Rekap
Kajian Online HA Ummi G-2
Hari/Tgl:
Senin, 27 Agustus 2018
Materi:Membina
keluarga SAMAWA
Narasumber:
Bunda Azzam (Ustadzah Azzizah)
Waktu
Kajian: 08.00-selesai
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
KELUARGA
MUSLIM (Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim)
Ustadzah
DR. Aan Rohana, Lc, M.Ag
A.
Mengapa Harus Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim ?
1.
Nabi Ibrahim adalah teladan yg baik [60:4]
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ.
"Sungguh
telah ada keteladanan yang baik bagi kamu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersamamya".
2.
Meninggalkan keturunan terbaik.
3.
Berhasil mendidik anak & istri (2:132-133)
4.
Meninggalkan sedekah jariyah yg sangat besar.
5.
Pengorbanan keluarganya dijadikan manasik haji & syariat berkurban.
B.
Kewajiban Menghindar Dari Keluarga Yang Tidak Islami.
1.
Keluarga yg didominasi oleh keburukan-keburukan istri (60:10)
a.
Istri tidak shalihah.
b.
Tidak taat kpd suami.
c.
Tidak mendukung peran suami.
d.
Salah & gagal mendidik anak.
e.
Keluarga yg tidak bisa diselamatkan.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ
كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا
صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ
ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ.
"Allah
membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya
berada dibawah pengawasan 2 orang hamba yg sholeh diantara hamba-hamba Kami,
lalu mereka berkhianat kepada suaminya, tetapi suaminya tidak dapat membantu
mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, & dikatakan, masuklah kamu berdua ke
neraka bersama para penghuninya." (60:10)
2.
Keluarga yang didominasi oleh keburukan-keburukan suami (60:11)
a.
Suami tidak bisa menjadi imam/pemimpin bagi keluarga.
b.
Suami menzhalimi istri dan anak.
c.
Keluarga yang tidak bisa diselamatkan.
d.
Jika istri shalihah maka anak terdidik dengan baik.
e.
Jika istri tidak shalihah, maka anak tidak terdidik dengan baik.
"Dan
Allah membuat perumpamaan bagi orang2 yg beriman, istri Fir'aun, ketika dia
berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah rumah untukku di sisi-Mu di dalam surga
& selamatkanlah aku dari Firaun & perbuatannya & selamatkanlah aku
dari kaum yg dzalim." (60:4)
3.
Keluarga yg menuntut kesetaraan dengan suami.
a.
Tidak ada imam dalam keluarga.
b.
Tidak ada figur ayah.
c.
Problem keluarga diatasi sendiri.
d.
Ibu punya peran ganda.
e.
Menyalahi fitrah.
f.
Menyalahi syari'at.
Rasulullah
bersabda: "Menikah adalah Sunnahku, barang siapa yang tidak mau menikah
maka dia bukan dari golonganku". (HR. Ibnu Majah).
C.
Dampak Istri & Suami yg Tidak Shalih.
1.
Banyak kerusakan di Bumi.
2.
Banyak maksiat.
3.
Gagal mendidik generasi.
4.
Keluarga tidak bahagia.
D.
Data dari Berbagai Survey.
1.
Kompasiana.com, Dwi Noer: 62% remaja SMP / SMA tidak perawan.
2.
Kompasiana.com, Rumah belajar: 63% remaja di Indonesia melakukan seks pra
nikah.
3.
Survey BNN tahun 2014: a. 1,1 juta dari 5 juta pengguna narkoba adalah remaja.
4.
(BNN 2017) 46.537 kasus Narkoba.
E.
Bagaimana Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim as?
1.
Membangun keluarga atas dasar takwa (4:1).
2.
Visi keluarga: keluarga penyejuk hati dan imam bagi orang-orang yang bertakwa.
3.
Berkeluarga itu ibadah.
4.
Berkeluarga dengan sistem islami.
5.
Sabar dan banyak berdoa.
Sebagaimana
doa Nabi Ibrahim saat harus meninggalkan Ismail dan Hajar di tanah yang sangat
tandus tanpa fasilitas hidup sedikitpun.
Allah
berfirman: "Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu yang mulia
yang dihormati, ya Tuhan agar mereka melaksanakan shalat maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki berupa
buah-buahan mudah-mudahan mereka bersyukur." (14:37).
6.
Setia terhadap pasangan.
