
bisa?
Jawab: Subhanallah bunda, sholat tidak ada qodlo. Berarti perlu berstrategi supaya
anak bisa ikhlash melepas bundanya sholat. Anak saya pun dulu begitu, sampai sekarang
sudah 6 tahun pun kemana-mana harus selalu kelihatan bundanya. Biasanya saya
sampaikan, bunda mau sholat. Dedek mau duduk di sajadah atau bunda gendong?
Dulu biasanya selalu saya gendong, kecuali jika ada ayah atau kakaknya pasti
saya titip.
Sebelum tidur, biasakan bercerita kepada anak kenapa
kita harus sholat, paham kan itu bentuk sayang kita sama Allah. Anak 1 tahun
insyaallah sudah bisa diajak komunikasi. Yuk bunda... insyaallah bisa!
Tanya: Tanya Ustadzah. Saya pernah baca kita tidak boleh berwudhu tanpa penutup
aurat. Kadang saya berselisih faham dengan suami masalah ini. Bagi saya
bertapis handuk usai mandi sudah tidak telanjang. Tetapi suami selalu menyuruh
saya mengulang wudhu dengan berpakaian komplit. Celana dalam baju. Kadang saya
kesel dan sering tidak pedulikan dia. Dan itu bikin suami jengkel hingga sering
berkata, "mungkin aku bodoh, kamu yang benar". Saya jadi makin kesel
juga. Yang ingin saya tanyakan, sebenarnya sebatas apa aurat dalam hal berwudhu
ini. Karena ribet kalo usai mandi harus dikeringin dulu, ganti pakaian komplit
terus ke kamar mandi lagi untuk ambil wudhu. Padahal usai mandi langsung wudhu
kan praktis. Terimakasih.
Tabik. Ida Raihan
Jawab: Seseorang yang melakukan wudhu sambil telanjang di kamar mandi dan
tidak ada seorang pun bersamanya, hukumnya boleh dan wudhunya sah. Hanya saja,
yang lebih afdhal dia tidak melakukan hal itu. Karena melepas pakaian tidak
selayaknya dilakukan kecuali dalam keadaan dibutuhkan. Seperti ketika mandi.
Diriwayatkan dari Muawiyah bin Haidah radhiallahu
‘anhu, bahwa beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang auratnya, kapan wajib ditutup dan kapan boleh ditampakkan.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مما مَلَكَتْ
يَمينُكَ
“Jaga auratmu, kecuali untuk istrimu atau budakmu.”
Orang itu bertanya lagi: Bagaimana jika seorang lelaki
bersama lelaki yang lain? Beliau menjawab:
إن اسْتَطَعْتَ أَنْ لاَ يَرَاهَا أَحَدٌ فَافْعَلْ
“Jika engkau mampu agar auratmu tidak dilihat orang
lain, lakukanlah!”
Orang itu bertanya lagi: Ketika seseorang itu
sendirian?
Beliau menjawab:
فَالله أَحقّ أَنْ يستحيا مِنْهُ
“Allah lebih layak seseorang itu mallu kepada-Nya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibn Majah, dan dihasankan Al-Albani)
Disadur dari: Fatwa Syabakah islamiyah, no. 3762
Hal yang sama juga difatwakan Komite Fatwa Arab Saudi.
Ketika ditanya masalah wudhu dalam kondisi telanjang atau hanya memakai celana
pendek, tim fatwa menjawab:
Wudhunya sah, karena membuka aurat maupun hanya
memakai celana pendek, tidaklah menghalangi sahnya wudhu.
(Fatwa Lajnah Daimah, 5:235)
Tanya: Syirik adalah dosa yang tidak diampuni kalau taubatan nasuha juga tidak
diterima. Perbuatan dan sikap yang seperti apa indikator syirik?
Jawab: Syirik yang tidak diampuni adalah syirik besar, seperti mendatangi
dukun, memakai jimat/meyakini benda atau makhluk memiliki kekuatan, menganggap
Allah tidak ada. Tidak diampuni jika sampai menjelang meninggal masih
melakukannya. Tapi jika sebelum itu bertaubat, tentu Allah ampunkan. Tapi
sepanjang masih syirik, amalannya pun tidak ada yang diterima.
Tanya: Usia berapa tahun sebaiknya anak boleh pegang hp ustazah?
Jawab: Kalau memiliki secara pribadi setelah 17 tahun. Sebelumnya hanya boleh
pinjam sesekali dengan batasan dan pengawasan. Dan tidak untuk balita.
Tanya: Ustadz izin tanya. Kalau kita merasa sangat lelah menjalani hidup ini
apakah ini tanda lemahnya iman?
Jawab: Tentunya. Karena orang beriman selalu optimis menjalani hidup (QS.3:39)
Wallaahu 'alam bishshowab
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment