Home » , , , » 5 RESEP DISIPLIN TANPA KEKERASAN ALA RASULULLAH SAW

5 RESEP DISIPLIN TANPA KEKERASAN ALA RASULULLAH SAW

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, February 21, 2018


 Kajian Online WA  Hamba الله SWT

Rabu, 21 Februari 2018
Rekap Kajian Grup Bunda G5
Narasumber : Ustadzah Riyanti
Tema : Kajian Parenting
  

Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungakan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.

AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.

Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah

Bismillahirrahmanirrahim...         


5 RESEP DISIPLIN TANPA KEKERASAN ALA RASULULLAH SAW


"Perintahkan anakmu supaya shalat ketika berumur 7 tahun  dan pukullah  mereka (jika tidak mau shalat) ketika berumur 10 tahun, serta pisahkanlah  mereka dalam  tempat tidurnya".

(HR.Abu Dawud, Al Hakim dan Baihaiqi). 

Memaknai hadist diatas jangan langsung bawa tongkat atau cambuk jika anak tidak shalat setelah umur 10 tahun. Karena nabi memerintahkan hal itu melalui sebuah latihan pembiasaan selama 3 tahun. Yaitu sejak anak umur 7 tahun sampai dengan 10 tahun. Lalu apa saja yang harus dilakukan agar anak tidak perlu dipukul dan secara sadar shalat tanpa membantah jika sudah waktunya ? Ini dia 5 resep Nabi Muhammad SAW dalam mendisiplinkan anak. 

1. Menanamkan Akidah Sebagai Pondasi.

Dalam Alquran, seorang ayah yang sholih bernama Luqman Al Hakim pertama kali menasehati anaknya adalah sebagai berikut : 

" Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman besar". 

Bermodal akidah yang kokoh maka kedisiplinan dalam menunaikan perintah Allah akan memicu anak untuk disiplin dan istiqomah dalam  berbagai aspek kehidupan. Jadi tanamkan sejak usia dini bahwa kalimat tauhid yang harus mereka jaga sampai mati adalah " La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah. 

2. Membiasakan Anak Rutin Beribadah

Tidak ada jaminan bahwa orangtua yang soleh dan taat ibadah akan mempunyai anak yang sama tingkat ibadahnya dengan orangtuanya. Begitupun sebaliknya, ada orangtua yang jarang ibadah tapi anaknya adalah ahli ibadah. Oleh karena itu apabila sebagai orangtua sudah merasa baik ibadahnya tidak boleh abai dalam mengingatkan anak untuk disiplin beribadah. Sedangkan  bagi orangtua yang masih labil dalam beribadah, ingatlah bahwa anak mencontoh dari orangtuanya. Jika ingin punya anak yang rajin beribadah maka perbaiki dulu ibadahnya. 

Salah satu ibadah yang wajib dilakukan bagi seorang muslim adalah shalat. Shalat  merupakan tiang ibadah. Jika seseorang sudah menyia-nyiakan kewajiban shalat maka pasti kewajiban lainnya juga lebih parah lagi alias tidak dikerjakan.  Ajak anak ke mesjid, jelaskan kenapa harus shalat, berikan perlengkapan shalat yang menarik sesuai usia anak. 

3. Mengenalkan Ahlak  Terpuji

Mengajarkan ahlakul karimah (mulia) kepada anak adalah hal penting yang harus dilakukan sejak usia dini.  Rasulullah bersabda : “ Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik ahlaknya”.   Manusia yang punya ilmu tinggi tapi tidak berahlak maka ilmunya tidak akan  bermanfaat tapi malah dimanfaatkan untuk berbuat kejahatan pada sesama. 

Cara mengajarkan ahlakul karimah ini adalah dengan pembiasaan. Pertama biasakan orangtua menemani anaknya saat aktivitas harian. Saat anak makan  ajak anak untuk berdoa sebelum makan, ajarkan cara makan  yang baik yaitu dengan tangan kanan.   Ketika anak ingin ke kemar mandi ajarkan doa ke kamar mandi. Apabila mau tidur bacakan cerita tentang kisah kisah teladan yang bisa dicontoh anak dan tak lupa ajarkan pula doa sebelum tidur. 

TANYA JAWAB

Q : Jika Anak sudah Baligh (dalam arti yang sudah dewasa) lalu sholatnya bolong-bolong.. Padahal sudah di suruh sholat.. Apalah dosanya  orangtuanya..?
A : Faktanya, kedewasaan (baligh) anak jaman now tidak diiringi dengan kematangan akal. Ini kenapa? Ini tanggung jawab orangtua untuk menjawabnya. Kuncinya di pendidikan berbasis fitrah. Apa itu? Mengapa pendidikan harus berbasis kepada fitrah?

1. Manusia dilahirkan secara alami dalam keadaan (disposition of nature) fitrah. Dalam definisi lain, fitrah disebut innate goodness (bawaan baik) dan orangtua tidak boleh merubahnya, baik sengaja karena obsesi, maupun tidak sengaja karena lalai. Diantara bawaan baik (innate goodness) itu adalah bahwa Fitrah adalah bawaan berupa Tauhid atau Islam sejak dilahirkan.

Jadi sejak lahir manusia sudah bertauhid atau berIslam sebagaimana QS alAraf (7):172. Maka orangtua sekali lagi dilarang menyimpangkannya, dalam makna lain bahwa mendidik anak menjadi shalih (Islam atau bertauhid) seharusnya lebih mudah daripada mendidik anak menjadi tidak shalih (selain islam atau tidak bertauhid). Mendidik berbasis fitrah secara otomatis adalah mendidik anak berbasis kepada Islam atau Tauhid.

Prof. Justin Barret dalam bukunya “Baby born Believer” menyatakan bahwa jika ada anak sejak lahir ditempatkan dalam sebuah pulau, tanpa intervensi apapun dari orangtua maupun lingkungan, maka dipastikan pasti menjadi orang yang percaya kepada Tuhan.

2. Fitrah, sebagaimana yang ditulis oleh Prof Dr Muhammad Yasien, adalah the Islamic concept of human nature. Kata fitrah maupun istilah yang serupa belum pernah dikenal oleh agama sebelumnya. Penyebab rusaknya agama agama sebelum Islam adalah menganggap ada sifat Tuhan dalam diri manusia atau menitisnya Tuhan dalam diri manusia (manunggaling kawulo gusti).

Begitupula penyebab rusaknya sistem pendidikan modern adalah menolak adanya fitrah dalam diri manusia, dan menganggap manusia kertas kosong (blank slate). Di era post modernisme, konsep “blank slate” sudah ditolak dan digantikan dengan “otak atik otak” dan diversifikasi kecerdasan, namun esensinya masih menolak fitrah atau jiwa manusia.

Penolakan bahwa manusia memiliki jiwa, menyebabkan rancangan konsep dan praktek pendidikan tidak pernah menyentuh jiwa manusia, maka lahirlah orang orang cerdas yang tak punya jiwa, mereka bergerak mekanistik dan robotik tanpa ruh.

Hari ini dunia menyesali sistem pendidikan mereka selama ini hanya melahirkan “human thinking” dan “human doing” bukan “human being”. Riset selama 15 tahun terhadap 19 orang alumni terbaik angkatan 90an di Harvard membuktikan bahwa manusia cerdas tanpa jiwa ini hanya menyengsarakan manusia termasuk dirinya sendiri dan alam semesta. Ini sesungguhnya tragedi kemanusiaan ketika manusia menjadi penyebab krisis alam dan krisis kehidupan.

Human Being atau manusia seutuhnya (insan kamil) hanya bisa dilahirkan melalui pendidikan yang berangkat dari Human Nature.

Penolakan atas adanya human nature (fitrah) jelas memunculkan pendidikan yang tidak melahirkan manusia seutuhnya (insan kamil at…


Q : Miris kadang mendengar di pemberitaan banyak sekali guru-guru pendidikan dasar yang dibully bahkan dibunuh hanya sekedar mendisiplinkan anak didiknya.. nanti makin lama guru pun cenderung takut dengan profesi mulia itu. Bagaimana seharusnya orang tua sebagai guru dirumah bisa bersinergi dengan pendidikan di sekolah agar terhindar dari hal demikian?
A : Pilih sekolah yang mendukung visi misi pengasuhan kita. Ortu juga harus aktif dalam forum-forum komunikasi yang ada di sekolah. Persepsi ortu kan ada, yang beranggapan kalo sudah di sekolah anak jadi tanggung jawab guru. Ini salah besar. Anak tetap amanah Allah untuk ortunya. Sekolah dan lingkungannya adalah wadah untuk menumbuhkan potensi/fitrahnya.


Q : Menurut ustadzah bagaimana dengan pelaksanaan e-raport? sepertinya disisi negatif berkurangnya interaksi antara ortu dan guru njeh?
A : Raport perlu sebagai laporan evaluasi sekolah ke ortu. Perlu di sisi administrasi. Model laporan di raport juga variannya banyak. Jadi jangan andalkan komunikasi dengan guru dari satu aspek saja. Maksimalkan kegiatan dewan kelas, komite sekolah. Ada sekolah yang ngadain family camping, family gatheting untyk ortu dan anaknya...


Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:



سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!