7.
Mewujudkan generasi terbaik.
8.
Selalu bersyukur atas semua nikmat.
9.
Banyak berdoa (2:124, 126, 128, 129, 14:37).
10.
Memprioritaskan kebahagiaan keluarga.
11.
Menikmati keunikan keluarga.
F.
Solusi Menjadi Keluarga Masa Kini.
1.
Berkeluarga dengan sistem Islam.
2.
Menerapkan pendidikan Islami.
3.
Visi keluarga : keluarga qur'ani.
4.
Menyiapkan keturunan sebagai generasi pemimpin.
5.
Ayah dan ibu sebagai qudwah.
6.
Lingkungan yang baik.
7.
Mengisi waktu anak untuk berbagai kegiatan.
8.
Memilih teman yang shaleh.
9.
Berkarya sejak remaja.
==========
TANYA
JAWA
T: Bunda
mohon izin bertanya, menikmati keunikan keluarga itu seperti apa?
J:
Setiap
keluarga tidak ada yang sama. Ada yang hobynya traveling, olahraga, makan-amakan
atau berkebun. Ada yang seisi rumah hobi ke bursa buku, bisa puas baca banyak
hal. Pahami kesukaan masing-masing dan nikmati bersama yang paling bisa
dinikmati seisi rumah. Jangan sampai ayah, kakak, adik suka renang di ajak ke
book fair bakalan manyun-manyun kan semua.
T: Bagaimana
menghadapi jika yang unik itu karakter masing-masing anak bunda? Si adik suka
usil ke kakak,, ujung-ujungnya pukul-pukulan, finnaly ibu-ibu yang punya
bakat cerewet bin bawel yang juga nggak bisa diam mulutnya ketika anak-anak
lagi rebut. Apakah disana yang dibutuhkan sikap menikmati keunikan karakter
anak juga bunda? dan berhenti dari kebiasan cerewat bin bawel itu?
J:
Namanya
anak itu pasti ada ributnya, berantem dengan saudara itu memang sudah biasa kan,
memang saling mengganggu dan iseng. Menjadi ibu cerewet itu penting pada moment-moment
tertentu. Anak mengenal banyak hal karena ibunya kasih tahu ini nanas, ini
ikan, bunga dll. Kalau ibunya tidak bawel anak kekurangan kosa kata.
Bawel
dan cerewet perlu untuk antisipasi gagal (misal naruh sesuatu miring), bahaya
(saat manjat-manjat atau mengingatkan ini jam makan, jam tidur, waktu belajar,
waktunya ngaji, dll). Jadi nikmati menjadi cerewet itu setidaknya sampai usia
12 tahun per anak (ini pengalaman bunda ya). Begitu SMP mulut bunda lebih banyak
diam mengamati, dan dialog dengan anak-anak remaja bunda. Bukan lagi harus di
di dikte terus.
T:
Bunda bagaimana cara biar bundanya tidak melow di tinggal anak ke pesantren, karena
perasaan bunda akan tersambung ke anak?!
J:
Anak
dekat sampai 12 tahun. Di usia 13 tahun dia jauh di pondok, saat fauzan
seminggu tidak bisa makan, pun saat izzadudin mondok sepekan airmata tidak abis-abis.
Saat yang bungsu 1 sebulan mellow saja. Yang pasti mellow itu wajar, namanya
sama anak. Tapi terus cari kesibukan yang kira-kira kalau setelah isya terlelap,
jadi tidak lama-lama inget anak-anak. Kemudian baca tulisan ustadz sahal
pimpinan pondok gontor berulang-ulang insyaAllah kuat... keep strong ya
Bunda.
T:
Bunda, di poin F no 4. tertulis: menyiapkan keturunan sebagai generasi
pemimpin. Apakah ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan? Dan bagaimana
mempersiapkn anak laki-laki menjadi pemimpin?
J:
Kan
dalilnya setiap kita adalah pemimpin, kalau dia laki-laki kelak paling minim
dia harus jaga izzah anak perempuan, ibunya, istri dan saudara perempuannya itu
sudah mutlaq wajib. Kalau perempuan bukankah dia akan menjadi ibu yang akan
diamanahi anak? Jadi harus memimpin anaknya itu. Ingatkan ini jamnya sholat,
ngaji, belajar, main dll.
Pemimpin
kan harus pandai memanage ya, coba kalau seorang anak tidak dilatih bagaimana
caranya uang jajan sepekan cukup dan masih bisa nabung. Kalau dibiarin boros?
Bisa-bisa saat dewasa jadi ibu, susu anak lupa tidak kebeli gara-gara asyik jalan-jalan,
arisan, nyalon dan shoping saja. Pahamkan anak laki-laki harus bisa iqomah,
azan, dan jadi imam. Karena betapa bersyukurnya bunda kalau 3 anak bunda yang
ngurus kematian bunda kelak. Paham bagaimana mentalqin, menjadi imam sholat
jenazah bunda dan lain-lain.
T:
No.
5. qudwah itu maksudnya apa ya Bunda?
J:
Qudwah
itu artinya cohtoh/teladan. Sering dengar rasul adalah qudwah hasanah artinya
contoh/tauladan yang baik. Jadi bapak itu harus kuat jaga lisan, jangan suka
ngomong cerai/jorok/kasar dll. Anak merekam. Jadi ibu itu harus punya agenda yang
dilihat anak itu bagus, bukan sekedar kongkow tidak jelas gitu. Saya terkesan dengan
satu tulisan yang bunyinya begini, “anak itu bisa jadi lupa apa
omongan/nasehat orang tuanya, yang bisa jadi masuk telinga kanan bablas lewat
telinga kiri alias tidak di gubris, tapi anak tidak akan pernah gagal memotret
apapun yang ia lihat dari orang tuanya”.
Misal
yang emaknya suka gosipin orang, anaknya bakal tumbuh tidak beda jauh bagaimana
caranya ia bisa gosip dengan teman-temannya.
T:
Bunda Azam, mau bertanya bagaimana kalau suami lebih sering menyerahkan urusan
kepada istri, katanya kalau dihandle istri lebih gampang terselesaikan.
Bagaimana solusinya?
J:
Nah
ini justru bunda begitu. Dulu almarhum abinya anak-anak menyerahkan semua
urusan seperti sekolah, listrik, air dan pulsa hpnya abi apa kata bunda. 3 anak
full bunda urus. Karena tidak ada khodimah/pembantu, makanya jemur, belanja,
masak, setrika, ngajarin baca iqro, dan alfabet pokoknya segala “endah”- kata
orang sunda- bunda yang handle. Hikmahnya adalah ketika abi berpulang, bunda tidak
down banget, karena dari A sampai Z anak-anak dan rumah memang bunda pegang. Jadi
syukuri saja, nikmati saja, ingat-ingat saja pahalanya borongan.
T:
Tanya bunda, apakah pengaruh didikan secara lansung dari ibu lebih berkesan
mendalam pada anak-anak dibanding ayahnya, apakah hal tersebut sunnatullah?
Sebagaimana nabi Ibrahim "meninggalkan" anak dan istrinya, namun sang
anak Ismail tumbuh menjadi anak yang bertauhidkan kuat?
J:
Kita
sering mendengar “al ummu madrosatun”. Ibu adalah madrasah. Ibu adalah sekolah.
Anak diawal-awal kelahirannya bonding terkuat itu dengan ibunya. Ibunya yang
paham bahasa bayi. Kapan dia lapar, pup, sakit dan lain-lain. Tapi dalam keluarga,
jika ibu adalah madrasah maka dalam satu sekolah mustahil tidak ada kepala sekolahnya
kan? Artinya ibu sebagai guru yang mengajar maka kepsek/ayah yang memberikan
aturan, ada undang-undang yang harus di patuhi di rumah itu. Kepsek/ayah wajib
paham apa yang boleh, haram dan wajib diterapkan di rumah. Dan dia sebagai ayah
adalah pelaku pertama yang mencontohkan.
Nabi
Ibrahim itu bukan membiarkan istri dan anaknya, tapi coba pahami dialognya, bahwa
Allah yang mencukupkan kebutuhan mereka berdua. Intinya nabi ibrahim mensholihkn dirinya dulu,
kemudian mendidik istrinya kuat, teguh dan tsabat akidahnya tentang suaminya yang
menjadi utusan Allah. Makanya ketika ditinggal di padang pasir, istrinya yakin
ini perintah Allah, bukan karena suaminya berniat menelantarknnya. Jadi teruslah
mensholihkan diri, insyaAllah jika akidah ibunya teguh anak yang dibimbingnya
akan kokoh.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment